Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI KASUS

KARDIOVASKULERPULMONAL

DEKA DANTARA 2010306017

PROFESI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOYOGYARTA
2021/2022
Effects of a prolonged intervention of
breathing exercises after cardiac surgery -
a randomised controlled trial

Authors:
Maria Carlsson, Ole Berthelsen & Monika Fagevik Olsén
08 November 2018
EUROPEAN JOURNAL OF PHYSIOTHERAPY
ABSTRAK
Tujuan: Untuk mengevaluasi efek dari intervensi latihan pernapasan yang berkepanjangan dengan Resistensi
Inspiratori Tekanan Ekspirasi Positif selama satu bulan setelah operasi jantung terbuka terkait fungsi paru-paru,
gerakan pernapasan, dan komplikasi paru pasca operasi.

Metode: Uji coba terkontrol secara acak yang membandingkan efek latihan pernapasan di rumah setelah keluar
dari rumah sakit atau berhenti saat pulang. Delapan puluh pasien secara acak dimasukkan ke dalam kelompok
intervensi atau kelompok kontrol. Kapasitas vital paksa, volume ekspirasi paksa pada detik pertama, aliran
puncak ekspirasi, pergerakan pernapasan dan saturasi diukur saat pelepasan dan setelah intervensi. Pada tindak
lanjut komplikasi paru yang dilaporkan sendiri juga dicatat.

Hasil: Peningkatan kapasitas vital paksa yang signifikan ( p ¼. 04) ditemukan pada kelompok intervensi
dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan terdapat kecenderungan perbedaan yang signifikan juga pada
volume ekspirasi paksa pada detik pertama dan saturasi ( p ¼. 06). Pergerakan pernapasan meningkat secara
signifikan setelah satu bulan tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok. Tidak ada pasien yang
dilaporkan dirawat karena pneumonia.

Kesimpulan: Intervensi latihan pernapasan yang berkepanjangan selama satu bulan setelah operasi jantung
terbuka secara signifikan meningkatkan kapasitas vital paksa dan dapat mempercepat pemulihan setelah operasi
jantung.
Pendahuluan
Komplikasi paru pasca operasi seperti atelektasis, efusi pleura, edema paru, pneumonia
dan pneumotoraks sering terjadi setelah operasi dada atau perut terbuka dengan risiko
tertinggi bagi mereka yang menjalani operasi perut bagian atas atau torakoabdomina.
(Carlsso, 2018)
Komplikasi paru berpengaruh penting dalam peningkatan angka morbiditas, mortalitas,
dan lamanya perawatan. (Sofian, 2016)

Tujuan
Tujuannya adalah untuk meningkatkan volume paru-paru, mengurangi
atelektasis dan mengevakuasi sekresi dan melalui peningkatan oksigenasi ini
serta mencegah dan mengobati komplikasi paru
Metode
Kelompok intervensi pasca operasi diberikan perlakuan berupa deep breathing
sebanyak 10 kali dan 3 set serta batuk efektif untuk memobilisasi sekresi dan diminta
untuk duduk dengan sandaran lengan sebagai mobilisasi.latihan diberikan sebanyak 2
kali 1 hari pasca operasi, 1-2 kali pada hari selanjutnya pasca operasi. Lalu latihan
deep breathing tetap dilakukan satu bulan pasca keluar dari rumah sakit dengan dosis
10 kali dan 3 set sebanyak 3 kali sehari. Pada penelitian sebelumnya deep breathing
dapat meningkatkan volume paru-paru, menurunkan atelektasis dan mengevakuasi
sekresi dan melalui ini meningkatkan oksigenasi dan mencegah komplikasi penyakit
paru.

Kelompok intervensi pasca operasi diberikan perlakuan berupa deep breathing


sebanyak 10 kali dan 3 set serta batuk efektif untuk memobilisasi sekresi dan diminta
untuk duduk dengan sandaran lengan sebagai mobilisasi.latihan diberikan sebanyak 2
kali 1 hari pasca operasi, 1-2 kali pada hari selanjutnya pasca operasi. Pada kelompok
kontrol perlakuan hanya diberikan saat rawat inap dan tidak dilanjutkan setelah keluar
dari rumah sakit.
Alat Ukur
Instrumen pengukuran utama
• Menggunakan spirometer.
• Respiratory movement measuring instrumen (RMMI) yang mengukur
perubahan gerakan saat bernafas (antero-posterior diameter)toraks dan
abdomen dengan 6 sensor laser pada bingkai yang dapat disesuaikan.
Normal dan pernapasan dalam dicatat selama 60 detik.
Kekurangan dan Kelebihan
Kekurangan
• Intervensi hanya berfokus pada fungsi paru
• Latihan secara mandiri dirumah rentan terlewat
• Kurangnya edukasi untuk mencegah faktor resiko

Kelebihan
• Intervensi yang dilakukan sangat mudah
• Pengukuran fungsi paru menggunakan alat yang sesuai standar
Saran
• Breathing exercise dapat dilakukan dengan dosis 3 kali sehari, 10 kali pengulangan
dan 3 set.
• Pasien dapat diberikan intervensi mobilisasi dini dengan gerakan pasif atau aktif
untuk meningkatkan kapasitas fungsional (Ramos, 2016).
• Edukasi pasien untuk menghindari faktor resiko komplikasi seperti berhenti
merokok.
• Tetap melakukan exercise secara mandiri.
Concclusion
Peningkatan yang signifikan dalam forced vital capacity( p =.04) ditemukan pada
kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan ada kecenderungan
perbedaan yang signifikan juga pada forced expiratory volume dan saturasi ( p =.06).
Gerakan pernapasan meningkat secara signifikan setelah satu bulan tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan antar kelompok. Tak satupun dari pasien dilaporkan karena
pneumonia
Daftar Pustaka
Maria Carlsson, Ole Berthelsen, Monika Fagevik Olsen. 2018. “Effects of a prolonged intervention of
breathing exercises after cardiac surgery - a randomised controlled trial”. European Journal of
Physiotherapy.
Sofian K. Marsawidjaya, Ujainah ZN. Aries Perdana, Murdani A. 2016. “Validasi Skor Indeks Risiko
Arozullah Untuk Memprediksi Komplikasi Paru Pasien Pasca Operasi Di RSCM”. Indonesian
Journal of Chest Critical and Emergency Medicine.
P.M. Ramos dos Santos, N. Aquaroni Ricci, E. Aparecida Bordignon Suster, D. de Moraes Paisani, L.
Dias Chiavegato. 2016. “Effects of early mobilisation in patients after cardiac surgery: a
systematic review”.
“Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga
kami dapat mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada kami
kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya”

Anda mungkin juga menyukai