Dosen Pengampu :
Dr.Elfi Monalisa,MA
Disusun Oleh :
TAHUN AKADEMIK
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang dengan rahmat-Nya
memberikan nikmat kepada kita semua sebagai makhluk-Nya, berupa nikmat
iman dan islam serta nikmat waktu untuk berfikir, mentadaburi, serta menggali
ilmu-ilmu Allah SWT yang Maha Luas, sehingga tidak ada satu lautan pun yang
cukup untuk menulis ilmu-ilmu Allahtatkala air laut itu dijadikan tinta.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Al-Qur‟an sebagai kitab suci rahmatan lil „alamin, rahmat bagi
seluruhalam yang didalamnya mengandung berbagai macam ilmu, hukum,
teologi,sosial, dan sebagainya. Untuk itu perlu mengetahui dan memahami
perbedaan bacaan al-quran serta implikasinya terhadap makna dari lafal itu
sendiri.
Sebagian besar ulama mengatakan,bahwa tajwid itu adalah suatu cabang
ilmuyangsangatpentingdipelajari sebelum mempelajari ilmuqira‟atalqur‟an.Dan
ilmu tajwid pun adalah pelajaran untuk memperbaiki bacaan alqur‟an.
Ilmu tajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca huruf Arab dan telah
dapat membaca alqur‟an sekedarnya.beberapa hukum bacaan dalam ilmu
tajwid, yakni hukum bacaan “Al”(alif lam) baik “Al” Qamariyah maupun “Al”
Syamsiyah, nun mati/tanwin,dan mim mati, hukum bacaan qalqalah, hukum
bacaan lam-ra, hokum bacaan mad dan waqaf hukum bacaan lain dalam ilmu
tajwid yang jugasangat penting untuk diketahui, yaitu hukum bacaan idgham
(Marzuki,2012).
Dari beberapa hukum bacaan pada ilmu tajwid sangat penting diketahui
dan salah satunya ialah hukum bacaan Qalqalah, tanda waqaf,ibtida‟
pengucapan bacaan alqur‟an secara tafkhrim atau tarqiq serta macam-macam
huru isti‟lah, huruf lam dan huruf Ra. Untuk itu,maka dalam makalah ini akan
dibahas hukum-hukum bacaan tersebut, sehingga dengan memahami ilmu
tajwid kita mampu membaca Alqur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan
makna dari artinya.
1
A. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Qalqalah dan Pembagiannya ?
2. Apa Tujuan dan Manfaat Mempelajari Qalqalah ?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Waqaf Al Ibtida‟Serta Tanda Tandanya ?
B. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui Pengertiaan dari Qalqalah.
2. Agar dapat mengetahui Tujuan dan Manfaat Mempelajari Qalqalah.
3. Agar dapat Mengetahui Waqaf Al Ibtida‟Beserta Tanda Tandanya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qalqalah
Qalqalah secara harfi/harfiyah (bahasa) artinya getaran, mantul atau
membal. Pengertian qalqalah secara istilah ialah memantul/getaran suara
ketika membaca kalimat (lafal) yang terdapat huruf berharakat sukun asli (asli
mati) atau sukun karena waqaf /diwaqafkan.
Syarat Qalqalah:
Hurufnya harus sukun terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.Huruf
qalqalah ada lima yaitu ) د, ج, ب, ط, ( ق
3
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf jim ( )جyang diwaqafkan di
tengah kalimat.
- QS. Al-Qariah Ayat 10
َ َْ َف
س ْطيَ ِت ِۦَ َج ْوعًا
Arab-Latin: Fa wasaṭna bihī jam'ā
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf ta ( )طyang diwaqafkan di tengah
kalimat.
- QS. Al-Alaq Ayat 1
ْ ٱ ْل َسأْ ِتٲ
َ َس ِن َز ِتّكَ ٱلَّرِٓ َخل
ك
Arab-Latin: Iqra` bismi rabbikallażī khalaq
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf qaf ( )قyang diwaqafkan di tengah
kalimat.
ِٔة َّذَثَّأَت
ٍ َِ َذَثَّدْ يَ َدآ ل
Arab-Latin: Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb
Dari ayat tersebut, dapat diketahui terdapat huruf ba ( )بyang diwaqafkan di
akhir kalimat.
4
- QS. Al-Buruj Ayat 1
ْ ٱ ْل َسأْ ِتٲ
َ َس ِن َز ِتّكَ ٱلَّرِٓ َخل
ك
Arab-Latin: Iqra` bismi rabbikallażī khalaq
Dari ayat tersebut dapat diketahui terdapat huruf qaf ( )قyang diwaqafkan di
akhir kalimat.
5
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang
yang membaca al-Qur‟an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Utrujah
(Lemon), rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca al-Qur‟an
dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak
beraroma. Orang munafik yang membaca al-Qur‟an adalah bagaikan Raihanah,
baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak
membaca al-Qur‟an bagaikan Hanzhalah, rasa dan baunya pahit dan tidak
enak.” (HR. Bukhari).
Metode waqaf dan ibtida‟ ini dibuat bukan tanpa maksud, melainkan
memudahkan kaum muslimin dalam membaca al-Qur‟an. Sebab dalam
prakteknya, banyak kaum muslimin yang salah baca dalam memenggal
pengulangan bacaan dan tentunya bikin „risih‟ jika didengarkan oleh orang
yang tahu kaidah bahasa Arab. Oleh karena itu, metode ini dihadirkan. Secara
ringkas, tanda waqaf artinya berhenti sementara.Sedangkan tanda ibtida‟
artinya mulai membaca atau mulai melanjutkan bacaan lagi dengan mengulang
kalimat sebelum waqaf tersebut (Selengkapnya bisa Anda lihat dalam panduan
yang dicontohkan).
6
Jika Anda belum mahir membaca, jangan putus asa! Sebab Rasulullah
memotivasi kita dengan sabdanya,
ََُق فَل َ َْ ُُ َّ َِ سفَ َس ِج ا ْل ِك َس ِام ا ْلثَ َس َز ِج َّالَّرِٕ يَ ْم َس ُؤٍُ َّيَرَر َ ْعر َ ُع فِي
ٌّ علَ ْي َِ شَا ِ ا ْل َوا ُِ ُس تِا ْلمُ ْس
َّ آى َه َع ال
ِ أَجْ َس
ِ ٌَْاى اث
اى
“Orang yang pandai (dalam membaca) al-Qur‟an maka ia bersama para
Malaikat yang mulia. Sedangkan, orang yang membacanya dan ia terbata-bata
serta kesusahan maka baginya dua pahala.” (HR. Ahmad, Muslim, dan
selainnya)
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang membaca
satu huruf dari al-Qur‟an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut,
satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak
mengatakan Aliflaammiim satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu
huruf dan Miim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi)
Pembacaan waqaf (berhenti) dan ibtida‟ (memulai kembali) dalam
membaca Al-Qur‟an memang tidak asing lagi. Dalam Al-Qur‟an pun sudah
ditentukan simbol-simbol khusus agar memudahkan, seperti simbol huruf ج
(baca: jaiz, menandakan boleh berhenti), ( ىلقbaca: al-waqfu aula,
menandakan waqaf lebih utama), ( ىلصbaca: al-washlu aula, menandakan
washal [lanjut] lebih utama), ( مbaca: lazim, menandakan wajib berhenti), dan
sebagainya.
Namun pada prakteknya, pemahaman waqaf dan ibtida‟ tidak semudah
yang telah dipelajari hanya bersandar pada simbol-simbol di atas. Di samping
pembelajaran Al-Qur‟an harus ada bimbingan dari seorang guru, pembaca Al-
Qur‟an perlu memperhatikan tanda baca (kapan berhenti dan memulai) dari
ayat yang dibaca, agar tidak keliru dalam memahami maksud yang
disampaikan Al-Qur‟an.
7
Pembacaan waqaf (berhenti) dan ibtida‟ (memulai kembali) dalam
membaca Al-Qur‟an memang tidak asing lagi. Dalam Al-Qur‟an pun sudah
ditentukan simbol-simbol khusus agar memudahkan, seperti simbol huruf ج
(baca: jaiz, menandakan boleh berhenti), ( ىلقbaca: al-waqfu aula,
menandakan waqaf lebih utama), ( ىلصbaca: al-washlu aula, menandakan
washal [lanjut] lebih utama), ( مbaca: lazim, menandakan wajib berhenti), dan
sebagainya.
Namun pada prakteknya, pemahaman waqaf dan ibtida‟ tidak semudah
yang telah dipelajari hanya bersandar pada simbol-simbol di atas. Di samping
pembelajaran Al-Qur‟an harus ada bimbingan dari seorang guru, pembaca Al-
Qur‟an perlu memperhatikan tanda baca (kapan berhenti dan memulai) dari
ayat yang dibaca, agar tidak keliru dalam memahami maksud yang
disampaikan Al-Qur‟an
8
E. Penjelasan Ulama Spesialis Tentang Waqaf dan Ibtida’
Pembahasan waqaf dan ibtida‟ sendiri selama ini memiliki kajian (fan)
khusus dalam „Ulumul Qur‟an. Tokoh-tokoh spesialisnya pun ada dalam bidang
ini. Antara lain: Abu Ja‟far an-Nuhas, Ibnu al-Anbary, az-Zazzaj, ad-Dany, al-
„Umani, as-Sajawandi, dan lainnya. Tentu, tujuan dirumuskan fan ini tidak lain
untuk mengetahui bagaimana orang membaca Al-Qur‟an agar tidak merusak
maknanya. Al-Anbari mengatakan:
“Termasuk kesempurnaan mengetahui Al-Qur‟an adalah mengetahui waqaf dan
ibtida‟. Diriwayakan dari Ali bin Abi Thalib ra dalam firman Allah, surat
Muzammil ayat 4: “Wa rattilil qur‟aana tartiila”.Ia juga mengatakan, maksud tartil
adalah membaca dengan tajwid atau baik, dan mengetahui tempat berhenti atau
waqafnya.
9
Keempat, qabih matruk, yaitu lafal yang bila dibaca waqaf atau ibtida‟, akan
dianggap buruk atau rancu maknanya.Seperti membaca waqaf pada ayat: الَّ ِر ْييَ َكفَ َس
( لَالُ ْْاsungguh, telah kafir orang-orang yang berkata). Lalu ibtida‟ pada lafal
ِ ( َه ْسيَ َن ا ْتيُ اْل َوsesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih
ُ س ْي ُح
setelahnya: َُّ َْ للاَ اِى
ُ ( ث َ ََلث َ ٍح ثَا ِلsesungguhnya Allah adalah salah satu dari
putra Maryam); atau َّث للاَ اِى
yang tiga). (al-Maidah: 17 & 72]. (Manna‟ al-Qaththan, Mabahits fi „Ulum Al-
Qur‟anm, [Kairo: Maktabah Wahbah],
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Qalqalah adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara memantul
keluar dari makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) karena huruf tersebut
berbaris sukun (mati) atau huruf hidup dibaca sukun (mati) karena diwaqafkan
(diberhentikan).Qalqalah dibagi menjadi 2,yaitu: Qalqalah Shughra dan Qalqalah
Kubra.Qalqalah Shughra adalah huruf qalqalah yang bertanda sukun asli dari
kalimat tersebut.Sedangkan Qalqalah Kubra adalah huruf qalqalah yang sukun
akibatnya wakaf. Seperti yang pada awalnya tidak bertanda Baca sukun. Cara
membaca huruf qalqalah adalah dengan dipantulkan. Bisa dipantulkan sedikit
misalnya pada qalqalah Shughra atau dipantulkan cukup sampai sangat pada
qalqalah kubra.Cara penulisan huruf qalqalah adalah sama dengan cara penulisan
huruf hijaiyah bersambung pada umumnya, hanya saja cara membaca yang
berbeda.Sedangkan pembacaan waqaf (berhenti) dan ibtida‟ (memulai kembali)
dalam membaca Al-Qur‟an memang tidak asing lagi. Dalam Al-Qur‟an pun sudah
ditentukan simbol-simbol khusus agar memudahkan, seperti simbol huruf ( جbaca:
jaiz, menandakan boleh berhenti), قla :acab) ل ى-waqfu aula, menandakan waqaf
lebih utama), ( ىلصbaca: al-washlu aula, menandakan washal [lanjut] lebih
utama), ( مbaca: lazim, menandakan wajib berhenti), dan sebagainya.
B.Saran
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
saya harap kedepannya akan menjadi lebih baik lagi. Jadi dari itusaya mohon
bimbingan dan saran dari teman-teman dan dosen pengampu.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang menanamkan qalqalah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ya‟la Kurnaedi. 2010. Ilmu Tajwid Praktis. Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi;i.
12