Anda di halaman 1dari 20

TERAPI KOMPLEMENTER (LIDAH BUAYA)

Dosen Pembimbing:
Elida Ulfiana, S.Kep.,M.Kep

Oleh:
Kelompok 2
AJ2/B23
1. Zalsha Adelia Eka P 132011123067
2. Wulandari 132011123068
3. Makkatul Hikmah 132011123069
4. Aisyah Dewi Fortuna 132011123070

Alih Jenis S1 Keperawatan


Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
2021

i
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.Penulisan Terapi Komplementer (Lidah Buaya) ini
bertujuan untuk mengetahui tentang manfaat dan kegunaan dari lidah buaya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Surabaya, 28 Februari 2021

Penyusun

ii
Daftar Isi

Cover............................................................................................................i

Kata Pengantar ............................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2

1.3 Tujuan ............................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................3

2.1 Pengertian Lidah buaya...................................................................3

2.2 Jenis dan Varietas Lidah Buaya ......................................................4

2.3 Struktur dan Kandungan Gel Lidah Buaya .....................................5

2.4 Zat-zat yang Terkandung dalam Lidah Buaya.................................8

2.5 Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya..................................................10

2.6 Peluang Wirausaha .........................................................................14

2.7 Cara menanam lidah buaya.............................................................16

BAB 3 ........................................................................................................17

3.1 Kesimpulan .......................................................................................17

3.2 Saran .................................................................................................17

Daftar Pustaka.............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar pada
berbagai kepulauan di seluruh Indonesia memiliki banyak sekali produk budaya
terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Produk budaya yang berhubungan
dengan kesehatan terwujud dalam bentuk obat tradisional dan cara tradisional
yang digunakan masyarakat untuk mengatasi permasalahan mereka di bidang
kesehatan. Hal ini Senada dengan undang-undang NO.36 tahun 2009, pasal 59
menyatakan berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional
terbagi menjadi pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan
dan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan.
Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder yang memiliki banyak
khasiat dalam mengatasi berbagai penyakit (Heinrich et al, 2012).  kemampuan
tanaman dalam mengatasi berbagai penyakit disebabkan adanya efek sinergisme
antar senyawa metabolit sekunder Selain itu, senyawa metabolit sekunder
memiliki polivalent activity, sehingga memungkinkan mengatasi berbagai
penyakit (Bone & Mills, 2013).  obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat
yang ada didaerah di Indonesia sangat beragam.  Masyarakat suatu daerah tertentu
memiliki obat tradisional yang berbeda dengan masyarakat daerah lainnya, Hal ini
dikarenakan keaneka ragaman hayati yang terdapat di lingkungan tempat mereka
hidup serta kearifan lokal yang mereka miliki menjadi penyebab munculnya
bermacam-macam produk budaya (Hendy Lesmana,2009).
Dalam dunia keperawatan kita mempelajari Apa yang dimaksud dengan
keperawatan komplementer. komplementer maupun terapi komplementer
merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan
konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi,
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang
digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti
teknik sentuhan, masase, dan manajemen stres.  menurut WHO (World Health
Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non- konvensional

1
yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. sebagai contoh di Indonesia,
jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun
pada suatu negara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Lidah Buaya?
2. Apa Jenis Jenis Lidah Buaya?
3. Zat – Zat Yang Terkandung Dalam Lidah Buaya?
4. Apa Manfaat dan Khasiat Lidah buaya ?
5. Bagaimana Peluang Wirausaha Lidah Buaya?
6. Bagaimana Cara Mengolah Lidah Buaya?
7. Bagaimana Cara Membudidaya Lidah Buaya ?
1.3 Tujuan

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi komplementer


Secara umum serta manfaat herbal pada terapi komplementer

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lidah Buaya

Lidah buaya (Aloe vera: Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis
tanaman yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Kata ‘Aloe Vera’
berasal dari bahasa Arab ‘Alloeh’ yang artinya bahan pahit yang berkilat, dan
dalam bahasa Latin ‘Aloe’ berarti pokok, sedangkan ‘Vera’ berarti tulin atau pokok
tulin. Pokok Aloe tergolong dalam keluarga tanaman ‘Lily’. Klasifikasi lidah
buaya menurut (Tjitrosoepomo, 1994) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

:
Kelas Monocotyledonea
e

Bangsa : Liliflorae

Suku : Liliaceae

Marga : Aloe

: Aloevera
Jenis chinensis

Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari sepuluh jenis tanaman terlaris
didunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan
bahan baku industri. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman lidah buaya kaya akan

3
kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida, dan
komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Arifin, 2014).

Salah satu zat penting yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe
emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengativasi
jenjang sinyal insulin seperti fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju
sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3 beta, sehingga
sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah. Bentuk dari tanaman lidah
buaya dapat dilihat pada Gambar (Arifin, 2014).

2.2 Jenis dan Varietas Lidah Buaya

Lidah buaya merupakan tanaman serbaguna untuk kesehatan yang mudah

ditanam dan tumbuh didaerah berhawa panas (tropik). Tanaman ini mendapat julukan

the miracle plant atau tanaman ajaib karena memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi

kehidupan manusia. Disamping itu, karena mampu menyembuhkan luka dan meredam

rasa sakit atau panas di kulit yang terbakar (Arifin, 2014). Terdapat lebih dari 350 jenis

4
lidah buaya yang termasuk dalam suku liaiaceae, sebagian diantaranya sudah

disilangkan. Menurut Dowling (1985), ada tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakan

secara komersial di dunia, yakni curacao aloe atao Aloe Barbadensis Miller, cape aloe

atau Aloe Ferox Miller, dan socotrine aloe yang salah satunya adalah Aloe Perryi Baker

(Hayati, 2009). Dari ketiga jenis tersebut banyak yang dimanfaatkan adalah spesies

Aloe Barbadensis Miller karena jenis ini mempunyai banyak keunggulan yaitu: tahan

hama, ukurannya dapat mencapai 121 cm, berat per batangnya bisa mencapai 4 kg,

mengandung 75 nutrisi serta aman dikonsumsi. (Istanto, 2014)

Jenis-jenis Tanaman Lidah Buaya.

a) Aloe Barbadensis Miller, b) Aloe Ferox Miller, c) Aloe Perryi Baker

2.3 Struktur dan Kandungan Gel Lidah Buaya

Lidah buaya telah lama dijuluki sebagai tanaman medical plant

(tanaman obat) atau master healing plant (tanaman penyembuh utama).

Tanaman ini menyerupai kaktus, daunnya meruncing berbentuk taji, bagian

dalamnya bening, besifat getas dengan tepi bergerigi. Adapun struktur daun

lidah buaya terbagi atas tiga bagian yaitu sebagai berikut:

1. Kulit Daun

Kulit daun adalah bagian terluar dari struktur daun lidah buaya yang

berwarna hijau. Sejauh ini belum ada tulisan mengenai zat yang terkandung di

dalam kulit daun namun penelitian yang dilakukan Agarry menunjukkan

bahwa ekstrakkulit daun lidah buaya pada konsentrasi 25 mg/ml menghambat

pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan zona hambat 4 mm. Di dalam

5
buku pengobatan menyatakan bahwa teh yang terbuat dari kulit daun lidah

buaya dapat menghilangkan kecanduan merokok (Arifin, 2014).

2. Eksudat

Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan.

Eksudat berbentuk cair, berwarna kekuningan yang mengandung aloin dan

cairan bening seperti jeli yang rasanya pahit. Cairan kuning yang mengandung

aloin ini berasal dari lateks yang terdapat pada bagian luar kuit lidah buaya dan

menimbulkan bau menyengat. Kandungan zat aloin didalam lidah buaya

berfungsi untuk mengobatisakit perut, sakit kepala, gatal, kerontokanrambut,

untuk perawatan kulit, dan luka bakar (Noormindhawati, 2013).

Karakteristik Tiga Jenis Tanaman Lidah Buaya

No. Karakteristik Aloe Aloe ferox Aloe perryi Baker


barbadensis Miller
Miller
1. Batang Tidak terlihat Terlihat jelas Tidak terlihat jelas (lebih
jelas (tinggi 3-5 m kurang 0,5 m)
atau lebih)
2. Bentuk daun Lebar dibagian Lebar di bagian Lebar di bagian bawah
bawah, dengan bawah
pelepah bagian
atas cembung
3. Lebar daun 6-13 cm 10-15 cm 5-8 cm
4. Lapisan lilin Tebal Tebal Tipis
pada daun
5. Duri Di bagian Di bagian Di bagian
pinggir daun pinggir dan pinggir daun
bawah daun
6. Tinggi bunga (mm) 25-30 (tinggi 35-40 25-30
tangkai
bunga

6
60-100 cm)
7. Warna bunga Kuning Merah tua Merah terang
hingga jingga
Sumber : Arifin, 2014

3. Bunga

Bunga Aloe vera berwarna kuning kemerahan, berbentuk lonceng yang

mengumpul diujung atas suatu tangkai yang keluar dari ketiak daun. Panjang tangkai

bias mencapai 1 meter dan cukup kokoh sehingga tidak mudah patah, bunga biasanya

muncul bila ditanam di pegunungan, sedangkan di daratan rendah tanaman jarang

berbunga (Arifin, 2014).

4. Gel

Gel adalah bagian daun terdalam yang berlendir, bersifat mendinginkan dan

mudah rusak karena oksidasi, sehingga dibutuhkan proses pengolahan lebih lanjut agar

diperoleh gel yang stabil dan tahan lama (Wahjono & Koesnandar, 2002). Penelitian

dari Hoshi University Jepang menunjukkan lidah buaya mengandung senyawa

antioksidan yang mampu menyingkirkan radikal bebas akibat radiasi, serta melindungi

dua komponen penyembuh luka yang secara alami ada di dalam tubuh, yaitu

superoksida dismutase (enzim antoksidan) dan glutation (asam amino yang

menstimulasi sistem kekebalan tubuh) (Arifin, 2014).

2.4 Zat-zat yang Terkandung dalam Lidah Buaya

Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat

seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang

sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar

(2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan

membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi

7
penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap

serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit

kanker, penderita HIV/AIDS. Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya

adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang

mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin beta dan, fosfatidil

inositol-3 kinase  dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan

menghambat, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah. Di negara-

negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan

sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan. Aloe vera/lidah buaya

mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk

fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam

amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan

jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda,

mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Dengan beragam

manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh

masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut

2.5 Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya

Berkat Herbal-Khasiat Dan Manfaat Lidah Buaya (Aloe Vera), Lidah

buaya  (Aloe vera) adalah salah satu tanaman obat tradisional yang memiliki

banyak khasiat dan manfaat. Lidah buaya termasuk ke dalam suku Liliaceae, sering

ditanam di dalam pot atau halaman rumah. Kandungan dan khasiat dari Lidah

buaya  sudah sejak lama diteliti, hanya saja khasiatnya belum digunakan secara

optimal. Kebanyakan orang tahu kegunaan Lidah buaya  hanya sebagai pencuci rambut

8
atau sampo. Padahal kandungan Lidah buaya  bisa mengobati penyakit, penghalus

kulit, antibakteri, antifungi sebagai minuman dan makanan kesehatan. Bagian dari

tanaman Lidah buaya  yang dapat diolah menjadi berbagai produk yaitu daun, eksudat,

dan gel (Furnawanthi, 2002).

Gel Lidah buaya  mengandung beberapa bahan aktif alami yang dapat berguna

sebagai antibakteri. Gel Lidah buaya mengandung  Antraqunion dan Saponin

(Fumawathi, 2002).  Antraquinon pada jumlah sedikit membantu absorbsi dari

saluran gastro intestinal mempunyai efek antimikroba dan efek membunuh rasa sakit. 

Saponin terdapat sebanyak 3% dari gel Lidah buaya  (Aloe vera) memiliki kemampuan

antiseptik. Substansi ini bereaksi kuat sebagai antimikroba melawan bakteri, virus,

jamur, dan yeast. Tanaman ini bermanfaat sebagai bahan baku industri farmasi dan

kosmetik. Disamping itu juga sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman

kesehatan. Pada tahun 1977 dilaporkan dalam Drugs and Cosmetic Journal bahwa

rahasia keampuhan Aloe vera terletak pada kandungan zat nutrisinya, yakni

polisakarida (Glukomannan) yang bekerjasama dengan asam-asam amino esensial dan

sekunder, enzim oksidase, katalase, dan lipase, terutama enzim-enzim pemecah protein

(protease). Enzim protease membantu memecah jaringan kulit yang sakit akibat

kerusakan tertentu dan membantu memecah bakteri, sehingga Aloe vera bersifat

antibiotik, sekaligus peredam rasa sakit. Sementra itu, asam amino berfungsi

menyususn protein pengganti sel yang rusak.

2.6 Peluang Wirausaha

Persaingan pasar produk lidah buaya belum terasa menyulitkan para petani pada

saat ini. Meskipun di sekitar lahannya juga tersebar lahan-lahan lidah buaya milik

petani lainnya, para petani telah memiliki pembeli produknya atau pedagang

9
pengumpul langganannya masing-masing. Persaingan pasar antarpedagang pengumpul

juga tidak ada karena status mereka yang hanya merupakan “tangan-tangan” atau

konsultan mutu pengekspor belaka. Peluang pasar lidah buaya dianggap besar dengan

alasan sebagai berikut:

1. Masyarakat setempat mengkonsumsi produk minuman dari lidah buaya yang

belakangan dianggap sebagai minuman khas Kalimantan Barat, yang dijual di

kedai-kedai, toko-toko,dan pasar-pasar swalayan;

2. Lidah buaya segar (setelah dikupas kulitnya) dapat digunakan sebagai obat,

bahkan kulitnya pun dapat digunakan sebagai substitusi the

3. Lidah buaya dapat diproses menjadi aneka produk berupa gel,

konsentrat/ekstrak, produk-produk makanan dan minuman (nata de aloe, dawer,

dodol, dll), atau bubuk yang selanjutnya menjadi bahan baku dalam industri

farmasi, kosmetik, dan pupuk daun

4. Hingga saat ini pedagang lidah buaya dianggap belum mampu memenuhi

permintaan pasar luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Australia

secara kontinu

5. Pemerintah daerah menganggap lidah buaya sebagai produk unggulan daerah

sehingga dapat memberikan jaminan bagi petani mengenai prioritas

pengembangannya di masa depan.

2.7 Cara Mengolah Lidah Buaya

Tanaman multi manfaat ini dapat diolah menjadi makanan atau minuman serta

obat. Penjelasan  berikut ini saya bagi menjadi beberapa cara mengolahnya sesuai

kebutuhan :

1. Cara mengolah lidah buaya menjadi masker wajah alami

10
Bahan-Bahan: 

a. 2 daun lidah buaya ,setengah buah lemon

b. Alat yang dibutuhkan:

c. pisau tajam, alat pemeras lemon, dan blender.

Cara membuatnya :

a. Cuci bersih daun lidah buaya dengan air.

b. Potong ujung-ujung berduri di kedua sisi daun. Untuk memudahkan poses

pemotongan, Anda bisa memotong daun lidah buaya menjadi potongan-

potongan kecil.

c. Sayatlah dengan pisau tajam secara memanjang lapisan atas daun sampai lendir

lidah buaya terlihat.

d. Dengan berhati-hati, lepaskan lendir lidah buaya dari daun dengan mengirisnya

menggunakan pisau tajam atau sendok. Lalu letakkan lendir lidah buaya di

mangkuk.

e. Peras setengah buah lemon menggunakan tangan atau alat pemeras.

f. Masukkan lendir lidah buaya dan air perasan lemon ke dalam blender.

Kemudian nyalakan blender selama 1 menit.

g. Letakkan hasil campuran tersebut ke dalam mangkuk dan jadilah masker lidah

buaya yang siap digunakan sebagai masker pada wajah maupun rambut.

2. Cara mengolah lidah buaya menjadi jus untuk mengobati sakit maag

Bahan – bahan :

a. Lidah Buaya ukuran besar 2 batang, Daun Pandan 1 lembar, Air secukupnya,

Madu Lebah secukupnya.

Cara mengolah lidah buaya :

11
a. Cuci bersih lidah buaya. Lepaskan kulit lidah buaya, ambil dagingnya. Lalu,

potong sesuai selera.

b. Cuci hingga bersih (tidak berlendir) dan tiriskan.

Untuk menghilangkan bau lidah buaya yang tak sedap dan mengecilkan pori-

pori lidah buaya agar tidak hancur, ambil daun pandan dan masak bersama air.

Setelah masak, angkat dan diamkan sekitar 2 menit. Masukkan potongan lidah

buaya dan aduk hingga merata

c. Diamkan selama 5 menit. Lalu, tiriskan dan pisahkan air daun pandan dan lidah

buaya. Masukkan dalam toples berbeda. Simpan dalam lemari es.

d. Cara membuat jus : Ambil lidah buaya yang sudah diolah sesuai selera ke dalam

gelas

e. Masukan air daun pandan, madu randu dan es batu ke dalam blender hingga

berbusa. Lalu, campurkan ke dalam gelas yang telah berisi lidah buaya

f. Perhatian : ramuan lidah buaya tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang

karena mengandung obat pencahar yang kuat, serta tidak diperuntukkan bagi

wanita hamil.

3. Cara mengolah lidah buaya untuk obat diabetes melitus

Cara Meramu: 

a. 1 pelepah lidah buaya ukuran besar  (kira-kira seukuran telapak tangan)

dibersihkan dengan mengupas kulit dan durinya. 

b. Rendam sekitar 30 menit dalam air garam. 

c. Remas sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir (air kran). 

d. Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Dinginkan. 

e. Minum sebanyak 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.

12
4. Cara mengolah lidah buaya menjadi puding

a. Hilangkan duri pada daun lidah buaya. Setelah itu, cuci lidah buaya dengan air

mengalir. Setelah bersih, pisahkan kulit lidah buaya dengan dagingnya.

b. Cuci bersih daging lidah buaya sampai lendirnya hilang, kemudian potong

dadu.

c. Rendam potongan daging lidah buaya dengan menggunakan larutan garam

selama kurang lebih 20 menit. Setelah itu, cuci lagi menggunakan air

mengalir.

d. Rebus daging lidah buaya selama kurang lebih 15 menit. Tambahkan daun

pandan agar bau dan rasanya lebih nikmat.

e. Angkat daging lidah buaya, kemudian tiriskan.

Bahan-bahan :

a. Lidah buaya lima batang yang sudah diolah, Agar-agar, Susu kental manis,

Gula secukupnya.

Cara Membuat atau Mengolah :

Blender lidah buaya yang sudah diolah sebelumnya. Beri air secukupnya

sebelum diblender. Saring agar ampasnya terpisah.Didihkan air secukupnya,

masukkan agar-agar, susu kental manis, gula dan hasil saringan dari lidah buaya,

kemudian aduk-aduk hingga gula larut dan tercampur rata.Setelah semua tercampur

rata, kemudian matikan kompor dan diamkan sebentar.Masukkan dalam cetakan yng

sudah disiapkan, setelah agak dingin simpan dalam kulkas.

5. Cara Mengolah Es Lidah Buaya Biji Selasih Super Segar

Bahan-bahan:

a. Lidah buaya yang sudah diolah 600 gram

13
b. Biji selasih kering sebanyak 1 sendok makan, rendam dalam air hingga mekar

c. Garam 1 sendok teh

d. Gula pasir 400 gram

e. Daun pandan 2 lembar, dipotong-potong

f. Vanili ½ sendok teh

g. Es batu secukupnya

h. Air 800 ml

Cara Membuat atau Mengolah :

a. Siapkan panci, rebus air sebanyak 800 ml sampai mendidih. Tambahkan gua

pasir dan juga daun pandan, kemudian aduk hingga gula menjadi larut.

b. Masukkan vanili dan lidah buaya, aduk-aduk sebentar hingga vanili meresap.

Setelah itu, angkat rebusan tadi dan dinginkan.

c. Setelah dingin, sajikan dalam gelas saji yang telah disiapkan. Tambahkan biji

selasih dan es batu sesuai selera.

2.7 Cara menanam lidah buaya

Tanaman yang bernama latin aoe vera ini memiliki banyak manfaat diantaranya

dapat dijadikan pengobatan berbagai penyakit seperti seperti penyakit maag,

penyembuhan luka, atasi luka bakar, herpes, ketombe, dan sebagainya. Selain itu

tanaman asli afrika ini juga bisa dgunaan sebagai bahan minuman segar dengan diolah

menjadi nata de coco oleh karena itu tidak jarang dimanfaatkan untuk berwirausaha

karena prospeknya cerah. Cara budidaya lidah buaya:

1. Polybag,

Polybag, Ukuran polybag ini sangat penting karena sebagai tempat

pertumbuhan lidah buaya pilihlah polybag yan tidak terlalu besar dan tidak

14
terlalu kecil polybag dengan ukuran besar memang bagus untuk pertumbuhan

lidah buaya namun tidak efisien oleh karena itu gunakan polybag paling minim

ukuran diameter 20 cm.

2. Media tanam

Media tanam lidah buaya menggunakan tanah yang kering atau bisa

menggunakan tanah yang dicampur dengan pasir dan pupuk kandang

kemudian masukkan dalam polybag

3. Cara menanam

Cara menanam lidah buaya tidakah sulit hamper sama dengan tanaman

yang lainnya yaitu ambil lidah buaya jangan terlalu dalam dan dangkal karena

dapat mengakibatkan bibit busuk dan roboh.

4. Pemupukan

Pupuk lidah buaya bisa menggunakan NPK atau pupuk organic. NPK

bisa diberikan dua minggu sekali sebanyak 2 gr/Polybag

5. Penyiraman

Tidak perlu sering menyiram karenaakan menyebabkan busuk pada daun

6. Penempatan

Tempatkan lidah buaya ditempat yang teduh namun terkena sinar

matahari secara langsung Panen perdana lidah buaya bisa dilakukan setelah

umur 6 bulan. Cara panennya yakni dengan memetik menggunakan pisau pada

daun yang paling luar. Begitulah cara budidaya lidah buaya dalam polibag

yang bisa anda coba sebagai peluang untuk wirausaha.

15
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam

sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara

umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.

Berdasarkan penjelasan diatas, tanaman lidah buaya merupakan tanaman multi

manfaat yang dapat diolah menjadi makanan atau minuman serta obat.

Tanaman ini dapat mengobati penyakit, penghalus kulit, antibakteri, antifungi

sebagai minuman dan makanan kesehatan. 

Peran perawat dalam terapi komplementer, yaitu : peran sebagai pemberi

asuhan keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran edukator,

peran researcher.

3.2 Saran

1. Dalam pengolahan lidah buaya harus diperhatikan cara membersihkannya

sehingga tidak akan menimbulkan rasa pahit.

2. Dalam membudidayakan tanaman ini tidak terlalu sulit, cukup gunakan

polibag yang tidak terlalu besar dan rajinlah memberi pupuk pada tanaman.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, J. (2014). Intensif Budidaya Lidah Buaya. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

Tjitrosoepomo. (1994). Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. dalam K.


Hayati, Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap
Staphylococcus aureus yang Diisolasi dari Denture Stomatitis. Yogyakarta

Yuwono, S. S. (2015). Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.). dari


Darsatop

Lecture: http://darsatop.lecture.ub.ac.id diakses pada tanggal 30


November 2017
Wahjono, E dan Koesnandar, 2002. Mengembangkan Lidah Buaya
secara Intensif. Jakarta: Balai Pengkajian Bioteknologi. BPPT dengan Agro
Media Pustaka.

Hidayat, L. 2009. Efek Pemberian infusa daun lidah buaya (Aloe vera)
terhadap jumlah spermatozoa mencit (Mus musculus). Penelitian kesehatan seri,
26

Bogoriani, W. (2008). Isolasi dan Identifikasi Glikosida Steroid dari


Daun Andong (Cordyline terminalis Kunth.). Jurnal Kimia, 2(1), 40-4.

Asngad, A. (2008). Pemanfataan Lidah Buaya (Aloe Vera) Menjadi


Produk Makanan Berserat Dengan Penambahan Berbagai Jenis Gula. Jurnal
Penelitian Dains & Teknologi, Vol. 9, No. 2, 144-155.

Sushanty, D. (2014). Tabel Komposisi dan Manfaat Lidah Buaya. dari


Catatan Kecil: http://shanty.staff.ub.ac.id/ diakses pada tanggal 5 Januari 2018.

Anonim. (2016). Analisis Pangan Teknologi Pangan dan Teknik


Pertanian. http://www.analisispangan.com pada tanggal 28 Desember 2017.

Noormindhawati. (2013). Raja Obat Alami Aloe Vera Khasiat A-Z.


Yogyakarta: Rapha Publishing.

17

Anda mungkin juga menyukai