Anda di halaman 1dari 7

PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN SASARAN

KESELAMATAN PASIEN

RIZKY FADILAH HASIBUAN / 181101015

rfadilahhsb@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Keselamatan pasien merupakan sistem yang bertujuan untuk memberikan
asuhan terhadap pasien secara aman sebagai upaya mencegah kejadian yang tidak diinginkan
(Kemenkes, 2011). Tujuan : Untuk mengetahui peran perawat dalam penerapan sasaran keselamatan
pasien Metode : Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan jurnal
internet yang mendukung dan menunjang dalam pembuatan kajian. Hasil : Setiap rumah sakit wajib
mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Hal ini telah di atur dalam peraturan Mentri
kesehatan (permenkes) nomor 11 tahun 2017. Pembahasan : Setiap perawat menerapkan prinsip
sasaran keselamatan pasien (International Patient Safety Goals) Penutup : Peran perawat dalam
pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien perlu dioptimalkan dalam rangka peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.

Kata kunci : Peran perawat, Sasaran keselamatan, Pasien.

A. LATAR BELAKANG kesalahan diagnosis, pengobatan,

Keselamatan pasien perawatan, serta kesalahan sistem

merupakan sistem yang bertujuan lainnya sehingga berbagai

untuk memberikan asuhan terhadap kesalahan yang terjadi

pasien secara aman sebagai upaya mengakibatkan insiden

mencegah kejadian yang tidak keselamatan pasien.

diinginkan (Kemenkes, 2011).


Banyaknya jenis obat, jenis B. TUJUAN
pemeriksaan dan prosedur, serta Untuk mengetahui peran
jumlah pasien dan staf rumah sakit perawat dalam penerapan sasaran
yang cukup besar, merupakan hal keselamatan pasien
yang berfotensi terjadinya
kesalahan dalam proses pemberian
pelayanan kesehatan berupa
C. METODE 5. Pengurangan resiko infeksi

Merupakan metode terkait pelayanan kesehatan

pengumpulan data dengan cara 6. Pengurangan resiko cedera

membaca buku-buku dan jurnal pasien akibat jatuh

internet yang mendukung dan


menunjang dalam pembuatan E. PEMBAHASAN
kajian. Setiap perawat menerapkan prinsip
sasaran keselamatan pasien
D. HASIL (International Patient Safety Goals)
Setiap rumah sakit wajib 1. Ketepatan identifikasi pasien
mengupayakan pemenuhan sasaran Kesalahan karena keliru pasien
keselamatan pasien. Hal ini telah di sebenarnya terjadi disemua
atur dalam peraturan Mentri aspek diagnosis dan
kesehatan (permenkes) nomor 11 pengobatan. Keadaan yang
tahun 2017. Penyusunan sasaran ini dapat mengarahkan terjadinya
mengacu pada nine life saving error/tersedasi, mengalami
patient safety solutions dari world disoientasi, atau tidak sadar
health organization (WHO), yang sepenuhnya mungkin bertukar
juga digunakan oleh komite tempat tidur, kamar lokasi di
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam rumah sakit atau akibat
(KKP-RS) Joint Commisions situasi lain.
International (JCI). Sasaran Perawat harus mengidentifikasi
keselamatan pasien meliputi seluruh pasien yang dirawat di
tercapainya hal-hal sebagai berikut: RS dengan benar
1. Ketepatan identifikasi pasien a. Memastikan isentitas pasien
2. Peningkatan komunikasi yang sebagai individu yang akan
efektif menerima pelayanan dan
3. Peningkatan keamanan obat – pengobatan
obat yang harus di waspadai b. Memastikan kesesuaian
4. Kepastian lokasi pembedahan pelayanan atau pengobatan
yang benar dan pembedahan terhadap individu tersebut
pada pasien yang benar
c. Proses identifikasi b. Komunikasi pelaporan
dilakukan untuk pelayanan dilakukan
pengidentifikasi pasien. dengan metode S B A R
2. Peningkatan komunikasi o S (SITUATION) : Kondisi
efektif terkini yang terjadi pada
Komunikasi yang efektif, tepat pasien
waktu, akurat, lengkap dan o B (BACKGROUND) :
jelas dan dipahami oleh Informasi penting apa yang
penerima pesan akan berhubungan dengan
mengurangi kesalahan dan kondisi pasien
menghasilkan peningkatan o A (ASSESMENT) : Hasil
keselamatan pasien. pengkajian penilaian
Komunikasi yang paling mudah kondisi pasien terkini
mengalamai kesalahan adalah o R (RECOMMENDATION)
perintah diberikan secara lisan : Apa yang perlu dilakukan
dan melalui telpon untuk mengatasi masalah
a. Komunikasi secara lisan pasien saat ini
melalui telpon dilakukan
dengan metode TBK : 3. Peningkatan Keamanan Obat
o Penerima perintah menulis yang Perlu Diwaspadai
perintah a. Obat yang harus diwaspadai
o Penerima perintah adalah obat yang sering
membacakan kembali menyebabkan terjadi
perintah yang ditulis dan kesalahan/kesalahan seius
menanyakan kebenaran isi (sentinel event) serta obat
perintah yang beresiko tinggi
o Pemberi perintah menyebabkan dampak yang
memberikan konfirmasi tidak diinginkan (adverse
kebenaran perintah yang outcome) yaitu elektrolit
telah ditulis dan telah konsentrat  +  obat-obat
dibacakan kembali tersebut yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip
(Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/ NORUM, 4.    Kepastian Tepat Lokasi,
atau Look Alike Sound Tepat Prosedur, Tepat Pasien
Alike /  LASA) Operasi
b. Semua obat High Alert a.    Proses Verifikasi
Medication harus memiliki 1)    Merupakan proses untuk
identifikasi dan penandaan mengidentifikasi hal-hal yang
khusus dan dikelola oleh harus tersedia pada saat tindakan
petugas yang kompeten pembedahan, terdiri dari :
terhadap obat-obat yang §    Dokumen-dokumen yang
dimaksud (apoteker /  terkait dengan tindakan
tenaga kefarmasian) pembedahan :
c. Tempat penyimpanan obat- ü    Assesmen pra operasi,
obat dalam kelompok ini diagnosis pra operasi, rencana
khususnya elektrolit operasi dan rencana anesthesi
konsetrat di Instalasi ü    Infomed Consent yang sudah
Farmasi, IRIN, IBS, IRJ, ditanda tangani oleh pasien/
Kamar Bersalin (khususnya keluarganya, dokter operator dan
magnesium sulfat). Dimana dokter anesthesi.
obat-obat dimaksud diberi §    Hasil pemeriksaan penunjang
tempat tersendiri / khusus. (radiologi, laboratorium, dll)
d. Verifikasi ulang sebelum §    Alat-alat atau bahan khusus
obat diberikan kepada yang perlu disiapkan pada saat
pasien harus dilakukan tindakan seperti implan, tranfusi
meliputi ketepatan pasien, darah, dll
obat, dosis, waktu serta cara 2)    Mencocokkan hal-hal tersebut
pemberian diatas dengan pasien
e. Syarat pemberian obat-obat 3)    Proses verifikasi sedapat
yang perlu diwaspadai mungkin dilakukan dengan
adalah mampu melakukan melibatkan pasien
monitoring efek samping, 4)    Proses verifikasi dicatat dalam
tersedia protokol lembar verifikasi 
pengelolaan efek samping 5)    Proses verifikasi dilakukan
dan tersedia antidotumnya. sebelum pasien masuk kamar
operasi
b.    Penandaan Lokasi Prosedur Terkait Pelayanan Kesehatan
(Marking)     Infeksi umumnya dijumpai
Semua pasien yang akan dioperasi dalam semua bentuk pelayanan
dimana lokasi operasi  memiliki kesehatan termasuk infeksi saluran
lateralisasi (sisi kanan dan kiri), kemih – terkait kateter, infeksi
struktur ganda (jari-jari tangan, aliran darah (blood stream
kaki, lesi) atau tingkatan berlapis infections) dan pneumonia
(tulang belakang, tulang iga) harus (seringkali dihubungkan dengan
dilakukan pemberian “Surgical Site ventilasi mekanis).
Marking”. Pokok dari eliminasi infeksi adalah
c.    Time Out cuci tangan (hand hygiene) yang
*  RS melaksanakan  Time Out tepat.
dalam rangkaian prosedur a. Kebersihan tangan merupakan
keselamatan pasien bedah proses membersihkan tangan
terstandar yang diadaptasi dari dengan menggunakan sabun dan air
WHO – surgical Safety Checklyst yang menghalir (hand wash) atau
berupa: dengan menggunakan antiseptik
-   SignIn berbasis alkohol (hand rub)
-   TimeOut b.  Semua orang yang berada di RS
-   SignIn wajib menjaga dan melaksanakan
*   Proses Time Out harus diikuti kebersihan tangan
oleh seluruh anggota tim yang c. Rumah Sakit memfasilitasi
terlibat dalam prosedur bedah atau sarana prasarana kebersihan tangan
prosedur invasif yang dibutuhkan.
*    Check list keselamatan bedah
harus dilakukan dan dilengkapi 6.    Pengurangan Resiko Pasien
untuk seluruh pasien yang Jatuh
menerima tindakan bedah atau a. Perawat wajib melakukan
prosedur invasif  lainnya. pengkajian resiko jatuh untuk
*    Tindakan Time Out  dilakukan setiap pasien yang dirawat,
sebelum prosedur invasif atau guna meminimalkan resiko
sebelum dilakukan insisi. jatuh dengan metode “Morse
Fall” untuk pasien dewasa dan
5.    Pengurangan Resiko Infeksi
metode “Humpty Dumpty”
untuk pasien anak. G. REFERENSI
b. Pengurangan resiko jatuh
dilakukan dengan memberikan Faluzi, A., Machmud, R., & Arif, Y.
(2018). Analisis penerapan upaya
identifikasi jatuh pada setiap
pencapaian standar sasarang
pasien, memberikan intervensi keselamatan pasien bagi
pada pasien yang beresiko serta profesional pemberi asuhan dalam
peningkatan mutu pelayanan di
memberikan lingkungan yang
rawat inap rsup Dr. M. Djamil
aman. padang tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7(4), 34-42.
Keles, A. W., Kandou, G. D., & Tilaar,
F. PENUTUP
Ch. R. (2015). Analisis
 Pelayanan keperawatan adalah pelaksanaan standar sasaran
bagian integral dari pelayanan keselamatan pasien di unit gawat
darurat rsud Dr. Sam Ratulangi
kesehatan di rumah sakit.
tondano sesuai dengan akreditas
Keselamatan pasien dalam rumah sakit versi 2012. Jikmu,
keperawatan merupakan bagian 5(2), 250-259.
Najinah. (2018). Budaya keselamatan
integral dari program keselamatan
pasien dan insiden keselamatan
pasien rumah sakit. Peran perawat pasien di rumah sakit. Literature
dalam pelaksanaan Sasaran Review Journal Of Islamic
Keselamatan Pasien perlu Nursing, 3(1), 1-8.
Ismainar, H. (2015). Keselamatan pasien
dioptimalkan dalam rangka di rumah sakit . Yogyakarta :
peningkatan mutu dan keselamatan Deepublish Publisher.
pasien. Perawat di semua level Iswati. (2015). Pengetahuan dan penerapan
sasaran keselamatan pasien pada
harus disamakan dulu persepsinya
mahasiswa semester 6 di akademi
khususnya dalam pemahaman keperawatan adi husada surabaya.
Sasaran Keselamatan Pasien agar Adi Husada Nursing Journal, 1(1),
6-12.
memberikan konstribusi yang
Rachmah. (2018). Optimilisasi
optimal dan proses membangun keselamatan pasien melalui
“budaya” keselamatan pasien. komunikasi SBAR dalam
handover. Idea Nursing Journal,
Kompetensi perawat dan sistem
9(1), 34-41.
pelayanan perlu dibangun untuk Sakinah, S., Wigati, P. A., & Arso, S. P.
mencegah medical error oleh (2017). Analisis sasaran
perawat. keselamatan pasien dilihat dari
aspek pelasanaan identifikasi
pasien dan keamanan obat di rs prima husada malang. Jurnal Ilmu
keperesidenan rspad gatot soebroto Manajemen, 2(2), 98-107.
jakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5(4), 145-152.
Simamora, R. H. (2018). Buku ajar
keselamatan pasien melalui
timbang terima pasien berbasis
komunikasi efektif : SBAR. Medan :
USU Press.
Simamora, R. H. (2019). Buku ajar
pelaksanaan identifikasi pasien.
Uwais Inspirasi Indonesia.

Simamora, R. H. (2019). Pengaruh


Penyuluhan Identifikasi Pasien
dengan Menggunakan Media
Audiovisual Terhadap Pengetahuan
Pasien Rawat Inap. Keperawatan
silampari. 3(1) : 342-351

Simamora, R. H. (2019). Documentation


of patient identification into the
electronic system to improve the
quality of nursing services.
International Journal Of Scientific
& Technology Research. 8(9) :
1884-1886.

Wardhani,V. (2017). Buku ajar


manajemen keselamatan pasien.
Malang : UB Press.
Yusuf, M. (2017). Penerapan patient safety
di ruang rawat inap rumah sakit
umum daerah Dr. Zainoel Abidin.
Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(1), 84-
85.
Zakaria, F. M. (2017). Pengaruh pelayanan
dan sasaran keselamatan pasien
terhadap pasien di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai