HALUSINASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Makassar, 15 Maret
2024
ii
DAFTAR ISI
Sampul ............................................................................................................. i
iii
a. Pengkajian........................................................................................... 37
1) Identitas Klien................................................................................ 37
2) Alasan Masuk................................................................................ 37
3) Faktor Predisposisi......................................................................... 37
4) Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 40
5) Identifikasi Resiko......................................................................... 40
6) Psikososial..................................................................................... 42
7) Status Mental................................................................................. 44
8) Kebutuhan Persiapan Pulang......................................................... 48
9) Mekanisme Koping........................................................................ 50
10) Masalah Lingkungan & Psikososial............................................. 50
11) Pengetahuan Kurang Tentang....................................................... 50
12) Aspek Medik................................................................................. 51
b. Klasifikasi Data................................................................................... 51
c. Analisa Data........................................................................................ 52
d. Daftar Masalah Keperawatan.............................................................. 54
e. Pohon Masalah.................................................................................... 55
f. Prioritas Diagnosis Keperawatan......................................................... 55
g. Intervensi Keperawatan....................................................................... 56
h. Implementasi & Evaluasi Keperawatan............................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................... 71
B. Saran ......................................................................................................... 71
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Menurut hasil data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes, 2018)
menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas
mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai 400.000
orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Provinsi yang mengalami
gangguan jiwa terbesar adalah Yogyakarta sebanyak 0,28%, pada posisi
kedua ditempati oleh Aceh dengan jumlah 0,27%, ketiga adalah Sulawesi
Selatan dengan jumlah 0,26%, dan posisi ke empat adalah Bali dan Jawa
Tengah sebanyak 0,23% peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data
Riskesdes 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdes
2013, naik dari 1,7% menjadi 7%.
Berdasarkan data rekam medik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi
Selatan pada tahun 2018 jumlah pasien yang dirawat sebanyak 13.292
orang mengalami gangguan kejiwaan. 6.586 orang (49,54%) mengalami
gangguan Halusinasi, sebanyak 1.904 orang (14,32%) mengalami
gangguan menarik diri, sebanyak 1.548 orang (11,65%) mengalami
gangguan deficit self care (penurunan perawatan diri), sebanyak 1.318
orang (9,92%) mengalami gangguan harga diri rendah, sebanyak 1.145
orang (8,61%) mengalami gangguan perilaku kekerasan, sebanyak 451
orang (3,39%) mengalami gangguan waham, sebanyak 336 orang (2,53%)
mengalami gangguan fisik, dan sebanyak 5 orang (0,04%) mengalami
gangguan percobaan bunuh diri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep medis dari Halusinasi?
2. Apa saja konsep keperawatan dari Halusinasi?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada Halusinasi ?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari Halusinasi.
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari Halusinasi.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Halusinasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu
yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, penghiduan,
kinestetik, dan viseral. (Study et al., 2022).
B. Etiologi
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) Faktor yang menyebabkan
terjadinya halusinasi adalah :
1. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif bar mulai dipahami.
Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut :
a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan
perilaku psikotik.
b. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotansmitter
yang berlebihan dan masalah – masalah pada system reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skifronia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil. Temuan kelainan anatomi otak
tersebut didukung oleh otopsi.
2. Psikologis
5
3. Sosial Budaya
C. Tahapan Halusinasi
Tahapan Halusinasi yang dialami pasien memiliki tahapan sebagai
berikut
1. Tahap I : Halusinasi bersifat menyenangkan, tingkat ansietas
pasien sedang. Pada tahap ini halusinasi secara umum
menyenangkan. Karakteristik :
Karakteristik tahap ini ditandai dengan adanya perasaan
bersalah dalamdiri pasien dan timbul perasaan takut.Pada tahap ini
pasien mencoba menenangkan pikiran untuk mengurangi ansietas.
Individu mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya
dapat dikendalikan dan bisadiatasi (non psikotik).
Perilaku yang teramati:
a. Menyeringai / tertawa yang tidak sesuai
b. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
c. Respon verbal yang lambat
d. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.
6
2. Tahap II : Halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami
ansietas tingkat berat dan halusinasi bersifat menjijikkan untuk
pasien.
Karakteristik :
Pengalaman sensori yang dialami pasien bersifat
menjijikkan dan menakutkan, pasien yang mengalami halusinasi
mulai merasa kehilangan kendali, pasien berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipresepsikan, pasien merasa
malu kerena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain (nonpsikotik).
3. Tahap III : Pada tahap ini halusinasi mulai mengendalikan
perilaku pasien, pasien berada pada tingkat ansietas
berat.Pengalaman sensori menjadimenguasai pasien.
Karakteristik:
Pasien yang berhalusinasi pada tahap ini menyerah untuk
melawan pengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi
menguasaidirinya. Isi halusinasi dapat berupa permohonan,
individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman tersebut
berakhir (Psikotik) Perilaku yang teramati:
a. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya dari pada menolak.
b. Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala
fisik dariansietas berat seperti : berkeringat, tremor,
ketidakmampuan mengikuti petunjuk.
4. Tahap IV : Halusinasi pada saat ini, sudah sangat menaklukkan
dan tingkat ansietas berada pada tingkat panik. Secara umum
halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik :
Pengalaman sensori menakutkan jika individu tidak
mengikuti perintahhalusinasinya. Halusinasi bisa berlangsung
7
dalam beberapa jam atau hariapabila tidak diintervensi (psikotik).
Perilaku yang teramati :
a. Perilaku menyerang - teror seperti panik.
b. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang
lain.
c. Amuk,agitasidan menarik diri.
d. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek.
e. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
D. Manifetasi Klinis
Seseorang yang mengalami Halusinasi biasnaya memperlihatkan
tanda dan gejala yang khas, menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) sebagai
berikut :
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam
6. Bertindak seolah-seolah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
7. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas
8. Penyempitan kemampuan konsentrasi
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori
10. Kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan
realitas
11. Lebih cenderung mengkuti halusinasinya
12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
13. Berkeringat banyak
14. Tremor
15. Ketidakmampuan mengikuti petunjuk
16. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain
17. Menarik diri
18. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek
8
E. Klasifikasi
Banyaknya jenis halusinasi, antara lain :
1. Halusinasi Pendengaran ( akustik, audiotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama
suara-suara orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang
sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuat.
2. Halusinasi Pengihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pencaran
cahaya,gambaran geometrik, gambar kartun dan/ atau panorama
yang luas dankomplesk. Bayangan bias bisa menyenangkan atau
menakutkan
3. Halusinasi Penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya
bau busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti : darah, urine
atau feses. Kadang-kadang terhidu bau harum. Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4. Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik )
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau
tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh merasakan sensasi
listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap (Gustatorik )
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang
busuk, amis, dan menjijikkan.
6. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi
tubuhseperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan
dicerna atau pembentukan urine.
7. Halusinasi Viseral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya, meliputi :
9
a. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa
pribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada. Sering pada skizofrenia dan
sindromobus parietalis. Misalnya sering merasa dirinya terpecah
dua.
b. Derealisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungan yang
tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala suatu
yang dialaminya seperti dalam mimpi.
F. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan dalam Halusinasi adalah :
1. Kenali faktor penyebab halusinasi, jenis halusinasi dan cara
pencegahannya.
2. Jika mengidentifikasikan tanda-tanda halusinasi segera lakukan
tindakan atau selalu mengajak bicara jika akan terjadi halusinasi
3. Selalu konsultasikan perrkembangan dari penderita dengan tenaga
medis dan konsultasikan juga tentang masalah keluarga yang
dihadapi dalam merawat pasien.
4. Beri dukungan dan berikan aktifitas yang dapat mencegah
terjadinya halusinasi.
5. Selalu teratur meminum obat.
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan klien skizofrenia yang mengalami halusinasi
adalah dengan pemberian obat-obatan dan tindakan adalah
( Prabowo, 2014) :
a. Psikofarmologi, obat yang lazim digunakan pada gejala
halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada
klien skizofrenia adalah obat anti psikosis. adapun kelompok
yang umum digunakan adalah fenotiazine asetofenazin
(tindal). klorpromazin (thorazine), Flufenazin (prolixine,
permitil), mesoridazin (serentil), perfenazin (trilafon),
10
prokloperazin (compazin), Promazin (sparine), tioridazin
(mellari),trifluoperazin (stelazine), trifluopromazin (vesprin),
60-120 mg, tioksanten klorproiksen (taractan), tioksen
(navane) 75-600 mg. buttirofenom haloperidol (haldol) 1-100
mg, dibenzokasazepin loksapin (loxitan) 20-150 mg,
dihidroindolon molindone (moban) 15-225 mg.
b. Terapi kejang listrik / Electro compulsive therapt (ECT)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall
secara artificial dengan melawan aliran listrik melalui
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi
kejang listrik diberikan pada skizoprenia yang tidak mempan
dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang
listrik 4-5 joule /detik (Trisna, 2021)
11
Menanyakan bagaimana pasien bisa mengalami gangguan jiwa.
Faktor yang memperberat kejadian seperti putus pengobatan.
3. Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa,
bagaimana hasil pengobatan apakah pernah melakukan atau
mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan kriminal.
Menanyakan kepada pasien dan keluarga apakah ada yang
mengalami gangguan jiwa, menanyakan pasien tentang
pengalaman yang tidak menyenangkan.
4. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa TTV, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah
ada keluahan fisik yang dirasakan klien.
5. Identifikasi Risiko
1. Risiko Jatuh
12
obat jantung 10
Menggunakan
mediasi psikotropik 8
Peningkatan dosisi
psiktoropik dalam 24 12
jam terakhir
Gangguan efektif 10
bipolar/skizoafektif
8
Ketergantungan zat
Diagnosis
Major depressive 10
disoreder
12
Dimensia/delirium
Independen/stabil/ 7
yemmobile
Penggunaan alat
bantu yang tepat
(tongkat, walker, dsb) 8
Vertigo/ hipotensi
orostatik kelemahan 10
Ambulasi
fisik
/
Keseimbangan Tidak stabil/perlu
bantuan orang lain
memahami 8
keterbatasan
Tidak stabil/ perlu
bantuan orang lain
tidak memahami 15
keterbatasannya
Makanan/Minuman
sangat sedikit dalam 12
Nutrisi jam terakhir
Tidak ada masalah 0
makanan/minuman
Tidak ada gangguan
tidur
Gangguan 8
Ada laporan tentang
Tidur 12
gangguan tidur dari
pasien, keluarga/staff
Tidak ada riwayat jatuh
Riwayat Jatuh Ada riwayat jatuh dalam
3 bulan terakhir
Risiko Jatuh : Skor >90
13
2. Risiko Melakukan Kekerasan
Agresi Verbal
Agresi Verbal
Property
0 : Tidak Ada 0 : Tidak Ada
1 : Teriak-teriak,
1 : membanting pintu,
marahm kadang
merobek pakaian,
mengumpat, atau
kencing dilantai
menghina orang lain
2 : Mengumpat- 2 : Membanting barang-
ngumpat terus menerus, barang, menendang
menghina dengan furniture,
keras, kadang meledek- mencoret/menggores
ledek dinding
3 : secara implusive
3 : merusak barang-
melakukan ancaman
barang, memukul
kekerasan terhadap diri
jendela
sendiri atau orang lain
4 : Berulang-ulang 4 : membakar-bakar,
mengancam akan melempar barang
melakukan kekerasan smapai membahayakan
terhadap orang sekitar
Agresi terhadap diri
Agresi Fisik
sendiri
0 : Tidak Ada 0 : Tidak Ada
1 : menunjukkan
1 : mengelupas atau
gerakan mengancam,
menggores kulit,
mengayun-ayunkan
menarik rambut,
tinju kepala orang lain,
memukul diri sendiri
menarik baju orang lain
2 : Membentur-
2 : memukul,
benturkan kepala,
mendorong, mengamuk
memukul tinju ke
menjambak orang lain
tembok, menjatuhkan
(tanpa menyebabkan
diri dengan keras ke
cedera)
lantai
3 : mentebabkan cedera 3 : menyerang orang
minor pada diri sendiri lain menyebabkan
dengan meringis, cedera ringan (memar,
membakar, dll goresean, dll)
4 : menyebabkan
4 : menyerang orang
cedera mayor pada diri
lain, menyebabkan
sendiri atau melakukan
cedera serius
percobaan
14
3. Resiko Dekubitus
15
4. Risiko Bunuh Diri
Ya 1
S-ex : Laki-laki
Tidak 0
A-ge : < 19 tahun atau lebih Ya 1
dari 45 tahun Tidak 0
D-epression : pasien MRS Ya 1
dengan depresi atau
penurunan konsentrasi,
Tidak 0
gangguan tidur, gangguan
pola makan
P-revious sucide : ada Ya 1
Riwayat percobaan Riwayat
bunuh diri atau perawat Tidak 0
psikiatri
E-xcessive alcohol : Ya 1
ketergantungan alcohol atau
Tidak 0
pemakai narkoba
R-ational thinking loss : Ya 1
kehilangan pikiran rasioal,
psikosis, organic brain Tidak 0
syndrome
S-eparated : bercerai atau Ya 1
janda Tidak 0
O-rganizad plan : Ya 1
menunjukkan rencana
bunuh diri terorganisasi atau Tidak 0
niat yang serius
N-o social support : tidak Ya 1
ada pendukung Tidak 0
16
S-ickness : menderita
Ya 1
penyakit kronis
Tidak 0
Keterangan :
17
hal mengambil
makanan dari
makanan dari piring dan
disiapkan piring dan menyuap, tidak
menyuap sendiri makan sama
sekali, makan
parenteral (NGT)
Memelihara kebersihan diri
untuk penampilan diri (menyisir
rambut, mencuci rambut,
menggosok gigi, mencukur
kumis)
Buang air besar di WC
(membersihkan dan
mengeringkan daerah bokong)
Inkontinensia
parsial atau total
BAB seluruhnya penggunaan
Dapat mengontrol daerah feses
di control sendiri pispot, enema,
dan pembalut
(pempers)
Menerima
Masuk dan keluar
Buang air kecil dikamar mandi bantuan untuk
dari kamar kecil
(membersihkan dan masuk kekamar
sendiri dan
mengeringkan daerah kecil dan
membersihkan
kemaluan ) menggunakan
genetalia
pispot
Inkontinensia
parsial atau total
Dapat mengontrol pengeluaran BAK seluruhnya penggunaan
air kemih dikontrol sendiri pispot, enema,
dan pembalut
(pempers)
Berpindah kedan Bantuan dalam
Berjalan lingkungan tempat dari tempat tidur naik/turun tempat
tinggal atau keluar ruangan untuk duduk, tidur / kursi, tidak
tanpa alat bant, seperti tongkat bangkit dan kursi melakukan
sendiri perpindahan
Menjalankan ibadah sesuai
agama atau kepercayaan yang
dianut
Melakukan pekerjaan rumah
seperti: merapikan tempat tidur,
cuci pakaian, memasak dan
membersihkan ruangan
Berbelanja untuk kebutuhan
18
sendiri atau kebutuhan keluarga
Mengelola keuangan
(Menyimpan dan menggunakan
uang sendiri)
Menggunakan sarana
transportasi umum untuk
berpergian
Menyiapkan obat dan minum
obat sesuai dengan aturan
(takaran obat dan waktu minum
obat tepat)
Merencanakan dan mengambil
keputusan untuk kepentingan
keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas social yang
dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan
Melakukan aktivitas diwaktu
luang (kegiatan keagamaan,
sosial, rekrasi, olahraga dan
menyalurkan hobi )
Jumlah poin mandiri
Poin13-17 = mandiri poin : 0-12 ketergantungan
6. Pengkajian psikososial
a) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat
dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh
b) Konsep diri
(1) Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang
tidak disukai dan bagian yang disukai.
(2) Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya, kepuasan
kliensebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang
dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.
19
(3) Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga atau pekerjaan
atau kelompok masyarakat, kemampuan klien dalam
melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang
terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan
klien akibat perubahan tersebut.
(4) Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi,
tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah,
harapan klien terhadap lingkungan, harapan klien
terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak
sesuai dengan harapannya.
(5) Harga diri
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan
kondisi, dampak pada klien dalam berhubungan dengan
orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai harapan,
fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai
harapan, penilaian klien terhadap pandangan atau
penghargaan orang lain.
c) Hubungan Sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien,
tanyakan upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah,
tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat,
keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok atau
masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain,
minat dalam berinteraksi dengan orang lain.
d) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah atau menjalankan
keyakinan, kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
20
7. Status mental
a) Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung
kaki apakah ada yang tidak rapi, penggunaan pakaian tidak
sesuai, cara berpakaian tida seperti biasanya, kemampuan
klien dalam berpakaian, dampak ketidakmampuan
berpenampilan baik atau berpakaian terhadap status psikologi
klien.
b) Pembicaraan
Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru,
gagap, sering terhenti atau bloking, apatis, lambat, membisu,
menghindar, tidak mampu menyelesaikan masalah.
c) Aktifitas motorik
1) Lesu, tegang, gelisah
2) Agitasi : gerakan mototorik yang mneunjukkan
kegelisahan
3) Tik : Gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak
terkontrol
4) Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang
tidak terkontrol klien
5) Tremor : jari - jari yang bergetar ketika klien
menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari
6) Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
7) Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi
lain yang tidak tercantum
8) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
d) Alam perasaan (data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat/kekluarga)
1) Sedih, putus asa, gembira berlebihan yang tampak jelas
2) Ketakutan (objek yang diikuti jelas)
21
3) Khawatir (objek belum jelas)
4) Jelaskan kondisi klien yang tidak tecantum
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
e) Afek dan Emosi
(1) Afek
Kaji afek yang meliputi :
22
g) Proses Pikir
1) Sirkumtansial : Pembicaraan berbelit-belit tetapi
sampai pada tujuan.
2) Tangesial : pembicaraan berlbelit-belit tetapi tidak
sampai pada tujuan
3) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak memiliki
hubungan antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya, dimana klien tidak menyadari itu.
4) Fight of idea : pembicaraan yang meloncat dari satu
topik ke topik yang lain, masih ada hubungan tetapi
tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
5) Blocking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa
gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali
6) Perseverasi : pembicaraan yang berulang-ulang kali
7) Jelaskan apa yang dikatakan pasien ketika
wawancara
8) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
h) Isi Pikir
1) Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien
berusaha untuk menghilangkannya.
2) Phobia : ketakutan yang patologis atau tidak logis
terhadap objek atau situasi tertentu.
3) Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan
organ tubuh yang sebenarnya tidak ada
4) Depersonalisasi : perasaan klien yang asing tehadap
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
5) Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian
yang terjadi dilingkungan yang terkait pada dirinya
23
6) Pikiran magis : keyakinan klien tentang
kemampuannya hal-hal yang mustahil atau diluar
kemampuannya
7) Waham
Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama
secara berlebihan dan diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya
dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan keyakinan
Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan
terhadap kemampuannya dan diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang
yang berusaha merugikan, mencederai dirinya,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah
tidak ada di dunia atau Meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan Waham yang bizar
Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang
lain yang disisipkan didalam pikirannya,
disampaikan secara berulang-ulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
Siar pikir : klien yakin ada orang lain yang
menegetahuiapa yang klien pikirkan walaupun
klien tidak pernah menceritakannya kepada
24
orang, disampaikan secara berulang-ulang dan
sesuai kenyataan
Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol
oleh kekuatan dari luar, disampaikan secara
berulang-ulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
i) Presepsi
1) Halusinasi
Ditanyakan apakah klien mengalami gangguan
sensori persepsi halusinasi diantaranya :
pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan,
penciuman
2) Ilusi
Perlu ditanyakan apakah klien mengalami halusinasi
3) Depersonalisasi
Perlu ditanyakan apakah klien mengalami orang lain
atau lingkungan
4) Deralisasi
Perlu ditanyakan apakah klien mengalami deralisasi
j) Tingkat kesadaran
1) Bingung : tampak bingung dan kacau (perilaku yang
tidak pada tujuan)
2) Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara
sadar atau tidak sadar
3) Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan,
gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh klien
dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien
tapi klien mengerti semua yang terjadi
dilingkungannya
4) Orientasi : waktu, tempat dan orang
Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara
25
k) Memori
1) Gangguan mengingat jangka panjang: tidak dapat
mengingat kejadian lebih dari 1 bulan
2) Gangguan mengingat jangka pendek: tidak dapat
mengingat kejadian dalam minggu terakhir
3) Gangguan mengingat saat ini: tidak dapat mengingat
kejadian yang baru saja terjadi
4) Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan dengan memasukan cerita yang tidak
benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya
l) Tingkat konsentrasi
1) Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu
objek ke objek lainnya
2) Tidak mampu berkonsentrasi: klien selalu minta agar
pertanyaan diulang karena tidak menangkap apa
yang ditanyakan atau tidak dapat menjelaskan
kembali pembicaraan
3) Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan
penambahan atau pengurangan pada benda-benda
yang nyata
m) Kemampuan penilaian
Kaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan
penilaian terhadap situasi, kemudian dibandingkan
dengan yang seharusnya.
n) Daya tilik diri (data diperoleh wawancara)
1) Mengingkari penyakit yang diderita: klien tidak
menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan
emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu minta
pertolongan atau klien menyangkal keadaan
penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang
penyakitnya
26
2) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan
orang lain atau lingkungan yang menyebabkan
timbulnya penyakit atau masalah sekarang
27
Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan
makanan, merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri,
mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
28
b. Data Objektif
Tidak dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata,
pembicara kacau dan kadang tidak masuk akal, sulit membuat
keputusan, tidak perhatian terhadap perawatan dirinya, sering
menyangkal dirinya sakit, atau kurang menyadari adanya
masalah, ekspresi wajah sedih, ketakutan dan gembira, klien
tampak gelisah, insting kurang, tidak ada minat untuk makan.
29
18. Intervensi Keperawatan
Menurut Damaiyanti, (2012) rencana keperawatan yang
dilakukan pada pasien halusinasi yaitu :
Strategi Pelaksanaan
30
dalam kegiatan harian.
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian.
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
31
penggunaan obat secara
teratur.
3. menganjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal
kegiatann harian.
32
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara
bercakap– cakap dengan orang lain.
c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
3) SP3P
a. Mengevaluasai jadwal kegiatan harian klien
b. Melatihklien mengendalikan halusinasinya dengan
cara melakukan kegiatan.
c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
4) SP4P
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur
c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
b. Strategi Pelaksanaan Untuk Keluarga:
1) SP1K
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
dalam merawat klien.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
klien, tanda dan gejala halusinasi, serta proses
terjadinya halusinasi.
c. Menjelaskan cara merawatklien dengan halusinasi.
2) SP2K
a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien
dengan halusinasi.
33
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
pada klien halusinasi.
3) SP3K
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum obat (discharge planning).
34
III. Asuhan Keperawatan Halusinasi
A. Data Pengkajian
KESEHATAN JIWA
1) Identitas Klien
Inisial : Tn. R
2) Alasan Masuk
Tn. R masih sering medengar suara - suara aneh yang mengajaknya
mengobrol, tanpa ada objek yang nyata.
35
3) Faktor Predisposisi
N Faktor
Tn. R
o Predisposisi
1 Riwayat Penyakit Hasil pengkajian diperoleh : Ibu klien
Lalu mengatakan anaknya mulai mengalami
gangguan jiwa pada kelas 6 SD, ibu
klien mengatakan anaknya marah-marah
tidak jelas.
Klien mengatakan sering
mendengarkan suara - suara aneh yang
memanggil namanya dan mengajak
dirinya berbicara, tanpa ada objek yang
nyata.
Ibu klien mengatakan anaknya tidak
mengalami gangguan tumbuh kembang
klien terlahir secara normal dan sebelum
memasuki masa sekolah ibu klien
mengatakan anaknya biasa bermain
dengan anak - anak lainnya.
Ibu Klien mengatakan anaknya
pada umur 20 tahun sempat masuk ke
RSJ dengan riwayat yang sama.
36
3 Penolakan -
4 Kekerasan -
dalam
keluarga
5 Tindakan -
Kriminal
37
N Faktor
Tn. R
o Predisposisi
6 Riwayat Penyakit Ibu klien mengatakan di
Keluarga keluarganya tidak ada yang
pernah mengalami gangguan
jiwa seperti yang dialami
anaknya.
7. Riwayat Klien mengatakan tidak pernah
menggunnakan menggunakan Napza
NAPZA
Masalah
-
Keperawatan
4) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Tn. R
Keadaan umum Hasil pengkajian didapatkan :
Kesadaran penuh (compos mentis)
5) Identifikasi Risiko
a. Risiko Jatuh
Umur pasien 30 tahun (skor 8), status mental pasien
kadang-kadang bigung (skor 13), klien dapat eliminasi idenpendent
(skor 8), medikasi menggunakan mediasi psikotoprik (skor 8),
diagnosis klien gangguan skizoafektif (skor 10), ambulasi klien
stabil (skor 7), klien dapat makan/minum seperti biasanya (skor 0),
38
gangguan tidur tidak ada (skor 8). Maka jumlah total skor risiko
jatuh klien adalah 62 (normal).
c. Risiko Dekubitus
Faktor risiko dekubitus klien terdapat kondisi fisik baik (skor
4), kondisi mental sadar (skor 4), aktifitas bergerak bebas (skor 4),
mobilitas penuh (skor 4), dan inkontinensia tidak ada (skor 4).
Maka jumlah total skor pada risiko jatuh 16 (normal).
39
6) Psikososial
Genogram
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
------ : Tinggal Serumah
: Meninggal
: Klien
Penjelasan :
40
a) Konsep Diri
b) Hubungan Sosial
N Hubungan Tn. R
o Sosial
1 Hubungan Hasil pengkajian didapatkan :
Terdekat Klien mengatakan orang
terdekatnya adalah ibunya.
41
2 Peran Serta Hasil pengkajian didapatkan :
Dalam Klien mengatakan dirinya
Kelompok jarang ikut kegiatan di
masyarakat sekitar.
Masalah -
Keperawatan
N Hubungan Tn. R
o Sosial
1 Nilai dan Hasil pengkajian didapatkan :
Keyakinan Klien mengatakan klien
mengatakan beragama Islam
dan percaya adanya tuhan.
7) Status Mental
N Tn. R
Status Mental
o
1 Penampilan Hasil pengkajian diperoleh :
Penampilan klien cukup rapi, baju
yang dipakai bersih dan cara
penggunaan pakian yang sesuai.
-
Masalah
Keperawatan
42
2 Kesadaran Hasil pengkajian diperoleh :
Orientasi klien terhadap nama
klien tempat dan mampu
mengenali orang - orang
disekitarnya Kesadaran klien
compos mentis atau kesadaran
penuh.
Masalah -
Keperawatan
3 Disorientasi Hasil pengkajian diperoleh :
Klien mampu menyebutkan hari,
tanggal, dan tahun saat
pengkajian dilakukan.
Masalah -
Keperawatan
4 Aktivitas Hasil pengkajian diperoleh :
Motorik/ Klien tampak bersemangat,
Psikomotor kontak mata klien b klien
tampak tenang
Masalah Keperawatan -
N Tn. R
Status Mental
o
5 Afek/ Emosi Hasil pengkajian diperoeh :
Afek emosi adekuat perubahan
muka klien sesuai dengan
stimulus yang ada. keluarga klien
mengatakan anaknya cepat marah
jika halusinasinya dibantah.
Masalah Resiko Perilaku Kekerasan
keperawatan (RPK) dibuktikan dengan
Kerusakan Kontrol Implus.
43
6 Persepsi Hasil Pengkajian diperoleh :
Klien mengatakan dirinya
sering mendengarkan suara -
suara aneh yang memanggil
namanya dan mengajaknya
berbicara tanpa objek yang
nyata.
Klien mengatakan suara itu
muncul 1 kali dengan durasi
cukup lama selama 10 - 15 menit.
Klien mengatakan halusinasi itu
muncul ketika dia sendiri dan
ketika ke tempat - tempat
tertentu.
Masalah Gangguan Presepsi Sensori
Keperawatan berhubungan dengan Halusinasi
Pendengaran
N Tn. R
Status Mental
o
8 Memori Hasil pengkajian didapatkan :
Klien masih bisa mengingat
kejadian yang pernah dialaminya
baik sekarang maupun di masa
lalu, Klien juga dapat mengingat
nama perawat.
Masalah -
Keperawatan
44
9 Tingkat Hasil pengkajian didapatkan :
Konsentrasi dan Klien mampu berkonsentrasi
Berhitung dengan baik. klien mampu
menjawab semua pertanyaan
yang diberikan perawat, dan klien
mampu berhitung secara
sederhana seperti tiga ditambah
tiga sama dengan enam.
Masalah -
Keperawatan
N Tn. R
Status Mental
o
13 Interaksi Selama Hasil Pengkajian didapatkan :
Wawancara Interaksi klien saat wawancara
kooperatif. Jika ditanya klien
langsung menjawab dan mau
bercerita tentang masalahnya
Kontak mata b saat diajak
berkomunikasi.
Masalah -
Keperawatan
45
8) Kebutuhan Persiapan Pulang
N Aktifitas Tn. R
o Sehari – hari
1 Makan dan Hasil pengkajian didapatkan :
minum Klien mengatakan makan dan
minum sendiri, klien makan 3
kali sehari dengan porsi nasi,
lauk pauk, dan buah. Selesai
makan sisa makanan dibuang
dan piring dicuci.
Klien mengatakan minum air
putih 7 - 8 gelas sehari.
2 BAB dan BAK Hasil pengkajian didapatkan :
Klien tidak mengalami
kesulitan dalam BAB dan
BAK. klien BAB 1 Kali sehari
dan BAK 4 - 5 hari sekali.
Klien biasa BAB dan BAK
dikamar mandi.
3 Mandi Hasil pengkajian didapatkan :
Klien biasa mandi 2x sehari
pagi dan sore hari.
4 Berpakian atau Hasil pengkajian didapatkan :
berhias Cara berpakaian klien sesuai
dan berpenampilan cukup
rapi, baju yang dipakai bersih
dan sesuai, klien
menggunakan celana selutut
dan baju kaos, rambut disisir
dengan rapi. Kuku tangan dan
kaki cukup bersih dan
terpotong klien ganti baju 2x
sehari
46
N Aktifitas Tn. R
o Sehari – hari
5 Istirahat dan Hasil pengkajian didapatkan :
tidur Klien mengatakan biasa tidur
malam pukul 22.30 wita dan
bangun biasanya jam 07.00 -
08.30 wita dan klien
mengatakan biasanya tidur
siang kurang lebih 1- 2 jam
sehari.
6 Penggunaan Obat Hasil pengkajian didapatkan :
Klien mengatakan minum
obat secara teratur dan rutin,
klien mengatakan minum obat
sendiri dan minum obat 1 x
sehari dengan jenis obat
risperidone 2 mg.
7 Pemeliharaan Hasil pengkajian didapatkan :
Kesehatan Klien mengatakan mengerti
tentang penyakitnya dan klien
tau harus minum obat setiap
hari. Keluarga klien biasa
mencari obat ke puskesma
Jika obatnya habis.
9) Mekanisme Koping
47
Mekanisme Koping Tn. R
Masalah Tn. R
Psikososial Dan
Lingkungan
Hasil pengkajian didapatkan:
Klien mengatakan jika ada masalah
klien selalu menceritakan pada ibunya.
Hubungan klien dan keluarga sangat
baik.
Masalah -
Keperawatan
48
ada objek yang nyata.
Maka dari itu klien memiliki sistem
pendukung dari keluarga. Keluarga
klien mengatakan sempat dirawat di
RSJ pada usia 20 tahun.
Masalah Defisit Pengetahuan berhubungan dengan
Keperawatan gangguan fungsi kognitif
49
mengatakan anaknya marah-marah - Klien tampak berjalan
tidak jelas. menunduk
- Ibu klien mengatakan - Klien tampak menyendiri
anaknya tidak mengalami gangguan
tumbuh kembang klien terlahir
secara normal dan sebelum
memasuki masa sekolah ibu klien
mengatakan anaknya biasa
bermain dengan anak - anak
lainnya.
- Ibu Klien mengatakan
anaknya pada umur 20 tahun sempat
masuk ke RSJ dengan riwayat yang
sama.
50
Analisa Data Subjektif Data Objektif Masalah
Data Keperawatan
1 2 3 4
ketika sedang -
sendiri dan berada
di tempat - tempat
tertentu.
Klien mengatakan - Klien tampak Harga Diri
malas keluar rumah berbicara pelan Rendah
karena malu dengan dan lirih berhubungan
orang-orang dengan perubahan
disekitarnya. - Klien tampak peran sosial
berjalan
menunduk
- Klien tampak
menyendiri
- Ibu klien - Klien terlihat Resiko Perilaku
mengatakan klien mudah Kekerasan
marah ketika tersinggung/mara dibuktikan
halusinasinya itu di h ketika dengan
bantah oleh halusinasinya kerusakan
keluarganya. dibantah oleh kontrol impuls
- Ibu klien keluarganya.
mengatakan - Klien tampak
anaknya mulai berprasangka
mengalami buruk pada
gangguan jiwa pada keluarga
kelas 6 SD, ibu
klien mengatakan
anaknya marah-
marah tidak jelas.
- Ibu klien
mengatakan
anaknya tidak
mengalami
gangguan tumbuh
kembang klien
terlahir secara
normal dan sebelum
memasuki masa
sekolah ibu klien
mengatakan
anaknya biasa
51
bermain dengan
anak - anak lainnya.
- Ibu Klien
mengatakan
anaknya pada umur
20 tahun sempat
masuk ke RSJ
dengan riwayat
yang sama.
Tn. R
Tn. R
Halusinasi
Core Problem
52
17) Prioritas Diagnosis Keperawatan
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah utama yang
diperoleh dari pengkajian dan akibat dari masalah utama sebagai
berikut :
53
18) Intervensi Keperawatan
Nama : Tn R Ruangan : Dewasa No. Rekam medik : 001/RS//III/2024
Diagnosa
Keperaw Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
atan
1 2 3 4
Gangguan Tujuan 1 klien Setelah diberikan SP1.P :
Presepsi
mampu : asuhan keperawatan 1. Identifikasi
sensori
berhubungan 1. Mengenali selama 1x 24 jam tentang halusinasi
dengan
halusinasi diharapkan klien (isi, waktu
gangguan
pendengaran yang mampu : terjadinya,
(Halusinasi
dialaminya. 1. Dapat frekuensi, situasi
pendengaran)
2. Mengontrol menyebutkan jenis, yang dapat
halusinasi isi, waktu, frekuensi, menimbulkan
yang situasi yang halusinasi,
dialaminya menyebabkan perasaan saat
dengan halusinasi, dan timbul halusinasi.
menghardik. perasaan yang timbul 2. Latih mengontrol
3. Menaati saat halusinasi. halusinasi dengan
program 2. Mampu cara menghardik.
pengobat memperagakan cara Tahapan tindakannya
an, dalam mengontrol meliputi :
bercakap halusinasi dengan a. Jelaskan cara
-cakap & cara menghardik menghardik
melakuka 3. Mampu menaati halusinasi
n program pengobatan, b. Peragakancara
kegiatan bercakap-cakap & menghardik.
4. Mengikut melakukan kegiatan. c. Minta klien
i jadwal 4. Mampu mengikuti memperagakan
kegiatan jadwal kegiatan untuk ulang.
untuk latihan menghardik d. Pantau
54
latihan penerapan cara
menghar ini, beri
dik penguatan
perilaku klien
e. Masukan dalam
jadwal kegiatan
klien untuk
latihan
menghardik.
55
Diagnosa
Kriteria Hasil Intervensi
Keperaw atan Tujuan
1 2 3 4
Setelah diberikan SP2.P
Asuhan Keperawatan 1. Evaluasi Kegiatan yang
Jiwa selama 1 x 24 jam lalu (SP1.P).
diharapkan klien mampu: 2. Latih berbicara/ bercakap
1. Klien mampu - cakap dengan orang lain
menyebutkan saat halusinasi muncul
kegiatan yang sudah
dilakukan.
2. Memperagakan cara
bercakap - cakap
dengan orang lain.
56
Diagnosa
Keperaw atan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 2 3 4
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan klien untuk latihan
menghardik, minum obat
dan bercakap-cakap
57
Diagnosa
Keperaw atan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 2 3 4
kegiatan sehari - hari c. Latih klien
dan mampu melakukan
memperagakannya. aktivitas
d. Susun jadwal
aktivitas sehari -
hari sesuai
dengan aktivitas
yang telah dilatih
(dari bangun pagi,
sampai tidur
malam).
e. Pantau
pelaksanaan
jadwal kegiatan
berikan
penguatan
terhadap
perilaku yang
positif.
Setelah diberikan SP4.P
Asuhan Keperawatan 1. Evaluasi kegiatan
Jiwa selama 1 x 24 jam yang lalu (SP1.P,
klien diharapkan SP2.P, SP3.P).
mampu : 2. Tanyakan
1. Menyebutkan program
kegiatan klien yang pengobatan.
sudah dilakukan. 3. Jelaskan
58
pentingnya
penggunaan obat
pada gangguan
jiwa.
4. Jelaskan akibat
bila
tidak digunakan
sesuai program.
59
Diagnosa
Keperaw atan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 2 3 4
2. Menyebutkan 5. Jelaskan akibat
manfaat dari bila putus obat.
program 6. Jelaskan cara
pengobatan. mendapat obat/
berobat.
7. Jelaskan
pengobatan (5 B).
8. Latih klien minum
obat.
9. Masukan dalam
jadwal kegiatan
harian klien.
10. Berikan pujian
pada klien
11. Nilai
kemampuan yang
telah mandiri.
12. Nilai apakah
halusinasi
terkontrol
Tujuan 2 Setelah diberikan SP1.K
keluarga Asuhan 1. Mendiskusikan
mampu Keperawatan Jiwa masalah yang
merawat selama 1 x 24 jam dirasakan keluarga
klien keluarga mampu : dalam merawat
dirumah 1. Mengerti klien.
dan menjadi tentang apa itu 2. Memberikan
sistem halusinasi. pendidikan
60
pendukung 2. Mampu kesehatan
yang efektif merawat tentang
untuk klien. klien yang pengertian
mengalami masalah
halusinasi. halusinasi, jenis
halusinasi, yang
dialami klien, tanda
dan gejala
halusinasi yang
dialami klien, serta
proses halusinasi
61
Diagnosa
Keperaw atan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 2 3 4
Setelah diberikan SP2.K
Asuhan Keperawatan 1. Melatih
Jiwa selama 1 x 24 jam keluarga
diharapkan keluarga mempraktikan
mampu : cara merawat
1. Memperagakan cara klien dengan
Merawat klien dengan halusinasi
halusinasi. (menghardik).
2 Mampu 2. Melatih
memberikan/membimbi keluarga
ng minum obat melakukan cara
memberikan/me
mbimbing
minum obat
Setelah diberikan SP3.K
Asuhan Keperawatan 1. Membantu
Jiwa selama 1 x 24 keluarga
jam diharapkan Membuat jadwal
keluarga mampu : Aktivitas
1. Mampu dirumah dan
membuatkan sediaan waktu
jadwal aktivitas bercakap-cakap
2. Mampu dengan pasien
memberikan tertutama saat
rencana tindak halusinasi.
lanjut jadwal 2. Menjelaskan
keluarga merawat follow up
keluarga dengan
62
halusinasi klien setelah
pulang.
63
Senin, 18/3/24 Gangguan Melakukan SP1P S:
presepsi halusinasi pendengaran : 1. Klien mengatakan
sensori 1. Mengidentifikasi sering mendengar
berhubungan tentang halusinasi (isi, suara - suara aneh
dengan waktu terjadinya, yang memanggil
halusinasi frekuensi, situasi yang namany dan
pendengaran dapat menimbulkan mengajaknya berbicara
halusinasi, perasaan tanpa ada objek yang
saat timbul halusinasi. nyata.
2. Melatih mengontrol 2. Klien mengatakan
halusinasi dengan cara suara itu muncul 1 kali
menghardik. selama kurang lebih 10
Tahapan tindakannya - 15 menit.
meliputi : 3. Klien mengatakan
a. Menjelaskan cara suara itu muncul ketika
menghardik halusinasi sedang sendiri dan
b. Mempragakan cara berada di tempat-
menghardik. tempat tertentu
c. Meminta klien 4. Ibu klien mengatakan
memperagakan ulang. anaknya marah ketika
d. Memantau penerapan halusinasinya itu di
cara ini, beri penguatan bantah oleh
perilaku klien keluarganya
e. Memasukan dalam O:
jadwal kegiatan klien Klien terlihat mau
untuk latihan menghardik mengikuti
menghardik. perintah yang diajarkan
perawat.
A:
SP1P tercapai
P:
Pertahankan SP1P lanjutkan
SP2P
64
muncul sudah melakukan apa
3. Memasukan dalam jadwal yang diajarkan perawat
kegiatan klien untuk latihan ketika halusinasinya
menghardik, minum obat muncul.
dan bercakap-cakap. 3. Klien mengatakan
sudah paham tentang
obat.
4. O :
1. Klien terlihat mengikuti
perintah.
2. Klien dapat
menyebutkan nama dan
manfaat obat.
3. Klien terlihat sudah
mengerti tentang
meminum obat dengan
benar.
A:
SP2P tercapai
P:
Pertahankan SP2P lanjutkan
SP3P
65
untuk latihan menghardik, cakap dengan perawat
minum obat, bercakap- 3. Klien mengatakan sering
cakap dan kegiatan harian. merapikan tempat
Tahapannya : tidurnya dan menyapu
a. Melaskan pentingnya kamarnya setiap bagun
aktivitas yang teratur untuk pagi.
mengatasi halusinasi
b. Mendiskusikan aktivitas O:
yang biasa dilakukan oleh 1. Klien terlihat dapat
klien melakukan hal yang
c. Melatih klien melakukan diajarkan perawat ketika
aktivitas disuruh mengulang
d. Menyusun jadwal dalam mengontrol
aktivitas sehari - hari sesuai halusinasi dengan cara
dengan aktivitas yang telah menghardik.
dilatih (dari bangun pagi, 2. Klien terlihat senang
sampai tidur malam). bercakap-cakap dengan
e. Memantau pelaksanaan perawat.
jadwal kegiatan berikan 3. Klien terlihat dapat
penguatan terhadap menyusun jadwal
perilaku yang positif aktivitasnya sehari-hari
khususnya pada pagi
hari.
A:
SP3P tercapai
P:
Pertahankan SP3P lanjutkan
SP4P
66
pendengaran 3.Menjelaskan pentingnya halusinasinya muncul.
penggunaan obat pada 2. Klien mengatakan sudah
gangguan jiwa. meminum obat secara
4.Menjelaskan akibat teratur.
bila tidak digunakan sesuai 3. Klien mengatakan sudah
program. mengetahui manfaat
5. Melatih klien minum obat.
obat. 4. Klien mengatakan sudah
6.Memasukan dalam jadwal mengetahui jika
kegiatan harian klien. meminum obat tidak
7.Memberikan pujian pada teratur.
klien 5. Klien mengatakan sudah
8. Menilai kemampuan yang meminum obat sendiri.
telah mandiri. 4. Klien megatakan
9. Menilai apakah halusinasi merapikan tempat
terkontrol tidurnya dan menyapu
kamar setiap bangun
Melakukan SP1.K pagi serta menyapu
halusinasi pendengaran : halaman pada sore hari.
13. Mendiskusikan masalah
5. Keluarga klien
yang dirasakan keluarga
mengatakan sering
dalam merawat klien.
14. Memberikan pendidikan mencari media internet
kesehatan tentang tentang cara merawat
pengertian masalah anaknya yang
halusinasi,jenis halusinasi, mengalami gangguan
yang dialami klien, tanda jiwa
dan gejala halusinasi yang 6. Keluarga klien
dialami klien tanda dan mengatakan mengerti
gejala halusinasi serta tentang pendidikan
proses. kesehatan yang
dijelaskan perawat
Melakukan SP2.K 7. Keluarga klien
halusinasi pendengaran :
mengatakan sudah
15. Melatih keluarga
mempraktikan cara merawat membuatkan jadwal
klien dengan halusinasi aktivitas anaknya
(menghardik). dirumah termasuk
16. Melatih keluarga minum obat
melakukan cara
memberikan/membimbing
minum obat
Melakukan SP3.K
halusinasi pendengaran : O:
17. Membantu keluarga 1. Klien terlihat dapat
Membuat jadwal mengulang apa yang
Aktivitas dirumah dan diajarkan perawat
sediaan waktu bercakap- kemarin ketika disuruh.
cakap dengan pasien 2. Klien terlihat sudah
67
tertutama saat halusinasi. mengerti melakukan
18. Menjelaskan follow up program pengobatan
klien setelah pulang. rutinnya.
3. Klien terlihat
mengetahui manfaat
obat.
4. Klien terlihat
mengetahui akibat tidak
meminum obat.
5. Klien terlihat meminum
obat secara mandiri.
4. Klien terlihat dapat
menyusun jadwal
aktivitasnya sehari-hari
pada pagi hari maupun
sore hari.
5. Keluarga klien terlihat
kooperatif dalam
merawat anaknya
A:
SP4P, SP1K,SP2K dan
SP3K tercapai
P:
Pertahankan SP4.P,
SP1.K,SP2K dan SP3K
68
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan ada beberapa saran yang dapat
penulis sampaikan :
1. Pada keluarga.
a. Dampingi klien saat muncul halusinasinya bimbing dan diarahkan
dengan cara mengontrol halusinasi yang tepat.
69
b. Jaga kestabilan emosi klien, ciptakan suasana keluarga yang nyaman
cegah jangan sampai terjadi ketegangan dan menyebabkan rasa amarah
dengan mengalihkan memberikan kegiatan yang sesuai dengan klien.
2. Pada Pasien
a. Budayakan cara kontrol halusinasi dengan tepat : Menghardik
halusinasi, mengajak berbincang-bincang dengan keluarga, melakukan
aktifitas terjadwal, patuh minum obat.
b. Budayakan cara mengontrol marah dengan latihan nafas dalam, cari
obyek yang positif untuk lampiaskan rasa marah dengan pukul bantal
ataupun yang lain tetapi jangan mecederai diri sendiri dan orang lain
terutama keluarga dan masyarakat.
70
DAFTAR PUSTAKA
71