Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DIRASAH AL QUR’AN
Dosen Pengampu : Muhammad Hilmi M.pd

Oleh :

Lalu Amri Wahyudi


NIM 200303237

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca sehingga kami dapat nemperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan dan oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Mataram 10 April 2022


BAB I
PEMBAHASAN

A. Makharijul Huruf
1. Al-Jauf
Artinya rongga mulut dan rongga tenggorokan. Yaitu tempat keluarnya huruf
hijaiyah yang terletak pada rongga mulut dan rongga tenggorokan. Bunyi huruf yang
keluar dari rongga mulut dan rongga tenggorokan ada tiga macam, yaitu ; alif ( ‫) ا‬,
wawu mati ( ‫ ) ْو‬dan ya’ mati ( ‫ي‬
ْ ) dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Alif dan sebelumnya ada huruf yang difathah.
b. Wawu mati dan sebelumnya ada huruf yang didhommah
c. Ya’ mati dan sebelumnya ada huruf yang dikasrah
2. Al-Halqu
Artinya tenggorokan / kerongkongan. Yaitu tempat keluar bunyi huruf hijaiyah
yang terletak pada kerongkongan / tenggorokan. Dan berdasarkan perbedaan teknis
pelafalannya, huruf-huruf halqiyah (huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan) dibagi
menjadi tiga bagian yaitu ;
a. halqiy (pangkal tenggorokan), yaitu huruf Aqshal hamzah (‫)ء‬dan ha’ ( ‫) ه‬
b. Wasthul halqiy (pertengahan tenggorokan), yaitu huruf ha’ ( ‫ )ح‬dan ’ain ( ‫) ع‬
c. Adnal halqiy (ujung tenggorokan), yaitu huruf ghoin ( ‫ ) غ‬dan kho’ ( ‫) خ‬
3. Al-Lisan
Artinya lidah. Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya dari lidah ada 18
huruf, yaitu : Berdasarkan delapan belas huruf itu dapat dikelompokkan menjadi 10
makhraj, yaitu sebagai berikut :
a. Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang yaitu huruf Qof (‫)ق‬.
Maksudnya bunyi huruf qof ini keluar dari pangkal lidah dekat dengan
kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang.
b. Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah, yaitu huruf Kaf (
‫)ك‬. Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di depan makhraj huruf
qof, yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut bagian tengah. “Dua huruf
tersebut ( ‫ ) ق‬dan ( ‫) ك‬, lazimnya disebut huruf LAHAWIYAH ( ‫) لهويّة‬, artinya
huruf-huruf sebangsa anak mulut atau sebangsa telak lidah.”
c. Tengah-tengah lidah yaitu huruf Jim ( ‫) ج‬, Syin ( ‫ ) ش‬dan Ya’ ( ‫) ي‬. Maksudnya
bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati
langit-langit mulut yang tepat di atasnya.“Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf
SYAJARIYAH ( ‫) شجريّة‬, artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah.”
d. Tepi lidah, yaitu huruf Dlod ( ‫) ض‬. Maksudnya bunyi huruf Dlod ( ‫ ) ض‬keluar dari
tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya
huruf lam, serta menepati graham.“Huruf Dlod ( ‫ ) ض‬ini lazimnya disebut huruf
JAMBIYAH (‫)حنبيّة‬, artinya huruf sebangsa tepi lidah.”
e. Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam (‫)ل‬. Maksudnya bunyi huruf Lam (‫ )ل‬keluar dari
tepi lidah (sebelah kiri/kanan) hingga penghabisan ujung lidah, serta menepati
dengan langit-langit mulut atas.
f. Ujung lidah, yaitu huruf Nun (‫)ن‬. Maksudnya bunyi huruf Nun (‫ )ن‬keluar dari ujung
lidah (setelah makhrojnya Lam (‫)ل‬, lebih masuk sedikit ke dasar lidah dari pada Lam
(‫)ل‬, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
g. Ujung lidah tepat, yaitu huruf Ro’ (‫)ر‬. Maksudnya bunyi huruf Ro’ (‫ )ر‬keluar dari
ujung lidah tepat (setelah makhrojnya Nun dan lebih masuk ke dasar lidah dari pada
Nun), serta menepati dengan langit-langit mulut atas. “Tiga huruf tersebut di atas
(Lam, Nun dan Ro’), lazimnya disebut huruf DZALQIYAH (‫)ذلقية‬, artinya huruf-
huruf sebangsa ujung lidah.”
h. Kulit gusi atas, yaitu Dal (‫)د‬, Ta’ (‫ )ت‬dan Tho’ (‫)ط‬. Maksudnya bunyi huruf-huruf
tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan pangkal dua gigi seri yang
atas. “Tiga huruf tersebut lazimnya disebut NATH’IYAH (‫)نطغية‬, artinya huruf-huruf
sebangsa kulit gusi atas.“
i. Runcing lidah, yaitu huruf Shod (‫)ص‬, Sin (‫ )س‬dan Za’ (‫)ز‬. Maksudnya bunyi huruf-
huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati ujung dua gigi seri yang
bawah.“Tiga huruf tersebut lazimnya disebut huruf ASALIYAH (‫)أس``لية‬, artinya
huruf-huruf sebangsa runcing lidah
j. ”Gusi, yaitu huruf Dho’ (‫)ظ‬, Tsa’ (‫ )ث‬dan Dzal (‫)ذ‬. Maksudnya huruf-huruf tersebut
keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.“Tiga
huruf ini lazimnya disebut huruf LITSAWIYAH (‫)لثوية‬, artinyahuruf sebangsa gusi.”
4. Al-Syafatain
Artinya dua bibir Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada
kedua bibir.Yang termasuk huruf-huruf syafatain ialah wawu (‫)و‬, fa’ (‫)ف‬, mim (‫ )م‬dan
ba’ (‫ )ب‬dengan perincian sebagai berikut :
a. Fa’ (‫ )ف‬keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung dua
gigi seri yang atas.
b. Wawu, Ba, Mim (‫ م‬, ‫ ب‬, ‫ )و‬keluar dari antara dua bibir (antara bibir atas dan bawah).
Hanya saja untuk Wawu bibir membuka, sedangkan untuk Ba dan Mim bibir
membungkam. “Empat huruf tersebut di atas lazimnya disebut huruf
SYAFAWIYAH, artinya huruf-huruf sebangsa bibir.”
5. Al-Khaisyum
Artinya pangkal hidung Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak
pada janur hidung. Dan jika kita menutup hidung ketika membunyikan huruf tersebut,
maka tidak dapat terdengar. Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim
dan nun dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Nun bertasydid (‫)ن‬ّ
b. Mim bertasydid (‫) ّم‬
c. Nun sukun yang dibaca idghom bigunnah, iqlab dan ikhfa’ haqiqiy.
d. Mim sukun yang bertemu dengan mim (‫ )م‬atau ba (‫)ب‬.1
B. Sifat-Sifat Huruf
1. Sifat huruf yang memiliki lawan
a. Hams lawannya Jahr

1
Pusat Al Qur’an, “Makharijul Huruf “, dalam https://Pusatalquran.Org/2016/10/26/Makharijul-Huruf/.
Diakses pada tanggal 10 April 2022, pukul 17.05.
Hams adalah mengalirnya nafas (ketika mengucapkan huruf disebabkan
lemahnya makhraj). Jahr adalah tertahannya nafas (ketika mengucapkan huruf
disebabkan kuatnya makhraj). Huruf-hurufnya adalah selain huruf-huruf hams.
Hams atau suara desis ini terdengar oleh orang yang dekat, namun tidak terdengar
oleh orang yang jauh.
b. Syiddah lawannya Rakhawah
Syiddah adalah suara tertahan. Rakhawah adalah suara terlepas atau
mengalirnya suara. Huruf-hurufnya adalah selain huruf-huruf Rakhawah. Antara
Syiddah dan Rakhawah terdapat sifat Bainiyyah atau Tawassuth (pertengahan) yaitu
mengalirnya sedikit suara dari makhraj ketika mengucapkan huruf tersebut.
c. Isti’la lawannya Istifal Isti’la
Adalah naiknya lidah (bagian belakang) ke langit mulut (bagian belakang)
atau naiknya suara saat menyebutkan huruf-huruf isti’la sehingga hurufnya menjadi
tebal.
d. Ithbaq lawannya infitah
Ithbaq adalah terkumpulnya suara di antara lidah dan langit-langit ketika
mengucapkan hurufnya. Bisa juga diartikan dengan mendekatnya lidah dengan
langit-langit. Huruf hurufnya adalah Shaad, Dhaad, Thaa, dan Dzhaa. Kebalikannya
adalah infitah, yaitu tidak terkumpulnya suara antara lidah dan langit-langit ketika
mengucapkan hurufnya. Bisa juga diartikan dengan menjauhnya lisan dari langit-
langit mulut. huruf-hurufnya adalah selain empat huruf ithbaq di atas.
Izlaq lawannya Ishmat Idzlaq adalah menyebutkan huruf dengan cepat dan mudah.
Idzlaq merupakan sifat maknawiyah yang tidak berpengaruh dalam ucapan.
Hurufnya ada enam. kebalikannya adalah Ishmat, yaitu menyebutkan huruf dengan
tertahan/susah. Biasanya terjadi pada kata yang terdiri dari empat huruf (ruba’i) atau
lima huruf (khumasi), yang di dalamnya terdapat satu huruf idzlaq atau lebih.
2. Sifat huruf yang tidak memiliki lawan
a. Shafir, yaitu suara tambahan yang keluar dari pertemuan ujung lidah dan dua gigi
seri ketika mengucapkan suatu huruf.
b. Qalqalah, yaitu pantulan suara ketika hurufnya berharakat sukun. Hurufnya ada
lima, Kita mengqalqalahkan huruf-huruf tersebut karena pada huruf-huruf itu
terdapat dua sifat, yaitu jahr (tertahannya nafas) dan syiddah (tertahannya suara)
yang mengakibatkan beratnya menyebutkan huruf itu, dan agar mudah keluarnya
muncullah sifat qalqalah ini.Qalqalah ini ada dua yaitu, Qalqalah Kubra (besar),
yaitu saat waqaf pada huruf qalqalah dan Qalqalah Shughra (kecil), yaitu saat huruf
qalqalah berada di tengah kata atau kalimat.
c. Inhiraf, yaitu menyimpangnya suara huruf yang keluar dari makhrajnya karena
jalannya terhalang lidah. Hurufnya ada dua.
d. Takrir, yaitu getaran ringan pada ujung lidah ketika mengucapkan huruf dengan
getaran yang halus dikarenakan sempitnya makhraj
e. Tafasysyi, yaitu tersebarnya angin di mulut disebabkan pertemuan antara lidah dan
langitlangit atas.
f. Istithalah, yaitu suara memanjang dari awal salah satu tepi lidah sampai ujung lidah
yang disebabkan tekanan udara yang tertahan dan menekan dari belakang lidah.
Hurufnya adalah dlood.
g. Ghunnah (dengung), yaitu suara tipis dan merdu yang keluar dari rongga hidung dan
merupakan sifat lazimah (mesti) bagi huruf nun dan mim.2

C. Hukum Nun Sukun Dan Tanwin


1. Izhar
Jika nun mati atau tanwin bertemu/menghadap salah satu huruf izhar yaitu
Ghain ( ‫) غ‬, Ain ( ‫) ع‬, Hamzah ( ‫) ء‬, Haa ( ‫) ه‬, kha (‫ )خ‬dan Ha ( ‫ ) ح‬cara membacanya
jelas, dan terang tidak diperbolehkan untuk mendengung.
Contoh : ‫ف‬ ٍ ‫َّو ٰا َمنَ ُه ْم ِّمنْ َخ ْو‬
2. Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Idgham bi ghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf huruf seperti: mim (‫)م‬, nun (‫ )ن‬wau (
‫)و‬, dan(‫)ي‬, ia harus dibaca dengan ditahan.
Contoh : ‫فِ ْي َع َم ٍد ُّم َم َّد َد ٍة‬
b. Idgham bila ghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra' (‫ )ر‬dan lam (‫)ل‬, maka
ia dibaca tanpa ditahan.
Contoh :  ‫َمنْ لَ ْم‬
3. Iqlab
Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba' (‫)ب‬.
Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi mim.
Contoh:  َّ‫لَيُ ۢنبَ َذن‬
4. Ikhfa’ Haiqiqi
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta'(‫)ت‬, tsa' (‫)ث‬,
jim (‫)ج‬, dal (‫)د‬, żal (‫)ذ‬, zai (‫)ز‬, sin (‫)س‬, syin (‫)ش‬, sad (‫)ص‬, dad (‫)ض‬, tha (‫)ط‬, zha (‫)ظ‬,
fa' (‫)ﻑ‬, qaf (‫)ق‬, dan kaf (‫)ك‬, ia harus dibaca samar-samar 
Contoh: َ‫س ْطن‬ َ ‫نَ ْق ًعا فَ َو‬3

D. Hukum Mim Sukun Dan Tanwin


1. Ikhfa’ Syafawi
Apabila mim mati (‫ ) ْم‬bertemu dengan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus
dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
ْ َ‫اسطٌ( )ت َْر ِمي ِهم ِب ِح َجا َر ٍة( )ف‬
Contoh :  (‫اح ُكم بَ ْينَ ُهم‬ ِ َ‫') َو َك ْلبُ ُهم ب‬
2. Idgham Mithlain (Idgham Mimi/Mitsly)
Apabila mim sukun(‫ ) ْم‬bertemu dengan mim yang berharokat (‫)م‬, maka cara
membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib

2
Marwan Hadidi, “Kajian Ilmu Tajwid”, http://wawasankeislaman.blogspot.com, diakses pada tanggal
10 April 2022, pukul 17.17.
3
Jstor, “Hukum Nun Mati dan Tanwin”, https//id.m.wikipedia,org/wiki/hukum_nun_mati_dan_tanwin,
diakses pada tanggal 10 April 2022, pukul 21.07.
dibaca dengung. Idgham mithlain juga dikenali sebagai idgham mimi atau
mutamasilain.
Contoh: ( ْ‫)َأم َمن‬ 
3. Idzhar Syafawi
Apabila mim mati ( ‫ ) ْم‬bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim ( ‫) ْم‬
dan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh :  ( َ‫)تَ ْمسُونَ ( )لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬4

E. Hukum Bacaan Mad


1. Mad Thabi’i
Apabila ada alif ( ‫ ) ا‬terletak sesudah fathah atau ya’ sukun ( ‫ ) ي‬sesudah kasrah
( ―ِ ) atau wau ( ‫ ) و‬sesudah dhammah ( ―ُ ) maka dihukumi mad thabi’i. Mad artinya
panjang, Thabi’i artinya biasa.Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau
disebut satu alif
Contoh : ‫ يَقُ ْو ُل – س ِم ْي ٌع‬- ‫ب‬ ٌ ‫كتَا‬
2. Mad Wajib Muttashil
Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ‫ ) ء‬didalam satu kalimat atau
kata. Cara membacanya wajib panjang sepanjang 5 harakat atau dua setengah kali mad
thabi’i ( dua setengah alif ).
Contoh :  ‫ َجآ َء – ِج ْي َء‬- ‫س َوآ ٌء‬ َ
3. Mad Jaiz Munfashil
Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah (‫ ) ء‬tetapi hamzah itu di lain
kalimat. Jaiz artinya boleh, Munfashil artinya terpisah.Cara membacanya boleh seperti
mad wajib muttashil, dan boleh seperti mad thobi’i saja.
Contoh: ‫َوﻻَأ ْنتُ ْم بِ َما ُأ ْن ِز َل‬
4. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan tasydid di dalam satu perkataan,
maka cara membacanya harus panjang selama 3 kali Mad Thabi’i atau 6 harakat.
Contoh : ُ‫اخة‬ َ ‫ص‬ ّ ‫ضآلِّينَ اَل‬ َّ ‫َوﻻَال‬
5. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Apabila ada mad thobi’I bertemu dengan huruf mati (sukun), maka cara
membacanya sepanjang 6 harakat .
6. Mad Layyin
Apabila ada wau sukun ( ‫ ) و‬atau ya’ sukun ( ‫ ) ي‬sedang huruf sebelumnya
yaitu berharakat fathah, maka cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
Contoh : ٌ‫ب َخ ْوف‬ ٌ ‫َر ْي‬
7. Mad ‘Aridl Lissukun
Apabila ada waqaf atau tempat pemberhentian membaca sedang sebelum
waqaf itu ada Mad Thobi’i atau Mad Lein, maka cara membacanya ada 3 macam:
a) Yang lebih utama dibaca panjang seperti mad wajib muthasil.
b) Yang pertengahan dibaca 4 harakat seperti dua kali mad thabi’i.
c) Yang pendek yakni boleh dibaca seperti mad thabi’i biasa.

4
Minoraq, “Hukum Mim Mati”, https;//id.m.wikipedia.org/wiki/hukum_mim_mati, dikases pada
tanggal 10 April 2022, pukul 21.12.
8. Mad Shilah Qosiroh
Apabila ada waqaf atau tempat pemberhentian membaca sedang sebelum waqaf
itu ada Mad Thobi’i atau Mad Lein, maka cara membacanya ada 3 macam.
Contoh : ُ‫ش ِر ْيك لَه‬ َ َ‫اِنَّهُ َكانَ ﻻ‬
9. Mad Shilah Thawilah
Apabila ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah ( ‫) ء‬, maka membacanya
seperti Mad Jaiz Munfashil .
Contoh :  ُ‫ ِع ْن َدهُ اِﻻَّبِ ْاذنِه لَهُ اَ ْخلَ َده‬5

5
Alya, “Hukum Bacaan Mad”, https;//brainlly.co.id/tugas/19943171?
utm_source=android&utm_medium=share&utm campaign=question , diakses pada tanggal 10 April 2022,
pukul 21.17.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Ilmu Tajwid merupakan ilmu yang membahas tata cara mengucapkan
setiap huruf dari tempat keluarnya serta memberikan haq dan mustahaq dari sifat-sifatnya.
Oleh karena itu, secara umum tajwid merupakan tata cara membaca al-Qur`an dengan baik
dan benar. Istilah yang dikenal dalam membaca al-Qur`an dengan baik dan benar
dinamakan tartil. Di era modern, mengkaji tajwid secara manual dapat ditemukan dalam
mushaf- mushaf yang dikreasikan dengan warna-warni. Di satu sisi, inovasi tersebut dapat
menjadi sarana memotivasi umat Islam dalam belajar tajwid. Tetapi, alangkahbijak jika
penggunaan al-Qur`an tajwid tersebut dibarengi dengan pembelajaran secara langsung
(musyafahah dan talaqqi) kepada guru yang mumpuni dalam bidangnya.

B. Saran
Saran Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan
tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini.Hal ini disebabkan
karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, Kami selaku pembuat
makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Kami juga
mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Alya, “Hukum Bacaan Mad”, https;//brainlly.co.id/tugas/19943171?


utm_source=android&utm_medium=share&utm campaign=question , diakses pada tanggal
10 April 2022, pukul 21.17.

Jstor, “Hukum Nun Mati dan Tanwin”, https//id.m.wikipedia,org/wiki/hukum-


_nun_mati_dan_tanwin, diakses pada tanggal 10 April 2022, pukul 21.07.

Marwan Hadidi, “Kajian Ilmu Tajwid”, http://wawasankeislaman.blogspot.com,


diakses pada tanggal 10 April 2022, pukul 17.17.

Minoraq, “Hukum Mim Mati”, https;//id.m.wikipedia.org/wiki/hukum_mim_mati,


dikases pada tanggal 10 April 2022, pukul 21.12.

Pusat Al Qur’an, “Makharijul Huruf “, dalam


https://Pusatalquran.Org/2016/10/26/Makharijul-Huruf/. Diakses pada tanggal 10 April 2022,
pukul 17.05.

Anda mungkin juga menyukai