Anda di halaman 1dari 7

Tugas resume Al Quran dan Adabnya

Oleh: Muhammad Luthfan Hibatullah

Sedikit adab adalah lebih kami butuhkan daripada banyaknya ilmu tanpa adab.
Ungkapan yang mungkin sudah tidak asing ditelinga kita, yaitu ungkapan dari
Abdullah Ibn Mubarok yang dikutip oleh KH Hasyim Asy’ari dalam karangan beliau
yang berjudul Adab At Ta’lim Wal Muta’alim. yang merupakan kitab yang wajib
ditelaah oleh para santri Nahdliyyin sebelum memulai pembelajaran. 
Karena sedemikian pentingnya masalah adab dalam Islam, sehingga sebelum
menuntut ilmu, Umat Islam dianjurkan untuk belajar adab terlebih dahulu. Yang
diharapkan dengan adab itu, umat islam apabila telah mendapatkan Ilmu, Ilmu itu
dapat meningkat kan Khasyah atau takut kepada Allah. Yang juga merupakan tanda
dari naiknya derajat seorang Muslim. Dikatakan oleh Ulama’ bahwa naiknya derajat
seorang muslim, ketika ia bertambah dalam hal adab. 
Begitu pula dalam belajar Al Qur’an. Kitab yang masyhur dalam membahas
tema tema yang demikian adalah Kitab karangan Imam An Nawawi yang berjudul At
Tibyan fi Adab Hammalat Al Quran. Awal mulanya beliau membahas tentang
keutamaan keutamaan membaca dan mempelajari Al Qur’an. Yang terdapat pada
nash nash Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW. 
Diantara adab dalam membaca Al quran yang paling diutamakan adalah tentang
niat. Tidak bisa tidak, dalam men syarh hadits yang diriwiyatkan dari Rasulullah oleh
Umar tentang niat. Imam Ibnu Rajab Al Hambali mengutip perkataan dari Imam
Syafi’i yang dia tuangkan dalam bukunya Jami’ul ‘ulum wal hikam, Imam Syafi’i
berkata: sesungguhnya hadits ini (niat) sepertiga dari ilmu, dan bisa masuk dalam 70
bab fiqih. Sedangkan Imam Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa, hadits ini
merupakan satu dari tiga hadist dasar dari Islam. 
Diantara niat niat yang dibaca ketika hendak membaca Al Qur’an adalah. Niat
dengan meyakini bahaw Al Quran adalah kitab yang diturunkan oleh Allah yang
tiada keraguan padanya, dan yakin terhadapnya. Seperti yang telah Allah firmankan
didalam surat Al Hijr ayat 9, Sesungghnya kami-lah yang menurunkan Al QUran,
dan sesungghnya Kami benar benar memeliharanya. Juga Al Baqoroh ayat ke 2.
Kitab ini (Al Quran) tidak ada keraguan didalamnya. Yang berarti harus diyakini
tanpa ada keraguan sedikitpun tentang kebenaran Al Qur’an.
Kemudian merupakan niat dalam membaca Al Quran pula adalah untuk mencari
Ilmu. Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw. Abdullah Ibnu Mas’ud
berkata Rasulullah Saw bersabda: Al Quran ini adalah jamuan dari Allah. Barang
siapa yang bisa mempelajarinya maka lakukanlah. Diriwiyatkan oleh Imam At
Thabrani di dalam jami’ nya. Ini merupakan anjuran bagi siapapun yang bisa
mempelajari Al Quran, untuk melakukan. 
Yang selanjutnya adalah mengharapkan petunjuk dari Allah. Seperti yang ada
pada Al Quran Surat Al Baqoroh ayat 2. Kitab ini (Al Quran) tidak ada keraguan
didalamnya, petunjuk bagi orang orang yang bertakwa. ini merupakan isyarat untuk
meminta hidayah kepada Allah berwasilahkan Al Quran. 
Juga diperkenankan unutk berdoa menggunakan Al Qur’an, karena sudah tidak
diragukan lagi bahwa diantara isi Al Qur’an adalah doa doa. Diantaranya adalah doa
yang tercantum dalam surat Al baqoroh 286. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau salah. Ya tuhan kami, janganlah Engkau bebankan
kepada kami, beban yang berat sebagaimana orang orang sebelum kami. Ya tuhan
kami, janganlah Engkau pikullkan keapda kami apa yang tidak kami sanggup dalam
memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong kami, maka tolonglah kami dari perbuatan orang orang kafir. Dan masih
banyak lagi tentunya ayat ayat yang mengandung doa didalam Quran. 
Yang selanjutnya adalah sebagai obat. Allah berfirman. Dan Kami turunkan dari
Al Quran suatu yang menjadi obatdan rahmat bagi orang orang yang beriman dan
Al Quran ini tidak menambah orang orang zalim kecuali kesengsaraan. Al Isra’ ayat
82. maka diperkenankan untuk meniatkan bacaanya mendapat kesembuhan dari
Allah dan atas izin Allah. 
Kemudian merupakan niat yang boleh diniatkan dalam mempelajari Al Quran
adalah, mengeluarkan dari kegelapan menuju cahaya. Allah berfirman dalam Al
Qur’an surat Ibrahim ayat 1. Alif laam Ra’, (ini adalah) kitab yang kami turutnkan
kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju
cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka. (yaitu) menju jalan Tuhan
Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji. 
Selanjutnya adalah, diperkenankan pula niat mempelajari Al Quran dengan
melunakkan hati. Allah berfirman dalam Quran surat Al Anfal ayat 2. sesungghnya
orang orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar
hatinya, dan apabila dibacakan ayat ayat Nya kepada mereka, tambah (kuat) imanya
dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. 
Sedangkan orang orang yang fasik, adalah mereka yang keras hatinya terhadap
Ayat ayat Allah. Allah berfirman dalam Surat Al Hadid Ayat 16. belum tibakah
waktunya bagi orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan
mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan kepada mereak, dan janganlah mereka
(berlaku) seperti orang orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian
mereka berangan angan panjang, kemudian keraslah hati mereka. Dan banyak
diantara mereka yang menjadi fasik. 
Juga diperkanankan membaca dalam rangka mendapat jamuan dari Allah.
Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw. Abdullah Ibnu Mas’ud berkata
Rasulullah Saw bersabda: Al Quran ini adalah jamuan dari Allah. Barang siapa yang
bisa mempelajarinya maka lakukanlah. Diriwiyatkan oleh Imam At Thabrani di dalam
jami’ nya. Dengan itu meniatkan membaca Al Qur’an untuk mendapat jamuan dari
Allah tidak dipermasalahkan. 
Adapun niat yang diperbolehkan juga adalah, diniatkan untuk mengikuti Sunnah
Nabi Saw. Seperi yang tercantum dalam Al Quran Surat Ali Imron ayat 31.
katakanlah (Muhammad) jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa dosa mu. Ayat ini menyebutkan bahwa, syarat
jika manusia ingin dicintai Allah adalah dengan mengikuti Nabi Muhammad Saw. 
Demikiam adalah niat niat yang baik. Yang para Ulama memperbolehkan dalam
meniatkan bacaan Qurannya.
Tugas resume 2 Al Quran dan Adabnya
Oleh: Muhammad Luthfan Hibatullah

Diantara bentuk pengabaian terhadap Al Qur’an yang harus dihindari oleh ahli
Qur’an adalah, hendaknya ahli Quran tidak terputus dari membacanya dalam waktu
yang lama, tidak mengharapkan pahala dari Allah, membacanya ketika dalam
perjalanan, dengan artian merelakan bacaan Qur’an yang kalah dengan gangguan
sekitar. Hendaknya memperhatikan bacaanya dan jangan sampai meninggalkan esensi
dari bacaan tersebut.
Hendaknya memperhatikan tajwid dan hukum hukum bacaan, juga memberikan
haq kepada setiap huruf. Hendaknya meninggalkan ketidak khusyukan dan jangan
sampai tidak khusyuk dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Hendaknya juga
konsisten dan komitmen dengan adab-adab yang telah ia pelajari dalam membaca Al-
Quran. Hendaknya juga mengkhususkan waktu untuk membacanya.Hendaknya bagi
ahli Quran tidak sibuk oleh urusan-urusan dunia yang melalaikan dirinya dari
berinteraksi kepada Al-Qur’an. Hendaknya juga mengutamakan Ilmu Al-Quran
daripada ilmu-ilmu yang lain.
Diantara bid’ah bid’ah dalam membaca Al-Qur’an adalah berlebihan dan selalu
was-was dalam membaca Al-Quran sehingga menghilangkan tadabbur dan makna
yang terkandung dalam Al-Quran itu sendiri. Juga membacanyanya dengan
menggunakan langgam langgam nyanyian, yang melenakan diri daripada mengingat
akan Allah. Diantara bid’ah adalah membacanya dengan Tahriq atau membaaca
dengan terburu-buru tanpa mengindahkan makna, haq-haq huruf, dan
mentaduburinya. Juga membaca ditempat yang salah dan mengajarkan qiroah yang
tidak mutawatir dan terkesan dibuat-buat.
Adapun adab sebelum membaca Al-Quran adalah membersihkan mulut dengan
menggunakan siwak, ataupun sikat gigi. Juga ditekankan untuk berwudhu sebelum
berinteraksi denganya. Membaca Ta’awudz meminta perlindungan kepada Allah dari
syaitan yang terkutuk, juga membaca Basmalah. Hendaknya juga diperhatikan maslah
tempat, yaitu ditempat yang bersih saja, bukan ditempat yang najis.
Adapun adab mengajar Al-Quran adalah, hendaknya mengikhlaskan hanya untuk
Allah saja, dan mengharapkan Ridho Allah, dengan cara membersihkan dari perhatian
makhluk. Hendaknya tidak memaksa atas pelajaranya tersebut, disebabkan akan
mudah bosan, dan lama kelamaan akan ditinggalkan begitu saja. Seorang guru juga
harus memperhatikan akhlaknya, yaitu akhlak yang baik bukan akhlak yang buruk,
supaya tidak tertular kepada murid muridnya.
Hendaknya seorang guru Al-Qur’an menjauhi sifat dengki dan penyakit hati
lainya, juga harus bersifat lemah lembut daintara mereka, serta selalu mengingatkan
akan kecintaan kepada Al-Qur’an, dengan mengutamakan mengkaji Al-Quran.
Hendaknya seorang guru memperhatikan dan memementingkan kemaslahatan-
keamaslahatan muridnya, tidak menyombongkan diri dihadapan murid, dan
mengajarnya dengan tidak tergesa-gesa dan hendaknya berangsur-angsur.
Adapun adab mempelajari Al-Quran bagi seorang murid adalah. Hendaknya
seorang murid belajar dari orang yang berkompeten dibidang AL-Quran,
menampakkan adab yang baik, tidak puas dengan yang sedikit, sehigga merasa ilunya
kurang yang dapat menyebabkan dirinya terus rakus terhadap Ilmu-Ilmu AL-Qur’an.
Hendaknya seorang murid memprhatikan keikhlasanya dan meninggalkan hal-hal
yangtidak bermanfaat baginya, supaya terjaga wibawanya.
Hendaknya seorang murid mengagungkan Al-Quran dengan pengagungan yang
semestinya, tidak terlalu meremehkan dan tidak terlalu berlebihan, sehingga
melalaikan fungsi penciptanya. Hendaknya bagi seorang murid memperbanyak
bacaanya, khususnya di waktu malam. Serta berusah sekuat mungkin menjaga
hafalanya, supaya tidak ada yang terlepas dari dirinya.
Adab Kaum Muslimin Terhadap Al-quran secara keseluruhan`
Mengagungkan Al-Quran. Ketahuilah barangsiapa yang meremehkan Al-Qurn,
atau sebagianya, atau mencacinya, atau membeenarkan satu huruf, dan mendustakan
suatu hukum, atau membenarkan apa yang dinafikan Al-Quran. Atau menafikan apa
yang dinafikan Al-Quran, atau hanya menggugurkan satu ayat saja, mak ia telah kafir
menurut Ijma’.
Diharamkan menafsirkan Aal-Quran tanpa ilmu dan berbicara tentang maknanya
hanya orang yang ahlinya saja. Dan tiadalah seorang dikatakan mampu berbahas Arab
jika belum emnguasai (fiqh lughoh, fiqh Ashwath, nahwu, shorof, balaghoh, arudh)
juga diharamkan menggunakanya untuk kepentingan mazhab.
Diharamkan miro’, yang dijelaskan Al-Khotobi sebagai keraguan. Atau
menimbulkan perdebatan yang menyebabkan keraguan.
Dihukmi makruh mengatakan “aku lupa” akan tetapi hendaknya mengatakan “aku
dilupakan terhadapnya” atau “aku telah menggugurkanya”.
Tidak mengapa menisbatkan kepada Qiroah seorang Ulama seperti orang
Indonesia yang menisbatkan bacaanya kepada Hafsh ‘An Ashim dari Qiroah
Syatibiyyah.
Tidak mengapa diperdengarkan Al quran kepada orang kafir. “Dan jika seorang
di antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah
dia supaya dia sempat mendengar firman Allah.”(QS At-Taubah 9:6)
Ada yang mengatakan boleh menuliskanAl-Quran di bejana Al-Hasan, Mujahid,
Abu Qulabah dan Al-Auza’i berkata: “Tidak ada masalah dengannya.” Sedangkan
An-Nakha’i tidak menyukainya.
Diperbolehkan meruqyah dengan ayat-ayat Quran.
Waktu yang dikhsusukan.Hari jumat shubuh (As-sajdah rakaat 1 dan Al-Insan
rakaat 2, Sholat jumat (Al-jumu’ah dan Al Munafiqun) (Al-A’la dan Al Ghosiyyah),
Sholat fajar (Al Kafirun dan Al Ikhlas), Al Kahfi pada hari jumat, setiap malam
dianjurkan memperbanyak membaca Ayat kursi, sebelum tidur membaca Ayat kursi,
Al Ikhlas, Al Falaq, AnNas, dan 3 ayat terakhir surah Baqoroh, membaca 10 ayat
terakhir Ali Imron sebangun tidur, membacakan Al Fatihah dan Al Falaq An Nas
kepada orang sakit., dan yang terakhir membacakan Yasin kepada orang yang sudah
meninggal dunia.
Tugas ujian Akhir
Muhammad Luthfan Hibatullah

1. Niat dengan meyakini bahaw Al Quran adalah kitab yang diturunkan oleh Allah
yang tiada keraguan padanya, dan yakin terhadapnya. Seperti yang telah Allah
firmankan didalam surat Al Hijr ayat 9, Sesungghnya kami-lah yang menurunkan
Al Quran, dan sesungghnya Kami benar benar memeliharanya. Juga Al Baqoroh
ayat ke 2. Kitab ini (Al Quran) tidak ada keraguan didalamnya.

Untuk mencari Ilmu. Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw
Abdullah Ibnu Mas’ud berkata Rasulullah Saw bersabda: Al Quran ini adalah
jamuan dari Allah. Barang siapa yang bisa mempelajarinya maka lakukanlah.

Mengharapkan petunjuk dari Allah. Seperti yang ada pada Al Quran Surat Al
Baqoroh ayat 2. Kitab ini (Al Quran) tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk
bagi orang orang yang bertakwa.

Berdoa menggunakan Al Qur’an, Diantaranya adalah doa yang tercantum dalam


surat Al baqoroh 286. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau salah. Ya tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami,
beban yang berat sebagaimana orang orang sebelum kami. Ya tuhan kami,
janganlah Engkau pikullkan keapda kami apa yang tidak kami sanggup dalam
memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami dari perbuatan orang orang kafir.

Sebagai obat. Allah berfirman. Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi obatdan rahmat bagi orang orang yang beriman dan Al Quran ini tidak
menambah orang orang zalim kecuali kesengsaraan. Al Isra’ ayat 82.

2. Mengikhlaskan niat. Dalilnya adalah hadits niat yang diriwayatkan oleh Umar;
sesungguhnya segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Dan manusia akan
mendapati hasil sesuai yang ia niatkan, barang siapa yang niat hijrah nya
karena Allah dan Rosul-Nya, maka niatnya dinsibatkan kepada Allah dan
Rosul-Nya. Barangsiap yang niat hijrahnya untuk dunia, atau perempuan yang
hendak ia nikahi, maka hijrahnya seperti yang ia niatkan.

Membersihkan diri dari perhatian makhluk, dalilnya adalah Quran surat Al Insan
ayat ke 9 sesungguhnya kami memberikan makanan kepadamu hanyalah karena
Allah, kami tidak mengharapkam balasan dan terimakasih dari kamu.

Lemah lembut kepada yang diajarkan dalilny adalah “Sesungguhnya Rasulullah


saw bersabda: Orang-orang akan mengikuti kamu dan ada orang-orang yang
datang kepada kamu dari berbagai penjuru bumi belajar ilmu agama. Jika
mereka datang kepadamu, berwasiatlah kamu kepada mereka dengan baik.”
(Riwayat Tirnidzi dan Ibnu Majah dan lainnya)

Memberinya nasihat. Seperti hadits “Agama itu nasihat, bagi Allah, Kitabnya,
Rasul-Nya, para pemimpin muslim, dan orang muslim secara kesluruhan” HR
Muslim
Menyukai kebaikan seperti yang ada pada dirinya. Dalilnya adalah tidak
sempurna iman diantara kalian sampai ia mencintai saudaranya, seperti ia
mencintai dirinua sendiri.
3. Menghindari diri, dari menjadikanya sebagai sumber penghasilan. Dalilnya
adalah “Bacalah Al quran, jangan menggunakanya untuk mencari makan,
jangan mencari kekayaan denganya, jangan menjauhinya dan jangan
melampaui batas terhadapnya.

Memperbanyak bacaan seperti yang dilakukan oleh para shahabat. Orang yang
mengkahtamkan dalam satu rakaat banyak sekali, diantaranya adalah Utsman
bin Affan, Tamim Ad dary, dan Said bin jubair.

Membanyakkan bacaan diwaktu malam. Dalilnya adalah diantara ahlu kitab itu
ada yang berperilaku lurus, mereka membaca ayat ayat Allah pada beberapa
waktu dimalam hari. Sedang mereka juga bersujud. Ali Imron 113.

Memelihatanya dan tidak melupakanya. Peliharalah Al-Quran ini! Demi Tuhan


yang nyawa Muhammad ada digenggama-Nya, sungguh ia lebih mudah lepas
dari unta yang berada di ikatanya.

Membacanya sebelum tidur. Barang siapa yang tertidur dan belum membaca
hizbnya, pad waktu malam atau sebagian daripadanya, kemudian membacanya
antara fajar dan dzuhur, maka ia ditulis seolah-olah ia membacanya pada waktu
malam. HR. Muslim

4. Mengagunkan Al-Quran. Ketahuilah barangsiapa yang meremehkan Al-Qurn,


atau sebagianya, atau mencacinya, atau membeenarkan satu huruf, dan
mendustakan suatu hukum, atau membenarkan apa yang dinafikan Al-Quran.
Atau menafikan apa yang dibenarkan Al-Quran, atau hanya menggugurkan satu
ayat saja, mak ia telah kafir menurut Ijma’.

Diharamkan menafsirkan Aal-Quran tanpa ilmu dan berbicara tentang maknanya,


kecuali orang yang Ahli dibidangnya, dalilnya dan janganlah kamu mengikuti
sesuatu yang engkau tidak punya ilmu terhadapnya, sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggung jawaban. QS
Al Isra; 36

Dilarang Miro’ atau berbantah-bantahan terhadap Quran. Dalilnya adalah


Rasulullah saw bersabda: berbantah-bantahan terhadap Al-Quran adalah
bentuk kekufuran.

Diperbolehkan meruqyah menggunakan ayat Al-Quran. Dalilnya adalah Nabi


apabila hendak tidur, beliau merapatkan kedua tanganya, kemudian menuip
keduanya, kemudian membaca Qul Huwallahu Ahad, Qul A’udzu birobbil falaq,
Qul A’uudzu bi Robbin nas, kemudian ia sapukan tanganya ke seluruh tubuhnya
dari atas, muka, serta yang dapat dicapai oleh tangan beliau. Beliau
melakukanya tiga kali. HR. Bukhari dan Muslim.
Orang kafir tidak dilarang mendengarnya. Dalilnya adalah “Dan jika seorang di
antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah dia supaya dia sempat mendengar firman Allah.”(QS At-Taubah 9:6)

5. Membaca Al Kahfi setiap malam jumat. Dalilnya adalah barang siapa yang
membaca Al Kahfi pada malam Jumat, dai diterangi cahaya antara rumahnya
dan Baitul ‘Atiq.

Membaca Al Falaq dan An nas selesai sholat. Dalilnya adalah dari Uqbah bin
amr, bahwasanya Rasulullah saw membaca Mu’awwidzatain setelah sholat. HR
Abu Dawud, Tirmidzi

Sebelum tidur membaca Al Ikhlas dan Mu’awwidzatain. Dalilnya adalah


diriwayatkan dari ‘Aisyah, bahwa nabi setiap malam membaca Qul Huwallahu
ahad dan Mu’awwidzatain.

Jika bangun setiap malam, membaca 10 ayat akhir surah Ali Imron. Dalilnya
adalah Rasulullah selalu membaca akhir surat Ali Imron apabila bangun tidur.
HR Bukhori dan Muslim.

Dibacakan Yaasin kepada mayat. Dalilnya adalah bacakanlah surat Yaasin untuk
mayatmu. HR. Abu Dawud dan An Nasa’I.

Anda mungkin juga menyukai