Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan rasa syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah
Sang Maha Kuasa, yang telah memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami,
ketika kami menorehkan kata demi kata di atas lembar–lembar kertas ini, kami
sangat yakin, bahwa tiada daya dan kekuatan pada diri kami tanpa Engkau
memberikan kekuatan kepada kami.
1. KH. Moh Zuhri Zaini, BA, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid
yang dengan mau’idhah hasanahnya dapat mencerahkan dan menyejukkan hati
penulis.
2. Bapak Moh. Iqbal, S.Si, selaku Dosen dari mata kuliah baca tulis al-quran,
yang selalu mengarahkan dan mendidik kami selama proses pembelajaran di
Universitas Nurul Jadid.
Penulis yakin, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran selalu penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis juga senantiasa berdo’a agar karya kecil ini bisa bermanfa’at
bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswa Universitas Nurul Jadid.
Penulis
KATAPENGANTAR ........................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4
2.1 MAKHORIJUL HURUF ........................................................ 4
2.2 SIFAT-SIFAT YANG BERLAWANAN ............................... 8
2.3 SIFAT YANG TIDAK BERLAWANAN ............................. 13
BAB III PENUTUP ............................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 18
1.3 TUJUAN
1. untuk memahami pembagian makharijul huruf
2. untuk memahami sifat sifat yang berlawanan
3. untuk memahami sifat sifat yang tidak berlawanan
D. Asy-Syafatain
Syafatain artinya dua bibir. Maksudnnya, tempat keluarnya huruf
yang terletak pada dua bibir: bibir atas dan bibir bawah. Huruf yang
keluar dari makhraj ini ada empat huruf, yaitu: fa’ ( ), mim ( ),ba’ ( ),
dan wau ( ).
Makhraj asy-syafatain terbagi atas dua makhraj:
a. Perut bibir bawah atau bagia tengah dari bibir bawah tersebut
dirapatkan dengan ujung gigi atas. Dari makhraj ini keluar
huruf fa’.
b. Paduan bibir atas dan bibir bawah. Jika kedua bibir tersebut
tertutup/terkatup, keluarlah huruf mim dan ba’. Dan jika
terbuka, keluarlah huruf wau.
1. Sifat Hams
Hams menurut bahasa ialah hisul kahfi ( ), artinya perasaan yang
halus. Sedangkan menurut istilah Hams adalah keluarnya/berembusnya
napas ketika mengucapkan huruf karena lemahnnya tekanan terhadap
makhraj huruf tersebut.
Adapun huruf-huruf Hams jumlahnya ada sepuluh, yakni:
فحثهشخصسكت
Cara membunyikan Hams adalah seperti mengembuskan atau
mengeluarkan napas , baik tatkala huruf Hams dalam keadaan berharakat
Sifat Tawassuth
Ada satu sifat huruf yang berada di antara sifat syiddah dan
rakhawah, yaitu sifat tawassuth. Sifat ini mempunyai karakteristik yang
bersifat pertengahan antara syiddah dan rakhawah. Karena itulah, sifat
tawassuth sering pula disebut bainiyyah, yang artinya pertengahan.
Maksudnya, petengahan antara syiddah dan rakhawah.
Tawassuth menurut bahasa ialah al-i’tidal, artinya pertengahan
atau sedang. Sedangkan menurut istilah tawassuth adalah pertengahan
suara saat mengucapkan huruf, yakni antara tertahannya suara seperti
dalam huruf-huruf syiddah dan berjalannya suara seperti dalam huruf-
huruf rakhawah.
Adapun huruf tawassuth adalah sisa huruf hijaiyyah dari syiddah
dan rakhawah. Jumlahnya ada 5 huruf, yaitu:
لنعمر
5. Sifat Takrir
Takrir menurut bahasa artinya mengulangi, yakni mengulangi
sesuatu lebih dari sekali. Sedangkan menurut istilah adalah
bergetarnya ujung lidah saat mengucapkan huruf.
Huruf takrir ada satu, yaitu ra’ ( ) ر. Huruf ini diucapkan dengan
cara menggetarkan ujung lidah, tetapi dengan getaran yang tidak boleh
lebih dari dua kali. Apabila seseorang mengucapkan huruf ra’ dengan
getatan lebih dari dua kali, misalnya empat atau enam kali, maka
seolah-olah ia telah membuat ra’ yang lain dalam satu kalimat.
Karenanya hal itu dilarang dan tercela.
Contoh: ارءيت
6. Sifat Tafasy-syi
Tafasy-syi menurut bahasa adalah menyebar dan meluas.
Sedangkan menurut istilah adalah menyebarnya angin dari dalam
mulut ketika mengucapkan huruf. Hurufnya hanya satu, yaitu : syin ( ش
) . cara pengucapnnya harus dibarengi dengan desis atau desiran yang
sangat kuat hingga angin menyebar dari dalam mulut.
Berdasarkan kondisi huruf syin , tafasy-syi dapat terbagi kedalam tiga
tingkatan.
1. Tafasy-syi kubra artinya tafasy-syi besar, yaitu apabila huruf syin
dalam keadaan bertasydid.