Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN BENCANA

KONSEP RAPID HEALTH ASSESSMENT

Disusun Oleh:

Khansa Nabilah Agiliani

NIM. P27820721017

Regular A – 16

Dosen Pembimbing:

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERSJENJANG SARJANA TERAPAN


KEPERAWATAN TINGKAT 2 SEMESTER 4

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Konsep Rapid Health Assessment

Disusun Oleh : Khansa Nabilah Agiliani (P27820721017)

Semester/Tingkat : Semester 4/ Tingkat 2

Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan Pendidikan Profesi Ners  

Jurusan : Keperawatan

Yang bertanda tangan dibawah ini  menyatakan bahwa makalah yang kami selesaikan
adalah benar dengan ini kami menyatakan penulisan makalah dengan judul Makalah Konsep
Rapid Health Assessment telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh
Ibu Dosen.

Surabaya, 13 Februari 2023

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

(Khansa Nabilah Agiliani) (Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep.)


KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
judul “Konsep Rapid Health Assessment” tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkan saya menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan bantuan
juga dorongan kepada saya dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, terutama kepada Ibu
Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep. selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Bencana
di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan juga wawasan yang lebih luas kepada para pembaca, khususnya
kepada para mahasiswa Polteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya jurusan
Keperawatan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dalam bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak sangat saya harapkan dan akan saya terima dengan tangan
terbuka. Semoga kehadiran makalah ini dapat memenuhi sasarannya.

Suarabaya, 07 Maret 2022

Penyusun Makalah

(Khansa Nabilah Agiliani)


KONSEP RAPID HEALTH ASSESSMENT

1. Pengertian Rapid Health Assessment (RHA)


Rapid Health Assessment adalah penilaian kesehatan cepat melalui pengumpulan
informasi cepat dengan analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan
akan kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera.
RHA atau Rapid Health Assessment sebagai sebuah solusi merupakan kegiatan
mengumpulkan, mengolah, serta menganalisis data yang dilakukan secara langsung di
lokasi bencana.
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk
mengatur besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu
dampak yang terjadi maupun yang kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan,
sebarapa besar kerusakan terhadap sarana permukiman yang berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam
penanggulangan selanjutnya. RHA adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi
dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang
diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian (WHO). Ketika bencana RHA
(Rapid Health Assessment) dilakukan hari H hingga H+3.
Rapid Health Assesment (RHA), melihat dampak-dampak apa saja yang
ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah korban, barang-barang apa saja yang
dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan,berapa banyak pengungsi lansia, anak-
anak, seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.

2. Tipe-Tipe Pengkajian Cepat Rapid Health Assessment


Dari penggalan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan diatas bisa
kita lihat bahwa Rapid Health Assessment dibagi menjadi dua yaitu:
1) Initial Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah Kesehatan Awal)
Dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan tingkat kecamatan dibawah
tanggung jawab Kepala Puskesmas setempat. Ini dilakukanuntuk menetukan jenis
bantuan awal yang dibutuhkan segera.
2) Integrated Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah KesehatanTerpadu)
Menindaklanjuti assessment awal dan mendata kebutuhan para korban di
pengungsian. Dengan adanya assessment terpadu ini kita dapat melakukan
penanggulangan gizi, memberikan imunisasi, melakukan surveilans epidemiologi
terhadap penyakit potensialsehingga kejadian penyakit di lokasi bencana dapat
dikontrol.

3. Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment


Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
Artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang
lebih rinci.
Manfaat Rapid Health Assessment adalah :
1) Mengidentifikasi fakta-fakta di lokasi bencana.
2) Mengindikasi kebutuhan yang harus segera dipenuhi.
Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat adalah :
1) Mendapatan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
2) Menjadi dasar bagi perencanaan program
3) Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitasaktivitas
berbasis masyarakat.
4) Mengidentifikasi kesenjangan, guna :
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan
kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat.
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi.
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan
kebutuhan yang perlu direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat.
5) Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare,DBD,chikungunya, tifoid,dll)
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK, pengelolaan sampah,
sanitasi makanan, dll)

4. Langkah-Langkah Rapid Health Assessment


1) Langkah-Langkah Rapid Health Assessment (RHA)
a. Apa bencana yang sedang terjadi
b. Siapa / Organisasi Pelaksana
a) Petugas puskesmas
b) Dinas kesehatan kabupaten dan dibantu dinas kesehatan provinsi dan depkes
c) Terdapat tim yang melakukan RHA :
d) Petugas medis
e) Epidemiologist
f) Sanitasi (kesehatan lingkungan)
Dan diharapkan tim RHA :
a) Memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya
b) Dapat bekerjasama dan dapat diterima
c) Memiliki kapasistas untuk mengambil keputusan
c. Dimana / Informasi Yang Mana
a) Area geografi yang terkena bencana.
b) Status sarana transportasi, komunikasi, listrik.
c) Ketersediaan air bersih, pangan, fasilitas sanitasi dan kondisi tempat
pengungsian.
d) Perkiraan jumlah korban (meninggal, luka ).
e) Kondisi SDM kesehatan yang ada.
f) Perkiraan jumlah pengungsi
g) Endemisitas penyakit menular setempat.
h) Kondisi penyakit potensial KLB dan kecenderungannya.
i) Kondisi lingkungan (sebagai ‘risk factors’)
j) Jenis bantuan awal yang diperlukan segera.
k) Kondisi rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya,
d. Kapan RHA dilakukan
a) Dalam situasi yg memerlukan pertimbangan keamanan, waktu pelaksanaan
penilaian dapat dipersingkat
b) Bencana banjir, pengungsian, pengungsian penduduk dalam jumlah besar,
selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.
c) Kedaruratan mendadak ( gempa bumi, keracunan makanan, kecelakaan
kimiawi, dan lain-lain) perlu dilakukan secepat mungkin atau beberapa jam
setelah kejadian
e. Bagaimana Langkah Penting dalam Mengumpulan Data dan Informasi
a) Sesuaikan dengan tujuan assessment
b) Review information yang lalu dan yang ada
c) Interview tokoh-tokoh kunci
d) Ke lapangan, observasi, interview & dengar
e) Rumuskan berbagai informasi dan
f) Analisis segera dan buat rekomendasi
g) Laporkan segera ke pimpinan
2) Metode Rapid Health Assessment (RHA)
a. Wawancara : saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di daerah bencana
b. Observasi : dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah bencana
3) Analisis Rapid Health Assessment (RHA)
a. Luasnya lokasi kejadian
a) Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu (karena jalan
yang rusak akibat bencana)
b) Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa secara cepat segera sampai
tempat pengungsian, jarak pengungsian : di zona aman (yang ditetapkan oleh
pemerintah), sekitar 5 menit dari lokasi kejadian
c) Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan
d) Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan pemerintah sekitar 5
menit dari lokasi kejadian
b. Dampak Kesehatan Terhadap Penduduk
a) Penduduk mengalami patah tulang dan luka luka
b) Penduduk mengalami kematian
c) Penduduk banyak Gangguan Psikis
c. Potensi Sarana Pelayanan
a) Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan
d. Potensi Sumber Air Bersih dan Sanitasi
a) Kurangnya ketersediaan air bersih
e. Ketersediaan logistic
a) Kurangnya persediaan obat-obatan yang diperlukan
4) Rekomendasi
a. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
b. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga kesehatan lingkungan
c. Meningkatkan kebutuhan normatif ( pakaian)
d. Pengelolaan makanan dan minuman
e. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
f. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
g. Koordianasi lintas sectoral

5. Lingkup Pelaksanaan Rapid Health Assessment


1) Aspek Medis
Untuk menilai dampak pelayanan medis terhadap korban dan potensi pelayanan
kesehatan. Dalam aspek medis, meliputi:
a. Puskesmas setempat dan sekitar
Segera mengerahkan dan menyiapkan petugas kesehatan untuk menangani
kejadian bencana, seperti longsor.
b. Rumah Sakit
Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan menerima rujukan bencana,
seperti longsor.
c. Dinas Kesehatan Kota.
Memerintahkan semua puskesmas untuk melibatkan atau mengirim tenaga
kesehatan.
2) Aspek Epidemiolog
Untuk menilai potensi munculnya KLB penyakit menular pada periode pasca
kejadian/bencana. Dalam aspek epidemiologi, dengan contoh sebagai berikut:
a. Menilai kemungkinan munculnya diare,
b. Kemungkinan munculnya luka infeksi,
c. Kemungkinan munculnya penyakit menular,
d. Dst.
3) Aspek Kesehatan Lingkungan
Untuk menilai masalah yang terkait dengan sarana kesehatan lingkungan yang
diperlukan bagi pengungsi dan potensi yang dapat di manfaatkan. Dalam aspek
kesehatan lingkungan, meliputi :
a. Air bersih
b. Jamban
c. Pembuangan sampah
d. Tempat pengungsian yang aman
e. Dapur umum

6. Pelaku Rapid Health Assessment


Petugas di Posko Bencana terdekat dan Posko Bencana pusat, petugas di tempat
pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas, klinik, rumah sakit, atau rumah sakit
lapangan), Dinas Kesehatan, petugas surveilans, petugas pelaksana program kesehatan
yang terkait dengan penyakit potensi KLB pada situasi bencana.
7. Teknik Pulta Dalam Rapid Health Assessment
8. Kunci Kesuksesan Pelaksanaan Rapid Health Assessment
RINGKASAN JURNAL

Judul Jurnal Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Rapid Health
Assessment (RHA) Bencana
Penulis Yeni Rimadeni, Hermansyah, Nizamuddin
Sumber Jurnal Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Isi ringkasan Kegiatan sistem pelaporan Rapid Health Assessment (RHA) bencana
Jurnal oleh pihak Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, khususnya di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah yang masih
menggunakan sistem informasi secara manual dengan mengisi form
pelaporan B1, B2 dan B3 saat kejadian bencana. Hal tersebut
berimplikasi terhadap informasi kejadian bencana yang dibutuhkan
dengan segera kurang tepat waktu dalam pelaporannya. Desain
penelitian menggunakan pendekatan Research and Development ini
bertujuan untuk merancang sistem informasi berbasis web untuk
Rapid Health Assessment bencana dan untuk memperoleh gambaran
uji coba sistem informasi tersebut dengan menggunakan hauristic
review. Penelitian ini telah menghasilkan sistem Informasi berbasis
web untuk RHA Bencana. Hasil pengujian sistem informasi tersebut
disimpulkan bahwa desain tampilan mendapatkan poin 87,5%, entri
dan edit data dengan poin 91%, pencarian informasi dengan poin
85,8% dan fungsi bantuan (help) dengan poin 88,3%. Secara
keseluruhan, sistem informasi RHA bencana berbasis website yang
mampu dan mudah diterima oleh pengguna sebesar 89,4%. Secara
fungsional website sudah dikatakan baik namun masih banyak yang
harus diperbaiki dan ditambahkan. Untuk penyempurnaan agar dapat
dilanjutkan sampai tahap implementasi yaitu mulai dari pelatihan dan
pergantian sistem yang didukung dengan kebijakan dari manajemen
pengambil keputusan sehingga aplikasi ini dapat dioperasionalkan di
jajaran Dinas Kesehatan.
1. Jurnal Nasional (Terindeks Sinta)
2. Jurnal Internasional (Terindeks Scopus)

Judul Jurnal Knowledge, attitudes, and practices towards COVID-19 among


Chinese residents during the rapid rise period of the COVID-19
outbreak: a quick online cross-sectional survey
Penulis Bao-Liang Zhong, Wei Luo, Hai-Mei Li, Qian-Qian Zhang, Xiao-Ge
Liu, Wen-Tian Li, and Yi Li.
Sumber Jurnal International Journal Of Biological Sciences
Isi ringkasan Unprecedented measures have been adopted to control the rapid
Jurnal spread of the ongoing COVID-19 epidemic in China. People's
adherence to control measures is affected by their knowledge,
attitudes, and practices (KAP) towards COVID-19. In this study, we
investigated Chinese residents' KAP towards COVID-19 during the
rapid rise period of the outbreak. An online sample of Chinese
residents was successfully recruited via the authors' networks with
residents and popular media in Hubei, China. A self-developed online
KAP questionnaire was completed by the participants. The
knowledge questionnaire consisted of 12 questions regarding the
clinical characteristics and prevention of COVID-19. Assessments on
residents' attitudes and practices towards COVID-19 included
questions on confidence in winning the battle against COVID-19 and
wearing masks when going out in recent days. Among the survey
completers (n=6910), 65.7% were women, 63.5% held a bachelor
degree or above, and 56.2% engaged in mental labor. The overall
correct rate of the knowledge questionnaire was 90%. The majority
of the respondents (97.1%) had confidence that China can win the
battle against COVID-19. Nearly all of the participants (98.0%) wore
masks when going out in recent days. In multiple logistic regression
analyses, the COVID-19 knowledge score (OR: 0.75-0.90, P<0.001)
was significantly associated with a lower likelihood of negative
attitudes and preventive practices towards COVID-2019. Most
Chinese residents of a relatively high socioeconomic status, in
particular women, are knowledgeable about COVID-19, hold
optimistic attitudes, and have appropriate practices towards COVID-
19. Health education programs aimed at improving COVID-19
knowledge are helpful for Chinese residents to hold optimistic
attitudes and maintain appropriate practices. Due to the limited
sample representativeness, we must be cautious when generalizing
these findings to populations of a low socioeconomic status.

Judul Jurnal Pandemics, tourism and global change: a rapid assessment of


COVID-19
Penulis Stefan Gossling, Daniel Scott, and C. Michael Hall
Sumber Jurnal Journal Of Sustainable Tourism
Isi ringkasan The novel coronavirus (COVID-19) is challenging the world. With
Jurnal no vaccine and limited medical capacity to treat the disease,
nonpharmaceutical interventions (NPI) are the main strategy to
contain the pandemic. Unprecedented global travel restrictions and
stay-at-home orders are causing the most severe disruption of the
global economy since World War II. With international travel bans
affecting over 90% of the world population and wide-spread
restrictions on public gatherings and community mobility, tourism
largely ceased in March 2020. Early evidence on impacts on air
travel, cruises, and accommodations have been devastating. While
highly uncertain, early projections from UNWTO for 2020 suggest
international arrivals could decline by 20 to 30% relative to 2019.
Tourism is especially susceptible to measures to counteract
pandemics because of restricted mobility and social distancing. The
paper compares the impacts of COVID-19 to previous
epidemic/pandemics and other types of global crises and explores
how the pandemic may change society, the economy, and tourism. It
discusses why COVID-19 is an analogue to the ongoing climate
crisis, and why there is a need to question the volume growth tourism
model advocated by UNWTO, ICAO, CLIA, WTTC and other
tourism organizations.
DAFTAR PUSTAKA

Ardinnata, A., Amalia, R., Putri, D. I., Safitri, A. T., Putri, R. D., & Setiana, E. (2018,
Oktober 19). EPIDEMIOLOGI BENCANA "RAPID HEALTH ASSESSMENT (RHA)'.
Dipetik Maret 7, 2023, dari SCRIBD:
https://www.scribd.com/document/391182069/Rapid-Health-Assessment-Rha#

Gossling, S., Scott, D., & Hall, C. (2020). Pandemics, tourism and global change: a rapid
assessment of COVID-19. Journal of Sustainable Tourism, 1-20.
doi:https://doi.org/10.1080/09669582.2020.1758708

Rimadeni, Y., Nizamuddin, & Hermansyah. (2015). PERANCANGAN SISTEM


INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK RAPID HEALTH ASSESSMENT (RHA)
BENCANA. Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA), 2, 79-85. Dipetik Maret 7, 2023, dari
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/633228

SOP MANAJEMEN Rapid Health Assessment. (2020, Mei). Dipetik Maret 7, 2023, dari lppm.
undip: https://ddart.lppm.undip.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/SOP-RHA.pdf

Zhong, B. L., Luo, W., Li, H. M., Zhang, Q. Q., LIu, X. G., Li, W. T., & Li, Y. (2020).
Knowledge, attitudes, and practices towards COVID-19 among Chinese residents
during the rapid rise period of the COVID-19 outbreak: a quick online cross-sectional
survey. International Journal of Biological Sciences, 1745-1752.
doi:10.7150/ijbs.45221

Anda mungkin juga menyukai