Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TAHSIN AL-QUR’AN
Tentang
HUKUM BACAAN RA’ DAN LAM
(Tafkhim dan Tarqiq)
“Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas”

DOSEN PEMBIMBING:
Hidayatul Azizah Gazali, M. Ag.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 9
Afriadi: 2115060049
M. Viki Insantana:2115060041
Melati Amanah Hasan: 2115060051

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UIN IMAM BONJOL PADANG
TA. 2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah S.W.T., yang telah memberikan banyak
kenikmatan yang kita tidak dapat menghitungnya.
Shalawat beserta salam tak lupa pula kami haturkan kepada Baginda Nabi
Muhammad S.AW., yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh umat.
Seperti yang telah diketahui, Al-Qur’an merupakan sumber pokok dalam
agama islam. Permasalahan apapun dapat ditemukan didalamnya, dan tentunya
dengan penjelasan dari hadits Rasulullah S.A.W.
Belakangan ini, menurut Roqib (2005, hlm 103-199) bahwa dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur'an telah banyak dikembangkan. Namun demikian,
walaupun sudah banyak metode dan cara membaca Al-Qur’an seperti disebutkan
di atas, fakta di lapangan menunjukan bahwa ketidakmampuan membaca al-
Qur’an sesuai tajwid banyak melanda generasi muda sebagai generasi penerus
bangsa padahal konsep membaca Al-Qur’an di masa sekarang ini tidak hanya
dapat diperoleh melalui lembaga formal seperti di sekolah-sekolah, akan tetapi
konsep baca Al-Qur’an juga dapat diperoleh melalui pembelajaran diluar sekolah
(pendidikan nonformal) seperti kegiatan pengajian-pengajian dan lain-lain. Oleh
karena itu, sebagai generasi muda penerus bangsa, kami akan memberikan sedikit
ilmu pengetahuan mengenai ilmu tajwid dalam bentuk makalah yang kami tulis.
Adapun judul makalah ini adalah “Hukum Ra’ dan Lam (Tafkhim dan
Tarqiq)”. Kami berharap makalah ini dapat menjadi acuan dalam pembelajaran,
dan apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan, maka kami memohon kepada
para pembaca untuk memberi keritik dan saran yang dapat membangun kepada
kami. Terimakasih.
Padang, 11 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3

PEMABAHASAN..................................................................................................3

A. Pengertian Tafkhim dan Tarqiq................................................................3


B. Hukum Bacaan Ra’.....................................................................................3
1. Hukum Ra Tafkhim (Tebal....................................................................4
2. Hukum Ra’ Tarqiq (Tipis).....................................................................6
3. Ra yang boleh dibaca Tafkhim atau Tarqiq.........................................7
C. Hukum Bacaan Lam...................................................................................7
1. Lam Jalalah Tafkhim (Tebal)................................................................7
2. Lam Jalalah Tarqiq (Tipis)....................................................................8
BAB III....................................................................................................................9

PENUTUP...............................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari sangat banyak dijumpai seseorang yang
membaca Al Qur’an dengan asal- asal an, padahal sudah pasti jika seseorang salah
sedikit saja dalam membaca Al Qur’an, maka akan dapat merubah makna
sesungguhnya dari Al Qur’an itu sendiri.
Ilmu tajwid memberikan aturan untuk membantu mempermudah umat
Islam non-Arab agar bisa membaca lafazh-lafazh Arab dengan cara yang benar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan pelafalan yang berakibat pada
kesalahan makna.
Makalah ini kami buat khususnya untuk para remaja muslim yang gemar
membaca Al Qur’an agar dapat lebih berhati-hati lagi dalam membaca Al Qur’an
khusus nya dalam hukum bacaan lam dan ra’. Oleh sebab itu dengan dibuatnya
makalah ini, diharapkan dapat memperbaiki cara baca seseorang dalam membaca
Al Qur’an lebih baik lagi, khususnya dalam hukum bacaan lam dan ra’ yang
tafkhim maupun tarqiq karena apabila kita membicarakan huruf tafkhim (huruf-
huruf yang dibaca tebal) tentunya kita harus membicarakan huruf tarqiq (huruf-
huruf yang di baca tipis). Adapun mengenai penjelasan lebih detail akan dibahas
dalam materi selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tafkhim dan tarqiq?
2. Apakah yang dimaksud dengan ra dan lam tafkhim dan tarqiq?
3. Bagaimanakah pembagian ra’ tafkhim dan tarqiq?
4. Bagaimanakah pembagian lam tafkhim dan tarqiq?
5. Seperti apakah contoh-contoh ra’ dan lam baik tafkhim maupun tarqiq?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memenuhi tugas makalah.
2. Untuk menjelaskan definisi tafkhim dan tarqiq.
3. Untuk menjelaskan definisi lam dan ra’ tafkhim dan tarqiq.
4. Untuk menjelaskan mengenai pembagian lam tafkhim dan tarqiq.

1
5. Untuk menjelaskan mengenai pembagian ra tafkhim dan tarqiq.
6. Untuk memperkenalkan contoh ra’ dan lam baik tafkhim maupun tarqiq.

2
BAB II
PEMABAHASAN
A. Pengertian Tafkhim dan Tarqiq
Tafkhim secara bahasa bermakna menggemukkan, menebalkan.
Sedangkan secara istilah yang diibaratkan oleh Muhammad Shadiq Qamhawi
seperti memasukkan minyak samin ke dalam bacaan huruf, sehingga mulut
terlihat penuh saat membacanya. Lawan dari bacaan Tafkhim adalah Tarqiq.
Secara bahasa, Tarqiq berarti menipiskan. Adapun secara istilah
diibaratkan seperti terdapat pergeseran dalam suara huruf, sehingga kondisi mulut
tidak terlihat penuh saat membacanya.
Kedua bacaan ini, tafkhim dan tarqiq, secara garis besar berlaku pada
huruf ‫ ل‬dan ‫ر‬. Namun, ternyata sebagian Imam Qurra juga mencatumkan huruf
Isti’la termasuk dalam bacaan Tafkhim. As-Syathibi dan Al-Jazari juga memiliki
pandangan yang sama tentang pembahasan ini. Terlepas dari itu, metode
penyampaian keduanya dalam karyanya masing-masing tetap memiliki kesan
yang berbeda.

D. Hukum Bacaan Ra’


Huruf ra dibaca tafkhim atau tebal apabila berharakat fathah, fathahtain,
dhammah, dhammahtain, dan sukun yang huruf sebelumnya berharakat fathah
atau dhammah. Sedangkan huruf ra dibaca tarqiq atau tipis apabila berharakat
kasrah, kasrahtain, dan sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah.
Sebagai tambahan, selain tafkhim dan tarqiq, terdapat pula huruf ra yang
boleh dibaca tebal atau tipis. Hal ini terjadi apabila huruf ra berharakat sukun dan
huruf sebelumnya berharakat kasrah, sedang huruf sesudahnya adalah huruf
isti'la1 yang berharakat kasrah. Hal ini juga terdapat dalam matan al jazari di
sebutkan didalam nyaa
ْ ‫ْث َس َكن‬
‫َت‬ ِ ‫ك بَ ْع َد ْال َكس‬
ُ ‫ْر َحي‬ ِ ِّ‫َو َرق‬
ْ ‫ق الرَّا َء إِ َذا َما ُك ِس َر‬
َ ‫ت ۞ َك َذا‬

1
Huruf-huruf isti'la' ada tujuh, dan dikelompokkan dalam lafal ‫ضَغطٍ ق ِْظ‬
ْ َّ‫( ُخص‬transliterasi: khuṣṣa
ḍaghṭin qiẓ), yaitu kha (‫)خ‬, ṣad (‫)ص‬, ḍad (‫)ض‬, ghain (‫)غ‬, ṭha (‫)ط‬, qaf (‫)ق‬, dan zha (‫)ظ‬.

3
“Dan tipiskanlah suara huruf Ra bila berharakat kasrah. Begitu pula
tipiskan huruf Ra bila berada pada posisi sukun dan huruf sebelumnya kasrah
(atau Ya).”

َ‫ف ا ْستِ ْعالَ ۞ أَوْ َكانَت ْال َكس َْرةُ لَ ْي َست أَصْ ال‬
ِ ْ‫إن لَّ ْم تَ ُك ْن ِم ْن قَب ِْل َحر‬
“Huruf Ra yang berada pada posisi sukun dan sebelumnya kasrah (atau
Ya) itu dibaca tipis bila huruf Ra-nya tidak berada sebelum huruf Isti’la. Adapun
bila setelah huruf Ra-nya adalah huruf Isti’la, maka Ra dibaca tebal.”
Begitu pun bila setelah huruf Ra-nya bukan huruf Isti’la, namun kasrah
yang ada sebelum huruf Ra sukunnya bukanlah kasrah asli, melainkan kasrah
‘aridh (palsu) atau Hamzah washal, maka Ra dibaca tebal bukan tipis.

Karakteristik Tafkhim dan Tarqiq


Terdapat pembagian bacaan yang termasuk dalam kategori Tafkhim atau
Tarqiq.
Ciri-ciri umum dari Tafkhim:
 setiap Huruf Ra’ yang berharakat Dhammah dan Fathah,
 serta Lam pada lafazh Allah.
Ciri-ciri umum Tarqiq:
 setiap huruf Ra’ yang berharakat Kasrah,
 Huruf Lam yang berharakat Fathah, Dhomah, Kasrah dan Sukun.
Kategorisasi tersebut menurut Qira’at ‘Ashim. Berikut ini akan penulis
paparkan karkateristik keduanya.
Pembagian bacaan huruf ra’:
1. Hukum Ra’ Tafkhim (Tebal)
Ra yang dibaca tafkhim ada pada 8 keadaan, yaitu:
Pertama, huruf ra’ yang berharakat fathah. Contohnya:
‫َر َغدًا‬
‫َم َرضًا‬
‫َربَّنَا‬

4
Kedua, huruf ra’ sukun yang sebelumnya huruf berharakat fathah.
Contohnya:
َ‫أَرْ بَ ِعين‬
‫َمرْ يَ َم‬
‫يَرْ فَ ُع‬

Ketiga, huruf ra yang dibaca sukun (karena waqaf) yang sebelumnya


huruf yang bertanda sukun selain huruf ya dan huruf sebelum sukun itu huruf
yang berharakat fathah. Contohnya:
‫إِ َّن األَ ْم ُر‬
‫َو ْال َعصْ ِر‬
‫ْال َح ْش ُر‬

Keempat, huruf ra yang berharakat dhammah. Contohnya:


‫ُزقُوا‬
ِ ‫ر‬
ِ ‫يُ ْب‬
‫صرُون‬
ِ‫نَصْ ُر هللا‬

Kelima, huruf ra’ sukun yang sebelumnya huruf yang berharakat


dhammah. Contohnya:
‫َوقُرْ َءانًا‬
‫ُزرْ تُ ْم‬
‫فَ َمن يَ ْكفُر‬

Keenam, huruf ra yang dibaca sukun (karena waqaf) yang sebelumnya


huruf yang bertanda sukun yang didahului huruf yang berharakat dhammah.
Contohnya:
‫َواَل ي ُِر ْي ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر‬
ٍ ‫ُخس‬
‫ْر‬
‫حُوْ ٌر‬

5
Ketujuh, huruf ra’ sukun yang sebelumnya huruf hamzah washal.
Contohnya:
‫َوارْ َكعُوا‬
َ ‫الَّ ِذي ارْ ت‬
‫َضى‬
‫أَ ِم ارْ تَابُوا‬

Kedelapan, huruf ra sukun yang sebelumnya huruf yang berharakat


kasrah dan setelahnya huruf isti’la yang berharakat fathah atau berharakat
dhammah (selain berharakat kasrah). Contoh ini hanya ada pada 5 tempat
dalam Al Qur’an yaitu:
َ ْ‫لَبِ ْال ِمر‬
‫صا ِد‬
ٌ‫قِرْ طَاس‬
ٌ‫فِرْ قَة‬
َ ْ‫ِمر‬
‫صادًا‬
َ ْ‫َوإِر‬
‫صادًا‬

2. Hukum Ra’ Tarqiq (Tipis)

Ra’ dibaca tarqiq pada 4 keadaan, yaitu:


Pertama, huruf ra’ yang berharakat kasrah. Contohnya:
ٌ ‫َو ِر ْز‬
‫ق َك ِر ْي ٌم‬
‫َم ِريئًا‬
‫ِر َجا ٌل‬

Kedua, huruf ra’ sukun yang sebelumnya berharakat kasrah dan


setelahnya bukan huruf isti’la. Contohnya:
ُ‫فِرْ َع ُون‬
ٌ‫لَ ِشرْ ِذ َمة‬
ً‫ِشرْ َعة‬

6
Ketiga, huruf ra’ sukun yang sebelumnya huruf bertanda sukun yang
bukan huruf isti’la dan huruf sebelum sukun itu huruf yang berharakat
kasrah. Contohnya:
‫ال ِّش ْع َر‬
‫السِّحْ َر‬
‫ال ِّذ ْك َر‬

Keempat, huruf ra’ sukun yang sebelumnya huruf ya sukun.


Contohnya:
َ ‫اَل‬
‫ض ْي َر‬
َ ِ‫َذل‬
‫ك خَ ْي ٌر‬
‫َو ْال َح ِمي َر‬

3. Ra’ yang boleh dibaca Tafkhim atau Tarqiq

Ra’ sukun yang ada ditengah kata setelah huruf yang berharakat kasrah
asli2, dan setelahnya huruf isti’la berharakat kasrah, yaitu lafadz ( ‫) فِ– ۡ–رق‬.
Lafadz ini dalam Al Qur’an hanya ada pada satu ayat, yaitu surat Asy
Syu’ara: 63
… ‫فَ َكانَ ُكلُّ فِ ۡر ٖق َكٱلطَّ ۡو ِد ۡٱل َع ِظ ِيم‬
Alasan mereka (para ulama tajwid) yang mentarqiqkannya adalah
melihat kepada kasrah sebelum huruf ra’ sukun, tanpa melihat kepada huruf
isti’la yang ada setelah huruf ra’. Karena huruf isti’la ini berharakat kasrah,
dan harakat kasrah menjadikannya pada posisi yang lemah dari derajat
tafkhim. Oleh karena itu, tarqiq lebih sesuai dalam keadaan demikian.
Sedangkan alasan mereka yang mentafkhimkannya adalah melihat
kepada huruf isti’la yang ada setelah ra’ sukun, tanpa melihat harakat kasrah
yang ada sebelumnya atau kasrah yang ada pada huruf isti’la tersebut. Inilah
pendapat yang dipilih Imam Ibnul Jazari dalam kitabnya an-Nasyr.

E. Hukum Bacaan Lam

2
yaitu kasrah yang tidak tidak terletak setelah hamzah dari sebagian fi’il amr. Hamzah tersebut
dinamakan Hamzah washal, karena bila diwashalkan/disambung, hamzah itu hilang.

7
Dalam ilmu tajwid adalah huruf lam yang terdapat pada kata Allah SWT.
Membaca lam jalalah ada aturannya.
Ilmu tajwid memberikan aturan untuk membantu mempermudah umat
Islam non-Arab agar bisa membaca lafal-lafal Arab dengan cara yang benar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan pelafalan yang berakibat pada
kesalahan makna
Sebagai seorang muslim tentu sering membaca dan menyebut nama Allah
baik dalam obrolan sehari-hari maupun dalam dzikir dan ibadah shalat.
Ada dua pembagian dalam membaca lam jalalah berikut ini.
1. Lam Jalalah Tafkhim (Tebal)

Lam jalalah dibaca tafkhim pada 2 keadaan:


Pertama, lam jalalah berada di awal kalimat, setelah harakat fathah,
atau setelah harakat dhammah. Contohnya:
‫هّٰللَا ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل ه َُو ْال َح ُّي ْالقَيُّوْ ۗ ُم‬
Cara membacanya: Allahu laailaaha illa huwal khayyul qayyum.

‫َز ْي ٌز ُذو ا ْنتِقَ ۗ ٍام‬ ‫هّٰللا‬


ِ ‫َو ُ ع‬
Cara Membacanya: Wallahu 'azizun dzungtiqoom.

Kedua, lam jalalah berada di tengah setelah huruf dhommah dibaca


tebal. Contohnya:

‫فَزَ ا َدهُ ُم هّٰللا ُ َم َرض ًۚا‬


Cara membacanya: Fazaadahumullahu maradha.

4. Lam Jalalah Tarqiq (Tipis)

Lam jalalah dibaca tarqiq hanya dalam1 keadaan, yaitu apabila lam
jalalah berada setelah harakat kasrah.
Contoh hukum bacaan lam jalalah yang dibaca tipis:
‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬
Cara membacanya: Bismillahir rahmaanir rahiim.

8
‫ٰا َمنَّا بِاهّٰلل ِ َوبِ ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ِر‬
Cara membacanya: Aamana billaahi wabil yaumil aakhiri.

ْٓ ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل ِ الَّ ِذ‬


‫ي‬
Cara membacanya: Alhamdulillahil ladzii.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum bacaan ra’ dan lam terbagi menjadi 2, yaitu tafkhim dan tarqiq.
Tafkhim bermakna tebal, sedangkan tafkhim bermakna tipis.
Ra’ tafkhim ada pada 8 keadaan: (1) Ra’ yang berharakat fathah, (2) ra’
sukun yang sebelumnya huruf berharakat fathah, (3) ra’ sukun (karena waqaf)
yang sebelumnya huruf yang bertanda sukun selain huruf ya dan huruf sebelum
sukun itu huruf yang berharakat fathah, (4) ra’ yang berharakat dhammah, (5) ra’
sukun yang sebelumnya huruf yang berharakat dhammah, (6) ra’ sukun (karena
waqaf) yang sebelumnya huruf yang bertanda sukun yang didahului huruf yang
berharakat dhammah, (7) ra’ sukun yang sebelumnya huruf hamzah washal, (8)
ra’ sukun yang sebelumnya huruf yang berharakat kasrah dan setelahnya huruf
isti’la yang tidak berharakat kasrah.
Ra’ dibaca tarqiq ada pada 4 keadaan, yaitu: (1) Ra’ yang berharakat
kasrah, (2) ra’ sukun yang sebelumnya berharakat kasrah dan setelahnya bukan
huruf isti’la, (3) ra’ sukun yang sebelumnya huruf bertanda sukun yang bukan
huruf isti’la dan huruf sebelum sukun itu huruf yang berharakat kasrah, (4) ra’
sukun yang sebelumnya huruf ya sukun.
Lam jalalah dibaca tafkhim pada 2 keadaan: (1) Lam jalalah yang berada
di awal kalimat, setelah harakat fathah, atau setelah harakat dhammah, (2) lam
jalalah berada di tengah setelah huruf dhommah dibaca tebal.
Lam jalalah dibaca tarqiq hanya dalam1 keadaan, yaitu apabila lam jalalah
berada setelah harakat kasrah.
F. Saran
Sudah selayaknya bagi setiap muslim khususnya para pelajar dalam
bidang agama untuk mengetahui tentang pembagian lam dan ra’ agar dapat
membaca al-qur’an sesuai kaidahnyaa. Maka, dengan ditulisnya makalah ini,
saran kami kepada para pembaca adalah agar pembaca dapat membacanya dengan
sebenar-benarnya., sehingga dapat menambah wawasan mengenai ilmu tajwid dan
dapat lebih memperbagus bacaan al-qur’an. Dan kami berharap agar para

10
pembaca memberi kritik dan saran yang dapat membangun kepada kami. Sekian
dan Terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abrar Muhammad, 2021, Contoh Ra’ Tafkhim dan Tarqiq,


https://sahabatmuslim.id/.
https://www.lafalquran.com/
https://www.bacaanmadani.com/
https://tafsiralquran.id/
http://zikru.com/

12

Anda mungkin juga menyukai