WAKAF
Dosen Pengampuh : Nangguru Ustazd Rusman Syam. S.Pd, M.H
B. KAEDAH WAKAF
Berikut beberapa kaedah Wakaf serta beberapa penjelasannya :
1. Jika isim yang bertanwin yang dirafa’ atau yang di jar di wakaf
kan, maka cara Wakaf untuk kalimat yang seperti ini dengan
dibuang harakatnya serta tanwinnya tanpa adanya mengganti
harakat dan tanwinya contoh : ومررت بزيد, جاء زيدdengan
disukun huruf dal nya menurut Lugat Fusha.sedangkan ini
paling Arjahnya bahasa, akan tetapi menurut Lugot azad
mereka mengganti tempatnya dommah dengan menggunakan
1
Mutammimah Al-Jurumiyah Hal 260
2
Jami Ad-Durrus Hal 85
huruf waw dan juga mengganti tempat kasroh dengan
menggunakan huruf ya, contoh : 3 مررت بزيدى,جاء زيد و. Ketika
isim yang bertanwin itu berupa nasab, maka di Wakaf kan
dengan cara mengganti tanwin dengan huruf alif, contoh : رأيت
زيدا.
2. Dan juga serupa dengan permasalahan diatas adalah إذا, akan
tetapi jikalau lafaz إذاtersebut ditulis dengan alif beserta dengan
tanwin, maka tanwinya dibuang, kemudian di Wakaf kan
dengan menggunakan huruf alif, dan jikalau yang ditulis adalah
lafazd إذنdengan menggunakan Nun, maka Nun nya diganti
menjadi huruf Alif kemudia di Wakafkan dengan Huruf Alif
pula. Sebagian dari para ulama memilih pendapat yang
mewakafkan hal tersebut menggunakan Nun yang mutlak,hal
ini berbeda pendapat dengan Ahli Qiraat sab’ah.
3. Jikalau di Wakafkan dengan Nun taukid sakinah (khofifah),
maka diganti menggunakan huruf Alif serta di Wakafkan
dengan Alif pula, sama saja jikalau ditulis dengan
menggunakan Alif yang disertakan dengan tanwin seperti
contoh : لنسفعا با لناصية, ataukah ditulis menggunakan Nun,
seperti contoh : اجتهدن, maka keduanya di Wakafkan dengan
menggunakan Alif.
4. Ha dhamir mufrad muzakkar yang bersambung pada kandungan
kalam, dengan huruf panjang yang sejenisnya contohnya : ,رأيته
و سرت به, kecuali jikalau Ha tersebut bersambung dengan huruf
yang sukun setelahnyan contoh : و سررت بهي,رأيتهو, ketika ingin
3
Mutammimah Hal 260
di Wakafkan, maka harus membuang huruf yang bersambung
dengan Ha ] أو الياء,[الواو, maka contoh ketika huruf bersambung
dibuang adalah seperti berikut : و مررت ب ْه,ْرأيته, akan tetapi
dikecualikan lagi ketika darurat syi’ir, maka boleh di Wakafkan
dengan menggunakan harakat pada dhamir tersebut contoh : كأن
لون أرضه سمائه, dan apabila hal tersebut berada pada kalimat
Prosa4, maka wajib untuk disukun Ha dhamirnya. Adapun Ha
] [هاmuannas maka di Wakafkan dengan Alif contoh : رأيتها.
5. Jikalau isim manqus yang dinasab di Wakafkan, maka
ditetapkan Ya nya, sama halnya bertanwin ataupun tidak
contohnya : طلبت المعالي,سمعنا معاديا, akan tetapi didalam Kitab
Mutammimah dijelaskan bahwa, jikalau dinasabkan dengan
tanwin maka boleh mennganti tanwin dengan huruf Alif dan
jikalau yang dinasab tidak bertanwin, maka ditetapkan huruf Ya
nya, dan juga ditetapkan huruf Ya, meskipun ada yang
menjatuhkan tanwin seperti yang diikutkan dengan Alif Lam
seperti: رأيت مراكب في البحر جواري, akan tetapi, ada perkataan
yang lain merasa bahwa ketika Ya nya dibuang maka akan lebih
Arjah dibandingkan dengan tetap adanya Ya.
6. Isim maqsur yang di Wakafkan jikalau tidak bertanwin, maka
diwakafkan sebagaimana jadinya isim maksur : جاء الفتى, dan
jikalau isim maksur tersebut bertanwin, maka diwakafkan
dengan jatuh tanwinnya dan dikembalikan alifnya pada lafaz,
contoh : و مررت,جاء فتى, diwakafkan dengan tanpa
menggunakan tanwin.
4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata prosa adalah karangan bebas (tidak terikat
oleh kaidah yang terdapat dalam puisi).
7. Jika Ta ta’nis ingin di Wakafkan, maka diganti dengan Ha yang
sukun contoh : و فاطم ْه,ْ و قائمه, و شجر ْه,ْ و طلحه,حمز ْه, ini menurut
lughat fushha yang beredar diperbincangan mereka. Dan jikalau
ta marbut ini bersambung maka ta marbut itu dikembalikan dan
, bukan lagi menjadi ha sukun, contoh : هذا حمزة مقبال. Sebagian
orang arab ada yang memberlakukan hukum wakaf pada tempat
washal, mereka mewakafkan ta sakinah seperti ta mabsut,
ْ
contoh : فاطمت ْ
و جاءت,شجرت ْ
و هذه,طلعت ذهب. Dan perkataan
mereka telah didengar, mereka berkata “”ياأهل سورة البقرت؟,
kemudian orang yang mendengarnya menjawab “ وهللا ما أحفظ منها
ْ
”أيت.
8. Ta ta’nis sukun yang bersambung dengan fi’il madi bila ingin
diwakafkan, maka wakaf dengan ta yang sukun. Dan jika ta
ta’nis tersebut berharakat seperti : و لعلت, و ثمت,ربمت, maka
diwakafkan dengan ta sukun saja, jikalau ta tersebut
bersambung dengan isim yang sebelumnya huruf sahih yang
sukun seperti : و بنت,أخت, maka di wakafkan dengan ta sukun
pula, dan jikalau sebelumnya adalah huruf alif (pada jama’
muannas salim dan yang mulhak dengannya), boleh hukumnya
dengan ta atau ha yang keduanya sukun, contoh dengan ta :
جاءت الفاطمات, contoh dengan ha adalah : جاءت الفاطماه, akan tetapi
diwakafkan dengan ta lebuh utama5.
5
Jami’ Ad-Durrus
C. HUKUM WAKAF DENGAN YANG BERHARAKAT
Yang berharakat bisa diwakafkan dengan 5 macam sebagai berikut :
1. Wakaf dengan sukun, wakaf dengan sukun adalah tanda wakaf
yang asli.
2. Wakaf dengan raum, artinya seseorang mendatangkan dengan
suara yang lemah dengan harakatnya dan dia tidak
menyempurnakannya, baik harakatnya itu dhammah , fathah ,
ataupun kasroh.
3. Wakaf dengan isymam, itupun diboleh kan dengan isymam
ketika harakatnya berupa dommah, yang dimaksud isymam
disini ialah isyarat dua bibir dengan dommah, setelah
diwakafkan dengan dhammah secara bersentuhan, dan tanpa
teriakan , dengan gambaran engkau mengumpulkan ke2
bibirmu setelah kamu mensukun huruf tersebut .
4. Wakaf dengan melemahkan huruf yang diwakafkan, maka
adalah huruf tersebut huruf yang berat, contohnya : وقرأت,هذا خالد
المصحفkecuali adanya pada akhir kaalimatnya terdapat
hamzah, atau huruf illat ,atau terdapat sukun sebelum akhirnya.
Maka tidak boleh diwakafkan dengan melemahkannya
5. Wakaf dengan memindahkan harakatnya ke huruf yang
sebelumnya, contohnya يجدر بك الصبُرmaka dibaca الص ِبر,
disyaratkan pada wakaf ini, adanya huruf sebelum akhir kalimat
itu berupa sukun dan tidak adanya harakat yang dipindah itu
berupa fatha, maka tidak boleh memindah dengan wakaf ini
pada contoh جعفرkarna huruf sebelum akhir kata tersebut
berharakat dan tidak boleh juga wakaf ini, ketika harakat huruf
akhirnya berupa fatha contohnya : تعود الصبْر
ّ akan tetapi ulama
akhsyafah dan ulama kufha membolehkan wakaf dengan
memindah, ketika akhirnya berupa harakat fatha. mereka
berkata : تعود الصب ْر
ّ .dan dari wakaf dengan memindah ini
engkau katakan pada lafazd , ُ وأعل ْمهُ ولم يعل ْمه, أكت ُ ْبهُ ولم يكتُبْهdengan
ولم يعل ُم ْه, وأعل ُمه, ولم يكتبُ ْه, أكتبُ ْه