Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HIDUP SECARA PROFESIONAL


Dosen Pengampu : MUNAWIR ALWI. MA

KELOMPOK 9 :

1. ZIDNI ILMA FITRIA ISLAMI


2. ZIADATUL BAHRIAH
3. GUSTIAN RAHMADI
4. YAZID SOBRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW PANCOR

2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatakan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan
ridhonya kepada kita semua, sehingga makalah tentang “hidup secara profesional “ ini
dapat diselesaikan sekalipun didalamnya masih banyak terdapat ksalahan-kesalahan karena
itulah batas kemampuan kami.kedua kalinya solawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya serta para
pengikutnya,karena beliaulah yang telah membawa ummatnya dari zaman jahiliyah menuju
islamiyah sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini,alhamdulillah.

Kami para penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan
oleh sebab itu kepada semua teman-teman sekalian diharapkan untuk memberikan kritikan
dan sarannya yang bersifat membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.semoga
bermanafaat bagi kita semua amiin.

Pancor sanggeng, 22 juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB I ………………………………………………………………………………………………………………………………………

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………….

BABII ……………………………………………………………………………………………………………………………………….

A. Latar belakang masalah……………………………………………………………………………………………


B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………………………………….
C. Tujuan pembahasan…………………………………………………………………………………………………..

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………

A. Pengertian profesional ………………………………………………………………………..................


B. mewujudkan sikap professional …………………………………………………………………….
C. cara menerapkan sikap professional ……………………………………………………...........
D. Manfaat hidup secara profesional………………………………………………………………….......

BAB III …………………………………………………………………………………………………………………………………

PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………

DATFAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
Tiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam tingkah laku, cara
pandang, dan begitu pula kepribadianya.Salah satu yang di sorot dalam pola kehidupan yang
mumpuni adalah profesional dalam setiap aspek kehidupannya. Profesionalitas adalah sifat
yang perlu ada pada setiap kepribadian. Tanpa sifat ini seseorang tidak akan maju dan
berkembang dalam tingkah dan lakunya, tiada peningkatan dan tiada yang bisa
menampakkan bahwa dirinya mampu untuk menerima berbagai kaadaan yang ia terima.
Seseorangakan hilang kewibawaannya apabila sifat ini tidak ia milik. Maka dari itu kita harus
mengetahui cara dan bagaimana mewujudkan sikap tersebut agar tercipta secara secara
berkalahingga terwujudnya suatu sikap yang diingankan oleh pribadinya dan juga orang lain.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan di atas penulis memberikan rumusan
masalah terhadap makalah ini, yaitu:
1.      Bagaimana mewujudkan sikap professional
2.      Bagaimana cara menerapkan sikap professional
C.  Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan  rumusan makalah diatas penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara menerapkan dalam diri kita sikap professional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROFESIONAL
Professional adalah menjalankan tugas-tugas syar'i, tarbawi, tanzhimi, dengan
cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi
hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas tersebut secara optimal.
Menunaikannya dengan mengerahkan segenap potensi dan kemampuan yang kita
miliki.Sungguh-sungguh sudah sewajarnya menjadi watak orang-orang beriman.
Karena ia adalah pelita hati. Ia akan menunjuki jalan yang tepat mencapai natijah yang
besar. Dengan kesungguhan, seorang pendidik dan kader dakwah akan selalu sibuk
dengan hal-hal besar. Sebaliknya malas dan main-main adalah jamur jiwa.Ia akan
menimbulkan berbagai penyakit. Ia akan direpotkan oleh masalah-masalah kecil atau ia
akan memandang masalah kecil sebagai masalah besar atau kebalikannya hal-hal besar
dianggap masalah yang ringan. Sangat tepat bila kaidah man jadda wajada (Siapa yang
sungguh-sungguh pasti dapat) menjadi dasar pijakan bagi seorang pendidik maupun
kader dakwah dalam menunaikan tugasnya.Terlebih bagi mereka yang menjadi contoh
pada lingkunganny.
B. KEHARUSAN UNTUK MEMILIKI SIFAT PROFESIONAL
Profesionalitas adalah sifat yang perlu ada pada setiap kepribadian . Tanpa sifat
ini seseorang tidak akan maju dan berkembang dalam tingkah dan lakunya, tiada
peningkatan dan tiada yang bisa menampakkan bahwa dirinya mampu untuk menerima
berbagai kaadaan yang ia terima. Seseorang  akan hilang kewibawaannya apabila sifat
ini tidak ia milik. Allah yang maha suci dan maha kuasa pun memerintahkan setiap
hambanyauntuk memiliki sikap profesionalitas dalam diri mereka, seperti yang telah
Allah firmankan dalam surat Ali-Imran ayat 133 ;
Yang Artinya ; dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertawa.
C. TANDA-TANDA KEPROFESIONALITAS PADA SESEORANG
Adapun tentang tanda-tanda yang menunjukan bahwa seseorang itu memiliki sifat
profesional dalam dirinya, adalah sebagai berikut :
1. Al Istijabah Al Fauriyah(responsif)
seorang pendidik maupun aktifis dan kader dakwah adalah seorang  yang ketika
mendapat tugas dan mendengar perintah dari qiyadah (pemimpin, murobbi, atau
pembina) meresponnya dengan cepat-cepat tanpa ragu atau berkomentar, karena ia
memahami bahwa tugas dan perintah yang datang dari qiyadah adalah untuk segera
dilaksanakan bukan untuk didiskusikan. Demikianlah para sahabat memahami perintah
ketika turun ayat yang mengharamkan khamar (Al-Maidah : 90-91).
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu). Begitu mereka mendengar perintah untuk
meninggalkan khamar langsung mereka tinggalkan seraya berkata intahaina..intahaina..
(kami telah tinggalkan, kami telah tinggalkan). Contoh lain tentang perpindahan kiblat
dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Haram (Al-Baqarah: 143).
Disaat mereka sedang sholat datang berita tentang berubahnya arah kiblat, mereka
langsung berbalik arah dari menghadap utara (arah Baitul Maqdis) menjadi menghadap
selatan (arah Ka'bah) sehingga masjid tempat mereka sholat saat itu diberi nama Masjid
Qiblatain (masjid dua qiblat).
2.      Al-azmulQowiy (kesungguhan yang kuat)
sebagai seorang pendidik dan Aktifis maupun kader dakwah harus memiliki
semangat dan kesungguhan yang kuat, karena amanah yang diembannya sangat berat.
Orang yang sungguh-sungguh dan  memiliki kemauan yang kuat. Kuatnya sebuah
kemauan dan keinginannya tidak akan pernah surut selangkah pun dalam menghadapi
rintangan. Ia bagaikan benteng kukuh yang berdiri tegar menghadapi serbuan dan
terjangan. Mundur bagi seorang yang kuat kemahuannya adalah kekalahan. Karena itu
ia tidak akan lari dari risiko-risiko perjuangan. Perhatikanlah kisah perang Dzatur
Riqa’.yang dipaparkan oleh Abu Musa Al Asy’ari RA.yang termasuk salah seorang
prajurit perang tersebut. Dalam perjalanan panjang yang mereka tempuh itu para
sahabat tidak berkeluh kesah walaupun kaki mereka pecah-pecah.Kaki mereka yang
luka akibat perjalanan panjang.Mereka mengikatnya dengan kain-kain.Sehingga perang
itu disebut Dzatur Riqa’.Mereka mengalami kondisi yang berat namun mereka tidak
lemah untuk menghadapinya.Bahkan menceritakannya saja mereka malu-malu. Sebab
itu akan menampakkan tanda keengganan dalam menggalas tugas berat. Di dalam surat
Ali-Imran ayat 146 Allah telah menjelaskan sifat ini :
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang
menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh).Allah menyukai orang-orang yang sabar..
3.      Al Mutsabarah(tabah dan ulet)
Kerja da'wah adalah kerja besar yang tak kan berakhir kecuali dengan kematian.
Perjalanan hidupnya yang penuh dengan ujian, cobaan, tantangan dan rintangan. Tidak
ada yang sanggup menjalaninya kecuali orang-orang yang telah menjadikannya tugas
pokok dan utama yang tidak bisa dikalahkan dengan tugas apapun, keberlangsungan
dakwah menjadi fokus perhatiannya seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah,
beliau tidak mengenal lelah, letih, capek, jenuh, atau malas. Beliau tidak pernah
menyerah atau mundur.  Ketika orang-orang kafir Quraisy musuh dakwah mengancam
untuk menghabisi nyawanya, ia berkata: "Demi Allah, sekalipun mereka dapat
meletakkan matahari di samping kananku dan bulan di samping kiriku, aku tidak akan
berhenti berdakwah dan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku mati
di jalannya.  Para sahabat generasi terbaik yang langsung di bawah arahan Rasul
meneruskan jalan Rasul. Mereka berdakwah dengan meninggalkan kampung halaman,
negeri dan tanah air, isteri, anak, dan harta benda sehingga panji Islam berkibar di seluruh
dunia.Kehidupan mereka adalah jihad yang tak henti-henti dan pengorbanan yang tanpa
batas dalam membela Islam.
4.      Taskhir Kullil Imkana(mengerahkan seluruh potensi)
Mendidik dan berdakwah menuntut para pendidik maupun aktifis dan kader untuk
mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki berupa pemikiran, harta, waktu, tenaga, jiwa
dan raga.Sehingga tidak ada potensi yang dimilikinya kecuali telah diberikan untuk
kepentingan pendidikan maupun dakwah. Saat ini sebagian pendidik maupun aktifis dan
kader dakwah belum maksimal dalam memperjuangkan seluruh potensi mereka. Kita
baru memberikan sisa potensi untuk dakwah, sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, dan
sisa dana. Sehingga hasilnya pun belum terlihat nyata. padahal Allah telah mengingatan
kita dalam surat At-Taubah ayat 24: Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-
saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan (dari) berjihad di jalan-Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. " Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang fasik  Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka.mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran.dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?Maka bergembiralah
dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar." (QS
At-Taubah 111)     
  5.   Mughalabatul 'Adzar (mengerahkan seluruh potensi)
Amanah mendidik dan berdakwah hanya dapat diemban oleh orang-orang yang memiliki
Azimah (idealisme yang tinggi) bukan orang yang memilih tujuan yang rendah, senang
dengan hidup santai dan rileks, memilih istirahat dan tidak mau susah. Da'wah hanya
dapat dikerjakan oleh orang yang dapat mengalahkan udzur bukan pandai membuat
udzur, berupaya maksimal untuk terus aktif di medan jihad dan memberikan kontribusi
yang terbaik buat Agama, Negara, dan hidupnya. Salah satu contoh sahabat bernama
Amru bin Jamuh, seorang tua renta yang kakinya pincang dan nyaris buta. Begitu
mendengar seruan jihad, ia langsung menyatakan ingin bergabung dalam barisan para
mujahidin walaupun ketiga anaknya melarang dengan alasan mereka sudah mewakili
keluarga dan sudah sangat cukup udzur baginya untuk tidak ikut jihad. Tapi apa
komentarnya? Ia berkata masalahnya adalah surga. "Apakah kalian dapat memberikan
jaminan surga buat saya kalau saya tidak ikut jihad?" Hingga akhirnya ia mendapat restu
dan do'a dari Rasul. "Ya Allah masukkanlah ia ke dalam surga dengan kakinya yang
pincang!" Akhirnya ia mati syahid di medan perang. Ia tidak menjadikan udzur sebagai
hambatan dan penghalang untuk ikut berperang. Walaupu tidak bisa angkat senjata, tapi
dengan ia bergabung ke dalam barisan mujahidin, ia dapat menambah jumlah tentara.
Walaupun ia tidak berhadapan langsung dengan musuh, ia dapat menjaga barang-barang
milik tentara di belakang. Ia selalu berpandangan positif ingin memberikan kontribusi
langsung dan nyata untuk dakwah.
D. MANFAAT HIDUP SECARA PROFESIONAL
1. Menghindari terjadinya pertengkaran
2. Nama baik diri sendiri tetap terjaga
3. Jadi lebih fokus bekerja untuk mengalihkan masalah
4. Melatih kesabaran dan kebijaksanaan bersilkap
5. Memperbaiki hubungan pertemanan.
BAB III
KESIMPULAN

A. PENUTUP
Professional adalah menjalankan tugas-tugas syar'i, tarbawi, tanzhimi, dengan cepat,
tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi hambatan yang
dihadapinya demi terlaksananya tugas tersebut secara optimal. Allah yang maha suci dan
maha kuasa pun memerintahkan setiap hambanyauntuk memiliki sikap profesionalitas dalam
diri mereka, seperti yang telah Allah firmankan dalamsurat Ali-Imran ayat 133 ;
Artinya ; dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertawa. Adapun
tentang tanda-tanda yang menunjukan bahwa seseorang itu memiliki sifat profesional dalam
dirinya, adalah sebagai berikut :
1.      Al Istijabah Al Fauriyah(responsif) seorang pendidik maupun aktifis dan kader dakwah
adalah seorang  yang ketika mendapat tugas dan mendengar perintah dari qiyadah
(pemimpin, murobbi, atau pembina) meresponnya dengan cepat-cepat tanpa ragu atau
berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas dan perintah yang datang dari qiyadah
adalah untuk segera dilaksanakan bukan untuk didiskusikan.
2.      Al-azmulQowiy (kesungguhan yang kuat) sebagai seorang pendidik dan Aktifis
maupun kader dakwah harus memiliki semangat dan kesungguhan yang kuat, karena amanah
yang diembannya sangat berat. Orang yang sungguh-sungguh dan  memiliki kemauan yang
kuat.
3.      Al Mutsabarah(tabah dan ulet) Kerja da'wah adalah kerja besar yang tak kan berakhir
kecuali dengan kematian. Perjalanan hidupnyayang penuh dengan ujian, cobaan, tantangan
dan rintangan. Tidak ada yang sanggup menjalaninya kecuali orang-orang yang telah
menjadikannya tugas pokok dan utama yang tidak bisa dikalahkan dengan tugas apapun,
tidak mengenal lelah, letih, capek, jenuh, atau malas. tidak pernah menyerah atau mundur.
4.      Taskhir Kullil Imkana(mengerahkan seluruh potensi) Mendidik dan berdakwah
menuntut para pendidik maupun aktifis dan kader untuk mengerahkan seluruh potensi yang
dimiliki berupa pemikiran, harta, waktu, tenaga, jiwa dan raga.Sehingga tidak ada potensi
yang dimilikinya kecuali telah diberikan untuk kepentingan pendidikan maupun dakwah.
5.      Mughalabatul 'Adzar (mengerahkan seluruh potensi) Amanah mendidik dan berdakwah
hanya dapat diemban oleh orang-orang yang memiliki Azimah (idealisme yang tinggi) bukan
orang yang memilih tujuan yang rendah, senang dengan hidup santai dan rileks, memilih
istirahat dan tidak mau susah. Da'wah hanya dapat dikerjakan oleh orang yang dapat
mengalahkan udzur bukan pandai membuat udzur, berupaya maksimal untuk terus aktif di
medan jihad dan memberikan kontribusi yang terbaik buat Agama, Negara, dan hidupnya.
Maka dari itu jadikanlah pribadi kita dengan pribadi yang berakhlakul al-karimah yang
memiliki sikap profesionalitas dalam dirinya yang membedakan kita dengan orang
fasik.Semoga Allah menjadikan kita diantara orang-orang yang profesional dalam melakukan
segala aktifitas.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.islamedia.web.id/2013/03/jiddiyah-ciri-kader-militan.html.
 http://tarbiyahpewaris.blogspot.com/2009/08/jiddiyah-kesungguhan-dalam-
dakwah-dan.html.

Anda mungkin juga menyukai