Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dinamika Kualitas Air
Pada Kolam Pemeliharaan Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii Bleeker,
1854) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
ARINTA DWI HAPSARI. Dinamika Kualitas Air Pada Kolam Pemeliharaan Ikan
Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii, Bleeker 1854). Dibimbing oleh HEFNI
EFFENDI dan YOSMANIAR.
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan
Disetujui oleh
D
t·
Diketahui oleh
Tanggallulus: 0 71 02 0 13
Judul Skripsi : Dinamika Kualitas Air Pada Kolam Pemeliharaan Ikan Tengadak
(Barbonymus schwanenfeldii Bleeker, 1854)
Nama : Arinta Dwi Hapsari
NIM : C24090023
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus :
PRAKATA
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
PRAKATA ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
METODE ................................................................................................................ 2
Waktu dan Tempat .............................................................................................. 2
Alat dan Bahan .................................................................................................... 2
Rancangan Percobaan .......................................................................................... 2
Metode Penelitian ................................................................................................ 3
Analisis Data ....................................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6
Hasil..................................................................................................................... 6
Pembahasan ....................................................................................................... 15
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 20
Simpulan ............................................................................................................ 20
Saran .................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 27
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Manfaat Penelitian
METODE
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan tengadak,
pakan komplit 781-1, akuades, kertas pH, kertas saring Whatman no. 42, HCl,
indikator pp, NaOH, indikator BCG+MR, murexide, Na-EDTA, MnSO4,
NaOH+KI, H2SO4, amylum, Na-thiosulfat, Chlorox, Phenate, NED, Brucine,
Ammonium molybdate, dan SnCl2. Sedangkan alat yang digunakan adalah botol
sampel, botol BOD, buret, termometer, secchi disk, spektrofotometer, labu takar,
gelas ukur, erlenmeyer, bulb, gelas arloji, pipet, hotplate, dan inkubator.
Rancangan Percobaan
Keterangan :
Xij = Hasil pengamatan perlakuan pakan ke-i, kelompok ke-j
µ = Nilai tengah umum
αi = Pengaruh perlakuan pakan ke-i
βj = Pengaruh kelompok ke-j
ɛij = Pengaruh galat perlakuan pakan ke-i, kelompok ke-j
Keterangan :
ti = Perlakuan pakan ke-i
rj = Kelompok ke-j
P1 = Ikan tengadak dengan pemberian pakan 3% dari bobot tubuh
P2 = Ikan tengadak dengan pemberian pakan 6% dari bobot tubuh
P3 = Ikan tengadak dengan pemberian pakan 9% dari bobot tubuh
Metode Penelitian
Persiapan Kolam
Kolam yang digunakan berukuran 200 x 200 x 80 cm sebanyak 9 kolam.
Pengurasan dilakukan untuk membersihkan kolam dari penggunaan sebelumnya
dilanjutkan dengan pengapuran selama ± 24 jam, selanjutnya air dibuang dari
kolam dan diisi kembali dengan tinggi ± 40 cm menggunakan air berasal dari
Sungai Ciapus. Setelah 24 jam, air kolam dapat digunakan.
Persiapan Benih
Benih yang digunakan berasal dari pembudidaya ikan tengadak di Cijeruk,
Bogor. Panjang awal rata-rata benih 3,72 cm dan bobot awal rata-rata 0,69 gram.
Padat tebar yang digunakan adalah 30 ekor/m2.
4
Analisis Data
Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif digunakan untuk melihat perubahan kualitas air pada
kolam pendederan dan membandingkannya dengan kriteria baku mutu
berdasarkan baku mutu perairan untuk perikanan budidaya.
5
Indeks STORET
Analisa data kualitas air dengan metode STORET (Storage dan Retrieval)
adalah untuk mengetahui tingkat mutu kualitas perairan setiap kolam dan setiap
waktu pengamatan yang dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data kualitas air secara periodik sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu (time series data)
2. Membandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air
dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya.
3. Jika hasil pengukuran memenuhi baku mutu maka diberi skor 0.
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutu maka diberi skor
tertentu sesuai dengan sistem skor pada Tabel 3.
Tabel 3 Penetuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air (Canter 1997
dalam KepMen LH No 115 tahun 2003)
5. Keterangan: *) jumlah pengamatan (series data) yang digunakan untuk penentuan status
mutu air.
6. Jumlah skor dari jumlah contoh pengamatan < 10 pada setiap parameter
dijumlahkan, selanjutnya dari total skor dapat ditentukan status mutu
perairan dengan menggunakan sistem skor untuk mengetahui status mutu
air pada Tabel 4.
Skor Kriteria
0 Memenuhi baku mutu
-1 s.d -10 Tercemar ringan
-11 s.d -30 Tercemar sedang
-31 Tercemar berat
Keterangan :
SR = Derajat kelangsungan hidup (SR)
Nt = Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
6
Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan harian (%)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram)
W0 = Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram)
∆t = Lama pemeliharaan (hari)
Hasil
32.00
30.00
Suhu (°C)
28.00
26.00
24.00
22.00
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
Pengukuran kecerahan tidak dilakukan pada awal penelitian karena air yang
diamati adalah air Sungai Ciapus yang kecerahannya tidak dapat dibandingkan
dengan kecerahan air kolam. Hampir di seluruh kolam terjadi penurunan
kecerahan di setiap pengamatan. Peningkatan kecerahan hanya terjadi pada
perlakuan pakan 9% di hari ke-27 (Gambar 3)
50.00
Kecerahan (cm)
40.00
30.00
20.00
10.00
-
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
Perlakuan
Hari Ke-
Pemberian Pakan 3% Pemberian Pakan 6% Pemberian Pakan 9%
hijau – coklat
9 hijau - hijau pekat hijau – coklat
kehijauan
hijau kecoklatan – coklat hijau pekat – hijau
27 hijau – hijau kecoklatan
terang kecoklatan
45 coklat kehijauan hijau – coklat kehijauan hijau – coklat
Keterangan : A = Pakan 3%, B = Pakan 6%, C = Pakan 9%
Warna tampak kolam pemeliharaan adalah coklat dan hijau. Perubahan yang
tidak signifikan terjadi pada kolam dengan perlakuan pakan 3%. Hampir selama
masa pemeliharaan, kondisi kolam perlakuan 3% cenderung kehijauan.
Sedangkan pada perlakuan pakan 6% dan 9%, beberapa kolam berwarna
cenderung coklat dan hijau pekat terutama pada pengamatan hari ke-27 (Tabel 5).
Nilai pH selama masa pemeliharaan berkisar antara 6,46 sampai 7,74.
Terjadi peningkatan pH di seluruh kolam pada pengamatan hari ke-27. Kisaran
rata-rata pH pada hari ke-27 adalah 7,19 – 7,34. Rata-rata pH tertinggi terdapat
pada kolam dengan perlakuan pakan 9% di hari ke-27, yaitu 7,35. Rata-rata
terendah didapatkan pada kolam dengan perlakuan pakan 3% pada pengamatan
hari ke-45 (Gambar 4).
9.50
9.00
8.50
8.00
pH
7.50
7.00
6.50
6.00
5.50
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
memiliki kisaran DO rata-rata selalu lebih rendah dibanding perlakuan yang lain
di tiap pengamatan (Gambar 5).
6.00
DO (mg/L) 5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
420.00
320.00
220.00
120.00
20.00
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
Nilai nitrit yang didapatkan berkisar antara 0 – 0,393 mg/L. Kisaran nitrit
tertinggi terdapat pada air Sungai Ciapus, yaitu 0,08 – 0,48 mg/L. Selama masa
pemeliharaan, rata-rata nitrit tertinggi terdapat pada kolam dengan perlakuan
10
pakan 6% di hari ke-9, yaitu 0,14 mg/L. Rata-rata nitrit terendah terdapat pada
perlakuan pakan 3% di hari ke-9, yaitu 0,01 mg/L (Gambar 7).
0.25
0.20
Nitrit (mg/L)
0.15
0.10
0.05
-
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
20.00
15.00
Nitrat (mg/L)
10.00
5.00
-
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
Kadar amonia yang terukur berkisar antara 0,0006 – 0,010 mg/L. Amonia
mengalami peningkatan pada hari ke-27. Pada pengamatan hari ke-45, seluruh
kadar amonia di seluruh kolam mengalami penurunan (Gambar 9).
0.12
0.1
Amonia (mg/L)
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
0.30
Ortofosfat (mg/L)
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
-
0 9 27 45
Waktu Pengamatan (hari ke-)
27.00
26.00
25.00
24.00
23.00
17.00 23.00 05.00 11.00 17.00
Waktu Pengamatan
(a)
9.00
8.50
8.00
pH
7.50
7.00
6.50
6.00
17.00 23.00 05.00 11.00 17.00
Waktu Pengamatan
(b)
12.00
9.00
DO (mg/L)
6.00
3.00
13
12.00
9.00
DO (mg/L) 6.00
3.00
-
17.00 23.00 05.00 11.00 17.00
Waktu Pengamatan
(c)
Gambar 13 Rata-Rata Fluktuasi Suhu (a), pH (b), dan DO (c) pada perlakuan
pemberian pakan 3% (-◊-), 6% (-□-), dan 9% (-∆-) di pengamatan 24
jam
5 Baik sekali
0
-5
Baik
-10 Pagi
-15 Siang
-20 Sore
-25 Sedang
-30
-35 Buruk
120
Tingkat Kelangsungan
100
80
Hidup (%)
60
40
20
0
3% 6% 9%
Waktu Pengamatan
Pembahasan
anorganik karena membantu perubahan potensial redoks media. Hal ini dapat
menentukan kondisi lingkungan perairan aerob atau anaerob (Ekubo dan Abowei
2011).
Pada masa pemeliharaan ikan tengadak, kadar oksigen terlarut yang
cenderung kurang dari baku mutu menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 adalah pada
pengukuran hari ke-27 dan hari ke-45. Rata-rata pengukuran yang selalu
memenuhi baku mutu adalah pada kolam perlakuan pakan 3%. Menurut
UNESCO/WHO/UNEP (1992), oksigen terlarut yang baik bagi perikanan adalah
tidak kurang dari 5 mg/L. Konsentrasi oksigen pada perairan dikendalikan oleh
empat faktor, yaitu fotosintesis, respirasi, pergolakan pada permukaan air, dan
ketersediaan air pada badan air atau kolam (Ekubo dan Abowei 2011).
Pada pengukuran 24 jam, didapatkan bahwa oksigen terlarut tertinggi
terdapat pada pukul 17.00 dan terendah terdapat pada pukul 05.00. Kondisi ini
sesuai dengan grafik Boyd (1988) tentang fluktuasi harian oksigen terlarut pada
lapisan eufotik di suatu kolam ikan bahwa DO tertinggi terdapat pada pukul 18.00
dan terendah pada pukul 06.00. Pada siang hari, pelepasan oksigen oleh proses
fotosintesi lebih besar daripada oksigen yang dikonsumsi pada proses respirasi.
Akibatnya, kadar oksigen akan menjadi tinggi sehingga perairan mengalami
supersaturasi (Jeffries dan Mills 1996). Pada malam hari, proses fotosintesis
terhenti dan proses respirasi terus berlangsung. Perubahan kadar oksigen inilah
yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harian oksigen pada perairan (Effendi
2003).
Pada penelitian ini, kadar alkalinitas yang terukur tergolong nilai alkalinitas
yang baik menurut Boyd (1988) yaitu antara 30 – 500 mg/L CaCO3. Jika
digolongkan dalam jenis kesadahan airnya, air dengan alkalinitas kurang dari 40
mg/L CaCO3 disebut perairan sadah (hard water), sedangkan untuk nilai
alkalinitas lebih dari 40 mg/L CaCO3 tergolong perairan lunak (soft water). Pada
penelitian ini, kondisi perairan tergolong dalam perairan lunak, karena nilai
alkalinitas yang terukur lebih dari 40 mg/L CaCO3. Alkalinitas total yang baik
untuk produktivitas kolam menurut Ekubo dan Abowei (2011) adalah 20 mg/L.
Perairan yang memiliki tingkat alkalinitas dan kesadahan yang tinggi memiliki
nilai pH yang relatif netral dan tidak berfluktuasi. Hal ini sesuai dengan hasil
pengukuran pH yang nilainya relatif mendekati netral dan tidak terlalu
berfluktuasi.
Air sumber yang digunakan memiliki konsentrasi alkalinitas berkisar antara
68,54 – 85,68 mg/L. Nilai ini kemudian menurun pada perlakuan pemberian
pakan 3% dan 6%. Pada perlakuan pemberian pakan 9%, konsentrasi alkalinitas
meningkat pada pengamatan hari ke-9 dan ke-45. Perairan dengan nilai alkalinitas
tinggi lebih produktif daripada perairan dengan nilai alkalinitas rendah (Effendi
2003). Hal ini sesuai dengan pengukuran warna, di mana pada perlakuan
pemberian pakan 9% memiliki warna yang lebih pekat dibandingkan dengan
perlakuan lain karena diasumsikan memiliki kelimpahan plankton yang lebih
tinggi. Namun sebenarnya, produktivitas perairan tidak berkaitan secara langsung
dengan nilai alkalinitas, tetapi berkaitan dengan keberadaan fosfor dan elemen
esensial lain yang kadarnya meningkat dengan meningkatnya nilai alkalinitas
(Effendi 2003). Hal ini sesuai dengan pengukuran ortofosfat dimana perlakuan
pemberian pakan 9% memiliki kadar ortofosfat yang lebih tinggi.
18
polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Air Sungai Ciapus
memiliki kadar ortofosfat cukup tinggi yang dimungkinkan berasal dari limbah
deterjen dan limpasan dari limbah pertanian. Selama pemeliharaan, tingginya
kadar ortofosfat dimungkinkan berasal dari pakan yang diberikan. Perlakuan
pemberian pakan 9% selalu memiliki kadar ortofosfat yang tinggi, karena sisa
pakan cenderung lebih banyak dibanding yang lain. Hal ini sesuai dengan
penelitian Rahman dkk (2008) yang menyatakan bahwa kadar N dan P semakin
meningkat pada pemberian pakan yang lebih banyak. Perairan kolam
pemeliharaan dapat digolongkan perairan eutrofik karena kadar ortofosfat lebih
dari 0,1 mg/L (Boyd 1988).
karena bahan organik yang melebihi baku mutu dapat dimanfaatkan oleh
fitoplankton dan organisme akuatik lainnya sehingga kadarnya menjadi menurun.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
[APHA] American Public Health Association. 2012. Standard Methods For the
Examination of Water and Waste Water. Ed ke-22. Washington DC (US):
APHA.
Alavi SMH, Rodina M, Policar T, Linhart O. 2009. Relationship Between Semen
Characteristics and Body Size in Barbus barbus L. (Teleostei : Cyprinidae) and
Effects of Ions and Osmolality on Sperm Motility. Comparative Biochemistry
and Physiology 153 (2009): 430-437. New York (USA): Elsevier Science
Biro P. 1995. Management of Pond Ecosystems and Trophic Webs. Aquaculture
129 (1995): 373-386. New York (USA): Elsevier Science
Boyd CE. 1981. Water Quality in Warm Water Fish Pond. Alabama (USA):
Auburn Univ.
Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. New York
(US): Elsevier Science.
Boyd CE. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Ed ke-4. Alabama
(US): Auburn Univ.
Boyd CE. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama (US):
Birmingham Publishing Co.
Davis ML, Cornwerll DA. 1991. Introduction to Environmental Engineering.
New York (USA): Mc-Graw-Hill Inc.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Ekubo AA, Abowei JFN. 2011. Review of Some Water Quality Management
Principles in Culture Fisheries. Applied Sciences, Engineering and Technology
3(12): 1342-1357.
Eslamloo K, Morshedi V, Azodi M, Ashouri G, Ali M, Iqbal F. 2012. Effects of
Starvation and Re-Feeding on Growth Performance, Feed Utilization and Body
21
Sukarti K, Bratawinata AA, Sidik AS, dan Matius P. 2012. Kelayakan Kualitas
Air untuk Kelangsungan Hidup Ikan di Sungai Separi Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Nasional
Perikanan Indonesia. Jakarta (ID): Sekolah Tinggi Perikanan
UNESCO/WHO/UNEP. 1992. Water Quality Assessments. London (UK): D.
Chapman and Hall Ltd.
Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama
Wetzel RG. 1970. Recent and Postglacial Production Rates of a Mart Lake.
Limnology Oceanography 15:491-503.
Yosmaniar, Setiadi E. 2011. Pemantauan Kualitas Air di Cibalagung Bogor.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011. Jakarta (ID): Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
23
LAMPIRAN
24
Perlakuan Pakan 6%
Parameter Hari ke- / Kolam Nilai Acuan Baku
No
(Satuan) 0 9 27 45 i ii
Fisika
1 Suhu (°C) 22,8-25,3 25-25,4 25,4-26,2 25,5-25,8 25-32 23-29
2 Kecerahan (cm) - 28-40 24-43 16-30 - -
hijau
hijau–coklat
3 Warna - hijau–coklat kecoklatan– - -
kehijauan
coklat terang
Kimia
1 Ph 6,47-6,68 6,51-6,89 7,02-7,34 6,46-6,78 6-9 6-9
2 DO (mg/L) 3,54-5,32 3,94-4,94 2,23-3,32 1,51-4,25 3 3
3 Alkalinitas (mg/L) 68,54-85,68 31,85-75,53 57,33-74,62 53,22-77,07 30-500 -
4 Nitrit (mg/L) 0,08-0,48 0-0,39 0,02-0,09 0,02-0,24 0,1 0,06
5 Nitrat (mg/L) 1,06-2,29 0,14-0,64 0,16-0,46 0,17-0,27 0,1 20
6 Amonia (mg/L) 0,001-0,004 0,0009-0,003 0,002-0,003 0,0007-0,003 0,1 0,02
7 Ortofosfat (mg/L) 0,07-0,12 0,15-0,25 0-0,04 0,12-0,25 0,1 -
Keterangan : (i) Boyd 1981;1982;1990 (ii) PP. RI No. 82 Tahun 2001
25
Perlakuan pakan 9%
Parameter Hari ke- Nilai Acuan Baku
No
(Satuan) 0 9 27 45 i ii
Fisika
1 Suhu (°C) 22,8 - 25,3 24 - 25,3 24,6 - 26,2 24,3 - 25,9 25-32 23- 29
2 Kecerahan (cm) - 38 - 39 38 - 46 24 – 36 - -
hijau pekat –
hijau – coklat
3 Warna - hijau hijau – coklat - -
kehijauan
kecoklatan
Kimia
1 pH 6,47 - 6,68 6,56 - 6,8 7,09 - 7,74 6,49 - 6,94 6 - 9,0 6-9
2 DO (mg/L) 3,54 - 5,32 3,55 - 3,99 1,63 - 4,06 0,7 - 1,09 3 3
3 Alkalinitas (mg/L) 68,54 - 85,68 77,35 - 84,63 60,97 - 68,25 69,73 - 77,07 30 - 500 -
4 Nitrit (mg/L) 0,08 - 0,48 0,04 - 0,13 0,02 - 0,04 0,01 - 0,03 0,1 0,06
5 Nitrat (mg/L) 1,06 - 2,29 0,14 - 0,52 0,16 - 0,26 0,22 - 0,40 0,1 20
6 Amonia (mg/L) 0,001-0,004 0,002-0,004 0,002-0,005 0,0006-0,0009 0,1 0,02
7 Ortofosfat (mg/L) 0,07 - 0,12 0,003 - 0,187 0,003 - 0,19 0,13 - 0,21 0,1 -
Keterangan : (i) Boyd 1981;1982;1990 (ii) PP. RI No. 82 Tahun 2001
RIWAYAT HIDUP