Anda di halaman 1dari 24

Makalah

ADZAN, IQAMAH, KETENTUAN SHALAT FARDLU, SHALAT


BERJAMA’AH, DZIKIR DAN DO’A SETELAH SHALAT FARDLU

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Fiqih MI/SD

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Alfan Nur Azizi, M.Pd
NIP. 19920412 201 903 1 009

Disusun Oleh:

Dinda Putriwanisetiti (210103110124)


Salma Sabila Sholiha (210103110138)
Mochammah Hanif Sulaiman (210103110148)
Moh. Farizal Fitri Andika (210103110143)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan


semesta alam atas segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya. Selama ini senantiasa memberi
petunjuk, pertolongan, serta kekuatan lahir dan batin. Sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul "Adzan, Iqamah, Ketentuan Shalat Fardlu, Shalat Berjama’ah, Dzikir
dan Do’a Setelah Sholat Fradlu” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, serta para
pengemban risalahnya yang selalu setia hingga akhir zaman. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pembelajaran Fiqih MI/SD. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Adzan, Iqamah, Ketentuan
Shalat Fardlu, Shalat Berjama’ah, Dzikir dan Do’a Setelah Sholat Fradlu” bagi penulis dan
juga para pembaca.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan saran
serta dukungan dalam proses penyusunan makalah ini hingga dapat terselesaikannya. Terutama
kepada Bapak Alfan Nur Azizi M.Pd selaku dosen mata kuliah Fiqih MI/SD. Terima kasih juga
teruntuk teman-teman kelas serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik dalam hal penyajian
maupun penggunaan bahasa. Namun demikian inilah yang terbaik yang penulis lakukan dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu semua masukan,
kritik, dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan bagi penyempurnaan
makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin ya Robbal Alamin.

Malang, 3 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Adzan dan Iqamah .................................................................................................. 3
B. Ketentuan Shalat Fardhu .......................................................................................... 7
C. Shalat Berjama’ah .................................................................................................. 11
D. Dzikir dan Do’a Setelah Dzikir .............................................................................. 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 20
A. KESIMPULAN...................................................................................................... 20
B. SARAN ................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam Islam, shalat merupakan ibadah badaniyah yang penting dan telah
ditetapkan waktu pelaksanaannya. Allah berfirman, artinya : Maka apabila kamu telah
menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di
waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat
itu (sebagaimana biasa). (An Nisa`:103). Sesungguhnya kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman. [An Nisa` : 104].
Untuk mengetahui waktu shalat, Allah telah mensyariatkan adzan sebagai tanda
masuk waktu shalat, berikut tata cara adzan dan hukum Islam berkenaan dengan adzan
tersebut. Yang semuai ini, sangat penting untuk diketahui oleh kaum muslimin. Adzan
dan Iqamah merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang
yang adzan) sebagai yang diberi amanah, maka Allah memberi petunjuk kepada para
imam dan memberi ampunan untuk para muadzin.
Peranan dzikir dan do’a dalam kehidupan umat beragama Islam sangat penting.
Berdzikir dan berdo’a dimaksudkan sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah SWT.
Berdzikir tidaklah sekedar melafalkan wirid-wirid, demikian juga dengan berdo’a
tidaklah sekedar mengaminkan do’a yang dibaca oleh imam. Karena esensi dzikir dan
do’a adalah menghayati apa yang kita ucapkan dan apa yang kita hajati. Berdzikir dan
berdo’a seharusnya tidak hanya menjadi ritual seremonial sesudah selesai salat atau
dalam berbagai acara dan upacara.
Shalat berjamaah merupakan perintah Allah swt., yang disampaikan melalui
lisan Rasululullah Muhammad untuk diamalkan bagi setiap muslim terkhusus laki-laki
muslim yang telah baliq. Shalat berjamaah walaupun hukumnya sunnah, tetapi
memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar bagi yang melaksanakannya, tentu
dengan niat hanya mencari ridha Allah swt.
Shalat sunah ialah shalat yang di anjurkan kepada orang muslim untuk
mengerjakannya sebagai tambahan bagi shalat fardhu, tetapi tidak diharuskan. Shalat
dhuha merupakan salah satu di antara shalat-shalat sunah yang sangat di anjurkan oleh
Rasulullah SAW.

1
Dzikir merupakan ibadah verbal ritual, yang tidak terikat dengan waktu, tempat
atau keadaan, dan jika manusia menyibukan diri untuk melakukannya, dzikir
menghasilkan pengetahuan dan penglihatan dalam dirinya, karena dzikir dalam konteks
dasarnya masuk dalam kategori verbal. Ia mencakup semua kata sederhana atau
gabungan yang mengandung nama Tuhan, baik secara eksplisit ataupun implisit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Adzan dan Iqomah ?
2. Apa itu Ketentuan Shalat Fardlu?
3. Apa itu Shalat Berjama’ah?
4. Apa saja Dzikir dan Do’a Setelah Shalat Fardlu?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian apa saja bagian dari adzan dan iqomah.
2. Untuk mengetahui apa saja ketentuan shalat fardlu di dalmnya.
3. Untuk mengetahui bagaimana sholat berjama’ah.
4. Untuk mengetahui bacan apa saja dzikir dan do’a setelah shalat fardlu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Adzan dan Iqamah


1. Pengertian Adzan dan Iqomah

Kata Adzan berasal dari bahasa Arab yang bermakna pemberitahuan,


sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

‫وس أَم َوالِكُم لَ ت َظلِ ُمو َن َولَ تُظلَ ُمو َن‬


ُ ‫فَ ِإن لَّم ت َفعَلُوا فَأذَنُوا بِ َحرب ِم َن للاِ َو َرسُولِ ِه َو ِإن تُبتُم فَلَكُم ُر ُء‬

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah
bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya. [Al Baqarah/2 : 279].

‫ج األَكبَ ِر أ َ َّن للاَ بَ ِرىء ِم َن ال ُمش ِركِي َن َو َرسُولُهُ فَإِن تُبتُم فَ ُه َو‬ ِ َّ‫َوأَذَان ِم َن للاِ َو َرسُولِ ِه إِلَى الن‬
ِ ‫اس يَو َم ال َح‬
}3{ ‫خَير لَّ ُكم َو ِإن ت ََولَّيتُم فَاع َل ُموا أ َ َّن ُكم غَي ُر ُمع ِج ِزي للاِ َوبَش ِِر الَّذِي َن َكف َُروا بِعَ َذاب أَلِيم‬

Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan RasulNya kepada manusia pada
hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-
orang musyrikin.1 Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, maka bertaubat
itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakan kepada orang-orang kafir (bahwa
mereka akan mendapat ) siksa yang pedih. [At Taubah/9 : 3].

a. adzan

Adapun menurut syariat, adzan adalah beribadah kepada Allah dengan


pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan dzikir tertentu. Inilah yang dirajihkan
Ibnu ‘Utsaimin, sebagaimana pernyataan beliau: “Ini lebih tepat dari hanya (sekedar)
pengertian bahwa adzan adalah pemberitahuan masuknya waktu shalat, sebab adzan itu
ikut shalat. Oleh karena itu, jika diysariatkan ibrad dalam shalat Dhuhur
(memperlambat shalat Dhuhur sampai agak dingin), maka disyariatkan mengakhirkan
adzan”.

1
Siti Mufadililah. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi "Modelling The way" Pada
Pembelajaran Fiqih Materi Adzan dan Iqamah di Kelas II MI Tarbiyatul Islam Genuk Semarang Semester 1
tahun Pelajaaran 2015/2016. Universitas Islam Negeri Wali Songo. 2015

3
Adapun iqamah, menurut kaidah bahasa Arab berasal dari kata aqama yang
maknanya, menjadikannya lurus atau menegakkan. Sedangkan menurut istilah syariat,
iqamah ialah, ibadah kepada Allah untuk menegakkan shalat dengan dzikir tertentu

Adzan merupakan panggilan untuk menunaikan shalat. Adzan juga merupakan


tanda bahwa waktu shalat sudah tiba. Adzan disunnahkan dalam Islam. Jika adzan
sudah dikumandangkan, orang Islam segera datang ke masjid atau mushalla. 2 Orang
yang mengumandangkan adzan disebut muadzin. Seorang muadzin disyaratkan harus:

1. Beragama Islam

2. Mumayyiz (sudah dapat membedakan baik dan buruk)

3. Laki-laki. (Perempuan boleh adzan khusus jamaah perempuan dan tidak

menggunakan pengeras suara)

Selain itu, bagi muadzin disunnahkan:

1. Suci dari hadas dan najis

2. Berdiri menghadap kiblat

3. Mengumandangkan adzan dengan suara yang nyaring

4. Membaca shalawat dan doa setelah selesai adzan.

Saat kita sedang bermain, tiba-tiba terdengar suara adzan. Kita segera
menghentikan permainan. Orang yang sedang bekerja, segera menghentikan
pekerjaannya. Saat kita sedang bercakap-cakap, di masjid dekat kita
dikumandangkan adzan. Kita harus menghentikan pembicaraan.

Orang yang mendengarkan adzan disebut mustami’. Bagi mustami’, jika


mendengar adzan segera menghentikan kegiatannya sampai adzan usai. Selain
mendengarkan adzan, mustami’ juga menjawab adzan. Adapun bacaan adzan dan
jawaban adzan dari mustami’ sebagai berikut:

2
Direktorat KSKK Madrasah. 2020. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag

4
Jika adzan telah selesai dikumandangkan, bagi muadzin dan mustami’
disunahkan membaca doa sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna ini dan
shalat yang akan didirikan 3, berikanlah kepada junjungan kami, nabi Muhammad
Saw. perantara, keutamaan, kemuliaan, dan derajat yang tinggi, serta angkatlah dia
pada kedudukan yang terpuji. Sesungguhnya Engkau tidak pernah ingkar janji”

b. Iqamah

3
Direktorat KSKK Madrasah. 2020. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag.

5
Iqamah adalah seruan bahwa shalat berjamaah akan segera didirikan, setelah
iqamah dikumandangkan jamaah segera mengambil barisan dan meluruskan
shafnya, membaca iqamah hukumnya sunah. Adapun bacaan iqamah adalah
sebagai berikut:

Kemudian disini juga terdapat Waktu dan Sebab Disyariatkannya Adzan

Adzan mulai disyariatlkan pada tahun pertama Hijriyah. Saat itu kaum
muslimin ingin mengetahui masuknya waktu shalat, kemudian mereka berunding. Di
malam harinya Abdullah Ibnu Zaid Radhiyallahu Anhu bermimpi dan melihat ada
seseorang yang membawa lonceng [An-naqus artinya Lonceng atau bell] ia berkata
kepadanya, “Apakah engkau hendak menjual lonceng ini?” Orang itu berkata, “Hendak
engkau gunakan untuk apa?” Abdullah berkata, “Akan kami gunakan untuk memanggil
orang melaksanakan shalat.” 4 Orang itu berkata lagi, “Maukah engkau aku tunjukkan
dengan sesuatu yang lebih baik?” Abdullah menjawab, “Iya.“ Orang itu pun
mengajarkan Abdullah Lafazh adzan dan iqamah seperti yang ada sekarang ini.” [HR.
Ad-Darimi] Abdullah berkata, “Di pagi hari aku mendatangi Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wasallam dan mengabarkan mimpiku kepadanya lalu beliau bersabda, “Itu

4
Siti Mufadililah. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi "Modelling The way" Pada
Pembelajaran Fiqih Materi Adzan dan Iqamah di Kelas II MI Tarbiyatul Islam Genuk Semarang Semester 1
tahun Pelajaaran 2015/2016. Universitas Islam Negeri Wali Songo. 2015

6
adalah mimpi yang benar insya Allah, maka temuilah Bilal dan ajarkanlah lafazh itu
kepadanya karena suaranya lebih merdu dari suaramu.” [HR. Abu Dawud]

Perbedaan Adzan dan Iqamah Dari pengertian adzan dan iqamah di atas
dengan panjangnya maka dapat diketahui perbedaan antara adzan dan iqamah ialah:

1) Adzan untuk memberitahukan masuknya waktu shalat agar bersiap-siap


menunaikannya, dan iqamah untuk masuk dan memulai shalat.

2.) Lafadz (dzikir) yang dikumandangkan, dan masing-masing (antara adzan


dan iqamah). Dzikir ini juga di lakukan setelah melakukan sholat.

3. Syarat-Syarat Sahnya Adzan

1 - Hendaknya dikumandangkan oleh orang muslim, laki-laki dan berakal


sehat
2 - Hendaknya sesuai dengan urutannya
3 - Hendaknya berkesinambungan dan tidak diselingi dengan kata lain
4 - Hendaknya dikumandangkan setelah masuknya waktu shalat

4. Sunnah-Sunnah Saat Mengumandangkan Adzan

1 - Menghadap Kiblat
2 - Hendaknya muadzin bersih dan suci dari hadats
3 - Menoleh ke samping kiri dan kanan ketika mengucapkan hayya alash
shalah dan hayya alal falah
4 - Seorang muadzin meletakkan kedua jari telunjuknya di kedua lubang
telinganya
5 - Hendaknya muadzin memiliki suara yang indah dan merdu
6 - Melafazhkan adzan dengan baik dan tenang
B. Ketentuan Shalat Fardlu
Sebelum melaksanakan shalat, kita diwajibkan untuk mengetahui syarat-
syarat sholat.5 Syarat sholat adalah sesuatu yang harus di penuhi sebelum
menegerjakan shalat.
1. Syarat Wajib Shalat

5
Direktorat KSKK Madrasah. 2020. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag.

7
a. Beragama Islam
Orang Islam baik laki-laki maupun Perempuan diwajibkan melaksanakan
shalat fardu 5 (lima) waktu dalam sehari semalam.
b. Dewasa
Orang dewasa atau sudah baligh diwajibkan untuk melaksanakan shalat.
Anak-anak belum diwajibkan shalat, namun perlu belajar shalat, supaya shalat
menjadi kebiasaan. Ketika sudah dewasa nanti shalat menjadi kebutuhan
mereka sehari-hari.
c. Berakal Sehat
Orang yang memiliki akal sehat diwajibkan shalat, sedang bagi orang
yang tidak sehat akalnya tidak diwajibkan shalat.
2. Syarat Sah Sholat
Dalam menjalankan shalat, diperintahkan dulu untuk memenuhi
syaratsyarat sahnya shalat. Tujuanya supaya shalat kita benar-benar bisa diterima
oleh Allah. Apabila di antara syarat-syarat tersebut tidak dilakukan, maka shalat
yang dikerjakan tidak sah. 6
Syarat sah shalat antara lain sebagai berikut:
a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil
b. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis. Badan dan pakaian, dan
tempat untuk shalat harus bersih dan suci
c. Menutup aurat.
Aurat laki-laki dan perempuan yaitu :
1). Aurat laki-laki itu antara lutut sampai pusar.
2). Aurat perempuan itu seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua telapak
tangan.
d. Menghadap kiblat Kiblat atau arah shalat itu tertuju pada Ka'bah yang ada
di Makkah.
e. Sudah masuk waktu shalat Shalat itu ada 5 waktu dalam sehari semalam.
Setiap shalat mempunyai waktu tersendiri.
f. Sudah mengetahui cara-cara shalat Dalam mengerjakan shalat, kita harus
mengetahui tata cara shalat, baik gerakan shalat sampai bacaan dalam shalat.

6
Dita Ria Widayanti. Implementasi Materi Fiqih Bab Shalat Dalam Upaya Mengembangkan Psikomotorik
Peserta Didik (Studi Kasus di Kelas II MI Ma’arif Cekok Babadan Ponorogo). IAN Ponorogo. 2023.

8
3. Rukun Sholat
Rukun shalat ada 13 yaitu :
1. Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan shalat karena Allah Swt.. Niat
merupakan awal dalam mengerjakan shalat, tanpa niat shalat tersebut tidak akan
sah.
2. Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak mampu berdiri, maka
dia boleh mengerjakan shalat dengan duduk, berbaring atau dengan isyarat.
3. Takbiratul ihram. Takbiratul ihram dengan mengucapkan Allahu Akbar
di awal shalat
4. Membaca surat al-Fatihah.
5. Ruku’ dan thuma’ninah.
6. I’tidal dengan thuma’ninah.
7. Sujud dua kali dengan thuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah
9. Duduk tasyahud akhir.
10. Membaca tasyahhud pada waktu duduk akhir.
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw. pada duduk tasyahhud
akhir setelah membaca tasyahhud.
12. Mengucapkan salam
13. Tertib. Maksudnya ialah melaksanakan ibadah shalat secara berututan,
dari rukun yang pertama sampai yang terakhir.
3. Rukun Shalat
Rukun shalat itu ada 13 yakni:
1. Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan shalat karena Allah Swt.. Niat
merupakan awal dalam mengerjakan shalat, tanpa niat shalat tersebut tidak akan
sah.
2. Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak mampu berdiri, maka
dia boleh mengerjakan shalat dengan duduk, berbaring atau dengan isyarat.
3. Takbiratul ihram. Takbiratul ihram dengan mengucapkan Allahu Akbar
di awal shalat
4. Membaca surat al-Fatihah.
5. Ruku’ dan thuma’ninah.
6. I’tidal dengan thuma’ninah.
7. Sujud dua kali dengan thuma’ninah
9
8. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah
9. Duduk tasyahud akhir.
10. Membaca tasyahhud pada waktu duduk akhir.
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw. pada duduk tasyahhud
akhir setelah membaca tasyahhud.
12. Mengucapkan salam
13. Tertib. Maksudnya ialah melaksanakan ibadah shalat secara berututan,
dari rukun yang pertama sampai yang terakhir.
4. Sunnah sunnah sholat
Ketika melaksanakan shalat ada hal-hal sunnah yang dianjurkan untuk
dikerjakan. Sunnah apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak
dikerjakan tidak berdosa. Adapun sunnah-sunnah shalat adalah sebagai berikut:
1. Ketika takbiratul ihram mengangkat kedua tangan
2. Mengangkat kedua tangan ketika rukuk, berdiri dari rukuk, dan berdiri
dari tasyahhud awal
3. Bersedekap ketika berdiri
4. Mengarahkan pandangan ke arah tempat sujud
5. Membaca doa qunut dalam shalat subuh pada rakaat kedua setelah i’tidal
dengan thuma`ninah
6. Bertasbih ketika rukuk dan sujud.
7. Membaca doa ketika duduk di antara dua sujud
8. Mengucapkan salam kedua
5. Hal-hal yang membatalkan puasa
1. Meninggalkan salah satu rukun shalat atau memutuskan rukun
sebelum sempurna dilakukan
2. Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats,
terbuka aurat
3. Berbicara dengan sengaja
4. Banyak bergerak dengan sengaja
5. Makan atau minum
6. Menambah gerakan shalat
7. Tertawa. Akan tetapi kalau batuk, bersin tidaklah membatalkan shalat
8. Mendahului imam sebanyak 2 rukun, khusus bagi makmum
6. Gerakan-gerakan dalam melakukan sholat
10
Shalat adalah kewajiban bagi setiap muslim, melaksanakan shalat harus
sesuai antara gerakan dan bacaan. Mari kita praktekkan gerakan dan bacaan
shalat di bawah ini
1. Berdiri tegak menghadap kiblat sambil niat
2. Taakbiratul Ikhram – Sambil membaca Allahu Akbar

3. Membaca surat al-Fatihah dan disunnahkan membaca surat pendek


4. Ruku’ dan Thuma’ninah
5. I’tidal dan Thuma’ninah
6. Dalam shalat subuh setelah i’tidal dengan thuma`ninah pada rakaat kedua
disunnahkan membaca doa qunut.
7. Sujud dua kali dengan thuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah
9. Membaca tasyahhud akhir.
10. Melakukan salam.
C. Sholat Berjama’ah
Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama yang
dikerjakan oleh dua orang atau lebih. Shalat jamaah dipimpin oleh seorang imam dan
diikuti oleh makmum. 7
1. Syarat Sah Menjadi Imam dan Makmum

7
Siti Mufadililah. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi "Modelling The way" Pada
Pembelajaran Fiqih Materi Adzan dan Iqamah di Kelas II MI Tarbiyatul Islam Genuk Semarang Semester 1
tahun Pelajaaran 2015/2016. Universitas Islam Negeri Wali Songo. 2015

11
1. Syarat Menjadi Imam
a. Sehat akalnya
b. Fasih bacaan Al-Qurannya
c. Mengetahui tata cara mengerjakan shalat dan dapat melakukannya
d. Mengetahui hukum yang berkenaan dengan shalat seperti bersuci, syarat
sah shalat, rukun shalat, dan hal-hal yang membatalkan shalat.
Adapun orang yang tidak boleh menjadi imam, yaitu sebagai berikut:
a. Perempuan, apabila makmumnya laki-laki
b. Banci, apabila seluruh makmumnya laki-laki
c. Orang yang tidak bisa membaca Al-Quran dan tidak mempunyai
pengetahuan tentang shalat, berkaitan syarat sahnya shalat, rukun shalat dan hal-hal
yang membatalkan shalat.
2. Syarat Menjadi Makmum
a. Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan imam.
b. Berada satu tempat dengan imam.
c. Laki-laki dewasa tidak sah jika menjadi makmum imam perempuan.
d. Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan
menggantikan imam.
e. Jika imam lupa jumlah rakaat atau salah gerakan shalat, makmum
mengingatkan dengan membaca “Subhanallah” dengan suara yang dapat
didengar imam. Untuk makmum perempuan dengan cara bertepuk tangan.
f. Makmum dapat melihat atau mendengar imam.
g. Makmum berada di belakang imam.
h. Mengerjakan ibadah shalat yang sama dengan imam.
i. Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi masbuq yang
boleh mengikuti imam sama seperti makmum lainnya, namun setelah imam
salam. Makmum masbuq menambah jumlah rakaat yang tertinggal.
3. Posisi imam dan makmum
a. Apabila imam laki-laki maka maka urutan yang menjadi makmum
laki- laki, anak – anak dan wanita
b. Apabila imam perempuan maka makmumnya perempuan
2. Cara Memberi Tahu Imam yang Lupa
Dalam shalat jama‘ah apabila makmum mengingatkan imam yang sedang lupa
dalam melakukan shalat hendaknya membaca Subhanallah bila laki-laki dan
12
bertepuk tangan bila makmumnya wanita. Adapun cara bertepuk tangan adalah
dengan mempertemukan antara telapak tangan yang satu dengan punggung
telapak tangan yang lain.
3. Keutamaan Shalat Berjamaah
Adapun manfaat, keuntungan, kelebihan serta kebaikan shalat berjama’ah di
masjid/mushalla antara lain adalah:
a. Mendapatkan pahala/kebaikan dari Allah Swt. Duapuluh tujuh derajat lebih
tinggi daripada shalat sendiri.
b. Menambah syiar Islam
c. Berkomunikasi dan silaturahim dengan tetangga yang sesama muslim,
bertanya tentang keadaan.
d. Bisa shalat di awal waktu sehingga kita tidak akan takut lupa shalat e. Melatih
kedisiplinan dan ketaatan kita kepada Allah Swt..
f. Bagi para pemimpin, ia akan semakin dekat dengan yang dipimpinnya, karena
bisa bertukar pikir secara santai.
D. Dzikir dan Do’a Setelah Sholat Fardhu
1. Pengertian Dzikir dan Do’a

ُ ُ‫ يــذْك‬dzikran”
Kata dzikir berasal dari kata “dzakaro”‫” ذكـَــَر‬yadzkuru” " ‫ـــر‬
ً ‫ ِذ ْك‬artinya; mengingat, menyebut, menuturkan atau merenungi. Sedangkan menurut
‫ــــرا‬
istilah adalah mengingat Allah SWT, dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah
SWT.dengan cara menyebut semua sifat-sifat keagungan-Nya atau kemulian-Nya,
seperti membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.. Sebagaimana di terangkan dalam Al-
Qur’an surat al-Baqoroh ayat 152 berikut :
ُ ْ‫كر ُونِى اَذ‬
‫كـر ْكم َوا ْشكُ ُر ْوا لِى َوالَ ت َ ْكفُ ُرو َن‬ ُ ْ‫فَا ذ‬
Artinya: “Maka ingatlah kepada Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah
kepada Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada Ku. (QS. Al-Baqarah : 152)

Kemudian orang-orang yang hendak berdzikir amatlah perlu mengetahui


waktu-waktu yang sangat utama untuk melakukan dzikir. Waktu-waktu yang sangat
diutamakan, walaupun waktu-waktu yang lain dibolehkan juga untuk berdzikir 8,
misalnya : Pertama dipagi hari sebelum terbit matahari, setelah selesai mengerjakan

8
Siti Mufadililah. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi "Modelling The way" Pada
Pembelajaran Fiqih Materi Adzan dan Iqamah di Kelas II MI Tarbiyatul Islam Genuk Semarang Semester 1
tahun Pelajaaran 2015/2016. Universitas Islam Negeri Wali Songo. 2015

13
shalat subuh, Kedua setelah tergelincir matahari, sesudah selesai mengerjakan shalat
dhuhur, ketiga diwaktu petang, sesudah selesai mengerjakan shalat ashar sebelum
terbenam matahari, Keempat Ketika Rembang matahari, Kelima Ketika bangun dari
tidur, dan Keenam sesudah shalat-shalat wajib.
Dalam hal ini seperti halnya yang dilakukan komunitas jamaah Asy-
syahadatain, bagi mereka waktu yang paling utama dalam berdzikir adalah setelah
shalat fardu(wajib) dan setelah melakukan shalat sunnah, karena shalat menurut
pandangan islam merupakan bentuk komunikasi antara manusia dengan kholiknya. Jadi
dzikir setelah shalat merupakan proses transendensi (berpindahnya jiwa) menuju Tuhan
dengan menyebut nama Allah dan bermunajat kepadanya 9. Ia merupakan bentuk
komunikasi yang sempurna antara Hamba dan TuhanNya. Kendatipun dengan corak
dan tatacara tersendiri dalam berbagai macam metode dan cara dalam berdzikir setelah
shalat. seperti halnya dzikir yang dilakukan oleh jamaah Asy-syahadatain, mereka
mempunyai keunikan tersendiri dalam berdzikir setelah shalat. Yang dilakukannya
adalah mereka duduk membentuk lingkaran dengan dzikir dan membaca do’a bersama
dengan suara keras, tentunya dengan bacaan wirid tertentu. Dalam hal ini, karena Al-
Qur’an sendiri memberi kebebasan mengenai tehnik dzikir itu sendiri.

2. Tata Dzikir dan Berdoa


Mengucap dzikir pada dasarnya tidak dibatasi jumlah bilangan. Demikian pula
mengenai lafal, waktu, cara dan tempat melaksanakannya. Akan tetapi, zikir
seyogyanya di lakukan di tempat-tempat yang suci dilandasi dengan niat yang ikhlas,
di samping sikap kusyu dan tawaduk. Allah swt. Berfirman, Seperti dalam bunyi
surat Al-A’raf ayat 205 pada juz 7 yang artinya berbunyi,

“Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lengah.”

Firman Allah Swt,di atas memuat tata cara (adab) berzikir, antara lain :

a. zikir hendaknya di lakukan dengan sikap tadaruk (merasa dirinya hina dan papa di
hadapan Allah swt). Dengan demikian orang yang berzikir harus memperlihatkan
sikap tawaduk kepada-NYa.

99
Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi AshShiddieqy. Pedoman Dzikir dan Do’a. PT Pustaka Rizki Putra,
Semarang, 2002, hlm. 3

14
b. Zikir dilakukan dengan rasa takut kepada Allah swt. Takut kepada keagungan dan
kemuliaan Allah swt.
c. Zikir dilakukan dengan suara yang lembut,pelan dan kusyuk.

Cara berdzikir ada tiga macam, yaitu:


a. Dzikir dengan hati
Dzikir dengan hati ialah dengan cara bertafakur memikirkan ciptaan Allah swt,
sehingga timbul di dalam pikiran kita bahwa Allah swt. adalah Dzat yang Maha
Kuasa.10 Semua yang ada di dalam alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan
dan mengaturnya, yaitu Allah swt.
b. Dzikir dengan perbuatan
Yaitu dengan melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya. Dan semua itu
mesti diawali dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah swt. Jadi menuntut ilmu,
bersilaturahmi, mencari nafkah, dan amalan-amalan lainnya yang diperintahkan oleh
agama adalah termasuk dalam lingkup dzikir dengan perbuatan
c. Dzikir dengan ucapan
Dzikir dengan ucapan yaitu dengan cara menyebut asma Allah atau dengan
mengucapkan kalimat-kalimat toyibah. Sehingga setiap kali menyebut-Nya akan
semakin bertambah keimanan kita kepada Allah Swt.
Contoh kalimat toyibah.
Nama lafal Kalimat Arti
toyyibah
Takbir ْ‫اَهلل ا َ ْكبَر‬ Allah Maha Besar
Tahmid ‫ال َح ْمدُ ِ َلِل‬ Segala Puji bagi Allah
Tasbih ‫سبْ َحانَ للا‬
ُ Maha suci Allah
Tahlil Tiada Tuhan selain
‫الَاِلَهَ اِالَ للا‬
Allah
Istigfar Aku memohon ampun
‫ا َ ْستَغْف ُِر للا‬ kepada Allah yang
maha Agung

10
Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi AshShiddieqy. Pedoman Dzikir dan Do’a. PT Pustaka Rizki Putra,
Semarang, 2002, hlm. 4

15
Hauqalah Tiada ada daya dan
َ‫الَ َح ْول َوالَ قُ َوةَ اِال‬
kekuatan kecuali di
‫هلل ال َعلِي ِ ال َع ِظيْم‬
ِ ‫ِبا‬
sisi Allah

Agar doa kita dikabulkan oleh Allah Swt, hendaklah kita memperhatikan tatacara
sebagai berikut :
a. Memulai berdoa dengan membaca bismillah,hamdalah dan sholawat
b. Mengangkat tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah
setelah selesai berdoa.
c. Hendaklah disertai dengan hati yang kusyu’ dan meyakini bahwa doanya akan
dikabulkan oleh Allah Swt. Firman Allah swt:
َ ‫قَدْ أَفْلَ َح الْ ُمؤْ ِمنُو َن الَذِي َن هُ ْم فِي‬
‫ص ََلتِ ِه ْم خَا ِشعُو َن‬
Artinya: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang
dalam shalatnya selalu khusyu’” (Al-Mu’minun:1-3).

Ada beberapa waktu yang lebih utama untuk berdoa, yaitu sebagai berikut :
a. Waktu tengah malam (sepertiga malam yang terakhir)
b. Pada hari jumat(waktu antara dua khutbah)
c. Pada waktu seseorang sedang puasa
d. Sesudah shalat lima waktu
e. Saat kritis/genting.
f. Saat teraniaya dan
g. Ketika minum air Zamzam

2. Dzikir dan Doa sesudah Shalat


Bacaan dzikir sesudah shalat disebut juga dengan istilah wirid, yaitu bacaan-bacaan
yang dibaca setiap hari.11 Adapun urutan bacaan dzikir atau wirid sesudah shalat
lima waktu sebagai berikut:
1. Membaca syahadat sambil mengusapkan tangan kanan pada wajah setelah
mengucapkan salam yang kedua.

11
Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi AshShiddieqy. Pedoman Dzikir dan Do’a. PT Pustaka Rizki Putra,
Semarang. 2002

16
2. Membaca istigfar, bacaan istigfar yang umumnya dibaca adalah
ِ ‫ت َوالْ ُمؤْ مِ نِيْنَ َوالْ ُمؤْ ِمنَا‬
‫ت ا َ ْالَ ْحيَا ِء ِمنْ ُه ْم‬ ِ ‫ى َولِ َج ِمي ِْع الْ ُم ْسلِ ِميْ َن َوالْ ُم ْسلِ َما‬ ْ ِ‫ا َ ْستَغْف ُِر للاَ الْعَ ِظيْ َم ل‬
َ َ‫ى َول َِوالِد‬
3× ‫ب اِلَيْ ِه‬ ِ ‫َواْالَ ْم َوا‬
ُ ‫ت َواَت ُ ْو‬

“Ya Allah berilah ampun untuk badan hamba sendiri. Dan untuk kedua orang tua
hamba, dan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, baik yang masih
hidup maupun yang telah mati, dan kepada Alllah hamba bertaubat kembali. 3X.

3. Bacaan tahlil
ُ ْ‫ك َولَهُ الْ َح ْمدُ يُ ْحي ِ َويُ ِمي‬
ْ َ‫ت َوه َُو عَلَى كُ ِل ش‬
3× .‫ىءٍ قَ ِدي ٌْر‬ ُ ‫الَاِلَهَ اِالَ للاُ َوحْ دَ ُه الَش َِريْكَ لَهُ لَهُ الْ ُم‬
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Maha Esa tidak brsekutu bagi-Nya, bagi-Nya
kekuasaan dan segala puji; Ia Dzat yang berkuasa atas segala, sesuatu”. 3X.
4. Bacaan
َ‫ار ْكتَ َر َبنَا َوتَ َعا َليْت‬ َ ‫َل ِم َواَد ِْخ ْلنَا ا ْل َج َن َة د‬
َ ‫َارال َس‬
َ ‫َل ِم تَ َب‬ َ ‫َل ُم َو ِا َليْكَ َي ُع ْو ُد ال َس‬
َ ‫َل َم َف َح ِينَا َر َبنَا ِبال َس‬ َ ‫َل ُم َومِ ْنكَ ال َس‬َ ‫اَل َل ُه َم اَ ْنتَ ال َس‬
َ ‫َيا َذاا ْل َج‬
.‫َل ِل َو ْاالِ ْك َر ِم‬
“Ya Allah! Tuhanlah Yang Maha Sejahtera dan daripada Tuhanlah segala
kesejahteraan dan kepada tuhanlah akan kembali lagi segala kesejahteraan itu. Ya
Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan sejahtera. Dan masukkanlah kami ke dalam
sorga kampung kesejahteraan. Maha Mulia Allah Tuhan kami, dan Maha Luhur.
Ya Allah Dzat yang bersifat Agung, Maha Kuasa dan Maha Mulia”.
5. Bacaan berikut
ُّ‫ضيْتَ َوالَ يَنْفَ ُع ذَا الْ َج ِد ِمنْكَ الْ َجد‬ َ ‫اَللَ ُه ُّم الَ َمانِ َع لِ َما أ َ ْعطَيْتَ َوالَ ُمعْ ِط‬
َ َ‫ى لِ َما َمنَعْتَ َوالَ َرادَ لِ َما ق‬
Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi terhadap apa yang Engkau berikan,
dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau larang, dan tidak
ada yang dapat menolak terhadap apa yang telah Engkau tentukan, dan tidaklah
bermanfaat kepada orang-orang yang mempunyai derajat (jika ada) derajat dari
Mu”.
6. Terus disambung surat al Fatihah, al Baqarah, dan ayat al Kursi
7. Membaca tasbih, tahmid, dan takbir

1. 33× ‫للا‬
ِ ‫سُبْ َحا َن‬

“Maha Suci Allah” (33X)

2. 33× ِ‫اَلْ َح ْمدُ هلل‬

“Segala Puji bagi Allah” (33X)

17
‫هلل ا َ ْك َبر ×‪3. 33‬‬
‫اَ ُ‬

‫)‪“Maha Suci Allah” (33X‬‬

‫‪8. Lalu dilanjutkan dengan‬‬


‫‪Setelah selesai membaca Allahu Akbar 33 kali terus dilanjutkan dengan‬‬
‫‪bacaan sebagai berikut:‬‬

‫على ُك ِل ش َْي ٍء‬ ‫هُو َ َ‬ ‫للا َوحْ د َُه َالش َِري َْك َلهُ‪َ ،‬ل ُه ا ْل ُم ْل ُك َو َلهُ ا ْل َح ْم ُد َو َ‬
‫للا ُب ْك َر ًة َو َأ ِصي ًَْل‪َ .‬ال ِإ َل َه ا َِال ُ‬
‫لِل َك ِث ْير ًا َو ُسب َْحانَ ِ‬ ‫للا َأ ْك َب ُر َك ِبي ًْرا َوا ْل َح ْم ُد ِ َ ِ‬
‫ُ‬
‫ض ْيتَهُ َو َال َي ْنف َُع َذا ْال َ‬
‫ـجدِ مِ ْن َك‬ ‫يْت َو َال ُمعْطِ َي ل َِما َم َن ْع َت‪َ ،‬و َال َرا َد ل َِما َق َ‬ ‫عْط َ‬‫هلل َال َمان َِع ل َِمآ َأ َ‬ ‫ي اْل َعظِ ي ِْم‪َ .‬ا ُ‬
‫اهلل اْل َ ِعل ِ‬
‫َقدِ ي ٌْر‪َ .‬و َال َح ْولَ َو َال ُق َو َة ِإ َال ِب ِ‬
‫ْالـ َجدُّ‪.‬‬

‫‪9. Ditutup dengan doa‬‬


‫ـزي ْـدَ ُه‪ ،‬يـ َا َربَـنَـا‬ ‫ي نِـ َعـ َمـهُ َويُـكَـافِ ْ‬
‫ي َم ِ‬ ‫ب الـ َعـالَـ ِمـيْـ َن حـ َ ْمـدًا يُ َ‬
‫ـوافِ ْ‬ ‫الرحِ ـيْ ِـم‪ .‬اَلـ َحـ ْمـدُ لِـلـ ِه َر ِ‬
‫الر ْحـمـ ِن َ‬ ‫‪ِ -‬ب ْس ِـم الـل ِه َ‬
‫ص ِل عَـلَـى سَـيِـ ِدنَا ُمـ َحـ َمـ ٍد َوعَـلَـى آ ِل‬ ‫ـجـَلَ ِل َو ْجـ ِهكَ َوعَـ ِظيـْ ِم سُـلْـطَـانِـكَ ‪ .‬اَلـلـ ُهـ َم َ‬ ‫ي لِ ِ‬ ‫لَـكَ اْلـ َحـ ْمـدُ كَـ َمـا يَـنْـبَـ ِغ ْ‬
‫سَـيـِ ِدنَـا ُمـ َحـ َمـ ٍد‪.‬‬

‫ـمـ ْم‬ ‫صـيَـا َمـنَـا َوسُ ُج ْـودَنَـا َوقُـعُ ْـودَنَـا َوت َـ َ‬


‫ض ُّرعَـنَـا َوتـ َ َخـشُّعَـنَـا َوت َـعَـبُّـدَنَـا َوت َ ِ‬ ‫صَلَت َـنَـا َو ِ‬ ‫‪ -‬اَلـلـ ُهـ َم َربَـنَـا ت َـقَـبَـ ْل ِمـنَـا َ‬
‫ـرنَـا يَـا اَهللُ يَـا َربَ اْلـعَـالَـ ِمـيْـ َن‪.‬‬‫ـصـيْ َ‬‫ت َـقْ ِ‬
‫ق َوت َـ ْـوبَةً‬ ‫ي ال ـ ِديْ ـ ِن َوعَــافِ ـيَ ـةً فِي ال ـ َجسَ ـ ِد َو ِزيــادَةً فِي اْل ـ ِع ـلْـ ِـم َوبَـ َ‬
‫ـركَ ـةً فِي ِ‬
‫الر ْز ِ‬ ‫‪ -‬اَلــل ـ ُه ـ َم إِنَا نَ ـ ْس ـأ َلُــكَ سَ ـَلَ َم ـةً فِ ْ‬
‫ت‬‫ت ال ـ َمـ ْـو ِ‬ ‫ـو ْن عَلَ ـيْ ـنَــا فِي سَكَـ َ‬
‫ـرا ِ‬ ‫ـرةً بَ ـعْ ـدَ ال ـ َمـ ْـوتِ‪ .‬اَلــل ـ ُه ـ َم هَـ ِ‬ ‫ت َو َرح ْـ َم ـةً ِع ـنْ ـدَ الْ ـ َمـ ْـو ِ‬
‫ت َو َم ـغْ ـفِـ َ‬ ‫قَ ـبْ ـ َل الْ ـ َمـ ْـو ِ‬
‫ـو ِعـنْـدَ اْلـحِ سَـابِ‪.‬‬
‫ـار َواْلـعَـفْ َ‬
‫َوالـنَـ َجا ِة ِمـ َن الـن ِ‬
‫‪َ -‬ربـنَــا ََلَـ ْمـنَــا أَنْـفُـسَـنَــا َو ِإ ْن لَـ ْم ت َـغْـفِــرْ لَـنَــا َوت َــرْ ح َـ ْمـنَــا لَـنَـكُـ ْـونَ َن ِمـ َن الْـ َخاس ِـ ِريْـ َن‪َ ،‬ربَـنَــا َوالَ ت َـحْ مِ لْ عَـلَيْـنَــا‬
‫ــمــلْــنَــا َمــا َال طَــاقَــةَ لَــنَــا ِبــ ِه َوا ْعــ ُ َ‬
‫عنَــا‬ ‫عــلَــى الَــ ِذيْــ َن ِم ْ‬
‫ــن قَــبْــلِــنَــا َربَــنَــا َو َال ت ُــ َح ِ‬ ‫ِإص ًْرا كَ َما َحــ َمــلْــت َــهُ َ‬
‫ـري ْـ َن‪.‬‬‫عـ َلـى الـقَ ْـو ِم ْالـكَـافِ ِ‬
‫صرْ نَـا َ‬ ‫َوا ْغـفِـرْ َلنـ َا َوارْ َحـ ْمـنَـا أ َ ْنـتَ َم ْـو َالنَـا فَـا ْنـ ُ‬
‫ـرا‪.‬‬
‫ص ِغـيْ ً‬ ‫‪ -‬اَلـلَـ ُهـ َم ا ْغـفِـرْ لَنَا َولِ َ‬
‫ـوالِـ ِديْنَا َوارْ َحـ ْمـ ُهـ ْم كَ َمـا َربَـ ْونَـا َ‬

‫ـن لَـدُنْـكَ َر ْحـ َمـةً ِإنَـكَ أَنْـتَ اْ َ‬


‫لـوهَـابُ ‪.‬‬ ‫غ قُـلُ ْـوبـ َنـ َا بـ َعْـدَ ِإذْ هَـدَيْـت َـنَـا َوهَـبْ لَـنَـا ِم ْ‬
‫ـز ْ‬
‫‪َ -‬ربَـنَـا َال ت ُ ِ‬
‫ـريْـ َن‪.‬‬ ‫ـرا َوث َ ِبـتْ أ َقْـدَا َمـنَـا َوانْـ ُ‬
‫صرْ نَـا عَـلَـى الـقَ ْـو ِم اْلـكَـافِ ِ‬ ‫‪َ -‬ربَـنَـا أ َفْـ ِر ْ‬
‫غ عَـلَـيْـنَـا َ‬
‫صبْ ً‬

‫‪ -‬اَلـلَـ ُهـ َم ا ْغـفِـرْ لَـنَـا ذُنُ ْـوبَـنَـا َوكَـفِـرْ عَـنَـا سَـيِـئ َاتِـنَـا َوت َ َ‬
‫ـو َفـنَـا َمـ َع اْل َبـْ َر ِ‬
‫ار‪.‬‬

‫ـر ِة َحسَـنَـةً َوقِـنَـا عَـذَ َ‬


‫اب الـنَ ِ‬
‫ـار‪.‬‬ ‫‪َ -‬ربَـنَـا آتِـنَـا فِى الـدُّنْيَـا َحسَـنَـةً َوفِى اْآلخِ َ‬
‫ـَلمٌ عَـلَـى الـ ُمـْرسَـلِـيْـ َن َوالـ َحـ ْمـدُ لِـلَـ ِه َربِ الـعَـالَـ ِمـيْـن‪.‬‬ ‫‪ -‬سُـبْـ َحـا َن َربِـكَ َربِ اْلـ ِع َز ِة عَـ َمـا يَ ِ‬
‫ـصفُ ْـو َن َوسَ َ‬

‫‪3. Manfaat Dzikir dan Do’a‬‬

‫‪a. Dapat menentramkan hati‬‬


‫‪b. Dapat menimbulkan kesabaran‬‬
‫‪18‬‬
c. Menambah pahala dan menambahkan rasa kasih sayang kepada sesama.
d. Menimbulkan sifat berhati-hati

Dengan sering kita berdoa setelah shalat fardu banyak manfaat yang akan diperoleh,
diantaranya:
a. Akan terhindar dari sifat sombong dan congkak
b. Akan terhindar dari sifat gampang putus asa
c. Hati dan pikiran kita akan tenang dan tentram
d. Akan memberi motivasi atau dorongan yang kuat dalam menjalani kehidupan ini
e. Memberikan perlindungan dalam menempuh kehidupan
f. Kita akan merasa semakin dekat dengan Allah SWT
g. Di akhirat kelak, kita akan mendapat tempat yang mulia di sisi Alloh, yaitu surga

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
adzan itu ialah beribadah kepada Allah dengan pemberitahuan masuknya waktu
shalat dengan dzikir tertentu. Inilah yang dirajihkan Ibnu ‘Utsaimin, sebagaimana
pernyataan beliau: “Ini lebih tepat dari hanya (sekedar) pengertian bahwa adzan adalah
pemberitahuan masuknya waktu shalat, sebab adzan itu ikut shalat. Oleh karena itu,
jika diysariatkan ibrad dalam shalat Dhuhur (memperlambat shalat Dhuhur sampai agak
dingin), maka disyariatkan mengakhirkan adzan”. Sedangkan iqamah adalah seruan
bahwa shalat berjamaah akan segera didirikan, setelah iqamah dikumandangkan jamaah
segera mengambil barisan dan meluruskan shafnya.
Sebelum kita melaksanakan sholat, terlebih dahulu kita harus mengetahui rukun
sholat, syarat sholat, serta tata caranya. Sholat lima waktu adalah sholat wajib yang kita
laksanakan bagi umat muslim.
Sholat berjama’ah ialah sholat yang di laksanakan secara berjama’ah dan
sebaiknya di lakukan oleh para kau madam atau laki-laki. Yang mana sholat berjama’ah
ini termasuk pahalanya banyak di banding melaksanakannya di rumah, bagi laki-laki.
Dzikir merupakan ibadah verbal ritual, yang tidak terikatdengan waktu, tempat
atau keadaan, dan jika manusia menyibukan diriuntuk melakukannya, dzikir
menghasilkan pengetahuan dan penglihatandalam dirinya, karena dzikir dalam konteks
dasarnya masuk dalamkategori verbal. Ia mencakup semua kata sederhana atau
gabunganyang mengandung nama Tuhan, baik secara eksplisit ataupun implisit.

B. SARAN
Seperti yang telah diketahui bahwa pada materi yang kami tulis ini masih
banyak memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sama halnya manusia. Maka
kami sebagai penulis masih belajar dan meminta saran serta masukkan pada pembaca
terkait isi di dalamnya jika terdapat kata atau Bahasa yang kurang baik ataupun salah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mufadililah, Siti. 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi
"Modelling The way" Pada Pembelajaran Fiqih Materi Adzan dan Iqamah di Kelas II MI
Tarbiyatul Islam Genuk Semarang Semester 1 tahun Pelajaaran 2015/2016. Universitas
Islam Negeri Wali Songo.
Widayanti, Dita Ria. 2023. Implementasi Materi Fiqih Bab Shalat Dalam Upaya
Mengembangkan Psikomotorik Peserta Didik (Studi Kasus di Kelas II MI Ma’arif Cekok
Babadan Ponorogo). IAN Ponorogo.
Direktorat KSKK Madrasah. 2020. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag.
Anwar, Ilham Choirul. 2021. Pengertian, Hukum dan Tata Cara Shalat Berjamaah dalam
Agama Islam. Pendidikan.
AshShiddieqy , Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Pedoman Dzikir dan Do’a. PT
Pustaka Rizki Putra, Semarang.

21

Anda mungkin juga menyukai