Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REVIEW KITAB

AT-TIBYAN FII AADABI HAMALATIL QUR’AN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri


Mata Kuliah : Ulumul Hadist
Dosen : Sansan Saefumillah, M.Pd

Disusun Oleh :
Yunisa Fauziah

Manajemen Pendidikan Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Badar Cipulus Purwakarta
2023
BAB I
IDENTITAS BUKU

Judul Kitab : Fii Aadabi Hamalatil Qur’an


Pengarang : Abu Zakariya Yahya Muhyidin bin Syaraf bin Hizam An-nawawi
Penerbit :

Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Tuhan semesta alam, atas karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas review kitab ini tepat waktu. Tak lupa sholawat serta salam
semoga senantisa tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw. beserta
keluarga dan para sahabatnya.

4 hukum yang menjadi pegangan umat islam yakni diantaranya Al-Qur’an, As-sunah, Ijma’
,dan qiyas. Dalam kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan adab,
keutamaan, dan bagaimana cara kita berinteraksi dengan Al-qur’an.
BAB II
ISI KITAB

 Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Qur’an


Dalam pembahasan bagian pertama ini disebutkan bagi siapa saja yang membaca
Al-qur’an satu huruf saja maka Allah akan melipat gandakan menjadi sepuluh
pahala kebaikan untuk dirinya, dihadist lain juga disebutkan apabila ada seseorang
yang masih belajar atau terbata-bata dalam membacanya Allah akan memberi 2
pahala kebaiakan, pahala yang pertama untuk setiap huruf yang dibacanya dan yang
kedua pahala untuk usaha dirinya yang belajar membaca Al-qur’an. Tidak hanya
itu, dalam keterangan disebutkan Allah tidak akan membiarkan orang tersebut
merasa kelaparan dan kesusahan, Allah akan berkahkan hidupnya bagi orang yang
membaca Al-qu’an kemudian ia mengamalkannya. Adapun perumpamaan orang
mukmin atau mukminat yang membaca Al-qur’an ia seperti buah utrajjah atau kita
bisa diibaratkan dengan buah jeruk baunya harum dan rasanya enak, ada juga orang
mukmin atau mukminat yang tidak membaca Al-qur’an ia seperti buah kurma tidak
bau tapi rasanya enak dan manis, sedangkan orang mukmin atau mukminat yang
munafik apabila ia membaca Al-qur’an ia seperti buah raihanah baunya harum tapi
rasanya pahit, orang munafik yang tidak membaca Al-qur’an ia seperti buan
hanzlahah baunya tidak enak dan rasanya pahit juga.
Diakhirat kelak dalam salah satu hadist diceritakan juga, siapa saja yang ia khatam
Al-qur’an lalu ia mengamalkannya Allah akan memakaikan sebuah mahkota dan
jubbah kemulyaan yang bersinar melebihi sinarnya matahri dudunia untuk
orangtuanya. Diakhirat juga kita akan menaiki tangga sesuai kapan terakhir kita
membaca Al-qur’an didunia, dimana tangga tersebut diibaratkan tinggi kemulyaan
derajat kita di akhirat.
 Kelebihan Orang Yang Membaca Al-qur’an
Dalam kedua ini sebutkan orang yang berhak menjadi imam disuatu tempat ia
adalah yang banyak hafalannya, faham tajwid dan bagus bacaannya. Sebaik-
baiknya diantara kalian ialah yang membaca Al-qur’an
 Memulyakan Ahli Al-qur’an dan Larangan Menyakitinya
Dalam bagian ketiga ini disebutkan siapa saja yang menyakiti mukmin atau
mukminat tanpa sebab dan kesalahannya, maka ia seperti memikul kebohongan
dan dosa besar yang nyata. Dan siapa saja yang memulyakan kedua orangtuanya
maka ia seperti mengagungkan Allah swt.
 Adab Dalam Mengajar dan Mengamalkan Al-qur’an
Dalam bagian ke empat ini ada 2 pembahasan :
1. seorang pengajar harus mempunyai sifat sabar,ikhlas,lemah
lembut,berwibawa,zuhud,adil dan tidak toma atau bisa disebut tidak
mengharapkan sesuatu dari manusia selain mengharapkan ridho dari Allah swt.
Diceritakan juga dalam salah satu hadist, apabila ada seorang pengajar yang
meminta imbalan jangan dikasih terkecuali ada persetujuan atau imbalan dari
hasil kita mengajar. Dalam keterangan lain disebutkan apabila kita mengajar
tidak mengharapkan ridho dari Allah maka Allah hanya mencukupkan didunia
saja tidak menjadi pahala di akhirat, jangan dijadikan Al-qur’an sebagai mata
pencaharian kita.
2. Seorang pelajar tidak merendahkan gurunya apabila didapati gurunya lebih
muda dari muridnya, tidak boleh menduduki tempat duduk gurunya, tidak boleh
juga untuk memaksa ketika gurunya sedang ada udzur agar mengajar, sebaiknya
apabila kita ingin belajar lihat dulu terlebih dahulu keadaan gurunya bagaimana,
dan apabila waktu pembelajaran atau pengajian berlangsung apabila gurunya
belum hadir baiknya tunggu sampai gurunya hadir atau ketika gurunya tidak
bisa hadir tunggu sampai ada intruksi dari gurunya tidak akan belajar maka kita
sebagai murid bisa bubar atau libur mengaji.
 Membaca Al-qur’an
Dalam bagian ke lima ini disebutkan terdapat 1 suroh dalam Al-qur’an yang pada
awal suroh tersebut tidak membaca basmalah ialah suroh At-taubah, karena
diturunkan bertepatan pada waktu perang, selain dari suroh itu wajib membaca
basmalah diawal suroh, ulama terdahulu banyak yang sering mengkhatamkan Al-
qur’an dengan cepat, ada yang 2 bulan sekali, 1 bulan sekali, bahkan diceritakan
dalam salah satu hadist Utsman bin Affan mengkhatamkannya 1 hari sekali, apabila
kita mengkhatamkan Al-qur’an lalu ketika membaca doanya kemudian 4.000
malaikat ikut mengaminkan doa kita. Al-qur’an di akhirat kelak akan menjadi
syafaat bagi para pembacanya.
 Adab dan Etika Membaca Al-qur’an
Dalam bagian ke enam ini disebutkan apabila kita akan membaca Al-qur’an kita
harus mempunyai wudhu, apabila sedang berhadas seperti haid atau junub maka
dihukumi haram membaca Al-qur’an. Bagi yang haid atau junub boleh membaca
sebagian ayat Al-qur’an seperti ,tidak sempurna dan jangan diniatkan untuk
membaca Al-qur’an. Disunnahkan memakai siwak ketika akan membaca Al-qur’an
dengan cara menggosokkan dari gigi kanan bagian bawah, jika tidak ada siwak
disunahkan sebelum berwudhu membersihkan mulutnya. Disunnahlan juga letika
membaca Al-qur’an menghadap kiblat, dan dimakruhkan membacanya di 3 tempat :
1. Dikamar mandi 2. Ditempat buang air 3. Tempat penggilingan gandum.
Dimakruhkan membca Al-qur’an dalam keadaan mengantuk ditakutkan ayatnya
akan keliru. Apabila ketika sholat suroh yang dibaca kita harus menggunakan satu
imam, setelah suroh itu beres boleh menggunakan imam yang lain. Diutamakan
ketika sholat rakaat pertama kita membaca ta’udz apabila lupa bisa di rakaat yang
kedua. Makruh hukumnya ketika sholat membaca ayat Al-qur’an diselain waktu
membaca fatihah dan suroh pendek. Dalam hadist lain disebutkan sunnah
hukumnya kita membaguskan bacaan Al-qur’an. Sholat berjamaah suara imamnya
yang boleh dikeraskan pada waktu sholat maghrib,isya, dan subuh, waktu dzuhur
dan asyar suaranya dikecilkan saja. Ketika imam membaca waladzollin kita wjib
menjawab aamiin, ketika kita menjawab aamiin maka para malaikat ikut
mengaminkan dan Allah akan menghapuskan dosanya. Cara mengucapkan amin
ada 4 macam : pertama aamiin yaitu memanjangkan hamzah dan meringankan
mimnya, kedua dengan imalah dan membacanya dengan mad, ketiga memendekkan
semuanya, dan yang terakhir yang tidak boleh yaitu memanjangkan hamzah dan
mentasydidkan mimnya.
 Adab Berinteraksi Dengan Al-qur’an
Dalam bagian ke tujuh ini disebutkan

Anda mungkin juga menyukai