Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Hukum Bacaan Qalqalah dan Waqaf Al Ibtida’

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Tilawah

Dosen Pengampu :

Dr.Elfi Monalisa,MA

Disusun Oleh :

Riki pandela 2522318

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEHNIK INFORMATIKA DAN

KOMPUTER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang dengan rahmat-Nya
memberikan nikmat kepada kita semua sebagai makhluk-Nya, berupa nikmat
iman dan islam serta nikmat waktu untuk berfikir, mentadaburi, serta menggali
ilmu-ilmu Allah SWT yang Maha Luas, sehingga tidak ada satu lautan pun yang
cukup untuk menulis ilmu-ilmu Allahtatkala air laut itu dijadikan tinta.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda


NabiMuhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta sampailah kepada
kita selakuumatnya yang senantiasa patuh pada ajarannya. Amiin.

Alhamdulillah pemakalah bisa menyelesaikan makalah yang sangat


sederhana ini, yang tak luput dari kekurangan. Tetapi pemakalah tetap berharap
bahwa makalah sederhana ini dapat bermanfaat. Pemakalah ucapkan banyak
terima kasih atas dipercayanya saya dalam pembuatan makalah ini. Dan juga
kepada Dr.Elfi Monalisa,MA selaku dosen Bimbigan Tilawah, yang telah
memberi kesempatan kepada pemakalah untuk menggali ilmu tentang materi
melalui makalah ini. Selebihnya pemakalah mohon maaf apabila dalam makalah
ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun penyajiannya.

Bukittinggi, 8 September 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar belakang .......................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan Masalah .....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Pengertian Qalqalah ..............................................................................3


B. Jenis jenis Qalqalah................................................................................3
1.Qalqalah Kubra ...................................................................................3
2.Qalqalah Sugra ....................................................................................4
C. Mengenal Tanda Waqaf dan Ibtida‟.......................................................6
D. Urgensi Memahami Waqaf dan Ibtida‟Dalam Al Qur‟an ......................8
E. Penjelasan Ulama dan Spesialis Tentang Waqafndan Ibtida‟ ................9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................11

A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Al-Qur‟an sebagai kitab suci rahmatan lil „alamin, rahmat bagi
seluruhalam yang didalamnya mengandung berbagai macam ilmu, hukum,
teologi,sosial, dan sebagainya. Untuk itu perlu mengetahui dan memahami
perbedaan bacaan al-quran serta implikasinya terhadap makna dari lafal itu
sendiri.
Sebagian besar ulama mengatakan,bahwa tajwid itu adalah suatu cabang
ilmuyangsangatpentingdipelajari sebelum mempelajari ilmuqira‟atalqur‟an.Dan
ilmu tajwid pun adalah pelajaran untuk memperbaiki bacaan alqur‟an.
Ilmu tajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca huruf Arab dan telah
dapat membaca alqur‟an sekedarnya.beberapa hukum bacaan dalam ilmu
tajwid, yakni hukum bacaan “Al”(alif lam) baik “Al” Qamariyah maupun “Al”
Syamsiyah, nun mati/tanwin,dan mim mati, hukum bacaan qalqalah, hukum
bacaan lam-ra, hokum bacaan mad dan waqaf hukum bacaan lain dalam ilmu
tajwid yang jugasangat penting untuk diketahui, yaitu hukum bacaan idgham
(Marzuki,2012).
Dari beberapa hukum bacaan pada ilmu tajwid sangat penting diketahui
dan salah satunya ialah hukum bacaan Qalqalah, tanda waqaf,ibtida‟
pengucapan bacaan alqur‟an secara tafkhrim atau tarqiq serta macam-macam
huru isti‟lah, huruf lam dan huruf Ra. Untuk itu,maka dalam makalah ini akan
dibahas hukum-hukum bacaan tersebut, sehingga dengan memahami ilmu
tajwid kita mampu membaca Alqur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan
makna dari artinya.

1
A. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Qalqalah dan Pembagiannya ?
2. Apa Tujuan dan Manfaat Mempelajari Qalqalah ?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Waqaf Al Ibtida‟Serta Tanda Tandanya ?

B. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui Pengertiaan dari Qalqalah.
2. Agar dapat mengetahui Tujuan dan Manfaat Mempelajari Qalqalah.
3. Agar dapat Mengetahui Waqaf Al Ibtida‟Beserta Tanda Tandanya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qalqalah
Qalqalah secara harfi/harfiyah (bahasa) artinya getaran, mantul atau
membal. Pengertian qalqalah secara istilah ialah memantul/getaran suara
ketika membaca kalimat (lafal) yang terdapat huruf berharakat sukun asli (asli
mati) atau sukun karena waqaf /diwaqafkan.
Syarat Qalqalah:
Hurufnya harus sukun terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.Huruf
qalqalah ada lima yaitu ) ‫ د‬, ‫ ج‬, ‫ ب‬, ‫ ط‬, ‫( ق‬

B. Jenis jenis Qalqalah


Ada dua macam qalqalah, yaitu:

1. Qalqalah Sugra (Kecil)


Qalqalah sugra adalah apabila dalam satu lafal terdapat huruf qalqalah
berharakat sukun asli, bukan karena waqaf.
Contoh qalqalah sugra:
- QS. Al-Lahab Ayat 5

َ ‫فِٔ ِجي ِد َُا َح ْث ٌل ِ ّهي َّه‬


‫س ٍد‬
Arab-latin: fī jīdihā ḥablum mim masad
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf ba (‫ )ب‬yang diwaqafkan di tengah
kalimat.
- QS. At-Tin Ayat 6

َ ‫فَلَ ُِ ْن أَجْ ٌس‬


ٍ ٌُ‫غ ْي ُس َه ْو‬
‫ْى‬
Arab-Latin: fa lahum ajrun gairu mamnụ

3
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf jim (‫ )ج‬yang diwaqafkan di
tengah kalimat.
- QS. Al-Qariah Ayat 10

َْ َ‫َّ َها ٓ أَد َْز ٰىكَ َها ُِي‬


Arab-latin: Wa mā adrāka mā hiyah
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf dal (‫ )د‬yang diwaqafkan di tengah
kalimat.
- QS. Al-Adiyat Ayat 5

َ َْ َ‫ف‬
‫س ْطيَ ِت ِۦَ َج ْوعًا‬
Arab-Latin: Fa wasaṭna bihī jam'ā
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf ta (‫ )ط‬yang diwaqafkan di tengah
kalimat.
- QS. Al-Alaq Ayat 1

ْ ‫ٱ ْل َسأْ ِتٲ‬
َ َ‫س ِن َز ِتّكَ ٱلَّرِٓ َخل‬
‫ك‬
Arab-Latin: Iqra` bismi rabbikallażī khalaq
Dari ayat tersebut, dapat diketahui ada huruf qaf (‫ )ق‬yang diwaqafkan di tengah
kalimat.

2. Qalqalah Kubro (Besar)


Qalqalah kubro adalah apabila dalam satu lafal terdapat huruf qalqalah yang
berharakat hidup atau tasydid lalu diwaqafkan diakhir kalimat.
Contoh qalqalah kubro:
- QS. Al-Lahab Ayat 1

ِٔ‫ة َّذَثَّأَت‬
ٍ َِ َ‫ذَثَّدْ يَ َدآ ل‬
Arab-Latin: Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb
Dari ayat tersebut, dapat diketahui terdapat huruf ba (‫ )ب‬yang diwaqafkan di
akhir kalimat.

4
- QS. Al-Buruj Ayat 1

‫ّج‬ ِ ‫س َوا ِٓء ذَا‬


ِ ‫خ ٱ ْلثُ ُس‬ َّ ‫َّٱل‬
Arab-Latin: Was-samā`i żātil-burụj
Dari ayat tersebut, dapat diketahui terdapat huruf jim (‫ )ج‬yang diwaqafkan di
akhir kalimat.
- QS. Al-Kafirun Ayat 5

َ ٰ ‫َّ َ ٓل أًَر ُ ْن‬


‫عثِ ُدّىَ َها ٓ أ َ ْعثُ ُد‬
Arab-Latin: Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
Dari ayat tersebut dapat diketahui terdapat huruf dal (‫ )د‬yang diwaqafkan di
akhir kalimat.
- QS. Al-Buruj Ayat 20

ٌ ‫ٱَّللُ ِهي َّ َزآئِ ِِن ُّه ِحي‬


‫ط‬ َّ َّ
Arab-Latin: Wallāhu miw warā`ihim muḥīṭ
Dari ayat tersebut dapat diketahui terdapat huruf ta (‫ )ط‬yang diwaqafkan di
akhir kalimat.
- QS. Al-Alaq Ayat 1

ْ ‫ٱ ْل َسأْ ِتٲ‬
َ َ‫س ِن َز ِتّكَ ٱلَّرِٓ َخل‬
‫ك‬
Arab-Latin: Iqra` bismi rabbikallażī khalaq
Dari ayat tersebut dapat diketahui terdapat huruf qaf (‫ )ق‬yang diwaqafkan di
akhir kalimat.

5
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang
yang membaca al-Qur‟an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Utrujah
(Lemon), rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca al-Qur‟an
dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak
beraroma. Orang munafik yang membaca al-Qur‟an adalah bagaikan Raihanah,
baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak
membaca al-Qur‟an bagaikan Hanzhalah, rasa dan baunya pahit dan tidak
enak.” (HR. Bukhari).

Metode waqaf dan ibtida‟ ini dibuat bukan tanpa maksud, melainkan
memudahkan kaum muslimin dalam membaca al-Qur‟an. Sebab dalam
prakteknya, banyak kaum muslimin yang salah baca dalam memenggal
pengulangan bacaan dan tentunya bikin „risih‟ jika didengarkan oleh orang
yang tahu kaidah bahasa Arab. Oleh karena itu, metode ini dihadirkan. Secara
ringkas, tanda waqaf artinya berhenti sementara.Sedangkan tanda ibtida‟
artinya mulai membaca atau mulai melanjutkan bacaan lagi dengan mengulang
kalimat sebelum waqaf tersebut (Selengkapnya bisa Anda lihat dalam panduan
yang dicontohkan).

C. Mengenal Tanda Waqaf dan Ibtida’


Tanda waqaf yang terdapat dalam mushaf al-Qur‟an tetap berlaku
sebagaimana mestinya, berikut penjelasannya:

1. Huruf Mim yakni Waqaf Lazim artinya wajib berhenti


2. Huruf Qalaa yakni al-Waqfu aula artinya lebih baik berhenti
3. Huruf Shalaa yakni al-Waslu aula artinya lebih baik disambung
4. Huruf Titik Tiga yakni Mu‟anaqah artinya berhenti pada salah satu waqaf
tersebut
5. Huruf Jim yakni Waqaf Jaiz artinya boleh berhenti, boleh bersambung
6. Huruf Lam alif yakni „Adamul Waqfi artinya tidak boleh berhenti, dan bila
terpaksa berhenti harus diulang dari sebelumnya.

6
Jika Anda belum mahir membaca, jangan putus asa! Sebab Rasulullah
memotivasi kita dengan sabdanya,

ََُ‫ق فَل‬ َ َْ ُُ َّ َِ ‫سفَ َس ِج ا ْل ِك َس ِام ا ْلثَ َس َز ِج َّالَّرِٕ يَ ْم َس ُؤٍُ َّيَرَر َ ْعر َ ُع فِي‬
ٌّ ‫علَ ْي َِ شَا‬ ِ ‫ا ْل َوا ُِ ُس تِا ْلمُ ْس‬
َّ ‫آى َه َع ال‬
ِ ‫أَجْ َس‬
ِ ٌَْ‫اى اث‬
‫اى‬
“Orang yang pandai (dalam membaca) al-Qur‟an maka ia bersama para
Malaikat yang mulia. Sedangkan, orang yang membacanya dan ia terbata-bata
serta kesusahan maka baginya dua pahala.” (HR. Ahmad, Muslim, dan
selainnya)
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang membaca
satu huruf dari al-Qur‟an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut,
satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak
mengatakan Aliflaammiim satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu
huruf dan Miim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi)
Pembacaan waqaf (berhenti) dan ibtida‟ (memulai kembali) dalam
membaca Al-Qur‟an memang tidak asing lagi. Dalam Al-Qur‟an pun sudah
ditentukan simbol-simbol khusus agar memudahkan, seperti simbol huruf ‫ج‬
(baca: jaiz, menandakan boleh berhenti), ‫( ىلق‬baca: al-waqfu aula,
menandakan waqaf lebih utama), ‫( ىلص‬baca: al-washlu aula, menandakan
washal [lanjut] lebih utama), ‫( م‬baca: lazim, menandakan wajib berhenti), dan
sebagainya.
Namun pada prakteknya, pemahaman waqaf dan ibtida‟ tidak semudah
yang telah dipelajari hanya bersandar pada simbol-simbol di atas. Di samping
pembelajaran Al-Qur‟an harus ada bimbingan dari seorang guru, pembaca Al-
Qur‟an perlu memperhatikan tanda baca (kapan berhenti dan memulai) dari
ayat yang dibaca, agar tidak keliru dalam memahami maksud yang
disampaikan Al-Qur‟an.

7
Pembacaan waqaf (berhenti) dan ibtida‟ (memulai kembali) dalam
membaca Al-Qur‟an memang tidak asing lagi. Dalam Al-Qur‟an pun sudah
ditentukan simbol-simbol khusus agar memudahkan, seperti simbol huruf ‫ج‬
(baca: jaiz, menandakan boleh berhenti), ‫( ىلق‬baca: al-waqfu aula,
menandakan waqaf lebih utama), ‫( ىلص‬baca: al-washlu aula, menandakan
washal [lanjut] lebih utama), ‫( م‬baca: lazim, menandakan wajib berhenti), dan
sebagainya.
Namun pada prakteknya, pemahaman waqaf dan ibtida‟ tidak semudah
yang telah dipelajari hanya bersandar pada simbol-simbol di atas. Di samping
pembelajaran Al-Qur‟an harus ada bimbingan dari seorang guru, pembaca Al-
Qur‟an perlu memperhatikan tanda baca (kapan berhenti dan memulai) dari
ayat yang dibaca, agar tidak keliru dalam memahami maksud yang
disampaikan Al-Qur‟an

D. Urgensi Memahami Waqaf dan Ibtida' dalam Al-Quran


Kenapa tanda baca itu penting? Sederhananya dalam tata bahasa
Indonesia, orang bila membaca atau berbicara tanpa tanda titik atau koma,
kemungkinan besar akan memberikan kesan gagal paham bagi si pendengar.
Penulis analogikan pada contoh ini: “Kucing makan tikus mati”. Pada kalimat
itu terdapat empat kata tanpa tanda baca. Tentu akan menimbulkan beragam
premis (multi diversity). Jika kita berhenti pada dua kata pertama (kucing
makan), lalu kita lanjut dua kata setelahnya (tikus mati), maka memberikan
konklusi kucing tetap hidup dan tikus mati. Jika kita berhenti pada tiga kata
pertama (kucing makan tikus), maka konklusinya kucing dan tikus sama-sama
mati. Jika kita berhenti pada kata pertama (kucing), lalu kita lanjut kata
setelahnya (makan tikus mati), maka konklusinya kucing tetap hidup, dan ada
subjek yang belum diketahui mati lantaran makan tikus.
Demikian pula bila orang membaca Al-Qur‟an tanpa mengetahui tanda
baca waqaf dan ibtida‟, tentu akan memberikan pemaknaan yang berbeda. Dari
sini ulama memberikan peringatan kepada para pembaca Al-Qur‟an agar
senantiasa belajar dan mengetahui kapan berhenti dan kapan memulai kembali.

8
E. Penjelasan Ulama Spesialis Tentang Waqaf dan Ibtida’
Pembahasan waqaf dan ibtida‟ sendiri selama ini memiliki kajian (fan)
khusus dalam „Ulumul Qur‟an. Tokoh-tokoh spesialisnya pun ada dalam bidang
ini. Antara lain: Abu Ja‟far an-Nuhas, Ibnu al-Anbary, az-Zazzaj, ad-Dany, al-
„Umani, as-Sajawandi, dan lainnya. Tentu, tujuan dirumuskan fan ini tidak lain
untuk mengetahui bagaimana orang membaca Al-Qur‟an agar tidak merusak
maknanya. Al-Anbari mengatakan:
“Termasuk kesempurnaan mengetahui Al-Qur‟an adalah mengetahui waqaf dan
ibtida‟. Diriwayakan dari Ali bin Abi Thalib ra dalam firman Allah, surat
Muzammil ayat 4: “Wa rattilil qur‟aana tartiila”.Ia juga mengatakan, maksud tartil
adalah membaca dengan tajwid atau baik, dan mengetahui tempat berhenti atau
waqafnya.

Ada 4 Macam Waqaf dan Ibtida‟ dalam Al-Qur‟an

Ulama berselisih pendapat dalam membagi macam waqaf dan ibtida‟.


Manna‟ Al-Qaththan dalam kitabnya Mabahits fi „Ulum Al-Qur‟an
mengungkapkan ada delapan macam. Versi lain tiga macam, dua macam, dan
yang paling masyhur terbagi menjadi 4 macam yaitu:
Pertama, tam mukhtar, yaitu suatu ayat yang tidak ada kaitannya dengan ayat
setelahnya. Maka dalam hal ini pembaca baiknya membaca waqaf dan ibtida‟
pada ayat setelahnya.
Kedua, kafi jaiz, yaitu lafal yang terpisah, bisa karena pada akhir ayat, tetapi
maknanya masih berkaitan dengan lafal setelahnya. Biasanya terdapat pada akhir
ayat yang setelahnya berupa huruf lam kay, seperti surat Yasin ayat 69-70:
Ketiga, hasan mafhum, yaitu lafal yang baik dipahami untuk dibaca waqaf,
namun tidak baik ibtida‟ atau memulai pada lafal setelahnya, karena lafal dan
َ ‫َّلل ا َ ْل‬
makna tersebut saling berkaitan. Seperti: ‫ح ْو ُد‬ ِِٰ ‫ب‬ِ ّ ‫ا ْلعَالَ ِو ْييَ َز‬,. berhenti pada lafal
tersebut dianggap baik, namun bila memulai pada lafal setelahnya, yakni ‫َّزحْ ٰو ِي‬
‫الس ِحاَل ْي ِن‬
َّ dianggap tidak baik.

9
Keempat, qabih matruk, yaitu lafal yang bila dibaca waqaf atau ibtida‟, akan
dianggap buruk atau rancu maknanya.Seperti membaca waqaf pada ayat: ‫الَّ ِر ْييَ َكفَ َس‬
‫( لَالُ ْْا‬sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata). Lalu ibtida‟ pada lafal
ِ ‫( َه ْسيَ َن ا ْتيُ اْل َو‬sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih
ُ ‫س ْي ُح‬
setelahnya: َّ‫ُ َْ للاَ اِى‬
ُ ‫( ث َ ََلث َ ٍح ثَا ِل‬sesungguhnya Allah adalah salah satu dari
putra Maryam); atau َّ‫ث للاَ اِى‬
yang tiga). (al-Maidah: 17 & 72]. (Manna‟ al-Qaththan, Mabahits fi „Ulum Al-
Qur‟anm, [Kairo: Maktabah Wahbah],

10
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Qalqalah adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara memantul
keluar dari makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) karena huruf tersebut
berbaris sukun (mati) atau huruf hidup dibaca sukun (mati) karena diwaqafkan
(diberhentikan).Qalqalah dibagi menjadi 2,yaitu: Qalqalah Shughra dan Qalqalah
Kubra.Qalqalah Shughra adalah huruf qalqalah yang bertanda sukun asli dari
kalimat tersebut.Sedangkan Qalqalah Kubra adalah huruf qalqalah yang sukun
akibatnya wakaf. Seperti yang pada awalnya tidak bertanda Baca sukun. Cara
membaca huruf qalqalah adalah dengan dipantulkan. Bisa dipantulkan sedikit
misalnya pada qalqalah Shughra atau dipantulkan cukup sampai sangat pada
qalqalah kubra.Cara penulisan huruf qalqalah adalah sama dengan cara penulisan
huruf hijaiyah bersambung pada umumnya, hanya saja cara membaca yang
berbeda.Sedangkan pembacaan waqaf (berhenti) dan ibtida‟ (memulai kembali)
dalam membaca Al-Qur‟an memang tidak asing lagi. Dalam Al-Qur‟an pun sudah
ditentukan simbol-simbol khusus agar memudahkan, seperti simbol huruf ‫( ج‬baca:
jaiz, menandakan boleh berhenti), ‫ق‬la :acab) ‫ل ى‬-waqfu aula, menandakan waqaf
lebih utama), ‫( ىلص‬baca: al-washlu aula, menandakan washal [lanjut] lebih
utama), ‫( م‬baca: lazim, menandakan wajib berhenti), dan sebagainya.

B.Saran
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
saya harap kedepannya akan menjadi lebih baik lagi. Jadi dari itusaya mohon
bimbingan dan saran dari teman-teman dan dosen pengampu.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang menanamkan qalqalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ya‟la Kurnaedi. 2010. Ilmu Tajwid Praktis. Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi;i.

Aiman Rusyidi Suwaid. 2018. Panduan Ilmu Tajwid Bergambar.Damskus


Suriah: Maktabah Ibn Al-Jazair.

Hhusni Syekh „UtsmaN, Haqq di-Tilawah,(Yordania: Maktabah al-Manar,1987),

12

Anda mungkin juga menyukai