Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan rasa syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah
Sang Maha Kuasa, yang telah memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami,
ketika kami menorehkan kata demi kata di atas lembar–lembar kertas ini, kami
sangat yakin, bahwa tiada daya dan kekuatan pada diri kami tanpa Engkau
memberikan kekuatan kepada kami.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Keharibaan Sang


Proklamator Islam, Baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing
kami menuju jalan kebenaran. Ucapan terima kasih yang penulis sampaikan
kepada :

1. KH. Moh Zuhri Zaini, BA, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid
yang dengan mau’idhah hasanahnya dapat mencerahkan dan menyejukkan hati
penulis.

2. Bapak Moh. Iqbal, S.Si, selaku Dosen dari mata kuliah baca tulis al-quran,
yang selalu mengarahkan dan mendidik kami selama proses pembelajaran di
Universitas Nurul Jadid.

Penulis yakin, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran selalu penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis juga senantiasa berdo’a agar karya kecil ini bisa bermanfa’at
bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswa Universitas Nurul Jadid.

Paiton, 24 september 2019

Penulis

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 1
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ........................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4
2.1 MAKHORIJUL HURUF ........................................................ 4
2.2 SIFAT-SIFAT YANG BERLAWANAN ............................... 8
2.3 SIFAT YANG TIDAK BERLAWANAN ............................. 13
BAB III PENUTUP ............................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 18

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Makharijul huruf artinya tempat-tempat keluarnya huruf. Secara bahasa,
makhraj artinya tempat keluar. Sedangkan menurut istilah makhraj adalah suatu
naman tempat, yang padanya huruf dibentuk (atau diucapkan). Dengan demikian,
mahkraj huruf adalah tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut
dibunyikan.
Ketika membaca al-qur’an, setiap huruf harus dibunyikan sesuai makhraj
hurufnya. Kesalahan dalam pengucapan huruf atau makhraj huruf, dapat
menimbulkan perbedaan makna atau kesalahan arti pada bacaan yang tengah
dibaca. Dalam kondisi tertentu, kesalahan ini bahkan dapat menyebabkan
kekafiran manakala seseorang melakukannya dengan sengaja dan sadar.
Sifat huruf adalah karakteristik atau peri keadaan yang melekat pada suatu
huruf. Setiap huruf hijaiyyah mempunyai sifat tersendiri yang bisa jadi berbeda
atau sama dengan huruf lain. Sifat ini muncul setelah suatu huruf dikeluarkan
secara tepat dari makhrajnya.
Dengan kata lain, jika seseorang menginginkan pengucapan yang benar-
benar tepat dari suatu huruf hijaiyyah, maka sebaiknya ia mempelajari sifat huruf
setelah mempelajari makhraj huruf.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja pembagian makharijul huruf ?
2. Apa saja sifa sifat yang berlawanan ?
3. Apa saja sifat sifat yang tidak berlawanan ?

1.3 TUJUAN
1. untuk memahami pembagian makharijul huruf
2. untuk memahami sifat sifat yang berlawanan
3. untuk memahami sifat sifat yang tidak berlawanan

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makharijul Huruf


Makharijul huruf adalah tempat tempat keluarnya huruf. Terjadi perbedaan
pendapat dikalangan para ulama tentang pembagian makharijul huruf. Imam
Syibawaih dan asy-Syathibi berpendapat bahwa makhraj huruf terbagi atas 16
makhraj, sementara menurut Imam al-Fara’ terbagi atas 14 makhraj.
Namun pendapat yang paling masyhur dalam perkara ini adalah yang
menyatakan bahwa makhraj huruf terbagi atas 17 makhraj. Imam Khalil bin
Ahmad menjelaskan bahwa pendapat inilah yang banyak dipegang oleh para qari
termasuk Ibnu Jazari serta para ahli nahwu.
Selanjutnya, tujuh belas makhraj ini diklasifikasikan ke dalam lima tempat
(maudli). Lima tempat inilah yang merupakan letak makhraj dari setiap huruf.
A. Al-jauf
Al-jauf artinya rongga mulut. Maksudnya, tempat keluarnya huruf
yang terletak pada rongga mulut. Dari rongga mulut muncul satu
makhraj yang dikenal dengan nama makhraj al-Jauf. Dan dari makhraj
al-jauf keluar tiga huruf madd : alif ( ‫) ا‬, wau ( ‫) و‬, dan ya’( ‫ ) ي‬yang
bersukun.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami tiga
huruf mad yang keluar dari makhraj al-jauf:
 Cara membunyikan alif tidak sama dengan cara membunyikan
hamzah. Hamzah keluar dari makhraj al-halq dan tersifati oleh
Syiddah, sedangkan alif tersifati oleh lawannya yaitu
Rakhawah. Alif yang keluar dari al-jauf ialah huruf madd,
dalam keadaan mati, dan huruf sebelumnya berharakat fat-hah.
Cara membacanya dipanjangkan dua harakat karena menjadi
Madd Ashli. Suara panjang tersebut menekan pada udara yang
keluar di dari ronga mulut ( al-jauf ).
 Bunyi huruf wau yang bersukun atau dalam keadaan mati tidak
sama dengan bunyi huruf wau yang keluar dari bibir ( asy-

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 4
Syafawi ) yang dalam keadaan hidup atau berharakat. Bunyi wau
dalam makhraj al-jauf adalah wau yang disukun atau mati dan
huruf sebelumnya berkharakat dlammah. Cara membacanya
dipanjangkan dua harakat karena menjadi Madd Ashli dan
menekan pada udara. Suara panjang tersebut keluar dari rongga
mulut.
 Bunyi huruf ya’ yang bersukun tidak sama dengan huruf ya’
yang keluar dari tengah lidah (wasthul lisan ), yang dalam
keadaan hidup atau berharakat. Bunyi ya’ dalam makhraj al-
jauf ialah ya’ yang disukun atau mati dan huruf sebelumnya
berharakat kasrah. Cara membacanya dipanjangkan dua harakat
karena menjadi Madd Ashli dan menekan pada udara. Suara
panjang tersebut keluar dari rongga mulut.
Perhatikan nazham berikut:
. ‫ حروف مدّ للهواء تنتهي‬# ‫فالف الجوف واختاها وهي‬
Huruf alif makhrajnya berasal dari al-jauf, begitu pun
kedua kawannya
( huruf wau dan ya’ ). Semua huruf madd, yang
pengucapannya menekan pada udara.
B. Al-Halq
Al-Halq artinya tenggorokan. Maksudnya, tempat keluarnya hurufyang
terletak pada tenggorokan. Dari al-halq muncul tiga makhraj, yaitu :
a. Aqshal halq ( ‫ )اقص الحلق‬adalah pangkal tenggorokan atau
tenggorokan bagian dalam. Dari makhraj ini keluar huruf
hamzah (‫ ) ء‬dan ha’(‫) ه‬.
b. Wasthul halq (‫ ) وسط الحلق‬adalah tenggorokan bagian tengah.
Dan makhraj ini keluar huruf ‘ain (‫ ) ع‬dan ha’ (‫) ح‬.
c. Adnal halq ( ‫ )اد نى الحلق‬adalah tenggorokan bagian luar atau
ujung tenggorokan. Dari makhraj ini keluar huruf kha’ (‫ ) خ‬dan
ghain (‫) غ‬.

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 5
Dengan demikian total huruf hijaiyyah yang keluar dari
makhraj al-halq adalah enam huruf. Dalam sebuah nazham
dijelaskan:
‫ ث َّم لوسطه فعي ٌن حاء ادناه غي ٌن خاءها‬# ‫ث َّم ِلقصى الحلق هم ٌز ها ٌء‬
Kemudian dari pangkal tenggorokan keluar huruf hamzah dan
ha’. Lalu dari bagian tengahnya keluar huruf ain dan ha’ , dari
ujungnya keluar huruf ghain dan kha’.
C. AL Lisan
Al-lisan artinya lidah. Maksudnya, tempat keluarnya huruf yang
terletak lidah. Jumlah huruf hijaiyyah yang keluar dari makhraj ini ada
18 huruf dan terbagi atas 10 makhraj. Kesepuluh makhraj al-lisan
tersebut ialah sebagai berikut:
a) Pangkal lidah bertemu dengan langit-langit bagia atas. Dari
makhraj ini keluar huruf qaf (‫) ق‬. Dalam istilah lain, makhraj
ini disebut juga aqshal lisan fauqa ( ‫)اقص اللسان فوق‬, artinya
pangkal lidah sebelah atas.
b) Pangkal lidah, tempatnya sebelah bawah ( atau ke depan )
sedikit dan makhraj qaf, bertemu dengan langit-langit bagian
atas. Dari makhraj ini keluar huruf kaf ( ‫) ك‬. Dalam istilah lain,
makhraj ini disebut juga aqshal lisan asfal ( ‫)اقص اللسان اسفل‬
artinya pangkal lidah sebelah bawah.
c) Pertengahan lidah bertemu dengan langit-langit atas.
Pertengahan lidah tersebut dimantapkan ( tidak menempel )
pada langit-langit atas. Dari makhraj ini keluar huruf jim ( ‫) ج‬,
syin ( ‫) ش‬, dan ya’ ( ‫) ي‬. Watshul lisan ( ‫ ) وسط اللسان‬adalah
istilah yang dikenal untuk makhraj ini.
d) Tepi lidah bersentuhan dengan geraham kanan atau kiri. Ada
juga yang mengatakan tepi pangkal lidah dengan geraham
kanan atau kiri memanjang sampai kedepan. Dari makhraj ini
keluar huruf dlad ( ‫) ض‬.
e) Ujung lidah bertemu dengan langit-langit yang berhadapan
dengannya. Dari makhraj ini keluar huruf lam ( ‫) ل‬.

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 6
f) Ujung lidah, bergeser kebawah sedikit dari makhraj lam,
bertemu dengan langit-langit yang berhadapan dengannya.
Bisa pula dikatakan, makhraj ini hanya menggeser ujung lidah
sedikit ke depan dari posisi lam. Dari makhraj ini, keluar huruf
nun ( ‫) ن‬.
g) Berdekatan dengan makhraj nun dan masuk pada punggung
lidah, tetapi lidah tidak menyentuh langit-langit. Dari makhraj
ini keluar huruf ra’ (‫) ر‬.
h) Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi seri atas. Dari
makhraj ini keluar tiga huruf hijaiyyah, yaitu ta’ (‫) ت‬, dan
tha’( ‫)ط‬, dan dal ( ‫)د‬.
i) Pangkal lidah bertemu dengan dengan ujung gigi seri atas.
Dari makhraj ini keluar tiga huruf hijaiyyah, yaitu dzal (‫) ذ‬,
zha’( ‫)ز‬, dan tsa’ ( ‫)ث‬.
j) Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri bawah. Dari
makhraj ini keluar tiga huruf hijaiyyah, yaitu shad ( ‫)ص‬, zal (‫ذ‬
), dan sin (‫) س‬.

D. Asy-Syafatain
Syafatain artinya dua bibir. Maksudnnya, tempat keluarnya huruf
yang terletak pada dua bibir: bibir atas dan bibir bawah. Huruf yang
keluar dari makhraj ini ada empat huruf, yaitu: fa’ ( ), mim ( ),ba’ ( ),
dan wau ( ).
Makhraj asy-syafatain terbagi atas dua makhraj:
a. Perut bibir bawah atau bagia tengah dari bibir bawah tersebut
dirapatkan dengan ujung gigi atas. Dari makhraj ini keluar
huruf fa’.
b. Paduan bibir atas dan bibir bawah. Jika kedua bibir tersebut
tertutup/terkatup, keluarlah huruf mim dan ba’. Dan jika
terbuka, keluarlah huruf wau.

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 7
E. Al-Khaisyum
Al-khaisum artinya aqshal anfi atau pangkal hidup. Dari makhraj
ini keluar satu makhraj, yaitu al-ghunnah ( sengau/dengung ), sehingga
dari makhraj ini keluar segala bunyi sengau/dengung. Setidaknya ada
empat tempat yang padanya terjadi bunyi sengau, yaitu:
 Pada bacaan ghunnah musyaddad, yakni bacaan sengau pada
huruf mim dan nun yang bertasydid : ‫ ّم‬dan ‫ّن‬
 Pada bacaan idgham bi ghunnah.
 Pada bacaan ikhfa’.
 Pada bacaan iqlab.

2.2 Sifat-sifat yang Berlawanan (Mutadladah)


Jumlahnya ada 10 sifat. Mempunyai lawan artinya, setiap sifat
mempunyai satu sifat yang menjadi lawannya.
 Hams lawannya Jahr
 Syiddah lawannya Rakhawah
 Isti’la’ lawanya Istifal
 Ithbaq lawannya Infitah
 Idzlaq lawannya Ishmat
Sekarang, marilah kita mengupas kesepuluh sifat teersebut beserta huruf-
huruf hijaiyyah yang tersifati olehnya.

1. Sifat Hams
Hams menurut bahasa ialah hisul kahfi ( ), artinya perasaan yang
halus. Sedangkan menurut istilah Hams adalah keluarnya/berembusnya
napas ketika mengucapkan huruf karena lemahnnya tekanan terhadap
makhraj huruf tersebut.
Adapun huruf-huruf Hams jumlahnya ada sepuluh, yakni:
‫فحثهشخصسكت‬
Cara membunyikan Hams adalah seperti mengembuskan atau
mengeluarkan napas , baik tatkala huruf Hams dalam keadaan berharakat

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 8
maupun bersukun. Kecuali huruf kaf (‫ ) ك‬dan ta’ (‫) ت‬, keduanya hanya
terlihat hamsnya ketika bersukun atau tatkala dibaca waqaf.
Contoh: ‫ ( فاذا نفخ = ف‬berharakat ), ‫ ( من افواههم‬bersukun )
Sifat Hams mempunyai satu sifat yang menjadi lawannya, yaitu
sifat Jahr. Sifat jahr ini memiliki karakteristik yang bertolak belakang
dengan sifat hams.
2. Sifat Jahr
Jahr menurut bahasa adalah al-i’lan wal izh-har ( ), artinya
berkumandang dan jelas. Sedangkan menurut istilah jahr ialah tertahannya
aliran/embusan napas ketika mengucapkan huruf, karena kuatnya tekanan
terhadap makhraj huruf tersebut.
Sifat Jahr merupakan lawan dari sifat Hams. Oleh sebab itu, huruf-
huruf jahr adalah sisa huruf hijaiyyah dari huruf-huruf hams. Dengan
demikian, jumlah huruf Jahr adalah 19 huruf, yaitu:
‫عظموزنقارءذيغضجدطلب‬
Berbeda dengan cara membunyikan huruf hams, saat
membunyikan huruf jahr, napas tidak berembus atau seperti tertahan. Hal
ini dimungkinkan karena ketika membacanya makhraj dalam keadaan
agak tertutup.
Contoh: ‫وعملوا = ع‬
3. Sifat Syiddah
Syiddah menurut bahasa adalah al-quwwah, artinya kuat.
Sedangkan menurut istilah dalah tertahannya suara ketika mengucapkan
huruf, karena makhraj huruf tersebut ditekan dengan sempurna/sangat
kuat.
Huruf-huruf syiddah ada 8 huruf, yaitu:
‫ءجدقطبكت‬
Saat mengucapkan huruf-huruf syiddah, suara menjadi tertahan
karena kuatnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut. Tertahannya
suara ini menjadi semakin nyata tatkala huruf-huruf syiddah dalam
keadaan bersukun atau waqaf.
Contoh: ‫( سببًا= ب‬berharakat), ‫(سبحانه‬bersukun)

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 9
Sifat syiddah memeiliki satu difa yang menjadi lawannya, yaitu
sifat rakhawah. Sifat rakhawah ini mempunyai karakteristik yang bertolak
belakang dengan sifat syiddah.
4. Sifat Rakhawah
Rakhawah menurut bahasa ialah al-lin, artinys lunak atau lemah
lembut. Sedangkan menurut istilah rakhawah adalah berjalannya (tidak
tertahannya) suara ketika mengucapkan huruf karena lemahnya tekanan
terhadap makhraj huruf tersebut.
Huruf rakhawah ada 16 huruf, yaitu:
‫خ ذ غ ث ح ظ ف ض ش و ص ز ي س اه‬
Berbeda dengan cara membaca mengucapkan huruf syiddah, saat
membunyikan huruf rakhawah, ssuara tidak tertahan atau keluar secara
sempurna. Demikian pula, ketika huruf-huruf rakhawah tersebut dalam
keadaan bersukun atau mati, suara dari huruf-huruf tersebut tetap keluar
secara sempurna dan tidak terhambat.
Contoh: ‫( خلقكم=خ‬berharakat), ‫( اخيار‬bersukun)

Sifat Tawassuth
Ada satu sifat huruf yang berada di antara sifat syiddah dan
rakhawah, yaitu sifat tawassuth. Sifat ini mempunyai karakteristik yang
bersifat pertengahan antara syiddah dan rakhawah. Karena itulah, sifat
tawassuth sering pula disebut bainiyyah, yang artinya pertengahan.
Maksudnya, petengahan antara syiddah dan rakhawah.
Tawassuth menurut bahasa ialah al-i’tidal, artinya pertengahan
atau sedang. Sedangkan menurut istilah tawassuth adalah pertengahan
suara saat mengucapkan huruf, yakni antara tertahannya suara seperti
dalam huruf-huruf syiddah dan berjalannya suara seperti dalam huruf-
huruf rakhawah.
Adapun huruf tawassuth adalah sisa huruf hijaiyyah dari syiddah
dan rakhawah. Jumlahnya ada 5 huruf, yaitu:
‫لنعمر‬

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 10
Cara pengucapan tawassuth adalah pertengahan antara tertahan dan
tidak tertahannya suara. Namun, dalam keterangan dijelaskan bahwa
tawassuth sendiri ddigolongkan sebagai lawan syiddah, atau dapat
dikatakan , lebih dekat pada berjalannya suara rakhawah. Suara tawassuth
sudah tentu akan terdengar agak lemah dibandingkan syiddah.
Contoh; ‫الم تر كيف = ل‬
5. Isti’la’
Isti’la’ menurut bahasa adalah al-irtifa’, artinya terangkat.
Sedangkan menurut istilah, isti’la’ adalah terangkatnya lidah mengarah ke
langit-langit atas ketika mengucapkan huruf.
Huruf-huruf nya ada 7, yaitu:
‫خصضغطقظ‬
Huruf isti’la’ dibunyikan dengan cara mengangkat lidah ke langit-
langit atas. Akibat proses ini, suara terdengar agak membesar dan tebal.
Contoh: ‫طي ًرا = ط‬
Lawan dari sifat isti’la’ adalah sifat istifal. Kedua sifat ini memiliki
karakteristik yang saling bertolak belakang.
6. Sifat Isifal
Istifal menurut bahasa adalah al-inhifadl, artinya merendah.
Sedangkan. Sedangkan menurut istilah adalah terhamparnya lidah dari
langit-langit atas sampai ke (pelataan) mulut saat mengucapkan huruf.
Sifat istifal merupakan lawan dari sifat isti’la’. Oleh sebab itu, huruf-huruf
istifal adalah sisa huruf hijaiyyah dari huruf-huruf isti’la’. Jumlah huruf
istifal adalah 22 huruf, yaitu:
‫ثبتعزمنيجودحرفهءذسلشكا‬
Berbeda dengan cara membunyikan huruf isti’la’, saat
membunyikan huruf istifal . lidah terhampar atau tidak terangkat ke langit-
langit sehingga ada ruang antara langit-langit lidah. Begitupun suara yang
terdengar dari istifal, tida boleh terdengar tebal atau membesar seperti
isti’la’. Intinya, suara istifal harus terdengar leih kecil dibanding isti’la’.
Kesulitan akan dijumpai tatkala huruf istifal bersanding dalam satu
kalimat dengan huruf isti’la’. Karena terpengaruh dengan huruf isti’la’

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 11
suara huruf istifal tersebut ikut terdengar menebal ketka dibaca.
Contohnya pada kaliamt : ‫في تضلي ٍل‬
Pada kalimat ini, huruf ta’(istifal) bersanding dengan huruf dlad(isti’la’).
Jika kedua huruf tersebut tidak diperhatikan, maka akan terdengar
dibaca: ‫في طضلي ٍل‬
Ini merupakan kesalahan yang harus dihindari oleh seorang qori.
Contoh: ‫ثَل ثهٌ = ث‬
7. Sifat Ithbaq
menurut bahasa ialah al-ilshaq, artinya menempel. Sedangkan
menurut istilah adalah merapatnya lidah pada atap langit-langit ketika
menucapkan huruf.
Huruf ithbaq ada 4, yaitu:
‫صضطظ‬
Cara membunyikan ithbaq ialah menghimpun suara seraya
menempelkan lidah pada langit-langit atas sehingga terdengar bunyi yang
tebal atau membesar.
Contoh: ‫سلطنًا = ط‬
Sifat ithbaq memiliki satu sifat yang menjadi lawannya, yaitu sifat infitah.
8. Sifat Infitah
Infitah menurut bahasa adalah al-iftiraq, artinya terpisah atau
terbuka. Sedangkan menurut istilah adalah terbukanya apa yang ada
diantara lidah dan langit-langit atas, sehingga keluar angin diantara
keduanya.
Hurufnya ada 25, yaitu :
‫منءخذوجدسعتفزكاحقلهشربغيث‬
Berbeda dengan cra mengucapkan huruf ithbaq, saat
membunyikan huruf infitah, lidah menempel atau merapat pada langit-
langit atas. Dengan kata lain, keliling lidah tidak dilengkungkan ke langit-
langit, sehingga bunyi huruf tida membesar atau tebal.
Contoh: ‫وقب = و‬
9. Sifat Idzlaq

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 12
Idzlaq menurut bahasa artinya batas lidah atau ujung lancipnya.
Sedangkan menurut istilah adalah ringannya suara ketika huruf keluar dari
makhraj ujung lidah atau dari ujung bibir.
Huruf-hurufnya ada 6, yaitu:
‫ف رم ن ل ب‬
Huruf-huruf idzlaq diucapkan dengan suara ringan dan lancar.
Selain itu, huruf-huruf idzlaq juga lebih cepat di ucapkan karena dalam
pelafalannya lebih mengutamakan ujung lidah maupun ujung bibir.
Contoh: ‫لكنود ٌ = ل‬
10. Sifat Ishmat
Ishmat menurut bahasa al-man’u, artinya tercegah atau tertahan.
Sedangkan menurut istilah adalah beratnya/tidak lancarnya suara ketika
mengucapkan huruf yang keluar dari makhraj selain ujung lidah dan ujung
bibir.
Sifat ishmat merupakan lawan dari sifat idzlaq.
Jumlah huruf ishmat adalah 23 huruf, yaitu :
‫ج ز غ ش س اخ ط ص د ث ق ت ء ذ و ع ظ ه ي ح ض ك‬
Tidak seperti huruf idzlaq, ketika mengucapkan huruf ishmat ,
suara seperti tertahan, tidak ringan, dan tidak cepat terucap. Hal ini
dikarenakan makhraj huruf ishmat agak ke dalam dibandingkan huruf
idzlaq.
Khusus wau, meskipun makhrajnya berasal dari bibir,ia tidak
tersifati oleh sifat idzlaq tetapi tersifati oleh sifat ishmat. Sebabnya karena
pengucapan huruf wau lebih sukar dibandingkan pengucapan huruf-huruf
bibir lainnya, yatu: mim, ba’, fa’ . pengucapan wau dibarengi dengan
terbukanya kedua bibir, sementara mim,ba’,fa’ sebaliknya.
Contoh: ‫حبل = ح‬

2.3 Sifat- sifat yang Tidak Berlawanan (ghairu mutadladah)


Berbeda dengan sifat mutadladah, sifat ini berdiri sendiri, tidak memiliki
lawa, dan jumlahnya ada tujuh sifat, yaitu :

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 13
1. Sifat Shafir
Sahfir menurut bahasa artinya suara yang menyerupai suitan
burung. Sedangkan menurut istilah adalah suara tambahan yang keluar
dengan kuat di antara ujung lidah dan gigi seri.
Hurufnya ada tiga yaitu ; shad( ‫) ص‬, zai( ‫) ز‬, dan sin( ‫) س‬.
Cara membunyikan huruf shafir harus dibarengi dengan desis yang
kuat laksana desiran angin, yang keluar di antara ujung lidah dan gigi
seri.
Contoh: ‫يو سوس = س‬
2. Sifat Qalqalah
Qalqalah menurut bahasa artinya bergerak dan gemetar. Sedangkan
menuru istilah adalah suara tambahan (pantulan) yang kuat dan jelas
yang terjadi pada huruf yang bersukun stetlah menekan pada makhraj
huruf tersebut.
Hurufnya ada 5, yaitu :qaf (‫) ق‬, tha’ ( ‫) ط‬, ba’( ‫) ب‬, jim ( ‫) ج‬, dal (‫) د‬.
Sifat qalqalah hanya muncul pada huruf qalqalah yang bertanda
sukun. Pengucapannya dilakukan dengan cara menekan makhraj huruf
tersebut sehingga terdengar pantulan yang kuat dan jelas.pantulan ini
akan terasa lebih kuat dan jelas oada huruf qalqalah yang bertasydid
dan dibaca waqaf.
Contoh: ‫حب ٌل = ب‬
3. Sifat Lin
Lin menurut bahasa artinya lawan keras dan sukar. Sedangkan
menurut istilah ialah mengeluarkan huruf dari mulut tanpa
memberatkan lisan.
Huruf lin ada 2, yaitu: wau (‫) و‬, ya’ (‫) ي‬.
Huruf –huruf lin diucapkan dengan suara yang lunak dan tidak
boleh dikeraskan ketika menekan suara pada makhraj huruf tersebut.
Contoh: ‫بقو ٍل = و‬
4. Sifat Inhiraf

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 14
Inhiraf menurut bahasa adalah condong atau miring. Sedangkan
menurut istilah adalah condongnya huruf dari makhrajnya sampai ke
ujung lidah.
Huruf inhiraf ada dua, yaitu : lam (‫) ل‬, ra’ (‫) ر‬.
Tatkala mengucapkan huruf inhiraf, makhraj menjadi miring dari
ujung lidah sampai pertengahan lidah. Perbedaannya, huruf lam
makhraj miring ke depan. Sememtara untuk huruf ra’, makhraj miring
kebelakang atau tepatnya ke arrah punggung lidah.
Contoh: ‫م َّرة ٌ = ر‬

5. Sifat Takrir
Takrir menurut bahasa artinya mengulangi, yakni mengulangi
sesuatu lebih dari sekali. Sedangkan menurut istilah adalah
bergetarnya ujung lidah saat mengucapkan huruf.
Huruf takrir ada satu, yaitu ra’ ( ‫) ر‬. Huruf ini diucapkan dengan
cara menggetarkan ujung lidah, tetapi dengan getaran yang tidak boleh
lebih dari dua kali. Apabila seseorang mengucapkan huruf ra’ dengan
getatan lebih dari dua kali, misalnya empat atau enam kali, maka
seolah-olah ia telah membuat ra’ yang lain dalam satu kalimat.
Karenanya hal itu dilarang dan tercela.
Contoh: ‫ارءيت‬

6. Sifat Tafasy-syi
Tafasy-syi menurut bahasa adalah menyebar dan meluas.
Sedangkan menurut istilah adalah menyebarnya angin dari dalam
mulut ketika mengucapkan huruf. Hurufnya hanya satu, yaitu : syin ( ‫ش‬
) . cara pengucapnnya harus dibarengi dengan desis atau desiran yang
sangat kuat hingga angin menyebar dari dalam mulut.
Berdasarkan kondisi huruf syin , tafasy-syi dapat terbagi kedalam tiga
tingkatan.
1. Tafasy-syi kubra artinya tafasy-syi besar, yaitu apabila huruf syin
dalam keadaan bertasydid.

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 15
2. Tafasy-syi Wushta artinya tafasy-syi sedang, yaitu bila huruf syin
dalam keadaan bersukun.
3. Tafasy-syi Sughra artinya tafasy-syi kecil, yaitu bila huruf syin
dalam keadaan berharakat fathah, kasrah , dlammah.
7. Sifat Istithalah
Menurut bahasa artinya memanjang. Sedangkan menurut istilah
adalah memanjangkan suara dari tepi awal pangkal lidah sampai ujung
lidah.
Huruf istithalah hanya stu, yaitu : dlad (‫) ض‬.
Huruf dlad diucapkan dengan cara menyentuh tepi lidah dengan
gigi geraham. Tepi lidah yang dimaksudkan disini adalah dari pangkal
lidah erus memanjang hingga ke depan (ujung lidah). Pengucapan
huruf dlad akan lebih jelas tatkala huruf tersebut dalam keadaan
bersukun, bertasydid, atau waqaf.
Contoh: ‫وِل الضَّالّين‬

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 16
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Makharijul huruf artinya tempat-tempat keluarnya huruf. Secara bahasa,
makhraj artinya tempat keluar. Sedangkan menurut istilah makhraj adalah suatu
naman tempat, yang padanya huruf dibentuk (atau diucapkan). Dengan demikian,
mahkraj huruf adalah tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut
dibunyikan.
Ada tujuh belas makhraj yang terbagi dalam lima empat: al-jauf, al-halq,
al-lisan, asy-syafatain, dan al-khaisum.
Imam ibnu jazari rahimahullah dan para pengikutnya berpendapat bahwa
sifat sifat huruf itu berjumlah tujuh belas . ketujuh belas sifat ini kemudian terbagi
menjadi dua bagian: sifat Mutadladah dan ghairu mutadladah.
Sifat Mutadladah artinya sifat sifat yang mempunyai lawan. Jumlahnya
ada 10 sifat.sifat ghairu mutadladah rtinya sifat yang tidak mempunyai lawan.
Berbeda dengn sifat mutadladah, sifat ini berdiri sendiri, tidak memiliki lawan,
dan jumlahnya ada tujuh sifat.

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 17
DAFTAR PUSTAKA

Abdurohim, Acep Lim. 2012. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Ponegoro: CV


Penerbit Ponegoro.

Baca Tulis AL-Qu’an


Page 18

Anda mungkin juga menyukai