Kajian Pustaka
1. Ilmu Tajwid
1) Pengertian Ilmu
kelanjutan lebih lanjut tentang pengertian ilmu (sain) yaitu sebuah pengetahuan
empiris, antara benar atau tidaknya sebuah ilmu itu akan bergantung pada logis
atau tidak dan ada tidaknya bukti empiris yang mendukungnya. Jadi dapat penulis
simpulkan bahwa ilmu merupakan sebuah pengetahuan yang logis dan di dalamnya
2) Pengertian Tajwid
berarti membaguskan atau membuat jadi bagus. Tajwid juga dapat diartikan
Berangkat dari penegrtian tersebut maka kita sudah seyogyanya mempelajri tajeid
dalam pembelajaran membaca Al-Quran karena jika tajwid salah, maka itu akan
berakibat sangat fatal terhadap bacaan kita karena akan merubah makna dalam setiap
kalimat yang kita baca. Kita bahkan tidak akan mendapatkan barokah dari Al-Quran,
1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Cet.3, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 21.
2
Dea Prasmanita Rahmani, “Implementasi Pembelajaran Tajwid dan Ketereampilan Membaca Al-
Quran dalam Materi Al-Quran Hadits pada Siswa Kelas VII MTs Al-Manar Bener Tengaran Tahun Ajaran
2016/2017, (Skripsi, FTIK IAIN Salatiga, Salatiga, 2017), hlm. 18.
3) Macam-Macam Tajwid
a. Makhorijul Huruf
tempat kerluarnya huruf. Sedangkan jika ditinjau dari segi istilah, makhorijul
huruf yang satu dengan huruf yang lain. Hal inilah yang menyebabkan
Adapun jenis makhorijul hururf yang telah disepakati ooleh para Imam
qurra’ yaitu:
2) Aqshal Halq (tenggorokan bawah), yaitu tempat keluarnya huruf ءdan ﻫ
3) Wasathal halq (tenggorokan tengah), yaitu tempat keluarnya huruf ﻉdan ﺡ
4) Adnal halq (tenggorokan atas), yaitu tempat keluarnya huruf ﻍdan ﺥ
5) Aqshal lisan (pangkal lidah dekat anak lidah dengan langit-langit yang
6) Aqshal lisan (pangkal lidah sedikit lebih bawah dari makhroj huruf qaf ()ﻕ,
dan tetap sejajar dengan langit-langit atas), yaitu tempat keluarnya huruf ﻙ
7) Washatul lisan (lidah bagian tengah) yaitu tempat keluarnyahuruf ي- ﺵ-ﺝ
8) Ihda hafatil lisan (salah satu tepi lidah dengan geraham atas), yaitu tempat
9) Hafatul lisan adnaha ila muntaha min tharafahu (lidah bagian depan
setelah makhroj ﺽdengan gusi yang atas), yaitu tempat keluarnya huruf ﻝ
10) Tharful lisan asfalal lam qalilan (pinggir lidah atau ujung lisan dengan gusi
atas agak keluar sedikit dari makhroj )ﻝ, yaitu tepat keluarnya huruf ﻥ
11) Tharful lisan ma’a zaril lisan (ujung lidah bersama punggung lidah), yaitu
12) Tharful lisan wa ushul al-thinaya al-‘ulya musa’adam lia jihat al-hunuq
(ujung lidah dengan pangkal dua buah gigi depan sebelah atas), yaitu
13) Tharful lisan wa fawqal thinaya al-sufla (ujung lidah dengan rongga anatar
gigi atas dan gigi bawah), dekat dengan gigi atas, yaitu tempat keluarnya
14) Tharfu lisan wa athraful thinaya al-ulya (ujung lidah dengan ujung dua
buah gigi yang atas), yaiut tempat keluarnya huruf ﺫ- ﺱ-ﻅ
15) Bathnul shaffah as-sufla wa athraful tinaya al-ulya (bagian tengah dari
bibir bawah dengan ujung duah buah gigi yang atas), yaitu tempat
16) Bainas syafatayn (antara kedua bibir), yaitu tempat keluarnya hururf ﺏ- ﻡ-
3
و
17) Al-khaisyum (pangkal hidung), yaitu tempat keluarnya huruf ﻥdan ﻡyang
b. Sifat huruf
Jika ditinjau dari segi bahasa, sifat memiliki arti adanya sesuatu yang
segi istilah, sifat diartikan sebagai tata cara menampakkan huruf ketika huruf itu
sampai pada tempat keluarnya, baik yang dibaca terang, lunak, kera, maupun
3
M. Zaidi Abdad, Sukses Membaca AL-Quran, (Mataram: Pusat Pengembangan Bahasa (p2b), 2016),
hlm. 43-47
4
Ibid., hlm. 48.
samar dan lain sebagainya. Dari kedua pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa sifat huruf adalah sebuah perilaku bunti yang akan diketahui
1) Hams, yang berarti terang dan apabila diucapkan atau ketika dimatikan akan
2) Jahr, yang berarti tampak atau terang dan apabila diucapakan dan dimatikan
3) Syiddah, yaitu kuat yang dimana jika hurufnya dimatikan maka suara akan
4) Rikhwah, yaitu huruf yang dibaca lunak dan kendor. Dalam artian apabila
huruf itu diucapkan maka suarnaya terlepas atau masih berjalan beserta
maka lidah akan naik terangkat ke langit-langit mulut. Contohnya ﺥ- ﻍ-ﺯ
7) Istifal, yaitu huruf yang dibaca turun atau ke bawah yang ketika
8) Ithbaq, yang berarati melekat. Artinya jika diucapkan atau dimatikan lidah
selain ithbaq.
10) Idhlaq, brearti ujung yaitu hruf-huruf yang keluar dari ujung lidah atau ujung
bibir, karena itu cepat terucapkan. Contoh hurufnya adalah ﻑ- ﺭ- ﻡ- ﻥ- ﻝ-ﺏ
11) Ishmat, yang berarti menahan atau diam. Artinya huruf itu ketika diucapkan
dia akan lamban atau kurang cepat. Coontoh hurufnya adalah semua huruf
selain idhlaq.
12) Shafir, yang berarti siul atau siruit yang apabila, diucapkan atau dimatikan
mempunyai suara siruit seperti burung atau belalang. Contoh hurufnya yaitu
ﺹ- ﺯ-ﺱ
13) Qalqalah, yang berarti goncangan. Yaitu huruf yang apabila diucapkan atau
14) Lyn, yang berarti lunak yaitu ketika ketika diucapkan atau dimatikan akan
15) Inhiraf, yang berarti condong, yaitu apabila huruf itu diucapkan ia condong
dari makhrojnya sendiri ke makhroj yang lain. Contohnya adalah ﻝdan ﺭ
16) Takrir, yang berarti mengulang, yaitu apabila huruf itu diucaokan maka
17) Tafashshi, yang berarti tersebar atau meluas, yaitu huruf yang apabila si
ucapkan atau dimatikan maka angin yang keluar iut merata dalam mulut.
18) Isthithalah, yang berarti memanjang, yaitu apabila terbaca maka bacaan
memanjang mulai dari suara dari permulaan tepi lidah higga penghabisan.
19) Ghunnah, yaang berarti dengung dalam hidung yang terjadi pada bacaan
Adapun yang dimaksud dengan nun mati adalah huruf nun yang tidak
berbaris. Sedangkan tanwin adalah yang berbaris ganda seperti fathah tain,
kasrah tain, dan dhammahtain. Hukum nun mati dan tanwin di bagi menjadi:
1) Izhar halqi, yaitu apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu
huruf halqi yang enam yaitu ﻉ- ﺡ- ﻍ- ﺥ- ﺀ-ﻫ
b. Idgham billagunnah, yaitu apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan
ﺭ.
4) Ikhafa’ haqiqi, yaitu membaca dengan samar-samar ketika nun sukun atau
tanwin bertemu dengan huruf ikhfa’ seperti ﺕ- ﺙ- ﺝ- ﺩ-ﺫ- ﺯ- ﺱ- ﺵ- ﺹ- ﺽ-
Mim mati di sini diartikan sebagai huruf mim yang tidak berbaris.
1) Ikhfa’ safawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan hurhf ﺏ, maka bacaan
2) Idgham mimi/mitslayn, yaitu mim mati bertemu dengan mim maka bacaannya
1) Idgham mutatsilayn, yaitu apabila dua huruf yang sama, yang satunya sukun dan
satunya huruf hidup maka cara membcanya adalah dimasukkan atau ditasydidkan
2) Idgham mutaqarribayn, yaitu ketika ada dua huruf yang agak sama pengucapannya
yang satunya mati dan satunya hidup, maka disandarkan bacaannya yang kedua.
3) Idgham mutajanisayn, yaitu mentasydid huruf yang mati ke huruf kedua setelahnya.
dengan salah satu hurhf dari pada huruf-huruf al-madd yang tiga ﺍ- و-ي.
a. Mad Thabi’i adalah mad yang tidak bertemu dengan hamzah, sukun dan
2) Mad Jaiz Munfashil, yaitu apabila ada Mad Thabi’i bertemu hamzah
4) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmy, yaitu apa bila ada Mad Thabi’i
5) Mad Layyin, yaitu apabila ada huruf Mad Thabi’i didahului harakat
fathah, sesudah itu berakhir pula dengan huruf mati lainnya karena
diwaqafkan. Panjangnya boleh dibaca satu alif, dua alif, dan tiga alif.
8) Mad Iwad, yaitu apabila ada mad fathatain dibaca waqaf, selain ta’
9) Mad Badal, yaitu apabila ada huruf hamzah bertemu dengan huruf
10) Mad Lazim Harfii Mukhaffaf, yaitu huruf-huruf di awal surat yang
terdiri dari salah satu atau lebih dari huruf-huruf kha’, yaa’, thaa’,
haa’, dan raa’. Cara membacanya harus dipanjangkan satu alif atau
11) Mad Lazim Harfii Mutsaqqal, apabila permulaan surat berpa salah
satu atau lebih dari huruf-huruf yang delapan berikut : nun, qaaf,
dipanjangkan seperti Mad Lazim, yaitu tiga alif atau enam harakat.5
12) Mad Lazim Musyabaa’, yaitu seperti Mad Lazim Harfii Mutsaqqal
hanya saja sesudah Mad terdapat suara huruf mati yang tidak
13) Mad Tamkiin, yaitu apabila ada yaa’ sukun yang didahului dengan
14) Mad Farq, yaitu Mad yang didahului hamzah bertemu sukun. Cara
harakat.6
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah karena ilmu tajwid
kifayah artinya adalah wajib mempelajari teteapi bisa terwakilkan oleh yang lain.
Jika sudah ada yang menguasai maka kewajiban yang lain bisa gugur tetapi
5
Dea Prasmanita Rahmani, “Implementasi Pembelajaran Tajwid dan Ketereampilan Membaca Al-
Quran dalam Materi Al-Quran Hadits pada Siswa Kelas VII MTs Al-Manar Bener Tengaran Tahun Ajaran
2016/2017, (Skripsi, FTIK IAIN Salatiga, Salatiga, 2017), hlm.25-28
6
Ibid., hlm.28.
meskipun begitu mempelajari ilmu tajwid tetap ditekankan dalam pengaplikasian
membaca Al-Quran.
keahlian dalm sebuah bidang. Sedangkan membaca berarti melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati. Sedangkan Al-Quran
merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril untuk di baca,
dipahami, dan diamalkan sebaagi petunjuk atau pedok=man hidup bagi umat manusia.
1) Membaca dengan tartil. Artinya adalah bacaan AL-Quran dilakukan dengan tempo
yang lambat/pelan dan jelas serta melafalkan setiap hurufnya sesuai dengan
makhrojnya masing-masing.
hak-hak huruf yang disertai dengan pelafalan setiap huruf yang jelas. Tahqiq ini
3) Membaca dengan cara Hadr, merupakan sejenis bacaan cepat tetapi memperhtaikan
4) Membaca dengan cara Tadwir, yaitu cara membaca Al-Quran dengan kecepatan
7
M. Zaidi Abdad, Sukses Membaca AL-Quran, (Mataram: Pusat Pengembangan Bahasa (P2B),
2016), hlm.38-39.