Anda di halaman 1dari 20

Membangun

Interaksi
Ideal
bersama Al -
Quran
Pendahuluan

Al Qur’an adalah kitab suci


teragung yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad untuk menjadi petunjuk
dan pedoman bagi umatnya, untuk
keselamatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan akhirat.
Al Qur’an yang ada di tangan kita hari ini sama
persis dengan al-Qur’an yang dibaca oleh Nabi
Muhammad dan para sahabatnya dahulu, yang
telah menjadikan mereka sebagai generasi
istimewa.
Tetapi harus di akui bahwa kondisi umat Islam
saat ini belum bisa menjadi umat yang maju dan
berwibawa meskipun Al-Qur’an ada di tengah –
tengah kita.
6 hal yang harus diperhatikan untuk
mewujudkan bentuk interaksi yang
ideal dengan al-Quran yaitu :

– Mendengarkan (al-istimaa’ )
– Memahami dan merenungkan
kandungannya ( at-tadabbur)
– Membaca Al – Quran ( at-Tilaawah )
– Menghafalkannya ( hifdu )
– Mengamalkannya ( at-tathbiiq )
– Mengajarinya (at – ta’liim )
Membaca Al – Qur’an

Allah menamai kitab Suci-Nya dengan al-Qur’an,


yang menurut mayoritas ulama berarti “bacaan”.
Pemahaman ini diperkuat lagi oleh kenyataan bahwa
ayat dalam Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan
adalah perintah untuk membaca ( iqra’ ) .
Membaca Al-Qur’an adalah langkah pertama dan
aktifitas terus menerus untuk mewujudkan interaksi
yang ideal. Bahkan tidak berlebihan jika mustahil
seseorang mendapatkan keberkahan bila melewatkan
aspek tilawah ini.
Membaca Al-Quran tidak sama dengan membaca
buku yang lainnya, sebab ia adalah Firman Allah
yang agung. Al – Qur’an harus dibaca dengan
tartiil :
• Dibaca sesuai ilmu tajwid
• Pengucapan huruf yang benar
• Mengikuti salah satu qiraat yang benar
• Tidak tergesa dalam membaca
Adapun beberapa hal lain
yang dianjurkan saat membaca
Al-Quran:
– Bersiwak
– Menghadap kiblat
– Membaca isti’aadzah
– Bersuci dari hadats
– Memilih tempat suci
(al – Maliki,2001)
Menyimak Bacaan Al-
Qur’an

َ‫صتُوا لَ َعَّك ُُ ْْ ت ُ ْر ََ ُمون‬ ُ ‫ئ ْالقُ ْر‬


ِ ‫آن فَا ْستَ ِمعُوا لَهُ َوأَ ْن‬ َ ‫َو ِإ َذا قُ ِر‬
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka
dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-A’raaf:204)
Rasulullah sendiri dalam mendengarkan
al-Qur’an selalu khusyu’, sehingga terkadang
dari kedua mata beliau keluar air mata karena
takut pada Allah SWT.
Secara medis menurut hasil penelitian,
mendengarkan bacaan Al-Quran dapat
mendatangkan ketenangan
Memahami dan Merenungkan
Kandungan Al-Quran

‫ار ٌك ِليَ كدب ُكروا آيَا ِت ِه َو ِليَت َ َذ كُ َر أُولُو‬


َ َ‫اب أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِإلَي َْك ُمب‬
ٌ َ ‫ُِت‬
ِ ‫ْاْل َ ْلبَا‬
‫ب‬

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan


kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai fikiran.” ( QS Shaad:29)
Tadabbur
Tadabbur berarti aktifitas memahami ayat al-
Quran, merenungi kandungan, mengambil pelajaran
darinya dan berusaha mengamalkannya.
Salah satu metode tadabbur yang praktis yaitu
dianjurkan untuk mengulang-ulang ayat yang dibaca.
Orang yang besunggungguh-sunnguh dalam
melaksanakan tadabbur niscahya ia akan mendapat
hikmah, pelajaran dan petunjuk yang luar biasa dari
Al-Quran.
Menghafal Al-Quran

َ ‫س ْرنَا ْالقُ ْر‬


‫آن ِلَّ ِذك ُْ ِر فَ ََ ْْ ِمن م كد ُِر‬ ‫َولَقَ ْد يَ ك‬

“dan sesungguuhya kami memudahkan al-quran


untuk diingati,maka adakah orang yang mau
mengambil pelajaran.” (QS Al-Qamar : 17)
Al-Hifdlu
Manfaat menghafal Al Quran adalah bisa
menjadikan hafalan tersebut dzkir yang bisa
diaca berulang-ulang sehingga hati kita tidak
akan kosong dari cahaya dan nuansa Al-Quran.
Keutamaan hafalan Al Quran
sebagaimana yang diterangkan dalam hadist
bahwa Rasulullah pernah berkata bahwa allah
memiliki keluarga dari kalangan manusia, yakni
orang yang mempelajari al quran, menghafal,
membaca, dan senantiasa berdzikir kepadanya.
(Salim,2013:15)
Orang yang bersungguh-sungguh dalam
mengamalkan dan memaknai lafadz Al-Quran yan
dihafalnya maka ia telah melakukan halafan yang
mutqin. Yaitu hafalanya menggambungkan 3 unsur
yaitu hafalan lafadz, hafalan makna dan hafalan
amal ( Al-Lahim,2014 : 20-61)
Mengajarkan Al Quran
Mengajarkan Al-Quran (At-
Ta’liim)

Mengajarkan Al Quran jika dilakukan dengan


tulus penuh kesungguhan adalah bagian dari
aktifitas dakwah yang sangat dipuji dan dianjurkan
oleh Allah SWT.
Dalam mengajarkan Al Quran pun tidak hanya
semata-mata mengambil bentuk cara membacanya
saja, tetapi juga dapat dalam beragai bentuk
pengajaran sesuai minat dan bakat masig-masing.
Mengajarkan Al-Quran (At-
Ta’liim)

Yang terpenting dalam mengajarkan al quran


ialah nat ikut mengajarkan al quran sebagaimana
yang dianjurkan oleh Rasulluah.
Ada ungkapan hikmah yang patut dijadikan
motivasi, bahwa “Al-Qur’aanu ghinan, laa faqra
ma’ahuu” artinya bahwa al-Quran itu adalah
kekayaan, maka tidak akan pernah menjadi mski
orang yang selalu bersamanya.
Mengamalkan al quran ( at-
Tathiiq)
Tujuan utama diturunkan al quran adalah sebagai
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (hudan
lilmuttaqiin). Setiap muslim wajib menjadikan al-quran
sebagai iman yang akan menuntun dan mengatur
kehidupannya.
Al Quran diturunkan untuk diamalkan, bukan sekedar
menjadi pajangan atau hiasan, bukan hanya dibacakan untuk
orang yang meninggal, bukan semata untuk pengobatan.
Namun alquran diturunkan sebagai temaram dalam gelap dan
memberikan solusi terhadap permasalahan umatnya.
Mengamalkan al quran ( at-
Tathiiq)
Adapun tuntunan mengamalkan al quran
mencakup seluruh kandungannya baik masalah akidah,
akhlak, ibadah, muamalat, bahkan iptek karena Al quran
senantiasa sesuai dan bisa menjawab persoalan
manusia di setiap zaman, bahkan di zaman yang sangat
modern dan situasi yang kompleks sekalipun.
Namun kini tuntunan agama mulai dipinggirkan,
sehingga krisis akhlak sudah begitu melanda remaja
yang disebabkan runtuhnya pondasi iman di dalam diri
mereka, karena jauh dari akhlak Al Quran.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai