Anda di halaman 1dari 10

RESUME

ILMU TAJWID
Dosen pengampu: Dra.JAMILAH M.Pd.I

Kelompok 1
1.SINDY PRIADMANA PUTRI
2.KEREN ALTAN PALENSIA
3.DIANA
4.NOVA RISTA RAHMAWATI
5.SUKMA DEWI
6.JUWITA AWALIATUS SHOLEHAH
7.SALSA KHIAROTUL HASANA
8.HAFISAH
9.DELIS MAHPIROH
10.DILLA AULIVIA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
A. MAKHORIJUL HURUF DAN SIFAT HURUF

*Pengertian makhorijul huruf

Makhorijul huruf adalah tempat keluarnya huruf atau makhorijul huruf dibedakan menjadi lima
tempat. Berikut pembagian tempat yang menjadi keluarnya huruf :
1. Rongga mulut (al-jauf)

Huruf yang keluar dari Jauf adalah huruf-huruf mad yaitu alif (‫)ا‬, wawu (‫)و‬, dan ya' (‫)ي‬.

2. Tenggorokan (halaq)

Huruf hijaiyah yang bunyinya keluar dari tenggorokan dibedakan berdasarkan tiga tempat.

Pangkal tenggorokan, tempat keluarnya hamzah (‫ )ء‬dan ha' (‫)هـ‬,

Pertengahan tenggorokan, tempat keluarnya ha' (‫ )ح‬dan 'ain (‫)ع‬

Ujung tenggorokan, tempat keluarnya gho (‫ )غ‬dan kho' (‫)خ‬

3. Lidah (lisan)

Huruf hijaiyah yang makhrojnya ada di lidah berjumlah 10 yaitu, qof (‫)ق‬, kaf (‫)ك‬, jim (‫)ج‬, syin (‫)ش‬, ya' (
‫)ي‬, dho (‫)ض‬, lam (‫)ل‬, nun (‫)ن‬, ro (‫)ر‬, da (‫)د‬, ta' (‫)ت‬, tho' (‫)ط‬, shod (‫)ص‬, sin (‫)س‬, za (‫)ز‬, dzho (‫)ظ‬, tsa (
‫)ث‬, dan dzal (‫)ذ‬.

4. Dua bibir (asy-syafatain)

Makhorijul huruf yang dilafalkan melalui bibir, huruf-hurufnya terdiri dari fa (‫) ف‬, wawu ( ‫) و‬, ba' (‫) ب‬,
dan mim ( ‫) م‬.

5. Pangkal hidung (al-khaisyum)

Huruf hijaiyah yang keluar dari pangkal hidung umumnya hanya digunakan untuk bacaan gunnah.

Huruf-hurufnya terdiri atas nun bertasydid, mim bertasydid ( ‫) ّم‬, nun sukun ( ‫ ) ْن‬yang dibaca idghom
bighunnah, iqlab, dan ikhfa haqiqi, serta mim sukun yang bertemu dengan mim atau ba'.

*Sifat-sifat huruf

1. Hams dan Jahr

Hams memiliki arti dibaca samar. Hams adalah bisikan atau suara yang disamarkan. Maksudnya
adalah menghembuskan nafas pada saat mengucapkan huruf. Huruf-huruf yang memiliki sifat hams
ada 10 sebagai berikut:

‫فثهح صس ك تشخ‬

2. Syiddah, Rakhawah dan Bainiyyah

Syiddah artinya kuat/keras. Artinya adalah menahan sejenak suara di tempat keluarnya huruf,
kemudian melepaskannya karena makhraj-nya kuat. Jumlah huruf yang memiliki sifat Syiddah ada 8
yaitu:

: Rakhawah artinya lemah lembut atau lunak. Maksudnya adalah mengeluarkan suara bersamaan
dengan mengucapkan huruf tanpa hambatan karena lemah makhroj-nya. Jumlah huruf yang memiliki
sifat rakhawah ada 15 huruf yaitu:
‫ُخ ْذ َغ َّث َح َّظ ّفَّض ُش ْو ٍص َز َي َس اٍه‬
Bainiyyah (ada referensi yang menyebutkan dengan nama Tawassuth). Ini merupakan sifat diantara
Syiddah dan Rakhawah. Huruf yang memiliki sifat bainiyyah ada 5 yaitu:

‫ِلْن ُع َم ر‬

3. Isti’la dan Istifal

Isti’la artinya terangkat atau naik. Maksudnya adalah mengangkat sebagian besar lidah ke langit-
langit mulut saat pengucapan. Huruf yang memiliki sifat Isti’la ada 7 yang merupakan huruf tebal
yaitu :

‫ ظ‬,‫ ق‬,‫ ط‬,‫ غ‬,‫ ض‬,‫ ص‬,‫خ‬

Istifal artinya menurun (turun). Maksudnya adalah menurunkan sebagian besar lidah dari langit-
langit mulut ke dasar mulut saat mengucapkan huruf. Huruf yang memiliki sifat istifal ada 21 yaitu
huruf hijaiyah selain huruf-huruf isti’la.

4. Ithbaq dan Infitah

Ithbaq artinya menutup (tertutup). Maksudnya adalah menutup dua sisi lidah sehingga bertemu
dengan langit-langit mulut ketika mengucapkan huruf. Hurufnya ada 4 yaitu:

‫ ظ‬,‫ ط‬,‫ ض‬,‫ص‬

Infitah artinya terpisah (terbuka). Maksudnya adalah memisahkan dua sisi lidah dari langit-langit
mulut sehingga keluarlah nafas diantara keduanya saat mengucapkan huruf. Hurufnya ada 24 yaitu
selain huruf-huruf Ithbaq.

B. TANDA WAQOF DAN WASOL

* Pengertian Waqaf

Waqaf menurut bahasa mempunyai arti berhenti atau menahan. Sedangkan menurut istilah (ilmu
tajwid) pengertian waqaf adalah berhenti sejenak ketika membaca suatu lafadz atau kalimat yang
terdapat tanda waqaf guna mengambil nafas untuk melanjutkan kembali bacaan ayat selanjutnya.

Selain waqaf, terdapat juga wasal. Wasal berarti terus dibaca atau bersambung. Membaca Al-Qur'an
dengan wasal artinya jika ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan atau disambung
dengan kalimat berikutnya. Tanda waqaf dan wasal ini sering disebut dengan nama tanda- tanda
waqaf.

*. Macam-Macam Wakaf
Ada 4 (empat) macam waqaf, yaitu:

1. Waqaf Taamm )‫) (وقت) (نام‬Wakaf yang sempurna( Yaitu mewaqafkan (memberhentikan) suatu
bacaan secara sempurna, tidak terputus di tengah-tengah ayat atau bacaan. Sehingga tidak
mempengaruhi makna dari suatu ayat yang tengah dibaca. Karena tempat berhentinya tidak
berkaitan dengan ayat atau makna sebelum atau sesudahnya.
2. Waqar Kaaf )‫(وقت) كاف‬Waqayang wajar atau memadai.Yaitu mewaqafkan memberhentikan
suatu bacaan dengan sempurna. Tidak terputus di tengah-tengah ayat atau bacaan,
meskipun sebenarnya ayat tersebut masih mempunyai kaitan dengan arti dan ayat
sesudahnya.
3. Waqaf Hasan ‫) (وقت) حسن‬Waqar yang baik Yaitu mewaqafkan/memberhentikan bacaan tanpa
mempengaruhi dari arti dan ayat sesudahnya. Namun, secara bacaan ayat tersebut masih
berkaitan dengan ayat sesudahnya.
4. Waqar Qabiih )‫) (وقت (ق‬Waqaf yang buruk Yaitu mewaqafkan memberhentikan bacaan secara
tidak sempurna. Atau berhenti di tengah-tengah ayat.

Usahakan untuk menghindarinya, karena ketika berhenti di sini, lafadz dan arti yang kita jadikan
waqaf tersebut masih berkaitan dengan lafadz dan arti sesudahnya. Sehingga bisa membuat arti yang
berbeda pula pada suatu bacaan.

* Macam-Macam Tanda Waqaf

Berikut ini tanda waqaf yang sering ditemukan dalam Al-Qur'an:

1. Waqaf La Washal tanda waqaf () artinya "tidak boleh berhenti". Jika terdapat tanda waqaf ini di
tengah ayat, maka tidak diperbolehkan berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ini berada di akhir ayat
maka diperbolehkan berhenti.

Contoh Waqaf La Washal terdapat dalam surat An-Nahl ayat 32: ‫اَّلِذ يَن َتَتَو َّفاُهُم اْلَم اَل ِئَك ُة َطِّيِبيَن َيُقوُلوَن َس اَل ٌم َع َلْيُك م‬
..

2. Waqaf Lazim tanda baca (e) berarti "harus berhenti". Waqaf lazim juga disebut waqaf tamm
(sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan sempurnanya suatu kalimat. Jadi kalimat
sebelumnya tidak ada hubungannya dengan kalimat setelahnya. Contoh waqaf lazim terdapat dalam
surat Al-An'aam ayat 20:

‫ َك َم ا َيْع ِرُفوَن َأْبَناَء ُهُم اَّلِذ يَن َخ ِس ُروا‬،‫اَّلِذ يَن آَتْيَنُهْم اْلِكَتاَب َيْع ِرُفوَنُه‬

‫َأنُفَس ُهْم َفُهْم اَل ُيْؤ ِم ُنوَن‬


3. Waqaf Waqfu Aula tanda waqaf )‫ (قال‬berarti "diutamakan berhenti". Apabila pada ayat Al Qur'an
terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut. Contoh
Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-Maaida: 38

‫َو الَّساِرُق َو الَّساِرَقُة َفاْقَطُعوا َأْيِدَيُهَم ا َج َزاًء ِبَم ا َك َسَبا َنَكاَل ِم َن ِهَّللا َو ُهَّللا َع ِزيٌز َح ِكيٌم‬
4. Waqaf Muraqabah/Mu'anaqah tanda waqaf artinya "berhenti disalah satu tanda". Waqaf ini akan
selalu muncul sebanyak dua kali, dan kita harus berhenti disalah satu tanda waqah tersebut. Contoh
Waqaf Muraqabah/Mu'anaqah terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 2:
‫َذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ِفيِه ُهًدى ِّلْلُم َّتِقيَن‬
5. Saktah )‫ ساكته‬tanda waqaf () "Berhenti sejenak tanpa bernafas". Jadi apabila terdapat tanda waqaf
tersebut, maka anda harus berhenti sejenak sehingga memutus bacaan tetapi tidak diperbolehkan
bernafas. Di dalam Al-Qur'an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:

a. Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.

b. Di dalam surah Al-Qiyaamah, ayat 27, yaitu:

‫َوِقيَل َم ْن َر اٍق‬
c. Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.

d. Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.

6. Waqaf Jaiz tanda waqaf artinya "boleh berhenti atau boleh melanjutan". Contoh waqaf jaiz
terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35:

‫وُزْخ ُر ًفا َوِإن ُك ِّل َذ ِلَك َلَّم ا َم َتُع الَح َيوِة الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َر ُة ِع نَد َر ِّبَك ِلْلُم َّتِقيَن‬
7. Waqaf Waslu Ula tanda waqaf )‫ (صلی‬berarti "diutamakan untuk melanjutkan". Apabila menjumpai
tanda waqaf, kita boleh berhenti atau melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan untuk melanjutkan.
Contoh Waqaf Waslu Ula terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 44:

‫َوِإَّنُه َلِذ ْك ٌر َلَك َوِلَقْو ِم َك َو َسْو َف ُتْس َأُلوَن‬

*Pengertian wasol

Washal dalam Al-Quran adalah pengertian meneruskan bacaan ketika tilawah Al-Quran. Contoh-
contohnya dalam Al-Quran adalah tanda-tanda washal yang harus diperhatikan dengan baik, seperti
tanda sebaiknya melanjutkan, boleh berhenti atau boleh melanjutkan bacaan, hingga boleh berhenti
dalam kondisi terpaksa. Tanda-tanda washal dalam Al-Quran ada beragam, mulai dari tanda
sebaiknya melanjutkan, boleh berhenti atau boleh melanjutkan bacaan, hingga boleh berhenti dalam
kondisi terpaksa.

Berikut ini macam-macam tanda washal dalam Al-Quran yang harus dibaca:

1. Washal Jaiz: Tanda washal jaiz menunjukkan bahwa pembaca Al-Quran boleh melanjutkan
atau berhenti membaca. Tanda ini merupakan pilihan opsional bagi pembaca, serta tidak
mempengaruhi makna ayat Al-Quran yang dibacanya. Tanda washal jaiz juga memiliki
tingkatan, ada washal jaiz yang lebih baik meneruskan bacaan. Ada juga yang lebih baik
berhenti, serta washal jaiz yang tingkatannya setara: berhenti atau melanjutkan bacaan tidak
ada pengaruhnya sama sekali. Tanda washal jaiz ini sama seperti waqaf jaiz.
Contoh :
2. Waqaf Taamm: Waqaf Taamm yaitu mewaqafkan atau memberhentikan suatu bacaan secara
sempurna. Tidak memutuskan atau berhenti di tengah-tengah ayat atau bacaan. Sehingga
tida akan mempengaruhi makna dari suatu ayat yang tengah dibaca. Sebab tempat
berhentinya tidak ada hubungannya dengan ayat atau makna sebelum maupun sesudahnya.
Contoh:
3. Waqaf Kafi: Waqaf Kafi yaitu mewaqafkan atau memberhentikan suatu bacaan dengan
sempurna. Tidak terputus di tengah-tengah ayat atau bacaan, walaupun sebenarnya ayat
tersebut masih memiliki kaitan dengan arti dan ayat sesudahnya.
Contoh:
4. Waqaf Hasan: Waqaf Hasan yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan tanpa
mempengaruhi arti dan ayat sesudahnya. Namun, secara bacaan ayatnya masih sangat
berkaitan dengan ayat sesudahnya.
Contoh:
5. Waqaf Qabiih : Waqaf Qabiih yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak
sempurna / berhenti di tengah-tengah ayat.
Contoh:

C. MEMBACA TA’AWUD,BISMILLAH SERTA BACAAN GUNNAH MUSADDADAH

*Bacaan Basmalah dengan Ghunnah Musyaddadah merujuk pada hukum tajwid yang berlaku apabila
huruf Mim dan Nun dalam keadaan bertasydid ( ‫ ّم‬/ ‫) ّن‬. Ghunnah berarti dengung; suara yang
terdengar jelas dan nyaring yang keluar dari pangkal hidung (khaisyum). Musyaddadah berarti
bertasydid. Hukum bacaan ghunnah yaitu wajib dibaca mendengung apabila ada nun dan mim mati
atau sukun. Selain itu wajib pula dibaca dengung apabila ada nun dan mim yang bertasydid yang
disebut sebagai hukum bacaan ghunnah musyaddadah. Panjang ghunnah yaitu 1 alif atau 2
harakat/ketukan. Beberapa contoh bacaan ghunnah musyaddadah dalam Alquran antara lain: ; ‫ُثَّم ; ِاَّن‬
‫ْۢن‬
‫َلُي َبَذ َّن ; ِاَّنٓا; َع َّم ; ِاَّنَك ; الُّنْو َر ; َص ُد ٰق ِتِهَّن ; الِّنَس ۤا َء ; ِاَّنَك ; الَّناِس; َع َّم ; َاَّم ا; ِفْيِهَّن ; الَّنْج ُم‬
* Ghunnah Musyaddadah adalah Mendengungkan Suara Mim atau Nun Dua Ketukan, Ini Contohnya

* Ghunnah musyaddadah adalah hukum tajwid dalam membaca Al-Qur’an. Secara sederhana,
hukum bacaan ghunnah musyaddadah mengharuskan pembaca untuk mendengungkan suara mim
atau nun sebanyak dua ketukan.

Mendengungkan Suara Mim atau Nun

Ketika membaca Al-Qur'an, terdapat beberapa hukum tajwid yang perlu diperhatikan. Salah satunya
adalah hukum bacaan ghunnah musyaddadah yang terkait dengan huruf mim tasydid ( ‫ )ّم‬atau nun
tasydid ( ‫)ّن‬. Hukum bacaan ini mengharuskan penggunaan ghunnah atau dengung pada kedua huruf
tersebut. Istilah ghunnah secara bahasa berarti dengung, dan dalam istilah tajwid, ghunnah adalah
cara membunyikan huruf tertentu dengan mendengungkan suara dari pangkal hidung.

D. HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

Hukum ini sangat penting untuk dipelajari karena berkaitan dengan cara membaca Al-Qur'an dengan
benar. Nun sukun adalah nun mati, yaitu nun yang tidak berharakat. Sedangkan tanwin adalah tanda
baca nun yang terdiri dari tiga tanda, yaitu tanwin fathah (‫)ًــ‬, tanwin kasrah (‫)ٍــ‬, dan tanwin
dhommah (‫)ٌــ‬.

Hukum nun mati dan tanwin terdiri dari lima, yaitu izhar, idgham bigunnah, idgham bilagunnah,
iqlab, dan ikhfa. Kelima hukum nun mati dan tanwin ini memiliki cara baca dan huruf-huruf yang
berbeda-beda
1. Izhar adalah hukum nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf izhar.Izhar secara
bahasa artinya jelas dan halqi sendiri berarti tenggorokanAdapun huruf-huruf hukum nun mati dan
tanwir izhar halqi yaitu Alif atau Hamzah, Kha','Ain, Ha', Ghain, Ha'. Cara membaca hukum nun mati
ketika bertemu huruf tersebut adalah terang, jelas dan pendek, bunyi suaranya tetap jelas, tidak
samar, dan tidak mendengung.

Contoh izhar:

2. Idgham bighunnah adalah hukum bacaan yang melebur dan disertai dengungan atau yang berarti
memasukkan salah satu huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya. Lafal dari idgham
bighunnah tersebut haruslah mendengung jika bertemu empat huruf yaitu Nun, Mim, Wau, Ya'.

Contoh idgham bigunnah

3. Idqom bilagunnah bacaan tersebut berlaku jika nun atau tanwin bertemu huruf Lam dan Ra'.
Bacaan idgham bilaghunnah adalah membunyikan nun mati atau tanwin dengan memasukkannya
pada huruf sesudahnya dan dibaca tanpa mendengung

Contoh idgham bilagunnah:

4.Iqlab adalah suatu hukum bacaan Al-Quran yang terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu
dengan satu huruf saja yaitu huruf Ba'. Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin tidak lagi
dibaca sebagai nun atau tanwin berubah menjadi bunyi huruf mim.

Contoh Iqlab:

5.ikhfa adalah menyamarkan nun sukun ataupun tanwin karena adanya timbul suara dengung
apabila bertemu dengan huruf ikhfa. Huruf-huruf ikhfa yaitu Ta', Tsa’, Jim, Dal, Dzal, Zay, Sin, Syin,
Sod, Dhod, Tha', Zha, Fa', Qof, Kaf. Jika bertemu dengan huruf-huruf tersebut maka hukum nun mati
atau tanwin tersebut harus dibaca samar atau antara bacaan Izhar dan bacaan Idgham

Contoh ikhfa
E. HUKUM BACAAN MIM MATI

*Mim mati atau mim sukun adalah mim yang harakat sukun, atau mim yang tidak berharakat
sehingga tidak dapat dibunyikan kecuali diawali huruf lain yang hidup (berharakat fathah, kasrah dan
dammah).

1. Ikhfa' Syafawi

Arti Ikhfa' adalah menyamarkan, sementara Syafawi berasal dari kata syafatun yang berarti bibir. Jadi,
ikhfa syafawi berarti menyamarkan bacaan di bibir, karena hurufnya keluar dari bibir.

Ikhfa' syafawi terjadi ketika mim mati bertemu dengan huruf ba (‫)ب‬. Cara membacanya adalah
dengan menyamarkan bacaan mim mati di bibir sambil didengungkan.

Contoh ikhfa’ syafawi

2. Idgham Mimi

Idgham mimi disebut dengan idgham mitsli atau idgham mutamatsilain. Cara membacanya adalah
seperti membaca mim rangkap atau mim yang ditasyidkan.

Hukum ini berlaku ketika mim mati ( ‫ )ْم‬berjumpa dengan huruf mim (‫)م‬. Cara bacanya menjadi satu
seolah-olah menjadi mim bertasydid dengan disertai dengungan (ghunnah).

Contoh idgham mimi

3. Izhar Syafawi

Izhar berarti menjelaskan menyamarkan, sedangkan syafawi berarti bibir. Jadi, izhar syafawi berarti
membaca jelas dengan bibir.

Izhar syafawi terjadi apabila mim mati bertemu huruf-huruf hijaiyah selain mim ( ‫ )ْم‬dan ba (‫)ب‬. Cara
bacanya dengan menyuarakan mim mati dengan jelas di bibir serta mulut tertutup.

Contoh izhar syafawi

Anda mungkin juga menyukai