Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cairan vagina adalah cairan yang aromanya sangat khas keluar dari vagina,
cairan tersebut berfungsi untuk menjaga kesehatan vagina dan merupakan
bagian dari sistem pembersihan diri secara otomatis. terkadang vagina
mengeluarkan carian berlebih keadaan seperti itu biasa dikenal dengan
keputihan.
Pemeriksaan cairan vagina merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang
dikerjakan di laboratorium klinis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu
diagnosis kelainan pada vagina, baik karena penyebab infeksi maupun non-
infeksi. Kelainan pada vagina akibat infeksi dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,
parasit, maupun jamur. Sedangkan, penyebab non-infeksi yang menimbulkan
kelainan vagina, di antaranya adalah atrofi vagina, alergi, dan iritasi bahan kimia
(Strasinger dan Lorenzo, 2014).
Pemeriksaan cairan vagina berperan penting untuk mendapatkan diagnosis
yang akurat sehingga dapat diberikan terapi yang efektif untuk masing-masing
kondisi. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, dan
terkadang dapat dilanjutkan dengan kultur dan uji DNA (Strasinger dan Lorenzo,
2014).
B. Rumusan Masalah
1. Definisi cairan pada vagina
2. Apa jenis cairan vagina yang normal dan tidak normal
3. Apa Manfaat pemeriksaan cairan vagina
4. Apa metode pemeriksaan cairan vagina
5. Apa tingkat pencegahan pemeriksaan cairan vagina pada system reproduksi
C. Tujuan
1. Untuk mengatahui definisi cairan vagina
2. Untuk mengatahui jenis cairan vagina yang normal dan tidak normal
3. Untuk mengatahui manfaat pemeriksaan cairan vagina
4. Untuk mengatahui metode pemeriksaan cairan vagina
5. Untuk mengetahui tingkat pencegahan pemeriksaan cairan vagina pada
system reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Pada kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu
cairan yang jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina
yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu cairan vagina
juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang
normal, pada perempuan, cairan vagina ini merupakan suatu hal yang
alami dari tubuh untuk memnbersihkan diri, sebagai pelicin dan
pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, cairan vagina
tersebut lebih jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika
mengering pada pakaian.
B. Jenis cairan vagina
1. Cairan yang normal
Cairan yang normal sering disebut sebagai keputihan. Fungsinya
adalah membersihkan kelamin dari berbagai jenis bakteri serta sel kulit
mati. Keluarnya cairan keputihan ini berarti vagina Anda masih sehat dan
berfungsi dengan baik.
Ciri-ciri cairan yang normal pada vagina adalah warnanya bening
atau putih, tidak berbau, teksturnya kental dan lengket, serta volumenya
tidak terlalu banyak. Biasanya karakteristik ini berubah-ubah mengikuti
siklus menstruasi wanita. Misalnya volume cairan bertambah ketika Anda
memasuki masa subur.
Cairan keputihan ini masih wajar selama warna, tekstur, dan
volumenya tidak berubah. Jika ada perubahan, hal ini mungkin
menandakan penyakit tertentu.
2. Cairan tidak normal
a) Vagina Keruh
Bila cairan vagina berwarna lebih keruh dari biasanya dan
disertai dengan bau yang amis atau menyengat, bisa jadi Anda
mengidap infeksi bakteri vagina. Cairan ini biasanya akan jadi lebih
banyak setelah berhubungan seks atau sebelum dan sesudah
haid. Infeksi ini bisa diatasi dengan salep khusus dan antibiotik dari
dokter.
Selain infeksi bakteri, cairan keruh yang teksturnya sangat
kental hingga tampak seperti gumpalan mungkin menandakan
infeksi ragi vagina. Infeksi yang disebabkan oleh jamur ini biasanya
juga menyebabkan vagina terasa gatal dan perih. Penyakit ini bisa
disembuhkan dengan salep antijamur khusus vagina dan obat
minum.
b) Cairan Vagina Kemerahan Atau Kecokelatan
Vagina yang mengeluarkan cairan berwarna kemerahan atau
kecokelatan biasanya disebabkan oleh luruhnya dinding rahim. Hal
ini bisa terjadi di masa nifas pada ibu yang baru saja melahirkan.
Kondisi ini juga disebut sebagai lokia.
Namun, bila Anda sering mengalami keputihan bercampur
darah atau perdarahan di saat Anda tidak haid atau di luar masa
nifas, segera periksakan diri ke dokter. Anda mungkin saja
menunjukkan gejala kanker endometrium (rahim).
c) Cairan Vagina Keruh Kekuningan
Jika cairan yang keluar berwarna keruh kekuningan, diikuti
dengan rasa nyeri di area vagina dan sulit menahan urin, Anda
mungkin mengidap penyakit gonore. Biasanya penyakit ini juga
ditandai dengan perdarahan vagina di saat Anda tidak sedang
haid. Dokter umumnya akan meresepkan antibiotik atau obat
minum lainnya untuk mengatasi gonore.
d) Cairan Vagina Kuning Kehijauan
Cairan berbusa yang warnanya kuning kehijauan dan baunya
tidak sedap menandakan penyakit trikomoniasis. Gejala lain yang
mungkin muncul yaitu vagina terasa gatal dan perih. Untuk
mengatasinya, Anda memerlukan pengobatan dengan antibiotic.
C. Manfaat pemeriksaan cairan vagina
Berikut adalah beberapa manfaat dari pemeriksaan cairan vagina:
1. Deteksi Dini Infeksi atau Penyakit Menular Seksual (PMS)
Pemeriksaan cairan vagina dapat membantu mendeteksi adanya
infeksi atau penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, atau
infeksi jamur. Deteksi dini memungkinkan pengobatan yang cepat dan
tepat.
2. Pemantauan Kesehatan Reproduksi
Pemeriksaan dapat membantu dokter memantau kesehatan reproduksi
wanita, termasuk kondisi rahim dan ovarium. Ini penting untuk
perempuan yang sedang merencanakan kehamilan atau mengalami
masalah reproduksi.
3. Evaluasi Kebersihan Vagina
Pemeriksaan cairan vagina juga dapat membantu mengevaluasi
kebersihan dan kondisi umum vagina. Hal ini penting untuk mencegah
infeksi atau masalah kesehatan lainnya.
4. Pemantauan Kesehatan Sel Leher Rahim
Pemeriksaan dapat membantu dalam pemantauan kesehatan sel leher
rahim. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi perubahan sel
pra-kanker atau kanker leher rahim, sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan atau pengobatan dini.
5. Pemantauan Keseimbangan Bakteri
Pemeriksaan juga dapat membantu menilai keseimbangan bakteri
alami dalam vagina. Keseimbangan ini penting untuk mencegah infeksi
jamur atau bakteri yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
6. Evaluasi Gejala atau Keluhan Kesehatan
Jika seorang wanita mengalami gejala seperti keputihan yang tidak
normal, gatal, atau nyeri, pemeriksaan cairan vagina dapat membantu
mengidentifikasi penyebabnya dan meresepkan pengobatan yang
sesuai.
7. Konseling Kesehatan Reproduksi
Pemeriksaan cairan vagina dapat menyediakan kesempatan untuk
memberikan konseling kesehatan reproduksi, termasuk tentang
kontrasepsi, perawatan pra-kehamilan, dan perawatan pasca
melahirkan.
D. Persiapan Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan cairan vagina, pasien diminta untuk
menghindari beberapa hal selama 24 jam sebelum pemeriksaan karena
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, seperti :
 Membersihkan vagina dengan cairan khusus
 Berhubungan seksual
 Menggunakan tampon
 Menggunakan obat yang digunakan pada area vagina (seperti
penggunaan krim untuk mengurangi rasa gatal.
E. Jenis-jenis pemeriksaan cairan vagina
Pengambilan sampel sekret vagina idealnya diambil saat dilakukan
pemeriksaan pelvis dengan menggunakan spekulum oleh petugas
Kesehatan.
Dalam melakukan pemeriksaan cairan vagina Petugas membuat dua
bentuk spesimen untuk dikirim ke laboratorium, yaitu spesimen dalam
bentuk hapusan (smear) dan dalam bentuk pengusapan (swab).
1. Pemeriksaan Makroskopis Sekret Vagina
Pemeriksaan makroskopis sekret vagina meliputi pemeriksaan warna
dan pH.
a. Pemeriksaan warna
Cairan vagina normal tampak berwarna putih dengan sekret
flokulen. Sekret vagina abnormal yang tampak lebih cair, berwarna
putih hingga abu-abu dan homogen bisa ditemukan pada kondisi
vaginosis bakterial. Sekret vagina yang berwarna putih dan tampak
seperti keju dapat ditemukan pada infeksi Candida. Sedangkan,
pada infeksi T.vaginalis, didapatkan sekret lengket, berbuih,
berwarna kuning kehijauan. Pada infeksi C. trachomatis akan
tampak sekret di area serviks berwarna kuning opak (Mundt dan
Shanahan, 2011; Strasinger dan Lorenzo, 2014).
b. Pemeriksaan pH
Pemriksaan ini bertujuan untu mengetahui tingkat keasaman cairan
vagina, normalnya pH sekret vagina adalah 3.8 – 4.5. pH
cenderung asam karena adanya flora normal Lactobacillus yang
menghasilkan produk akhir asam laktat dari metabolisme glikogen.
pH asam berguna untuk membantu menekan pertumbuhan
organisme infeksius, seperti Mobiluncus, Prevotella, and
Gardnerella vaginalis.
2. Pemeriksaan Mikroskopis Sekret Vagina
Pemeriksaan mikroskopis sekret vagina meliputi preparat basah salin,
preparat KOH, dan pengecatan Gram.
a. Preparat Basah Salin
Kandungan yang dapat ditemukan pada sekret vagina, di
antaranya adalah sel epitel skuamosa, clue cell, sel darah putih, sel
darah merah, bakteri, T. vaginalis motil, dan jamur (Mundt dan
Shanahan, 2011; Wirawan, 2015)
b. Preparat KOH
Peningkatan jumlah bakteri anaerob di dalam vagina
menyebabkan peningkatan produksi poliamina di cairan vagina,
yang secara normal tidak ada. Bau amis yang dihasilkan berasal
dari volatisasi amina karena ditambahkan KOH. Hasil pemeriksaan
aminae positif menunjukkan adanya peningkatkan jumlah G.
vaginalis, Mobiluncus spp., dan T. vaginalis (Mundt dan Shanahan,
2011; Strasinger dan Lorenzo, 2014)
c. Pengecatan Gram
Pengecatan Gram bertujuan untuk melihat jenis bakteri
berdasarkan bentuk dan reaksi bakteri pada pewarnaan Gram.
Perbedaan warna bakteri yang terjadi pada pewarnaan ini
disebabkan oleh perbedaan komposisi lapisan dinding. Dinding
bakteri Gram positif mengandung lapisan peptidoglikan tebal,
sedangkan dinding bakteri Gram negatif hanya memiliki lapisan
peptidoglikan tipis dengan kandungan lemak yang lebih banyak
(PDS PatKLIn, 2017).
F. Tingkat pencegahan pemeriksaan cairan vagina pada system reproduksi.
Pemeriksaan cairan vagina termasuk dalam Pencegahan primer yang
dilakukan dengan specific protection yang meliputi bentuk kegiatan yang
dilakukan agar dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau
gangguan sebelum hal itu terjadi.
Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan
terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko.
Tahap pencegahan primer ini diterapkan dalam fase pre pathogenesis
yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum
dimulai.
Pemeriksaan cairan vagina termasuk dalam spesific protection
dikarenakan melakukan pemeriksaan secara spesifik sebelum terjadinya
penyakit.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cairan Vagina merupakan cairan yang jernih yang keluar, bercampur
dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar
Bartolin. Pada keadaan tertentu cairan ini dapat berubah tergantung kondisi
yang terjadi pada system reproduksi.
Pemeriksaan sekret vagina merupakan salah satu pemeriksaan di
laboratorium klinis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu diagnosis
kelainan pada vagina, sehingga pemberian terapi dapat lebih efektif.
Pemeriksaan sekret vagina yang rutin dikerjakan adalah pemeriksaan
makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis meliputi
pemeriksaan warna dan pH, sedangkan pemeriksaan mikroskopis meliputi
pemeriksaan sediaan basah, pemeriksaan KOH, dan pengecatan Gram
B. SARAN
 Bagi mahasiswa
Mahasiswa/i mampu memahami cairan vagina, metode pemeriksaan dan
mampu membedakan tingkat pencegahan pemeriksaan cairan vagina
 Bagi perawat
Mampu memberikan pelayanan pada klien dengan kondisi luka bakar secara
holistik dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai