Daftar Isi ii
Prolog iv
ii
#3 Doa-doa dan Dzikir Harian
Doa dipagi Hari 41
Doa Ketika Keluar dari Rumah 41
Dzikir Pagi dan Petang (Almatsurat) 44
Epilog
Daftar Pustaka
iii
Prolog
Bismillahirrahmanirrahim.
Nikmat paling luar biasa yang diberikan kepada kita adalah menjadi
orang Islam bahkan ketika kita baru saja dilahirkan. Adzan/Iqomah
yang pertama kita dengar adalah Rahmat Allah yang dihadiahkan
kepada kita dan tentu saja tidak kepada semua orang.
Ada yang menarik disini, bahwa suatu amal (perbuatan) tidak akan
Dia terima kecuali memenuhi dua syarat; Ikhlas, yakni mengharap
keridhoan Allah dan Ittiba’, yakni sesuai dengan ketentuan Alquran
dan Sunnah.
Perlu dketahui bahwa Ibadah itu bukan hanya Rukun Islam dan Rukun
Iman saja, tapi semua yang kita kerjakan bisa berpotensi pahala jika
iv
kita meniatkan untuk mencari keridhoanNya seperti menuntut ilmu,
dan lain sebagainya. Namun memang, Ibadah yang wajib saja, kita
masih kerap salah dalam melakukannya.
Maka, Buku Saku ini hadir sebagai modal awal untuk kaum Muslim
terutama kepada Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera dalam
membenarkan praktik ibadah Mahdah (Ibadah yang sudah ada syarat
dan ketentuannya), agar Ibadah yang dilakukan itu berpeluang besar
untuk diterima Oleh Allah S.W.T.
Penulis
v
|1
C. Sifat-sifat Huruf
(Anwar, Efendi: Bimbingan Tahsin dan Tajwid 3)
|4
–ن–ث–د–ذ–ر–ز–س–ش–ص–ض-ت
-ط – ظ – ل
Contoh:
ح-ھ–ء–غ–ع–خ
Contoh:
2. Idghom ( dimasukkan)
Yakni nun mati dan tanwin yang bertemu huruf idghom sehingga
membacanya dilebur/hilangkan makhraj nun mati dan tanwinnya.
Idghom terbagi dua, yakni idghom bigunnah (disertai dengan
|8
و-ي–ن–م
ر-ل
Contoh:
Idghom bigunnah:
Idghom bigunnah:
3. Iqlab (menggantikan)
Yakni nun mati dan tanwin yang bertemu huruf Iqlab sehingga
membacanya digantikan makhraj nun mati dan tanwinnya menjadi
huruf mim ()م. Huruf Iqlab ada satu yakni huruf Ba’ ()ب.
Contoh:
4. Ikhfa’ (Samar-samar)
Yakni nun mati dan tanwin yang bertemu huruf Ikhfa’ sehingga
membacanya disamarkan (antara idzhar dan idgham disertai
dengung) makhraj nun mati dan tanwinnya.
Huruf Ikhfa’ ada 15, yakni:
|9
ص–ذ–ث–כ–ج–ش–ق–س–د–ط–ز
ظ-–ف–ت–ض
Contoh:
Hukum bacaan huruf hijaiyah yang sebelumnya ada mim mati ( )م
Yakni ketika mim mati ( )مbertemu dengan huruf Ba’ ()ب. Cara
Contoh:
2. Idghom Mitslain
Yakni ketika mim mati ( )مbertemu dengan huruf mim ()م. Cara
Contoh:
| 10
3. Idzhar Syafawi’
mim ( )مdan Ba’ ( )ب. Cara membacanya mim-nya harus dibaca jelas.
Contoh:
G. Hukum Idghom
Idghom dari sisi makraj dan sifatnya terbagi tiga, antara lain:
1. Idghom Mutamatsilain
Idghom Mutamatsilain adalah apabila berhadapan dua huruf yang
sama makhroj dan sifatnya. Huruf pertama dimasukkan ke dalam
huruf kedua tanpa didengungkan, kecuali Mim ( )مbertemu Mim ()م
dan Nun ( )نbertemu Nun ()ن.
Contoh:
2. Idghom Mutajanisain
Idghom Mutajanisain adalah apabila berhadapan dua huruf yang
sama makhroj, namun sifatnya berbeda. Huruf pertama dimasukkan
ke dalam huruf kedua tanpa didengungkan, kecuali Mim ( )مbertemu
Ba’ ()ب. Contoh:
| 11
3. Idghom Mutaqaribain
Idghom Mutaqoribain adalah apabila berhadapan dua huruf yang
hampir sama makhroj dan sifatnya. Huruf pertama dimasukkan ke
dalam huruf kedua tanpa didengungkan. Contoh:
| 12
H. Hukum Mad
| 13
| 14
J. Ayat-Ayat Gharibah
| 16
K. Tanda Waqof
| 17
A. Thaharah (Bersuci)
1. Air
Air yang bisa digunakan untuk bersuci air muthlaq (yakni
air hujan, salju, air sungai, air laut, air zam-zam, air mata air attai air
sumur). Dengan syarat air ini berjumlah sebanyak 2 kulah banyak
(kira-kira sejumlah 270 liter) menurut Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam
Al-Fiqhul Islami Wa Adillatuhu.
Jadi bila air dalam suatu wadah jumlahnya kurang dari 270 liter, lalu
digunakan untuk berwudhu, mandi janabah atau kemasukan air yang
| 18
2. Debu
Debu dapat digunakan untuk bersuci dengan alasan karena tidak
ada air, karena sakit (sakitnya tidak diperbolehkan terkena air), dan
ada hewan yang amat membutuhkan air. Debu hanya bisa digunakan
bersuci dari hadast namun tidak bisa bersuci dari najis. Oleh karena
itu jika selesai buan hajat maka dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan benda padat seperti batu, kayu, kertas, daun baru
bertayamum dengan menggunakan debu.
c. Benda Padat
Yakni berupa batu, tanah kering, kayu, kertas ataupun daun.
Syarat benda padat itu hasru suci dan bersih dan jumlahnya harus 3
buah.
| 19
B. Najis
C. Hadast
b. Hadast Besar
Yang termasuk dari hadast besar, yaitu:
a. Mengeluarkan mani (cairan agak kental yang keluar karena
sedang memikirkan seks dalam keadaan tidur atau terjaga, baik
disengaja tau tidak, laki ataupun perempua).
b. Berhubungan kelamin (jima’) walau tidak keluar mani.
c. Haid dan nifas (darah yang keluar setelah melahirkan).
Untuk menghilangkan hadast besar yakni dengan mandi besar atau
dengan tayamum.
| 22
2. Wudhu
Dalam bahasa artinya bersih, jika menurut syariat islam yakni
membasuh bagian-bagian yang ditentukan dengan menggunakan air.
c. Tayyamum
Menurut Bahasa Tayyamum adalah menyengaja. Jika menurut
syara’ adalah bersuci dari hadast kecil atau besar dengan
menggunakan debu yang diusapkan ke wajah dan tangan.
| 24
D. Shalat
4. Rukun Shalat
Adapun hal-hal yang wajib dilakukan ketika melakukan shalat adalah:
a. Niat (Q.S Al-Bayyinah: 5).
b. Berdiri (bila mampu) (Q.S Al-Baqarah:238).
| 27
5. Sunnah-sunnah Shalat
Adapun sunnah-sunnah dalam shalat yakni:
a. Mengangkat tangan pada saat Takbiratul ihram, Rukuk, I’tidal,
berdiri setelah Tasyahud awal (H.R Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Umar).
b. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri (H.R Ibnu
Khuzaiman dari Wail bin Hujr).
c. Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram.
d. Membaca isti’adzah (ta’udz) (Q.S An-nahl: 98).
e. Mengucap aamiin setelah alfatihah (H.R Abu Daud dan Ibnu
Majah dari Abu Hurairah).
f. Membaca Alquran setelah Alfatihah (Q.S Al-A’raf: 204).
g. Membca takbir ketika rukuk.
h. Bersujud dengan tujuh anggota sujud. Yakni dahu, kedua
tangan, kedua lutut, kedua ruas jari kaki (H.R Tirmidzi).
i. Duduk iftirasy pada saat duduk diantara dua sujud. Yakni duduk
diatas kaki kiri dengan kaki kanan melipatkan ruas jarinya (H.R
Nasai dari Ibnu Umar).
| 29
d. Memakai alas shalat yang bergambar (H.R Bukhari dari Anas bin
Malik).
e. Memejamkan mata.
f. Memberi isyarat dengan tangan saat salam. Cukup letakkan
tangan diatas paha dan mengucapkan salam (H.R Nasai dari ajbir
bin Samurah).
g. Menutup mulut dan menurunkan kain kebawah (H.R Bukhari,
Muslim, Abu Daud, Nasai dari Abu Hurairah).
h. Shalat didepan makanan yang terhidang (H.R Bukhari).
i. Menahan buang angin atau buang air (H.R Bukhari, Muslim dan
Ahmad dari Aisyah).
j. Shalat diwaktu mengantuk
k. Menetapkan tempat shalat dimasjid kecuali Imam.
2) Shalat Jama’
Shalat jama’ ialah dua shalat fardu yang digabungkan. Shalat jama’
dapat dilakukan terbatas hanya pada shalat dzhuhur dengan asar,
Maghrib dengan Isya. Cara melaksanakannya, shalat normal
sebanyak empat rakaat tapi dalam satu waktu. Shalat jama’
pelaksanaannya ada dua yakni sebagai berikut:
1) Jama’ Taqdim; yakni melakukan shalat jama’ diwaktu awal.
Dzuhur dengan Asar dilakukan diwaktu Dzuhur, Maghrib
dengan Isya dilakukan diwaktu Maghrib.
2) Jama’ Taqhir; melakukan shalat Jama’ diwaktu akhir.
Dzhuhur dengan Asar dilakukan diwaktu Asar, Maghrib
dengan Isya dilakukan diwaktu Isya.
Adapun syarat shalat jama’ yakni:
1) Dilakukan dengan tertib.
2) Niat Jama’ dilakukan pada shalat pertama.
3) Berurutan anatara keduanya, tidak boleh disela dengan
shalat sunnah atau perbuatan lainnya.
E. Puasa
Epilog
| 43
Daftar Pustaka