Anda di halaman 1dari 35

THAHARAH

THAHARAH DALAM ISLAM


 Islam agama yang mengatur
segala aspek kehidupan.
 Islam sangat memperhatikan
thaharah.
 Thaharah adalah kewajiban setiap
muslim.
 Thaharah, nadhafah, tazkiyah
 Secara umum, thaharah ada dua
macam : lahiriah dan batiniah.
 Thaharah lahiriah : mensucikan diri dari
najis dan hadats (dibahas dalam ilmu
fiqh).
 Thaharah batiniah : mensucikan diri dari
penyakit hati dan dosa anggota tubuh :
tazkiyatun nafs (dibahas dalam ilmu
tasawuf).
 Menurut fiqh, ada dua thaharah :
thaharah dhahirah dan thaharah
hukmiyah.
 Thaharah dhahirah : bersuci dari
najis hakiki yang kelihatan.
 Thaharah hukmiyah : bersuci dari
najis hukmi/hadats.
PENGERTIAN THAHARAH
 Etimologis : suci, bersih dari
kotoran
 Istilah Fiqh: bersuci dengan
alat-alat dan cara-cara yang
telah ditetapkan oleh syara’
untuk menghilangkan najis dan
hadats
DASAR HUKUM
 QS. Al-Baqarah : 222 :
“Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertobat dan
orang-orang yang mensucikan diri”
 QS. Al-Muddatstsir : 4 : “Dan
pakaianmu bersihkanlah”
 Hadits : Kebersihan itu setengah dari
iman” (HR. Muslim)
SARANA THAHARAH
 Air, debu, batu (benda-benda yang kasat)
 Macam-macam air :
1. Air mutlak : suci mensucikan (air hujan,
air laut)
2. Air suci tidak mensucikan : tidak bisa
digunakan bersuci (air teh, air kelapa)
3. Air bernajis : sudah berubah (rasa, bau,
atau warna) karena bercampur dengan
najis
4. Air makruh : air yang terjemur dalam bejana
berkarat
BENTUK-BENTUK THAHARAH

 Wudlu
 Mandi besar (mandi janabat)
 Tayamum
 Membersihkan najis
HAKIKAT THOHAROH
 MENGHILANGKAN HADAS
SUCI HADAS
WUDHU VS - KELUAR SESUATU DARI DUA
TAYAMMUM (ALTERNATIF) JALAN KECUALI SPERMA
- BERSENTUHAN KULIT LK-PR
- MENYENTUH
KELAMIN/DUBUR
- HILANG AKAL

MANDI BESAR VS Keluar mani, Jima’


TAYAMMUM (ALTERNATIF) (BERSETUBUH), Haid, Nifas,
Wiladah/persalinan
 Menghilangkan Najis
IBADAH
 ASPEK DHAHIR  SYARAT RUKUN
TERPENUHI
 ASPEK BATIN  TUJUAN UTAMA,
TAQARRUB ILA ALLAH
Ex: WUDHU – MEMBASUH MUKA 
MEMBERSIHKAN DIRI DARI DOSA YG
DISEBABKAN OLEH MUKA, MENYADARI
KESALAHAN2 DIRI, MEMPERBAIKI.
Ruang lingkup praktek
 Untuk diri sendiri
 Kuasai konsep dan teori
 Praktikkan
 Untuk orang lain
 Membantu orang lain  pasien
WUDLU
 Etimologis : bagus, bersih.
 Terminologis : pekerjaan menggunakan
air yang dibasuhkan atau diusapkan pada
anggota badan tertentu yang diawali
dengan niat.
 Wudlu : Thaharah untuk menghilangkan
hadats kecil
 Hadats : keadaan tidak suci secara ritual
(ada hadats kecil dan hadats besar)
DASAR HUKUM WUDLU
 QS. Al-Maidah : 6 : “Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu hendak
melakukan shalat, maka basuhlah mukamu
dan kedua tanganmu sampai siku, dan
usaplah kepalamu, dan kakimu sampai
kedua mata kaki”
 Hadits : “Allah tidak menerima shalat
salah seorang di antara kamu manakala
berhadas sehingga ia berwudlu” (Muttafaq
‘alaih)
RUKUN WUDLU
1. Niat
● Niat : menyengaja sesuatu
serentak dengan melakukannya
● Niat adalah pekerjaan hati
● Niat menentukan nilai hukum dan
kualitas pahala
● Hadits Nabi SAW : semua amal
tergantung niatnya
2. Membasuh muka
 Membasuh : mengalirkan air ke seluruh
permukaan wajah
 Batas : memanjang dari tempat tumbuhnya
rambut sampai ujung dagu, dan melintang
dari telinga kanan sampai telinga kiri
3. Membasuh kedua tangan
 Batas : sampai siku
 Air harus sampai ke permukaan kulit
4. Mengusap kepala
 Syafi’i : sebagian kepala
 Hanafi : seperempat kepala
 Maliki dan Hanbali : seluruh kepala
5. Membasuh kaki
 Batas : sampai mata kaki
6. Tertib
 Mengerjakannya secara berurutan
YANG MEMBATALKAN WUDLU
1. Keluarnya sesuatu dari dua jalan
kotoran
2. Hilang akal
3. Bersentuhan kulit laki-laki dan
wanita
4. Menyentuh kemaluan dan dubur
dengan telapak tangan
SUNNAH WUDLU
1. Membaca basmalah
2. Mencuci kedua telapak tangan
3. Madlmadlah
4. Istinsyaq
5. Mengusap seluruh kepala
6. Mengusap kedua telinga
7. Menyelai jenggot, jari tangan dan kaki
8. Mendahulukan yang kanan
9. Tatslits
10.Mutawaliyah
YANG MEMBATALKAN WUDLU
1. Keluarnya sesuatu dari dua jalan
kotoran
2. Hilang akal
3. Bersentuhan kulit laki-laki dan
wanita
4. Menyentuh kemaluan dan dubur
dengan telapak tangan
MANDI JANABAT
MANDI JANABAT
 Dalam terminologi fiqh : al-ghuslu
(mandi wajib, mandi besar)
 Pengertian : Mengalirkan air ke
seluruh tubuh disertai dengan niat
untuk menghilangkan hadats besar
 Dasar hukum : QS. Al-Maidah: 6,
“Apabila kamu junub maka
bersucilah”
SEBAB MANDI JANABAT

 Keluar mani
 Jima’
 Haid
 Nifas
 wiladah
TATA CARA MANDI
Rukun mandi
 Niat
 Menyiramkan air dan meratakannya ke
seluruh tubuh
Sunah mandi
 Membaca basmalah
 Berwudlu sebelum mandi
 Menggosok tubuh dengan tangan
 Mendahulukan yang kanan
YANG HARAM BAGI JUNUB
1. Shalat
2. Thawaf
3. Menyentuh mushaf
4. Membaca Al-Qur’an
5. Berdiam diri di masjid
MANDI SUNAH

 Hendak shalat Jum’ah


 Hendak shalat hari raya
 Sehabis memandikan mayat
 Hendak ihram
 Ketika wuquf
TAYAMUM
TAYAMUM
 Pengertian : bersuci dengan tanah
sebagai pengganti wudlu atau mandi
janabat
 Dasar hukum : QS. Al-Maidah : 6 (“Dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan tanah yang bersih; usaplah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”)
SEBAB BOLEH TAYAMUM

 Tidak memperoleh atau kekurangan


air
 Sakit atau luka
 Cuaca sangat dingin
 Alasan keamanan
 Khawatir kehabisan waktu shalat
SYARAT DAN RUKUN TAYAMUM
Syarat Tayamum
 Adanya halangan (uzur)
 Telah datang waktu shalat
 Mencari air terlebih dahulu
 Dengan debu yang suci
Rukun Tayamum
 Niat
 Mengusap wajah
 Mengusap dua tangan
 tertib
SUNAH DAN BATAL TAYAMUM
Sunah Tayamum
 Membaca basmalah
 Menipiskan debu
 Mendahulukan yang kanan
 Mutawaliyah
Yang membatalkan tayamum
 Semua yang membatalkan wudlu
 Melihat air sebelum shalat
KEDUDUKAN TAYAMUM
 Sebagai ganti wudlu dan mandi wajib
 Hanya berlaku sementara (untuk satu
shalat)
 Hanya boleh dilakukan setelah masuk
waktu shalat
MEMBERSIHKAN
NAJIS
NAJIS
 Etimologis : kotor
 Terminologi fiqh : segala sesuatu
yang dianggap kotor oleh syara’.
 Benda-benda najis : bangkai
binatang, darah, babi, anjing
kencing/tinja manusia, madzi, wadi.
 Najis yang dimaafkan : debu jalan,
darah sedikit/yang tidak mengalir,
nanah yang sukar dihilangkan.
CARA MENCUCI NAJIS
 Najis mukhaffafah : kencing bayi laki-laki
yang belum makan makanan kecuali air
susu ibu
● Cara mencucinya : memercikkan air pada
benda yang terkena najis tersebut
 Najis Mughalladhah : najis jilatan anjing
● Cara mencucinya : dibasuh tujuh kali, salah
satunya dengan debu (tanah)
 Najis mutawassithah : najis biasa
• ‘Ainiyah : najis yang nampak zatnya
(rasa, bau, warna) → HILANGKAN
BENDA NAJISNYA, KEMUDIAN SIRAM
DG AIR.
• Hukmiyah : najis yang kita yakini
adanya tetapi tidak nyata zatnya →
dicuci dengan air sampai air itu
mengalir di atas benda yang terkena
najis tersebut

Anda mungkin juga menyukai