Anda di halaman 1dari 10

َ ْ َ

ُ ُ‫اتلَّو ِرية‬
(Tauriyah (Penyembunyian makna) Dan Macam-Macamnya)

Pengertian Tauriyah
Tauriyah termasuk ke dalam kategori muhassinatul ma‟nawiyyah atau memperelok makna. Tauriyah secara

ْ َ َُ ْ ُ َْ ُ َّ َ ٌْ َ ُ ْ َ ْ َ
bahasa berarti menyembunyikan. Adapun dalam istilah ilmu balaghah, tauriyah didefinisikan:
ُ َ ُْ َ ُ ‫َ ٌ َ ٌ َ ُْ ُ َ ََ ٌ َ ي‬ َ َ
. ‫اد‬
ْ ‫فِْ ْْْالًر‬
ْ ِ ‫ػيدْخ‬
ْ ‫يْمرادْْوب‬
ْ ‫ظا ِِ ْرْد‬
ْ ْ‫ريب‬
ْ ‫ْق‬، ‫ان‬
ِْ ‫لْيػَي‬ ْ ْ‫ك ْىْهفظاْْيفردا‬
ِْ ‫نْيذل ْرْالًخ‬
ْ‫أ‬
Tauriyah adalah mengungkapkan suatu lafaz yang mempunyai dua makna: pertama, makna dekat dan jelas
yang tidak dimaksud. Kedua, makna jauh dan samar dan inilah yang dimaksud mutakallim.

Contoh Tauriyah
Contoh pertama
َ ‫ذ‬ ْ ُ ْ َ َ َ َُ ََْ ْ‫َ ُ َ ذ ْ َََذ ُ ْ ذ‬
ِْ ّ‫نْويػو ْىْيا جرحخ ْى ةِانل‬
‫ار‬ ِْ ‫يْحخْفىس ْىْةِاَّل‬
ْ ‫اَّل‬
ِ ْْْ ِ‫و‬
Artinya: “Dan Dialah yang mematikan kamu di waktu malam, dan Dia mengetahui apa yang kamu perbuat
(dari dosa) di siang hari” (QS. Al-Ana‟am; 20)

Contoh kedua
ُ ‫ْانل‬
ْ ‫ح ْْ َرا‬ ُ ْ‫ْر َط َعْاه‬
ُّ ُِ ً‫ـج ْْ ُدْ ِي ٌْْل ِ َسانْ*ْقَ ذ ََّلْ ِي ٌْ َْج ْظ‬ َ ْ َ
‫زى‬
ِ
َ
ُ ْ ْ َ ْ َْ َ ٌ َ ٌ َ َ ََ َ
‫اِنْأ ِزد َكٍْ ْْ َرا‬
ِ ‫ِْساجْ*ْفارطعْلِس‬ ِ ‫ذّاْأٍاْشا ِغر‬
Berapa banyak kedermawanan penguasa itu dapat memutuskan lidah serta mengikat leher (para penyair).
Inilah saya siraj, potonglah lidahku, maka akan bertambah terang‟

Penjelasan
Pada contoh pertama: Allah Swt. berfiman dengan menggunakan kata yang mempunyai dua arti, yaitu
kata ( ‫) ﺟﺮﺣﺘﻢ‬, arti yang pertama adalah terluka dan kedua berbuat dosa. Bila kita membaca firman Allah
tersebut, kita akan segera mengatakan bahwa kata ‫ ﺟﺮ ﺣﺘﻢ‬berarti (kamu terluka), arti inilah yang langsung
muncul di pikiran kita, munculnya arti luka di pikiran itu sangat wajar, mengingat sudah ada kata ‫ﻳﺘﻮ ﻓﺎ‬
‫( ﻛﻢ‬Dialah yang mematikan kamu sekalian) yang mendahuluinya.
Dengan adanya kata ‫ ﻳﺘﻮ ﻓﺎ ﻛﻢ‬itu secara langsung akan menggiring pikiran kita untuk memaknai lafadz
‫ ﺟﺮ ﺣﺘﻢ‬dengan (kamu terluka). Benarkah arti dekat itu yang dikehendaki oleh Allah Swt?. Ternyata bukan,
karena yang dikehendaki oleh Allah Swt adalah arti yang jauh, yaitu “berbuat dosa”. Yang dimaksud
dengan arti dekat adalah arti yang segera muncul karena tidak adanya isyarat yang menjadikan arti itu
segera muncul.
Pada contoh kedua: Penyair Sirajuddin juga menggunakan kata yang berarti dua, yaitu lafadz ‫; ﺳﺮﺍ ﺝ‬
arti pertama adalah lampu dan kedua adalah nama orang. Dalam bait puisi di atas, kita akan segera
memahami bahwa yang dimaksud dengan lafadz ‫ ﺳﺮﺍﺝ‬adalah lampu. Lampu adalah arti yang dekat yang
segera muncul di pikiran kita. Mengapa demikian? Karena pikiran kita digiring oleh lafadz ‫ ﻧﻮﺭ‬yang
berarti cahaya. Arti yang kedua adalah nama orang, arti yang kedua ini tidak segera muncul di pikiran
kita, mengingat isyarat yang mengarah kesana sangat tipis sekali. Tapi yang jauh inilah sebenarnya yang
dimaksud oleh sang penyair, yaitu Siraj nama orang.

Pembagian Tauriyah
Tauriyah terbagi menjadi empat macam, yaitu :
1. Tauriyah Mujarradah
Tauriyah mujarradah ialah tauriyah yang tidak dibarengi dengan sesuatu yang sesuai dengan dua
macam arti, seperti jawaban nabi Ibrahim as. Ketika ditanya oleh Tuhan tentang isterinya. Ia
mengatakan ‫ ﻫﺬﻩ ﺃﺧﺘﻲ‬Ini saudaraku (seagama). Nabi Ibrahim memaksudkan kata „ ‫ ‟ ﺃﺧﺘﻲ‬adalah saudara
seagama. Berikut riwayatnya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan bahwa pada suatu hari, Nabi
Ibrahim ‘alaihis salaam sedang bersama dengan Sarah, istrinya. Beliau datang kepada seorang
raja yang zhalim, lalu raja tersebut diberi informasi bahwa akan ada seorang laki-laki bersama
seorang wanita yang paling cantik. Sehingga diutuslah seseorang menemui Ibrahim, lalu utusan
itu bertanya kepadanya.
Utusan itu bertanya, “Siapakah wanita ini?”
Ibrahim menjawab, “Dia saudaraku.” Lalu Sarah datang, maka Ibrahim pun berkata,
“Wahai Sarah, tidak ada di muka bumi ini orang yang beriman selain aku dan dirimu. Orang tadi
bertanya kepadaku, aku sampaikan bahwa kamu adalah saudariku. Karena itu, jangan Engkau
anggap bahwa aku berbohong.” (HR. Bukhari no. 3358)

Penjelasan:
Kata “saudara” bisa dimaksudkan dengan “saudara seiman atau seagama”; dan bisa juga
dimaksudkan dengan “saudara kandung”. Nabi Ibrahim memaksudkan jawaban beliau sebagai
“saudara seiman” (dan ini makna benar, tidak bohong). Meskipun yang dipahami oleh utusan raja
adalah “saudara kandung” (dan ini makna yang tidak benar). Dengan kalimat tersebut, Nabi Ibrahim
sedang berusaha menghindarkan istrinya, Sarah, dari kezaliman yang akan dilakukan oleh sang raja.

2. Tauriyah Murasysyahah
Tauriyah Murasyahah ialah suatu Tauriyah yang setelah itu dibarengi dengan ungkapan yang
sesuai dengan makna yang dekat. Tauriyah ini dinamakan Murasyahah karena dengan menyertakan
ungkapan yang sesuai dengan makna dekat menjadi lebih kuat. Sebab makna yang dekat tidak
dikehendaki, jadi seolah-olah makna yang dekat itu lemah, apabila sesuatu yang sesuai dengannya
disebutkan, maka ia menjadi kuat.
Contoh :
َ َ ‫ذ‬ َ َ ََْ َ ‫ذ‬
ْ‫اءْةَنيَاِا ةِأيْدْ َوإٍِاْل ًُ ْْ ِس ُػ ْْن‬
َْ ً‫َوالس‬

Artinya: “Dan langit itu kami bangun denga kedua tangan (kekuasaan) dan Kami benr-benar
meluaskannya” (QS. Adz-Dzariyat; 47)
Penjelasan:
Pada ayat di atas terdapat ungkapan tauriyah, yaitu pada kata „ ‫‟ ﺑﺄﻳﺪ‬. Kata tersebut mengandung
kemungkinan diartikan dengan tangan, yaitu diberi makna anggota tubuh, dan itulah makna yang
dekat. Sedangkan makna jauhnya adalah kekuasaan. Pada ayat disebutkan juga ungkapan yang sesuai
dengan makna yang dekat itu dari segi untuk menguatkan, yaitu kata ‫ﺑﻨﻴﻨﺎﻩ‬. Namun demikian, pada ayat
di atas ungkapan tauriyah mengandung kemungkinan makna yang jauh yang dikehendaki.

3. Tauriyah Mubayyanah
Tauriyah Mubayyanah adalah salah satu jenis Tauriyah yang disebutkan padanya ungkapan yang
sesuai untuk makna yang jauh. Dinamakan mubayyanah karena ungkapan tersebut dimunculkan untuk
menjelaskan makna yang ditutupinya. Sebelum itu makna yang dimaksudkan masih samar, sehingga
setelah disebutkan kelaziman makna yang dikehendaki menjadi jelas.
Contoh :
ُ ْ ٌ ْ ُ ُ ْ َْ ْ ْ َ ََ
ُ ‫ْش‬
ْ ْ‫ج ْْن‬
َ ْْ ًُ ُّ ْ ‫آِنْةال‬
‫ْي ُط ْْقاْ*ْوظ ِووجْ ِيٌْذق ِديْغصْن ِِْف‬ ْ َ ْ َ َ
ِ‫م‬ ِ ِ ‫ياْيٌْر‬
Wahai Dzat yang senantiasa melihatku dalam kesusahan ku terbelenggu
Kepapaanku menaungi bak cabang pohon rindang menggelayut
Penjelasan:
Makna yang dekat = ‫ من‬artinya orang
Makna yang jauh dan dipakai = ‫ من‬artinya Dzat

4. Tauriyah Muhayyaah
Tauriyah Muhayyaah ialah tauriyah yang tidak terwujud kecuali dengan lafaz sebelum atau
sesudahnya. Jadi Muhayyaah terbagi menjadi dua bagian:
a. Sesuatu yang dipersiapkan dengan lafaz yang terletak sebelumnya.
Contoh :
َ ‫ََْ َ ْ َ َْ ْ َ َ َ َ َ ََْ َ ْ َ َ َ َْ ْ َ َ َ َ ذ‬
‫وأظّرتْ ِذيَاْ ِيٌْسًاحِكْسَثْ*ْفأظّرتْذاكْاهفرضْ ِيٌْذلِكْانلذب‬
“Anda tampakkan di tengah kita, Tabiat aslimu Anda tampakkan pemberian itu, Dari yang cepat tunaikan
perlu.”
b. Sesuatu yang dipersiapkan dengan lafaz yang terletak sesudahnya.
Contoh :
ْ َْ َ َ ّ ُ َُّ َ َ ُ‫َذ‬
ْ‫ي‬
ِ ًِ ‫ْالشًال ِْةاَّل‬
ِ ‫أٍَُْكنُْي ِرك‬
"Sesungguhnya ia menggerakkan "baju lapang yang menyelubungi seluruh badan" dengan tangan kanan.”

Penjelasan:
Kata pada contoh di atas memiliki dua makna, yaitu: pertama, tangan kiri (makna dekat) kedua, baju
longgar yang menyelubungi seluruh tubuh (makna jauh) dan ini makna yang dikehendaki, akan tetapi
makna ini tidak kelihatan jelas karena tertutupi oleh kata sesudahnya yaitu yang berarti tangan kanan.
َُ َ ْ ُ َ ّ َ
ْ ْ‫اقْ َْو ْال ًُْ ْق ْاةَ ْوث‬
ْ ‫هط ْت‬
ِْ ‫ْا‬
(Thibaq dan Muqobalah)

Pengertian Thibaq
Thibaq juga bisa disebut Muthobaqoh, Thibaq adalah:
ََ ْ ّ ْ ‫يْ ذ‬ ْ ْ ُ ُ َ ِّ
ْ‫ِفْاهلَك َم‬
ْ ِ ْ‫الَّش ِْءْ َو ِض ِد ِْه‬ َْ ‫اقِْ َْْْاْل َ ًْ ُْعْ َب‬
ْ ‫اهطت‬
Thibaq adalah berkumpulnya suatu perkara dengan lawannya dalam suatu kalimat.
Demikian juga dalam Mu’jam Al Mufasshal, dikatakan:
َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ َ ِّ
ْ‫فْاْل ُ ًْو ِث‬ ِْ ‫يْال ًُخَقاةَو‬
ْ ِ ْ‫ي‬ ِْ َ‫يْ ْالًػ‬
ْ ‫اقِْ ْْْاْلً ْعْب‬
ْ ‫اهطت‬
Thibaq adalah berkumpulnya dua makna yang berlawanan dalam satu kalimat.
Dari beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa thibaq adalah apabila dalam
satu kalimat terdapat suatu kata/kalimat dan antonimnya. Hanya saja kata yang
berantonim itu tidak boleh lebih dari satu kata, apabila lebih akan dikategorikan
muqabalah.

Contoh Thibaq:
ٌ ُ ُ َ َْ َْ
ْ‫َوَت َستُ ُّ ْْىْأحقاظاْ َوِ ْْىْ ُرقْد‬
Artinya: “Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur….” (QS. al-Kahfi: 18)
ْ
َ َ
ْ‫المذب‬ ْ ُّ ْ‫الصدقْوال‬
ْ‫أحب‬ ْ ْ ُّ
ْ‫أحب‬
Artinya: Aku suka kebenaran dan aku tidak suka kebohongan
ْ
َ َْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫َ ذ‬
ْ‫يان‬
ْ ًِ ‫اء رذػّاْ ْووض ْع ْال‬
ْ ً‫والس‬
Artinya: ”Dan Allah telah meninggalkan langit dan Dia meletakkan neraca (timbangan).”
(QS Ar-Rahman : 7).
ْ
َ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ُّ َ َ ْ َ َ َ ََُْ
ْ‫ٌْاْل َ ِخ َرةِِْْ ْْىَْغفِوْن‬
ِْ ‫ٌْاْليا ِْةْادلجياْوِ ْىْغ‬
ْ ‫ْنْظا ِِراْ ِي‬
ْ ً‫حػو‬
Artinya: “Mereka Hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. ar-Rum : 7)
Jenis-Jenis Al-Muthobaqoh
Dilihat dari bentuk katanya, thibaq bisa terdiri dari:
1. Dua isim
2. Dua fi’il
3. Dua huruf
4. Campuran.

Dua isim
َ َْ ٌ َ َ ٌْ َ َْ ُْ َ
‫يٍْائِ ًَ ْث‬
ْ ‫يْسا ِِر ْةْ ِهػ‬
ْ ‫الْخ‬
ِْ ً‫يْال‬
ْ ‫خ‬
Artinya: “Sebaik-baikhartabendaadalahmata air yang mengalirbagimata yang tertidur .”

Penjelasan:
ٌ َ َ
Kata (ْ‫)سا ِِ َرة‬ dan (ْ‫ )ٍائِ ًَث‬berupa isim.

Dua fi’il
َ َْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫َ ذ‬
ْ‫يان‬
ْ ًِ ‫اء رذػّاْ ْووض ْع ْال‬
ْ ً‫والس‬
Artinya: ”Dan Allah telah meninggalkan langit dan Dia meletakkan neraca (timbangan).”
(QS Ar-Rahman : 7).

َ ََْ َ َ ‫ذ َ ََُْ َ َ ذ‬ َ ْ َ ْْ َِ ْ‫ن‬


ُْ
ْ‫الْحػو ًُْن‬
ْ ٌْ‫ي‬
ْ ‫اَّل‬
ِ ‫ْنْو‬
ْ ً‫يٌْحػو‬
ْ ‫اَّل‬
ِ ْ‫نْيسخ ِْي‬ ْ‫ق‬
Artinya: “Apakah sama orang yang punya ilmu dengan orang yang tidak punya ilmu?” (QS.
Az-Zumar : 9)

Penjelasan:
Pada contoh pertama kata (َ‫)رفَ َع‬ َ dan (َ‫ض َع‬
َ ‫)و‬
َ keduanya berupa fi’il. Begitu pula contoh yang
kedua yaitu (َ‫ )يَ ْعلَ ُمو َن‬dan (َ‫)َليَ ْعلَ ُمو َن‬
َ juga berupa fi’il.

Dua huruf
ْ َ ََْ َ َ ْ َ َ َ َ ََ َ َ ْ ُ ‫ذ‬
ْ َ‫التَ َست‬ ْ َ ُ ‫َ ُ َ ِّ ُ ذ‬
ْ‫ج‬ ْ‫جْوغويّاْيا‬
ْ ‫الْوسػّاْلّاْياْلست‬
ْ ِ‫اّللْجفساْإ‬
ْ ْ‫ف‬ْ ‫الْيسو‬ ْ
Artinya: “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS Al-Baqarah : 186).

Penjelasan:
Kata (‫ ) ََلَا‬dan (‫)علَْي َها‬
َ keduanya berupa huruf.
Campuran
ْ ََ ْ َ َ َ ْ َ ََ
ُ‫حيَيََْ ْاه‬ ‫نْييخاْفأ‬
ْ ‫ٌَْك‬
ْ ‫أوي‬
Artinya: “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan” (QS. Al-An’am :
122).

Penjelasan:
Kata (‫)ميْ تًا‬
َ berupa isim sedangkan kata (‫َحيَ يْ نَا‬
ْ ‫ )فَأ‬berupa fi’il.

Pembagian Thibaq
Thibaq terbagi menjadi dua macam, yakni:
1. Thibaq al-Ijab
َ ْ ‫ذ‬ ْ ْ ُ ‫ابْ ُِ َْْْ َياْل َ ْْىْ ََيْخَو‬ ْ ُ
‫انْ ِإْيَاةاْ َو َسوتا‬
ِْ ‫الضد‬
ِ ُِْْ ‫فْ ِذي‬ ِ ْ ِ ‫طتاقْاإلْي‬
ْ
Thibaq al-ijab (thibaq positif) adalah thibaq yang kedua katanya berlawanan itu tidak
berbeda positif dan negatifnya.
Dalam thibaq al-Ijab kedua kata yang berlawanan yang tidak didahului nafi atau nahi
sehingga tidak memberikan makna positif maupun negatif.

Contoh:
ٌ ُ ُ َ َْ َْ
ْ‫َوَت َستُ ُّ ْْى أحقاظا َوِ ْْى ُرق ْْد‬
َ َْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫َ ذ‬
ْ ‫ي‬
‫ان‬ ْ ًِ ‫اء رذػّاْ ْووض ْع ْال‬ ْ ً‫والس‬

Penjelasan:
Kata (‫ )أَيْ َقاظًا‬yang berarti bangun dan (َ‫)رقُ ْود‬
ُ yang berarti tidur menggunakan bentuk positif.
Pada contoh yang kedua juga menggunakan makna positif karena tidak didahului nafi.

2. Thibaq as-Salab
َ ْ ‫ذ‬ ْ ْ َ َ‫اخخَو‬
ْ ََُ َ ‫َ ُ ذ‬
‫انْ ِإْيَاةاْ َو َسوتا‬
ِْ ‫الضد‬
ِ ُِْْ ‫فْ ِذي‬ ْ‫بِْْيا‬
ْ ِ ‫اقْالسو‬
ْ ‫ِطت‬
Thibaq as-Salab adalah thibaq yang kedua kata yang berlawanannya itu berbeda positif dan
negatifnya.
Apabila kata yang berlawanan itu menggunakan bentuk positif dan negatif maka disebut
thibaq as-salab. Dalam hal ini, thibaq salab bisa terdiri dari nafi dengan isbat, atau nahi
dengan amar.

Contoh:
َ ََْ َ َ ‫ذ َ ََُْ َ َ ذ‬ َ ْ َ ْْ َِ ْ‫ن‬
ُْ
ْ‫الْحػو ًُْن‬
ْ ٌْ‫ي‬
ْ ‫اَّل‬
ِ ‫ْنْو‬
ْ ً‫يٌْحػو‬
ْ ‫اَّل‬
ِ ْ‫نْيسخ ِْي‬ ْ‫ق‬
Artinya: “Apakah sama orang yang punya ilmu dengan orang yang tidak punya ilmu?” (QS.
Az-Zumar : 9)

‫ََ َْ َ ْ ُ َ َ ذ‬ َ ُ ْ
ْ‫اّلل‬
ِ ٌْ ْ ‫ْنْ ِي‬
ْ ‫الْيسخخف‬
ْ ‫اسْو‬ ‫ٌْ ذ‬
ْ ِ ‫انل‬ ْ ‫ي َ ْسخَخف‬
َْ ‫ْنْ ِي‬
Artinya: “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah.”
(QS. An-Nisa : 108)

Penjelasan:
Pada contoh tersebut terdapat penggunaan dua kata yang masing-masing berlawanan dan
bentuknya positif dan negatif. Kata (َ‫ )يَ ْعلَ ُمو َن‬dan (َ‫ )يَ ْستَ ْخ ُفو َن‬berbentuk positif serta kata(َ‫)َليَ ْعلَ ُمو َن‬
َ
dan (َ‫)َليَ ْستَ ْخ ُفو َن‬
َ berbentuk negatif karena didahului oleh nafi. Karena keduanya berupa positif
dan negatif maka kedua contoh di atas termasuk thibaq as-salab.
Pengertian Muqobalah
Muqabalah adalah mengungkapkan dua lafaz atau lebih lalu diiringi dua lafaz lain yang
merupakan antonim (lawan kata) dari dua lafaz pertama dan disebutkan secara beriringan.
Dalam bahasa arab didefinisikan dengan:
ْ ‫َ ْ ُْ َ َ ََْْ َْ َ ََْ ُ ذ ُْ َ َ ُ َ َُ َ َ ََ ذ‬
ْ ِ ‫َعْاهَّت ِتي‬
‫ب‬ ْ ْ‫ك‬
ْ ِ ‫نْذل‬
ْ ‫تْةًِاْحقاة‬
ْ ‫ْث ْىْي ْؤ‬،‫يْأ ْوْأكَث‬
ِْ ‫تْةًِػَي‬
ْ ‫نْ يؤ‬
ْ‫أ‬
Perbedaan muqabalah dengan thibaq adalah apabila thibaq itu ada dua kata yang
berantonim dalam satu kalimat, sedangkan muqabalah itu antonim antar kelompok kata
yang biasanya terdiri dari dua kata atau lebih.

Contoh Muqabalah
Disebutkan dalam sya'ir Al-Buhturi:
َ َ َ َ ُّ َ َ َ َ َ َ
ْ‫اربُ ْْاْأذه ْْاْ َغ ِزيْزاْ•ْ َوإِذاْ َسال ًُ ْْاْأ َغ ُّز ْواْذ َِّلْل‬‫ف ِإذاْح‬
Artinya:
“Jika berperang, mereka membuat orang-orang yang dulunya mulia menjadi hina dina. Jika
berdamai mereka membuat orang-orang yang dulunya hina dina menjadi mulia.”

Penjelasan:
Kata (‫ار ُب ْْا‬ َ (‫ )أَ َذهُّ ْْا‬dan (‫)غزيْزا‬
َ ‫)ح‬, َ (‫ )أَ َغ ُّز ْوا‬dan (ْ‫)ذَّلْل‬.
َ berlawanan maknanya dengan kata (‫)سال َ ًُ ْْا‬, َ
ِ ِ

Contoh lain dalam ungkapan:


ْ ‫ذ َ َ ْ َ ُ ذ َ ُ ُّ ذ‬
َْْ ّ‫بْالو‬
ْ ‫َت‬
ِ ‫اْل ْدْو‬
ِ ْ‫كْحسرْه‬
ْ ٍِ‫إ‬
Artinya: “Engkau membenci kesungguhan dan mencintai senda gurau.”

Penjelasan:
ْ َ ‫ذ‬
Kata (ْ‫ )حس َر ُه‬dan (ْ‫)اْلد‬ ُّ ُ dan (ّْْ ‫)الوذ‬.
ِ berantonim dengan (ْ‫)َتب‬
ِ
َ ُ َََْ ْ َ ْ ُ َ ْ َْ َ
ْ‫ام ْْاْق ِويْل‬َ‫فويسّرواْل ِثياْوَّل‬
Artinya: “Hendaklah mereka sering terbangun (malam hari) dan sedikit tidur!”

Penjelasan:
َ َ
Kata (‫ )ي َ ْس َّ ُر ْوا‬dan (‫ )ل ِث ْيا‬berantonim dengan (‫ام ْْا‬
ُ ََ‫)ح‬ dan (‫)قويل‬.
Contoh Muqabalah Dalam Al-Qur’an:
َ ْ َ ُ ‫نْل َ ُّ ُْىْ ذ‬ُّ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َْ ْ ُ ُ َُْ
ْ‫اتْ َوُيَ ِّر ُْمْ َغويْ ِّ ُْىْاْلَتَائِد‬
ْ ِ َ‫اهطيِّت‬ ْ ‫ُي‬ ‫و‬
ِ ِ ْ ْ
‫ر‬ ‫م‬ ًَ ‫ال‬ ْ ْ
ٌ ِ ‫غ‬ْ ْ
‫ى‬ ِ‫ا‬َّ‫ي‬ ‫و‬ْ ْ
‫وف‬ِ ُ
‫ر‬ ‫ػ‬ ً‫يأمرِ ْىْةِال‬
Artinya: “(Allah) memerintahkan mereka agar berbuat baik dan melarang mereka untuk
menjauhi kemungkaran, dan Allah menghalalkan kepada mereka (makan-makanan) yang
baik dan mengharamkan kepada mereka (makan-makanan) yang buruk”.
(QS. Al-A’raf: 157).

Penjelasan:
Dari ayat di atas, ada beberapa kata yang berlainan maknanya:
ََْ ْ
ْ‫يَأ ُم ُْر – حَه‬
َ ْ ْ ْ ْ
ْ ‫وفْ–ْال ًَُم ِْر‬ ْ ِ ‫ال ًَػ ُر‬
ُ ُّ ُ
ْ ‫نْ–ُْيَ ِّر ُْم‬ ْ ‫ُي‬ِ
َ ْ
ْ‫د‬ْ ِ‫ْاْلَتَائ‬-ْ‫ات‬ ْ ِ َ‫اهطيِّت‬
‫ذ‬

َ َ َ ‫ذ ُْ ذ‬ َ َ َ َْْ ‫ذ‬
ْ ْ‫حيى‬
ِ ‫فْج‬
ْ ِ ‫ارْه‬ ْ ‫فٍْ ِػيىْ َو ِإ‬
ْ ‫نْاهفج‬ ْ ‫نْاْلة َر‬
ْ ِ ‫ارْه‬ ْ ‫ِإ‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam
syurga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar
berada dalam neraka.” (QS. Al-Infithar: 13-14)

Penjelasan:
َْ
َ ‫)اْلةْ َر‬ َ َ ‫ )اهْ ُف ذج‬dan (ْ‫)جحيى‬.
َ
Kata (ْ‫ار‬ dan (ْ‫ )ٍ ِػيى‬makna nya bertentangan dengan (ْ‫ار‬ ِ

ُ ُ ُ ََ َ ْ ُْ ُ ُ ُ‫ُ ُ ذ‬
َ ْ ‫س ُْىْاهْ ُػ‬
ْ‫س‬ ِ‫يدْة‬
ْ ‫الْي ِر‬
ْ ‫س ْو‬
ْ ‫اّللْةِس ْىْاهي‬
ْ ْ‫يد‬ْ ‫ي ِر‬
Artinya: “… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu….” (QS. Al-Baqarah: 185)

Penjelasan:
Dari ayat di atas, ada beberapa kata yang berantonim, yaitu:
َ ُ ُ
ُْ ‫الْيُ ِر‬
ْ ‫يد‬ ْ – ‫يد‬
ْ ‫ي ِر‬
ْ ْ َ ْ ُْ
َْ ‫سْ–ْاه ُػ‬
‫س‬ ْ ‫اهي‬

Anda mungkin juga menyukai