Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Reguler A / (P27820721027)
TINGKAT 2 SEMESTER 4
Judul makalah : Mata Kuliah Manajemen Bencana Konsep dan Resume Rapid Health Asessment
Kelas : Reguler A
NIM : P27820721029
Jurusan : Keperawatan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah mengenai makalah
yang saya susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manejemen Bencana benar adanya, Makalah
ini juga disusun untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi manfaat dan
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu di bidang kesehatan yang berkaitan dengan
Konsep dan Resume Rapid Health Assessment
(Putri Eka Nur Fadilah) (Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Mata Kuliah Manajemen Bencana Konsep
dan Resume Rapid Health Assessment”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Manajemen Bencana.
Terima kasih kami kepada yang terhormat ibu Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep selaku
dosen pembimbing Mata Kuliah Manajemen Bencana. Makalah yang penulis susun memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah ini.
KONSEP RAPID HEALTH ASSESSMENT (RHA)
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk mengatur
besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi
maupun yang kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap
sarana permukiman yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi
upaya kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya. RHA adalah kegiatan pengumpulan
data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar
yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian (WHO). Ketika bencana RHA (Rapid
Health Assessment) dilakukan hari H hingga H+3.
Rapid Health Assesment (RHA), melihat dampak-dampak apa saja yang ditimbulkan oleh
bencana, seperti berapa jumlah korban, barang-barang apa saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang
harus disediakan,berapa banyak pengungsi lansia, anak-anak, seberapa parah tingkat kerusakan dan
kondisi sanitasi lingkungan.
Type Of Assessments
Dari penggalan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan diatas bisa kita lihat
bahwa Rapid Health Assessment dibagi menjadi dua yaitu:
Penilaian cepat kesehatan kejadian bencana atau Rapid Health Assessment (RHA) sangat
diperlukan dalam kondisi bencana, dimana bencana merupakan kejadian yang sering terjadi akibat
pengaruh alam yang dapat menimpa kehidupan manusia dan mengancam lingkungan (Khankeh HR,
dkk., 2007). RHA berisi data tentang jenis bencana, lokasi bencana, dampak bencana, kondisi
korban, kondisi sanitasi lingkungan penampungan, upaya yang telah dilakukan, kemungkinan KLB
yang akan terjadi serta kesiapan logistik dan bantuan yang mungkin segera diperlukan. RHA juga
mengidentifikasi angka morbiditas dan mortalitas pada penduduk yang mengalami bencana
terutama masyarakat khusus seperti anak-anak dibawah 5 tahun, orang tua, ibu hamil dan wanita
menyusui (Depoortere & Brown, 2006, Kemenkes, 2013).
Beberapa teknik pengambilan data yang ada, semua teknik diperoleh dari petugas yang di
lapangan, sehingga data atau informasi yang di dapat tepat, akurat dan dapat dilakukan penanganan
dan pencegahan secepatnya. Setelah Informasi atau data yang telah dikumpulkan, akan dilakukan
pelaporan penilaian cepat kejadian krisis kesehatan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penilaian,
dan dapat mengambil intervensi atau perencanaan yang baik, beberapa langkah yang perlu di
perhatikan yaitu :
1) Petugas puskesmas
2) Dinas kesehatan kabupaten dan dibantu dinas kesehatan provinsi dan depkes
4) Petugas medis
5) Epidemiologist
Ketika bencana RHA dilakukan hari H hingga H+3, Pelaksanaan RHA ( Rapid
Health Assesment ) atau yang disebut penilaian kesehatan secara cepat, dilakukan untuk
mengatur besanya suatu masalah dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang
terjadi maupun yang kemungkinandapat terjadi terhadap kesehata, serta seberapa besar
kerusakan terhadap sarana pemukinan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
dan merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penganggulangan
selanjtnya. Assesment terhadap kondisi darurat merupakan suatu prosesyang
berkelanjutan, artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu
penilaian yang lebih rinci. Tujuan dari dilakukannya assesment awal secara cepat adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-
aktivitas berbasis masyarakat
4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan
kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan
kebutuhan yang perlu direspon direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyait menular
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan.
1. Menhubungi lokasi bencana untuk mempersiapkan instansi gawat darurat dan ruang
perawatan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inap untuk menerima rujukan
3. Menghubungi RS provinsi tentang kemungkinan adanya penderita yang akan dirujuk
4. Menyiapkan dan mengirimkan tenaga dan peraltan kesehatan ke lokasi bencana
1. Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang diperlukan
2. Melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota
3. Melakukan initial RHA
4. Menyerahkan tanggung jawab pada kadinkesapabila telah tiba dilokasi
5. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan selanjutnya yang
bertanggung jawab adalah kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
4. Pelaku RHA
Pelaksanaan RHA dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas atau sebaliknya yaitu :
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang baik dan benar ketika melakukan pengumpulan data
di lokasi yang terkait dengan bencana, antara lain :
1. Observasi secara langsung dampak kesehatan di lokasi bencana terjadi, seperti korban, kerusakan
fasilitas kesehatan dan pengungsian.
2. Melakukan wawancara dengan informan kunci, seperti tokoh masyarakat, petugas kesehatan,
penyintas bencana, hingga petugas dari institusi lain.
3. Mengumpulkan informasi dari data sekunder yang dapat diambil dari profil kesehatan serta data-
data dari institusi lain.
4. Jika tidak ada data primer dan sekunder, dapat dilakukan survei cepat dengan data secara acak
dari salah satu lokasi.
Kunci Kesuksesan dalam pelaksanaan Rapid Health Assesment ( RHA ) adalah Tim yang bertugas
untuk menilai di lokasi bencana atau tempat kejadian untuk menentukan tingkat keparahan dan
bantuan yang di perlukan.
1. Judul Jurnal
2. Penulis
3. Sumber Jurnal
https://jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/view/41
4. Isi Ringkasan
Rapid Health Assessment (RHA) sangat diperlukan dalam kondisi bencana, dimana bencana
merupakan kejadian yang sering terjadi akibat pengaruh alam yang dapat menimpa kehidupan
manusia dan mengancam lingkungan. RHA sangat dibutuhkan untuk mengumpulkan data,
memberikan informasi yang obyektif sehingga mampu memecahkan masalah selama tanggap
darurat bencana sampai dengan pemulihan pasca bencana. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengidentifikasi makna pengalaman perawat dalam melakukan Rapid Health Assessment / RHA
pada tanggap darurat bencana erupsi Gunung Kelud tahun 2014 di Kabupaten Malang. Penelitian
ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif.
Partisipan yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak lima orang perawat yang terdiri dari tiga
orang perawat yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan dua orang perawat yang
bekerja di Puskesmas Ngantang. Hasil analisis didapatkan delapan tema yang didapatkan dari
delapan tujuan khusus penelitian. Tema yang di dapat antara lain : perawat tidak siap dalam
pengisian RHA, perawat merasakan kurangnya kerjasama tim, perawat merasa kurang memahami
dalam pengisian format, perawat mengalami permasalahan dalam pengumpulan data, perawat
mengalami kendala dalam koordinasi rujukan antar wilayah, perawat mengalami hambatan dalam
melakukan penilaian dan perawat merasakan adanya konflik tugas dalam pengisian RHA, serta
harapan perawat untuk optimalisasi RHA. Perencanaan yang jelas dalam manajemen bencana akan
meningkatkan pelayanan kesehatan dan koordinasi antar wilayah. Kesiapan lain yang harus dimiliki
oleh perawat adalah peningkatan kompetensi baik melalui pelatihan-pelatihan seperti managemen
bencana, adanya petunjuk teknis, sarana dan prasarana serta pengalaman perawat itu sendiri dalam
menangani masalah bencana.Kurang optimalnya perawat dalam proses penilaian cepat kesehatan
dalam bencana baik dilihat dari segi persiapan perawat, kerjasama tim maupun pada saat
pengumpulan data serta kurangnya koordinasi baik lintas program, lintas sektor maupun antar
wilayah maka perawat memiliki harapan untuk peningkatan dalam optimalisasi RHA dengan
melakukan pelatihan-pelatihan dan peningkatan kompetensi perawat
Kata Kunci : penilaian cepat kesehatan kejadian bencana, tanggap darurat bencana, pengalaman
perawat, fenomenologi
RINGKASAN JURNAL SCOPUS
1. Judul Jurnal
2. Penulis
R. Mohamad Javier, Andisa Fadhila Rialdi, Abdillah Budi Ksatria , Bima Mahardhika Aji, Budi
Prakoso, Maisuri T. Chalid, Bambang Widiwanto, Mochamad Aleq Sander, Risma Karlina
Prabawati, Rachmat Budi Prasetyo
3. Sumber Jurnal
https://www.jurnal.healthsains.co.id/index.php/jhs/article/view/852
4. Isi Ringkasan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh sehingga tubuh rentan terhadap berbagai penyakit, seperti TB, TORCH dan lain-lain.
Mengetahui pengaruh kejadian HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mengalami maturitas
Sel T CD-8 disertai UTI (Urinary Tract Infection) dan Hip Dislocation dengan Sciatic Nerve Pain
yang menggunakan minipill sebagai kontrasepsi darurat disertai PTSD (Post Traumatic Syndrome
Disorder) pada Pekerja Seks Komersil. Penelitian ini merupakan Systematic Review dengan
menggunakan metode Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses atau
biasa disebut PRISMA, metode ini dilakukan secara sistematis dengan mengikuti tahapan atau
protokol penelitian yang benar. Sumber diambil dari situs PubMed dan situs Google Scholar dengan
jurnal terbitan tahun 2017-2022 lalu dilakukan screening didapatkan hasil 20.486. Dilakukan
klasterisasi jurnal dan didapatkan jumlah jurnal terindex scopus Q1 sejumlah 1 jurnal, Q2 2 jurnal,
terindeks Sinta S1 1 jurnal, sehingga terdapat 4 jurnal yang diekstraksi. Mayoritas jurnal membahas
mengenai usia yang berkaitan dengan pengaruh kejadian HIV (Human Immunodeficiency Virus)
yang mengalami maturitas Sel T CD8 disertai UTI (Urinary Tract Infection) dan Hip Dislocation
dengan Sciatic Nerve Pain yang menggunakan minipill sebagai kontrasepsi darurat disertai PTSD
(Post Traumatic Syndrome Disorder) pada pekerja seks komersiil.
RINGKASAN JURNAL SCOPUS
1. Judul Jurnal
The Model of Digital Communication and Supply Chain Service for Tourism Industry
2. Penulis
3. Sumber Jurnal
http://repository.upi-yai.ac.id/4471/
4. Isi Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari komunikasi digital, layanan rantai
pasokan, aktif keputusan berkunjung melalui minat berkunjung pariwisata Indonesia. Pendekatan
kuantitatif adalah digunakan dalam penelitian ini dengan menerapkan desain deskriptif dan
verifikasi. Sampel yang digunakan sebanyak 400 orang responden yang merupakan pengunjung
Indonesia dan social pengguna media. Teknik pengambilan sampel didasarkan pada teknik
sampling probabilitas dengan menggunakan random metode pengambilan sampel. Analisis data
penelitian menggunakan Metode Structural Equation Modelling-Partial Kuadrat Terkecil (SEM-
PLS). Hasil penelitian menemukan bahwa komunikasi digital dan rantai pasokanservice
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kunjungan minat yang ditunjukkan secara positif. Minat
berkunjung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kunjungan keputusan secara positif.
Kata kunci : Komunikasi digital, rantai pasok pelayanan, minat berkunjung, keputusan berkunjung
DAFTAR PUSTAKA
R. Mohamad Javier, Andisa Fadhila Rialdi, Abdillah Budi Ksatria , Bima Mahardhika Aji, Budi
Prakoso, Maisuri T. Chalid, Bambang Widiwanto, Mochamad Aleq Sander, Risma Karlina
Prabawati, Rachmat Budi Prasetyo, “PENGARUH HIV MENGALAMI UTI, HIP DISLOCATION,
SCIATIC NERVE PAIN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DARURAT DISERTAI PTSD”,
https://www.jurnal.healthsains.co.id/index.php/jhs/article/view/852, diakses pada 07 Maret 2023
pada 01.25
Deden Komar Priatna, Winna Roswinna, Nandan Limakrisna, “The Model of Digital
Communication and Supply Chain Service for Tourism Industry”,
http://repository.upi-yai.ac.id/4471/, diakses pada 07 Maret 2023 pada 01.50