Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Bersuci

Istilah Bersuci berasal dan bahasa Arab “thaharah”, yaitu membersihkan diri, baik badan, pakaian,
maupun tempat dan hadats dan najis. Kebersihan dan kesucian diri seseorang dalam beribadah sangat
memengaruhi kualitas pahala seseorang. Jika kebersihan dan kesucian diri seseorang belum sempurna
maka ibadahnya tidak diterima. Hal ini berarti mempunyai pengertian bahwa kebersihan dan kesucian
diri dari najis dan hadats merupakan keharusan

Islam merupakan agama yang suci. Hal tersebut dibuktikan melalui ajarannya yang mengajak umat
Islam untuk selalu suci, baik suci dan kotoran maupun suci dan najis. Kebersihan merupakan masalah
yang sangat penting dalam agama Islam, sehingga kebersihan yang sempurna menjadi syarat utama
untuk menetapkan sahnya shalat. Untuk itu, setiap muslim diharuskan mengerti tata cara menyucikan
diri, baik tubuh, pakaian, maupun tempat shalat dan berbagai macam hadats dan najis.

Berikut pembahasan tentang bersuci, membahas pengertian, penyebab dan praktik bersuci. Perhatikan
penjelasannya berikut ini bagi setiap muslim yang akan melaksanakan ibadah, terutama shalat,
membaca Al - Qur’an, haji, dan sebagainya. Bersuci merupakan masalah yang sangat penting dalam
agama Islam dan merupakan pangkal pokok dari ibadah yang menjadi penyongsong bagi manusia
dalam menghubungkan diri dengan Allah SWT., Tuhan yang wajib kita sembah. Kebersihan yang
sempurna menjadi syarat utama untuk menetapkan sahnya shalat.

‫َيا َأُّيَها اَّل ِذ يَن آَم ُن وا ِإَذ ا ُقْم ُتْم ِإَلى الَّص اَل ِة َفاْغ ِس ُلوا ُو ُج وَهُك ْم َو َأْي ِدَيُك ْم ِإَلى اْلَم َر اِف ِق‬
‫َو اْمَس ُحوا ِبُر ُء وِس ُك ْم َو َأْر ُج َلُك ْم ِإَلى اْلَك ْع َبْيِن‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki . (Q.S.AI Ma’idah [5]: 6)

Sabda Rasulullah SAW.:


‘Allah tidak menerima shalat seseorang tanpa bersuci.”(H.R. Muslim)

Islam menganjurkan kepada para pemeluknya untuk senantiasa berada dalam keadaan suci, baik lahir
maupun batin. Apabila seorang muslim hendak melaksanakan ibadah maka ia diwajibkan untuk
bersuci. Bersuci dapat menggunakan air dan tanah. Airdigunakan untuk berwudhu dan mandi,
sedangkan tanah digunakan untuk tayamum jika tidak ada air. Selain untuk menyucikan diri, bersuci
juga berguna untuk menjaga diri kita agar tetap berada dalam keadaan bersih.

Dalam Islam, bersuci mencakup dua hal, yaitu bersuci dan hadats dan bersuci dan kotoran (najis).
Hadats adalah keadaan yang menghalangi seseorang untuk beribadah. Ada dua macam hadats, yaitu
hadats kecil dan hadats besar. Hadats kecil ialah keadaan seseorang yang dapat disucikan dengan
wudhu atau tayàmum sebagai pengganti wudhu. Orang yang tidak berwudhu disebut berhadats kecil.
Adapun hadats besar ialah keadaan seseorang yang harus disucikan dengan mandi atau tayamum
sebagai pengganti mandi, misalnya wanita yang sedang haidh
Wudhu
1. Pengertian Wudhu
Kata wudhu berasal dan bahasa Arab yang artinya bersih. Adapun pengertian wudhu menurut istilah adalah
membersihkan anggota wudhu dengan air yang suci dan menyucikan berdasarkan syarat dan rukun tertentu
untuk menghilangkan hadats kecil. Perintah berwudhu bersamaan dengan penntah melaksanakan shalat. Shalat
yang dikerjakan tidak sah jika tidak memiliki wudhu.

Sabda Rasulullah SAW.:


“Dan Abu Hurairah R.A., sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. bersabda: Allah tidak akan
menerima shalat salah seorang di antara kamu jika dia berhadats sampai dia berwudhu terlebih
dahulu. “(H.R. Asy Syaikhan, Abu Daud, dan Tirmidzi)
2. Syarat-Syarat Wudhu

 Islam, orang yang akan berwudhu harus beragama Islam.


 Mumayiz (dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk), orang yang belum mumayiz tidak
dibeni hak untuk berwudhu.
 Tidak benhadats besar.
 Dengan air yang suci dan menyucikan.
 Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit, seperti getah dan sebagainya yang melekat pada
anggota wudhu

Rukun Wudhu
1. Niat

 Niat berwudhu adalah berniat di dalam hatiuntuk menghilangkan hadats kecil. Niat dilakukan
berbarengan dengan perbuatannya, yaitu ketika air mengenai muka maka pada saat itu pula dibarengi
dengan niat dalam hati. Tanpa niat, wudu seseorang dianggap tidak sah, karena segala sesuatu
tergantung pada niatnya.

Sabda Rasulullah SAW.:

“Dan Amiril Mu’minin Abu Hafs Umar Ibnu Khaththab R.A., aku mendengar Rasulullah SAW.
bersabda: Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan
mendapatkan sesuai dengan niatnya.” (H.R. Bukhrari dan Muslim)
Segala amal perbuatan tergantung niatnya. Suatu pekerjaan yang baik mulailah dengan niat yang baik, insya
Allah akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Wudhu adalah perbuatan yang baik maka mulailah dengan
niat yang baik. Biasakanlah memulai sesuatu yang baik dengan niat yang baik. Misalnya, ketika akan belajar,
membaca Al-Qur’an, dan lain-lain. Dengan demikian, pahala dan ridha Allah SWT. akan kita dapatkan. Aamiin
2. Membasuh Muka

 Membasuh muka dilakukan dengan cara membasahi muka dengan menggunakan air. Hal ini dilakukan
dengan cara meratakan air ke seluruh bagian muka hingga bagian tempat tumbuhnya rambut, daun
telinga, dan dagu. Membasuh muka dilakukan sebanyak tiga kali

3. Membasuh kedua tangan sampai siku

 Membasuh kedua tangan dilakukan dengan mengalirkan air yang dimulai dan bagian jari lalu ke atas
hingga siku. Disunnahkan membasuhnya dilebihkan sedikit ke bagian atas siku dan dilakukan sebanyak
tiga kali.

d. Mengusap tempat tumbuhnya rambut

 Mengusap tempat tumbuhnya rambut dilakukan dengan mengusap seagian tempat tumbuhnya nambut
dan disunnahkan untuk membasahi seluruh bagian kepala.

e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

 Membasuh kaki dilakukan dengan mendahulukan membasuh bagian ujungjari hingga mata kaki. Di
sunnahkan menyelan yelajan kaki dan dilakukan sebanyakga kali.

f. Tertib

 Tertib adalah mengurutkan rukun-rukun wudhu dari awal hingga akhir. Jika dalam mengerjakan rukun-
rukun wudhu tidak berurutan atau salah satu rukun tertinggal maka wudhunya tidak sah.

Pengertian Tayamum dan Sejarahnya


Tayamum dan sejarahnya adalah bukti kekuasaan dan kecintaan Allah kepada makhluk-Nya. Seperti yang telah
dipahami, berwudhu dengan air suci bersih dengan syarat tak berbau, tak berwarna, dan sebaiknya air mengalir.
Hal ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan sebelum melaksanakan shalat. Namun, Allah
memberi keleluasaan bahwa pada keadaan tertentu diperbolehkan mengganti air dengan tanah atau debu
sebagai syarat tertentu sebelum melakukan shalat.
Keadaan tertentu yang dimaksud adalah tidak menemukan air untuk bersuci padahal sudah masuk waktu shalat
atau dalam keadaan sakit yang tidak memungkinkan bagian tubuh tertentu terkena air.
Dasar pelaksanaan tayamum ini adalah firman Allah SWT. seperti yang termaktub dalam Al Qur’an surah Al
Ma’idah [5]: 6.

‫ٰٓي َاُّي َه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِاَلى الَّص ٰل وِة َف اْغ ِس ُلْو ا ُو ُجْو َه ُك ْم َو َاْي ِدَي ُك ْم ِاَلى اْلَمَر اِف ِق َو اْم َس ُحْو ا ِبُرُءْو ِس ُك ْم‬
‫َو َاْر ُج َلُك ْم ِاَلى اْلَك ْع َب ْي ِۗن َو ِاْن ُكْنُتْم ُج ُنًبا َف اَّط َّهُرْو ۗا َو ِاْن ُكْنُتْم َّمْر ٰٓض ى َاْو َع ٰل ى َس َف ٍر َاْو َج ۤا َء َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن‬
‫اْلَغ ۤا ِٕىِط َاْو ٰل َم ْس ُتُم الِّن َس ۤا َء َفَلْم َت ِج ُد ْو ا َم ۤا ًء َفَت َي َّمُمْو ا َصِع ْي ًد ا َط ِّيًبا َف اْم َس ُحْو ا ِبُو ُجْو ِه ُك ْم َو َاْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْن ُه َۗم ا ُي ِر ْي ُد‬
‫ُهّٰللا ِلَي ْج َع َل َع َلْي ُك ْم ِّمْن َح َر ٍج َّو ٰل ِك ْن ُّي ِر ْي ُد ِلُيَط ِّه َر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َت ٗه َع َلْي ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت ْشُك ُرْو َن‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan
tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampal ke kedua mata kaki. Jika
kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dan tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu
yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nimat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.” (Q.S.
Al Má’idah [5]: 6)
Tayamum dan sejarah terjadinya dikenal dalam kisah sebuah perjalanan Rasulullah dan para sahabat. Ketika
sudah masuk waktu shalat, Rasulullah menghentikan perjalanan dan mendirikan shalat berjama’ah, tiba-tiba
salah seorang di antara sahabat memisahkan diri seakan tidak akan mengikuti shalat. Saat Rasulullah menegur
sahabat tersebut mengapa tidak turut mengerjakan shalat, sang sahabat menjawab bahwa Ia sedang berada
dalam keadaan hadats besar dan tidak menemukan air sama sekali untuk bersuci.
Rasulullah pun bersabda yang artinya:
“Engkau pergunakanlah tanah yang baik karena tanah tersebut sudah mencukupimu.”

Pengertian Tayamum
Pengertian Tayamum menurut bahasa artinya menuju ke debu, sedangkan menurut istilah adalah mengusapkan
debu ke wajah dan tangan, dengan niat untuk mendirikan shalat atau lainnya. Tayamum adalah pengganti
wudhu atau mandi sebagai keringanan (rukhsah) untuk orang yang tidak boleh memaka air atau kàrena sebab-
sebab lain.
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya menggunakan air bersih
digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Alat yang digunakan untuk tayamum adalah
tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir
halus, pecahan batu halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air sudah tersedia maka ia tidak wajib mengulang
shalatnya. Namun, untuk menghilangkan hadats harus tetap mengutamakan air daripada tayamum yang wajib
hukumnya jika sudah tersedia. Tayamum untuk hadats hanya bersifat sementara dan darurat hingga air sudah
ada.
Apabila seseorang telah melakukan tayamum karena ketiadaan air, maka tayamumnya akan batal ketika ia telah
menemukan air. Kemudian Ia wajib berwudhu kembali ketika akan melaksanakan shalat.

Sebab atau Alasan Melakukan Tayamum

1. Dalam perjalanan jauh.


2. Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit.
3. Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan.
4. Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan.
5. Air yang hanya ada untuk minum.
6. Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat terlambat melaksanakan shalat.
7. Pada sumber air yang ada memiliki bahaya.
8. Sakit dan tidak boleh kena air.
Rukun Tayamum

1. Niat, seseorang yang akan melakukan tayamum hendaklah berniat untuk melaksanakan shalat dan
sebagainya. Bukan semata-mata menghilangkan hadats saja, tetapi untuk melaksanakan shalat karena
darurat.
2. Mengusap muka dengan tanah.
3. Mengusap kedua tangan ampai ke siku dengan tanah.
4. Menertibkan rukun-rukun, maksudnya mendahulukan muka dan tangan.

Syarat Sah Tayamum

1. Telah masuk waktu shalat.


2. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran.
3. Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum.
4. Sudah berupaya berusaha mencari air namun tidak ketemu.
5. Tidak haidh maupun nifas bagi wanita.
6. Menghilangkan najis yang melekat pada tubuh.

Hal-Hal Sunnah ketika Melaksanakan - Tayamum

1. Membaca basmalah.
2. Menghadap ke arah kiblat.
3. Membaca do’a ketika selesai tayamum.
4. Mendahulukan kanan daripada kiri.
5. Meniup debu yang ada di telapak tangan.
6. Menyela-nyela sela jari setelah menyapu tangan hingga siku.

Anda mungkin juga menyukai