Anda di halaman 1dari 11

F.

Kajian Pustaka

1. Ilmu Tajwid

1) Pengertian Ilmu

Secara harfiahnya ilmu merupakan pengetahuan, tetapi di sini ada

kelanjutan lebih lanjut tentang pengertian ilmu (sain) yaitu sebuah pengetahuan

manusia yang diperoleh dengan peneletian (riseta) terhadap objek-objek yang

empiris, antara benar atau tidaknya sebuah ilmu itu akan bergantung pada logis

atau tidak dan ada tidaknya bukti empiris yang mendukungnya. Jadi dapat penulis

simpulkan bahwa ilmu merupakan sebuah pengetahuan yang logis dan di dalamnya

memuat bukti yang empiris.1

2) Pengertian Tajwid

Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada-yujawwidu-tajwidan yang

berarti membaguskan atau membuat jadi bagus. Tajwid juga dapat diartikan

membaguskan bacaan, huruf-huruf, kalimat-kalimat Al-Quran satu persatu dengan

teratur perlahan dan tidak terburu-buru sesuai dengan hukum-hukum tajwid.2

Berangkat dari penegrtian tersebut maka kita sudah seyogyanya mempelajri tajeid

dalam pembelajaran membaca Al-Quran karena jika tajwid salah, maka itu akan

berakibat sangat fatal terhadap bacaan kita karena akan merubah makna dalam setiap

kalimat yang kita baca. Kita bahkan tidak akan mendapatkan barokah dari Al-Quran,

melainkan dosa karena telah merubah bacaan yang merubah maknanya.

1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Cet.3, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 21.
2
Dea Prasmanita Rahmani, “Implementasi Pembelajaran Tajwid dan Ketereampilan Membaca Al-
Quran dalam Materi Al-Quran Hadits pada Siswa Kelas VII MTs Al-Manar Bener Tengaran Tahun Ajaran
2016/2017, (Skripsi, FTIK IAIN Salatiga, Salatiga, 2017), hlm. 18.
3) Macam-Macam Tajwid

a. Makhorijul Huruf

Secara bahasa makhraj yang memiliki arti mawadhu’ul khuruj, yaitu

tempat kerluarnya huruf. Sedangkan jika ditinjau dari segi istilah, makhorijul

huruf berarti tempat keluarnya huruf yang akan membedakann penyebutan

huruf yang satu dengan huruf yang lain. Hal inilah yang menyebabkan

makhorijul huruf menjadi sangat penditng dalam aspek tajwid.

Adapun jenis makhorijul hururf yang telah disepakati ooleh para Imam

qurra’ yaitu:

1) Al-jawf (lobang tenggorokan/rongga mulut), yaitu tempat keluarnya huruf

madd (huruf yang dibaca panjang) seperti ‫أو‬-‫إي‬-‫أ‬

2) Aqshal Halq (tenggorokan bawah), yaitu tempat keluarnya huruf ‫ ء‬dan ‫ﻫ‬

3) Wasathal halq (tenggorokan tengah), yaitu tempat keluarnya huruf ‫ ﻉ‬dan ‫ﺡ‬

4) Adnal halq (tenggorokan atas), yaitu tempat keluarnya huruf ‫ ﻍ‬dan ‫ﺥ‬

5) Aqshal lisan (pangkal lidah dekat anak lidah dengan langit-langit yang

lurus di atasnya), yaitu tempat keluarnya huruf ‫ﻕ‬

6) Aqshal lisan (pangkal lidah sedikit lebih bawah dari makhroj huruf qaf (‫)ﻕ‬,

dan tetap sejajar dengan langit-langit atas), yaitu tempat keluarnya huruf ‫ﻙ‬

7) Washatul lisan (lidah bagian tengah) yaitu tempat keluarnyahuruf ‫ ي‬-‫ ﺵ‬-‫ﺝ‬

8) Ihda hafatil lisan (salah satu tepi lidah dengan geraham atas), yaitu tempat

keluarnya huruf ‫ﺽ‬

9) Hafatul lisan adnaha ila muntaha min tharafahu (lidah bagian depan

setelah makhroj ‫ ﺽ‬dengan gusi yang atas), yaitu tempat keluarnya huruf ‫ﻝ‬

10) Tharful lisan asfalal lam qalilan (pinggir lidah atau ujung lisan dengan gusi

atas agak keluar sedikit dari makhroj ‫)ﻝ‬, yaitu tepat keluarnya huruf ‫ﻥ‬
11) Tharful lisan ma’a zaril lisan (ujung lidah bersama punggung lidah), yaitu

tempat keluarnya huruf ‫ﺭ‬

12) Tharful lisan wa ushul al-thinaya al-‘ulya musa’adam lia jihat al-hunuq

(ujung lidah dengan pangkal dua buah gigi depan sebelah atas), yaitu

tempat keluarnya huruf ‫ ﺩ‬-‫ ﺕ‬- ‫ﻁ‬

13) Tharful lisan wa fawqal thinaya al-sufla (ujung lidah dengan rongga anatar

gigi atas dan gigi bawah), dekat dengan gigi atas, yaitu tempat keluarnya

huruf ‫ ﺫ‬-‫ ﺱ‬-‫ﺹ‬

14) Tharfu lisan wa athraful thinaya al-ulya (ujung lidah dengan ujung dua

buah gigi yang atas), yaiut tempat keluarnya huruf ‫ ﺫ‬-‫ ﺱ‬-‫ﻅ‬

15) Bathnul shaffah as-sufla wa athraful tinaya al-ulya (bagian tengah dari

bibir bawah dengan ujung duah buah gigi yang atas), yaitu tempat

keluarnya huruf ‫ﻑ‬

16) Bainas syafatayn (antara kedua bibir), yaitu tempat keluarnya hururf ‫ ﺏ‬-‫ ﻡ‬-
3
‫و‬

17) Al-khaisyum (pangkal hidung), yaitu tempat keluarnya huruf ‫ ﻥ‬dan ‫ ﻡ‬yang

bertasydid baik ketika idgham maupun ikhfa’.4

b. Sifat huruf

Jika ditinjau dari segi bahasa, sifat memiliki arti adanya sesuatu yang

disebabkan oleh adanya pengertian yang kemudian disandarkan kepadanya,

namun ia bukan merupakan hakikat sesungguhnya. Sedangkan jika ditinjau dari

segi istilah, sifat diartikan sebagai tata cara menampakkan huruf ketika huruf itu

sampai pada tempat keluarnya, baik yang dibaca terang, lunak, kera, maupun

3
M. Zaidi Abdad, Sukses Membaca AL-Quran, (Mataram: Pusat Pengembangan Bahasa (p2b), 2016),
hlm. 43-47
4
Ibid., hlm. 48.
samar dan lain sebagainya. Dari kedua pengertian tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa sifat huruf adalah sebuah perilaku bunti yang akan diketahui

apabila melalui penyuaraan huruf.

Adapaun bagian-bagian dari sifat huruf yaitu:

1) Hams, yang berarti terang dan apabila diucapkan atau ketika dimatikan akan

berdesis (nafas terlepas). Contohnya ‫ ﻑ‬- -‫ ﻫ‬-‫ﻃﺡ‬

2) Jahr, yang berarti tampak atau terang dan apabila diucapakan dan dimatikan

tidak berdesis (nafas tertahan), contohnya ‫ ﺝ‬-‫ ﺩ‬-‫ﺏ‬

3) Syiddah, yaitu kuat yang dimana jika hurufnya dimatikan maka suara akan

tertahan atau terhenti. Contohnya ‫ ﺝ‬-‫ ﺩ‬-‫ﺏ‬

4) Rikhwah, yaitu huruf yang dibaca lunak dan kendor. Dalam artian apabila

huruf itu diucapkan maka suarnaya terlepas atau masih berjalan beserta

keluarnya huruf tersebut. Contohnya adalah ‫ﻍ‬

5) Tawassuth, yang berarti tengah-tengah yaitu ketika hurufnya dimatikan maka

bunyinya akan tertahan dan terlepas. Contohnya ‫ﻥ‬

6) Isti’la’, yaitu naik atau terangkat. Pengucapannya yaitu ketika dimatikan

maka lidah akan naik terangkat ke langit-langit mulut. Contohnya ‫ ﺥ‬-‫ ﻍ‬-‫ﺯ‬

7) Istifal, yaitu huruf yang dibaca turun atau ke bawah yang ketika

pengucapannya atau dimatikan lidah akan turun ke dasar mulut. Contoh

hurufnya ‫ ﻥ‬-‫ ﺱ‬-‫ي‬

8) Ithbaq, yang berarati melekat. Artinya jika diucapkan atau dimatikan lidah

akan melekat ke langit-langit mulut. Contoh hurufnya ‫ ﺹ‬-‫ ﺽ‬-‫ ﻁ‬-‫ﺫ‬

9) Infitah, yang berarti terbuka, maksudnya adalah apabila diucapkan atau

dimatikan lidah akan merenggang dari langit-langit mulut. Contoh huruufnya

selain ithbaq.
10) Idhlaq, brearti ujung yaitu hruf-huruf yang keluar dari ujung lidah atau ujung

bibir, karena itu cepat terucapkan. Contoh hurufnya adalah ‫ ﻑ‬-‫ ﺭ‬-‫ ﻡ‬-‫ ﻥ‬-‫ ﻝ‬-‫ﺏ‬

11) Ishmat, yang berarti menahan atau diam. Artinya huruf itu ketika diucapkan

dia akan lamban atau kurang cepat. Coontoh hurufnya adalah semua huruf

selain idhlaq.

12) Shafir, yang berarti siul atau siruit yang apabila, diucapkan atau dimatikan

mempunyai suara siruit seperti burung atau belalang. Contoh hurufnya yaitu

‫ ﺹ‬-‫ ﺯ‬-‫ﺱ‬

13) Qalqalah, yang berarti goncangan. Yaitu huruf yang apabila diucapkan atau

dimatikan terjadi goncangan pada makhrojnya sehingga akan terdengar suara

pantulan yang kuat. Contohnya ‫ ﺏ‬-‫ ﺝ‬-‫ ﺩ‬-‫ ﻁ‬-‫ﻕ‬

14) Lyn, yang berarti lunak yaitu ketika ketika diucapkan atau dimatikan akan

keluar secara lunak tanpa paksaan. Contohnya ‫ و‬dan ‫ي‬

15) Inhiraf, yang berarti condong, yaitu apabila huruf itu diucapkan ia condong

dari makhrojnya sendiri ke makhroj yang lain. Contohnya adalah ‫ ﻝ‬dan ‫ﺭ‬

16) Takrir, yang berarti mengulang, yaitu apabila huruf itu diucaokan maka

ujung lidah akan tergetar arau terulang. Contonhya ‫ﺭ‬

17) Tafashshi, yang berarti tersebar atau meluas, yaitu huruf yang apabila si

ucapkan atau dimatikan maka angin yang keluar iut merata dalam mulut.

Contoh hurufnya adalah ‫ﺹ‬

18) Isthithalah, yang berarti memanjang, yaitu apabila terbaca maka bacaan

memanjang mulai dari suara dari permulaan tepi lidah higga penghabisan.

Contoh hurufnya ‫ﺽ‬

19) Ghunnah, yaang berarti dengung dalam hidung yang terjadi pada bacaan

idgham dan ikhfa.


c. Hukum nun mati dan tanwin

Adapun yang dimaksud dengan nun mati adalah huruf nun yang tidak

berbaris. Sedangkan tanwin adalah yang berbaris ganda seperti fathah tain,

kasrah tain, dan dhammahtain. Hukum nun mati dan tanwin di bagi menjadi:

1) Izhar halqi, yaitu apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu

huruf halqi yang enam yaitu ‫ ﻉ‬-‫ ﺡ‬-‫ ﻍ‬-‫ ﺥ‬-‫ ﺀ‬-‫ﻫ‬

2) Idham, yang artinya memasukkan atau mentasydidkan. Idgham dibagi

menjadi dua yaitu:

a. Idgham bigunnah, yaitu cara membacanya harus di dengung atau

ditasydidkan. Cotohnya ‫ ي‬-‫ ﻥ‬-‫ ﻡ‬-‫و‬

b. Idgham billagunnah, yaitu apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan

‫ ﻝ‬dan ‫ ﺭ‬tetapi tidak di dengung melainkan disandarkan pada bacaan ‫ ﻝ‬dan

‫ﺭ‬.

3) Iqlab, yaitu dua bibir. Contoh hurunya ‫ﺏ‬

4) Ikhafa’ haqiqi, yaitu membaca dengan samar-samar ketika nun sukun atau

tanwin bertemu dengan huruf ikhfa’ seperti ‫ ﺕ‬-‫ ﺙ‬-‫ ﺝ‬-‫ ﺩ‬-‫ﺫ‬- ‫ ﺯ‬- ‫ ﺱ‬-‫ ﺵ‬- ‫ ﺹ‬-‫ ﺽ‬-

‫ ﻁ‬-‫ ﻅ‬- ‫ ﻑ‬-‫ ﻕ‬-‫ﻙ‬

d. Hukum mim mati dan klasifikasi idgham

Mim mati di sini diartikan sebagai huruf mim yang tidak berbaris.

Adapun jenis mim mati yaitu:

1) Ikhfa’ safawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan hurhf ‫ﺏ‬, maka bacaan

mim dan ba’nya di baca secara samar-samar.

2) Idgham mimi/mitslayn, yaitu mim mati bertemu dengan mim maka bacaannya

di harakatnya atau didengung.


3) Izhar safawai, yaitu ketika mim mati bertemu dengan huruf selain mim dan

ba’ dan bacaan mim sukunnya dibaca terang dan jelas.

Adapun jenis atau klasifikasi dari idgham yaitu:

1) Idgham mutatsilayn, yaitu apabila dua huruf yang sama, yang satunya sukun dan

satunya huruf hidup maka cara membcanya adalah dimasukkan atau ditasydidkan

dengan huruf yang kedua.

2) Idgham mutaqarribayn, yaitu ketika ada dua huruf yang agak sama pengucapannya

yang satunya mati dan satunya hidup, maka disandarkan bacaannya yang kedua.

3) Idgham mutajanisayn, yaitu mentasydid huruf yang mati ke huruf kedua setelahnya.

e. Madd wal Qasr

1) Pengertian Madd wal Qasr

Mad memiliki arti al-maddu ialah memperpanjangkan suara bacaan

dengan salah satu hurhf dari pada huruf-huruf al-madd yang tiga ‫ ﺍ‬-‫ و‬-‫ي‬.

Adapun sebab-sebab itu antara lain adalah:

a. Huruf alif yang telah didahului oleh fathah

b. Huruf waw sukun yang didahuui oleh baris dhammah

c. Huruf ya’ sukun yang telah didahului oleh baris kasrah

Adapun mad terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya yaitu:

a. Mad Thabi’i adalah mad yang tidak bertemu dengan hamzah, sukun dan

tasydid dan panjangnya satu Alif (dua harakat).

b. Mad Far’i, dibagi menjadi 14 yaitu:

1) Mad Wajib Muttashil, yaitu apabila ada Mad Thabi’i bertemu

hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya 5 harakat.

2) Mad Jaiz Munfashil, yaitu apabila ada Mad Thabi’i bertemu hamzah

dilain kalimat. Panjangnya 5 harakat.


3) Mad Lazim Mutsaqqal Kilmiy, yaitu apabila ada Mad Thabi’i

bertemu dengan huruf yang bertsydid di dalam satu kalimat atau

perkataan. Panjangnya tiga alif atau enam harakat.

4) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmy, yaitu apa bila ada Mad Thabi’i

bertemu dengan huruf yang berharakat sukun tidak diakhir

perkataan. Panjangnya tiga alif atau enam harakat.

5) Mad Layyin, yaitu apabila ada huruf Mad Thabi’i didahului harakat

fathah, sesudah itu berakhir pula dengan huruf mati lainnya karena

diwaqafkan. Panjangnya boleh dibaca satu alif, dua alif, dan tiga alif.

6) Mad ‘Aridllisukun, yaitu apabila ada huruf Mad Thabi’i yang

sesudahnya ada waqaf (tempat berhenti).

7) Mad Shilah di bagi menjadi dua:

a. Mad Shilah Qashirah (pendek), apabila ada (haa’ dhamir) berada

sesudah huruf yang berharakat cara membacanya dipanjangkan

sampai satu alif atau dua harakat.

b. Mad Shilah Thawiilah (panjang), apabila ada (haa’ dhamir)

bertemu dengan hamzah (‫)ء‬. Cara membacanya sampai dua

setengah alif (lima harakat) atau satu alif (dua harakat).

8) Mad Iwad, yaitu apabila ada mad fathatain dibaca waqaf, selain ta’

marbutha panjangnya satu alif dua harakat.

9) Mad Badal, yaitu apabila ada huruf hamzah bertemu dengan huruf

mad thabi’i yang berasal dari hamzah sukun, kemudian hamzah

dirubah menjadi alif, wawu, atau yaa’.

10) Mad Lazim Harfii Mukhaffaf, yaitu huruf-huruf di awal surat yang

terdiri dari salah satu atau lebih dari huruf-huruf kha’, yaa’, thaa’,
haa’, dan raa’. Cara membacanya harus dipanjangkan satu alif atau

dua harakat atau sama dengan panjang Mad Thabi’i.

11) Mad Lazim Harfii Mutsaqqal, apabila permulaan surat berpa salah

satu atau lebih dari huruf-huruf yang delapan berikut : nun, qaaf,

shaad, ‘ain, siin, laam, kaaf, miim. Cara membacanya harus

dipanjangkan seperti Mad Lazim, yaitu tiga alif atau enam harakat.5

12) Mad Lazim Musyabaa’, yaitu seperti Mad Lazim Harfii Mutsaqqal

hanya saja sesudah Mad terdapat suara huruf mati yang tidak

diidghamkan atau ditasydidkan. Cara membacanya harus

dipanjangkan seperti Mad Lazim yaitu tiga alif.

13) Mad Tamkiin, yaitu apabila ada yaa’ sukun yang didahului dengan

huruf yaa’ yang bertasydid dan harakatnya kasrah. Cara

membacanya ditepatkan pada tasydid dan Mad Thobi’i.

14) Mad Farq, yaitu Mad yang didahului hamzah bertemu sukun. Cara

membacanya harus dipanjangkan sampai tiga alif atau enam

harakat.6

4) Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah karena ilmu tajwid

sebagai pedoman kita dalam membaca Al Qur‟an sehingga dapat mencegah

kesalahan dalam pelafadzan huruf hijaiyah dalam membaca Al-Quran. Fardhu

kifayah artinya adalah wajib mempelajari teteapi bisa terwakilkan oleh yang lain.

Jika sudah ada yang menguasai maka kewajiban yang lain bisa gugur tetapi

5
Dea Prasmanita Rahmani, “Implementasi Pembelajaran Tajwid dan Ketereampilan Membaca Al-
Quran dalam Materi Al-Quran Hadits pada Siswa Kelas VII MTs Al-Manar Bener Tengaran Tahun Ajaran
2016/2017, (Skripsi, FTIK IAIN Salatiga, Salatiga, 2017), hlm.25-28
6
Ibid., hlm.28.
meskipun begitu mempelajari ilmu tajwid tetap ditekankan dalam pengaplikasian

membaca Al-Quran.

5) Tujuan Pembelajaran Ilmu Tajwid

Adapun beberapa tujuan mempelajari ilmu tajwid diantaranya yaitu:

a. Memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memeliharan

lisan dari kesalahan membaca.

b. Untuk memberi tuntutan bagaimana cara pengucapan ayat-ayat yang tepat,

sehingga lafal dan maknanya terpelihara.

c. Mempraktikkan kaidah-kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran.

d. Memelihara bacaan Al Qur‟an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara

lisan dari kesalahn membaca.

2. Kemampuan membaca Al-Quran

Ditinjaun dari pengertian KBBI, kemampuan memiliki arti kecakapan atau

keahlian dalm sebuah bidang. Sedangkan membaca berarti melihat serta memahami isi

dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati. Sedangkan Al-Quran

merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril untuk di baca,

dipahami, dan diamalkan sebaagi petunjuk atau pedok=man hidup bagi umat manusia.

Adapun tata cara dalam membaca Al-Quran adalah sebagai berikut:

1) Membaca dengan tartil. Artinya adalah bacaan AL-Quran dilakukan dengan tempo

yang lambat/pelan dan jelas serta melafalkan setiap hurufnya sesuai dengan

makhrojnya masing-masing.

2) Membaca dengan tahqiq, yaitu membaca AL-Quran dengan cara memperhatikan

hak-hak huruf yang disertai dengan pelafalan setiap huruf yang jelas. Tahqiq ini

diperuntukkan untuk pengajaran membaca Al-Quran sedangkan tartil digunakan


untuk memikirkann, merenungkan dan mengambil hukum serta makna yang

terkandung dalam ayat yang dibaca.

3) Membaca dengan cara Hadr, merupakan sejenis bacaan cepat tetapi memperhtaikan

hukum-hukum tajwid dan menghindarkan diri dari keslahan dalam melafalkan

setiap huruf yang di baca.

4) Membaca dengan cara Tadwir, yaitu cara membaca Al-Quran dengan kecepatan

yang pelan (tartil) dan cepatn (hadr).7

7
M. Zaidi Abdad, Sukses Membaca AL-Quran, (Mataram: Pusat Pengembangan Bahasa (P2B),
2016), hlm.38-39.

Anda mungkin juga menyukai