Anda di halaman 1dari 17

HUKUM WAQAF

Kelompok 4 :
1. Ricky Fahrezy A.
2. Fitri Wulandari
3. Ratna Juwita Safitri
XII.3

A. Pengertian
o Waqaf

artinya berhenti di suatu kata


ketika membaca
Al-Quran, baik di akhir ayat maupun di
tengah ayat yang disertai dengan nafas.

B. Pembagian Waqaf
Secara umum waqaf dibagi menjadi empat
kategori, yaitu :
Waqaf Ikhtibari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum
sempurna yang dilakukan oleh seorang Ustadz
dalam proses menguji muridnya, hal ini
hukumnya boleh.
Waqaf Intizhari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum
sempurna yang dilakukan khusus dalam
proses belajar mengajar Al-Qur'an, hal ini

Waqaf Idhthrari
berhenti pada ayat yangYaitu belum
sempurna yang dilakukan dalam keadaan
darurat atau terpaksa atau tidak sengaja
karena kehabisan nafas, lupa, bersin, batuk,
menguap, menjawab salam, dan
sebagainya.Hal ini hukumnya boleh. Tetapi,
hendaklah mengulang dari kata tempat
berhenti atau kata sebelumnya agar tidak
merusak arti yang dimaksud oleh ayat.
Waqaf Ikhtiyari
Waqaf Ikhtiyari disebut juga dengan waqag
Ijtihadi, yaitu berhenti sesuai dengan pilihan

Karena memilih sendiri tempat-tempat yang dijadikan


sebagai tempat berhenti, maka waqaf Ikhtiyari bisa
menjadi empat kemungkinan :

1.Waqaf At-Taamm
Waqaf At-Taam yaitu Waqaf pada ayat yang sudah
sempurna artinya dan tidak ada hubungannya
dengan ayat sesudahnya, baik secara lafadz atau
arti. Oleh karena itu, sebaiknya seorang pembaca
setelah berhenti langsung memulai dengan ayat
berikutnya.
Hal ini sering terjadi ketika waqaf ini berada di
ujung ayat atau waqaf pada akhir sebuah
cerita,Seperti waqaf pada ayat:

O
Ayat yang pertama merupakan pemujaan
terhadap ALLAH.

2. Waqaf Al-Kaafii
Waqaf Al-Kaafi yaitu waqaf pada ayat yang
sudah sempurna artinya, namun ayat
selanjutnya masih ada hubungan lafadz.
Oleh karena itu sangat dianjurkan langsung
memulai dengan ayat selanjutnya.
Contoh ;


Berhenti pada kata sebuah
ungkapan yang sempurna. Perkataan
selanjutnya secara arti masih terkait
dengan sebelumnya, namun dari segi

3. Waqaf Al-Hasan
Waqaf Al-Hasan yaitu waqaf pada ayat yang
sempurna artinya. Namun secara arti dan
lafazh masih terdapat hubungan. Oleh
karena itu sangat dianjurkan memulai dari
ayat sebelumnya, kecuali berhenti di akhir
ayat.
Contoh Al-Baqorah ayat 3;


"... (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka."
Berhenti pada kata sebuah ungkapan

4. Waqaf Al-Qabiih
Waqaf Al-Qabiihu yaitu waqaf pada ayat yang
belum sempurna artinya, karena adanya
keterkaitan dengan kata berikutnya, baik
secara lafadz maupun arti, sehingga
menimbulkan kesan arti yang tidak bagus
atau yang merusak.
Contoh ;
.......

..........
Waqaf seperti di atas tercela hukumnya,
apabila dilakukan dengan sengaja,kecuali
karena darurat, yang disebabkan nafas yang

Tanda-tanda Waqaf
1. Tanda mim( )
Tanda mim disebut juga dengan Waqaf
Lazim. Apabila terdapat Waqaf ini harus
berhenti pada kata yang terdapat kata
tersebut.
Contoh ; An-Naml: 36

2. Tanda Laa( ) bermaksud "Jangan


berhenti!".
Tanda ini muncul kadang-kala pada
penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika
ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak
dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di
penghujung ayat, pembaca tersebut boleh
berhenti atau tidak.
Contoh : An-Naml: 63



3. Tanda sad-lam-ya'( )
Tanda sad-lam-ya'merupakan singkatan
dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna "wasal
atau meneruskan bacaan adalah lebih baik",
maka dari itu meneruskan bacaan tanpa
mewaqafkannya adalah lebih baik.
Contoh:An-Naml: 17


4. Tanda jim( )
Tanda jimadalah Waqaf Jaiz. Lebih baik
berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
Contoh: Al-Anfal: 13

) (5.Tanda Waqaf Aula


Tanda waqaf Aula yaitu tanda waqaf yang
menunjukkan lebih bagus berhenti walaupun
nafas masih kuat.
Contoh : Fussilat : 45



6. tanda bertitik tiga(.'. .'.~Mu'anaqah)


Tanda bertitik tiga yang disebut sebagai
Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq
(Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak
dua kali di mana-mana saja dan cara
membacanya adalah harus berhenti di salah
satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada
tanda pertama, tidak perlu berhenti pada
tanda kedua dan sebaliknya.
Contoh Al-Baqorah: 2


7. Tanda Tha ()
Disebut juga Tanda Waqaf Mutlak. Pada
tanda waqaf ini lebih utama berhenti
pada kata yang terdapat tanda tersebut.
8. Tanda Zai ()
Tanda Zai disebut juga Tanda waqof
Mujawwaz, diutamakan terus pada kata
yang terdapat tanda tersebut, tetapi
boleh juga waqof.
9. Tanda Qif ()
Disebut jugaTanda waqof Mustahab,
diutamakan berhenti pada kata yang
terdapat tanda tersebut.

10. Tanda Qof ()


Tanda Qof disebut Tanda waqof Qobih,
diutamakan terus pada kata yang terdapat
tanda tersebut.
11. Shad ()
Disebut juga Tanda waqof Murakhas, boleh
berhenti pada kata yang terdapat tanda
tersebut karena darurat yang disebabkan
oleh panjangnya ayat atau kehabisan
nafas , tetapi diutamakan waslah/terus.

12. Tanda Saktah ()


Yaitu berhenti dan diam sejenak tanpa
mengambil nafas baru pada kata yang
terdapat tanda tersebut. Saktah Sakat
adalah diam sejenak biar putus & pisah
suaranya dengan tanpa berganti nafas.
Contoh Yasin : 52

Anda mungkin juga menyukai