Keputihan
merupakan cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan organ
kewanitaan. Ketika seorang wanita mengalami keputihan, cairan yang diproduksi
kelenjar vagina dan leher rahim akan keluar membawa sel mati dan bakteri,
sehingga vagina tetap terlindung dari infeksi.
Keputihan normal terjadi pada wanita yang masih mengalami menstruasi. Ibu hamil
mungkin akan lebih sering mengalami keputihan akibat perubahan hormon. Ketika
wanita mulai memasuki masa menopause, barulah keputihan akan berkurang.
Harap berhati-hati jika cairan keputihan mengalami perubahan warna, tekstur, dan
bau. Kondisi ini dapat menjadi tanda keputihan yang tidak normal yang disebabkan
oleh infeksi atau kelainan pada organ reproduksi wanita. Keputihan yang berciri
seperti ini sering kali merupakan salah satu ciri penyakit kelamin wanita.
Gejala Keputihan
Keputihan yang tergolong normal akan terlihat dari cairan yang keluar dengan tanda
sebagai berikut:
Penyebab Keputihan
Keputihan yang dialami setiap wanita berbeda-beda, mulai dari jumlah cairan yang
keluar hingga warna dan tekstur cairan. Keputihan normal terjadi setidaknya 6 bulan
sebelum seorang wanita mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Kondisi ini
dipengaruhi oleh perubahan hormon di dalam tubuh.
Selain karena perubahan hormon, keputihan juga akan normal keluar saat wanita
mendapatkan rangsangan seksual, sedang menyusui, atau stres.
Sementara itu, keputihan yang tergolong tidak normal disebabkan
oleh vulvovaginitis, infeksi, baik karena jamur, bakteri (vaginosis bakterialis,
gonore, chlamydia), atau parasit (trikomoniasis). Selain infeksi, keputihan juga dapat
menjadi tanda dari kanker rahim atau leher rahim.
Bila keputihan yang dialami merupakan petanda dari kanker rahim, maka mungkin
dokter akan menganjurkan Anda untuk melakukan histerektomi atau bedah
pengangkatan rahim.
Sebelum mengambil langkah ini, ada baiknya Anda tanyakan terlebih dahulu apa
kelebihan dan kekurangan prosedur tersebut dengan dokter. Saat ini,
terdapat asuransi kesehatan yang menyediakan layanan chat gratis bersama dokter
spesialis.
Ada beberapa faktor yang membuat seorang wanita rentan mengalami infeksi
vagina dan menimbulkan keputihan, antara lain:
Diagnosis Keputihan
Untuk menentukan apakah keputihan bersifat normal atau tidak normal, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami, siklus menstruasi, dan mengenai hubungan
seksual. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan, terutama pemeriksaan
panggul untuk memeriksa kondisi organ reproduksi wanita, seperti vagina, serviks,
dan rahim.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap cairan dari keputihan
itu sendiri. Perubahan warna pada cairan keputihan ini dapat menjadi petunjuk bagi
dokter untuk menentukan penyebabnya. Berikut penjelasannya:
Tanda keputihan yang tidak normal umumnya sudah dapat terdeteksi pada
pemeriksaan awal. Namun, dokter dapat menganjurkan pasien untuk menjalani
pemeriksaan tambahan agar lebih pasti, seperti:
Pengobatan Keputihan
Keputihan yang tergolong normal tidak memerlukan penanganan medis secara
khusus. Kondisi ini dapat ditangani dengan membersihkan area kewanitaan secara
rutin untuk menghilangkan lendir atau cairan.
Sementara, cara mengatasi keputihan yang tergolong abnormal dilakukan
berdasarkan penyebab yang mendasari keputihan. Dokter akan memberikan terapi
obat untuk mengobati keputihan abnormal, seperti:
Selain dengan obat-obatan dari dokter, keputihan juga bisa diatasi dengan obat
keputihan tradisional.
Pencegahan Keputihan
Langkah utama untuk mencegah keputihan abnormal adalah menjaga kebersihan
area kewanitaan agar terhindar dari risiko infeksi. Cara yang bisa dilakukan yaitu:
Bersihkan vagina dengan sabun dan air hangat setelah buang air kecil atau
besar, kemudian keringkan. Cara ini dilakukan untuk mencegah bakteri
masuk ke dalam vagina dari dubur.
Hindari menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan air. Cara ini
berisiko menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi.
Gunakan celana dalam berbahan katun untuk menjaga kelembapan pada
area kewanitaan. Hindari menggunakan celana dalam yang terlalu ketat.
Hindari menggunakan sabun atau produk kewanitaan yang mengandung
parfum, karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik pada vagina.
Jagalah kebersihan vagina selama menstruasi dengan mengganti pembalut
setidaknya setiap 3-5 jam sekali.
Tidak berganti pasangan seksual atau menggunakan kondom agar terhindar
dari risiko infeksi menular seksual.
Lakukan pemeriksaan kesehatan vagina secara rutin kepada dokter
kandungan.
Jaga agar vagina tetap kering dan tidak lembap. Menjaga agar vagina tetap kering
dapat juga dilakukan dengan:
o Menggunakan celana yang tidak terlalu ketat.Tidak terlalu sering
menggunakan stoking.
o Kenakan celana dalam berbahan katun, bukan sintetis. Celana dalam katun
memungkinkan lebih banyak udara ke vagina dan mencegah lembap.
o Tidak mengenakan celana dalam saat tidur di malam hari.
o Basuh kemaluan dari depan ke belakang setelah buang air kecil bukan
sebaliknya.
Vagina sebenarnya adalah organ yang dapat membersihkan diri sendiri.
Menggunakan cairan pembersih vagina justru berisiko merusak keseimbangan alami
bakteri dan jamur di dalamnya. Ketidakseimbangan ini akan memicu vaginosis
bakterial. Untuk membersihkan vagina, gunakan air hangat dan sabun yang tidak
beraroma kuat. Namun sebisa mungkin, hanya gunakan air saja.
Hindari penggunaan parfum, bedak pada vagina. Sebab penggunaan parfum dan
sabun juga dapat merusak keseimbangan bakteri dan jamur yang terdapat di vagina.
Hindari penggunaan bahan-bahan berikut yang dapat membuat iritasi dan
menyebabkan keluarnya cairan tidak normal dari vagina:
o Penggunaan pelembut atau detergen yang beraroma kuat saat mencuci
celana dalam.
o Pembalut beraroma/berparfum.
o Tisu toilet beraroma.
Konsumsi makanan sehat dengan nutrisi seimbang.
Konsumsi yoghurt atau suplemen yang mengandung lactobacillus.
Hindari terlalu sering berendam dalam air panas.
Cuci pakaian dalam dengan air hangat.
Ganti pembalut secara teratur saat datang bulan.
Keputihan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap wanita, terutama
yang sudah memasuki usia subur. Keputihan normal ini umumnya tidak
disertai keluhan lain yang mengganggu. Meski demikian, waspadai jika terjadi
perubahan warna dan berbau tidak sedap, karena bisa jadi hal ini merupakan
pertanda keputihan yang berbahaya.
Keputihan atau vaginal discharge adalah cairan atau lendir yang keluar dari vagina.
Lendir ini berfungsi untuk membawa keluar sel-sel mati dan kuman dari dalam
tubuh. Tujuannya untuk menjaga vagina tetap bersih, dan melindungi vagina dari
iritasi atau infeksi.
Meskipun sebetulnya hal yang normal, keputihan bisa saja menjadi tanda adanya
suatu penyakit. Terutama jika keputihan disertai keluhan lain, seperti vagina
gatal atau nyeri. Kondisi ini bisa disebabkan oleh cara merawat organ intim yang
salah atau oleh suatu penyakit, misalnya penyakit menular seksual. Keputihan yang
disebabkan oleh penyakit dapat diobati dengan obat keputihan sesuai resep dokter
atau pun obat keputihan tradisional.
Keputihan Normal dan Tidak Normal
Ciri-ciri keputihan yang normal, antara lain:
Namun begitu, kekentalan, warna, dan jumlah keputihan yang keluar pada setiap
wanita bisa bervariasi. Keputihan biasanya akan lebih kental di waktu-waktu tertentu,
misalnya pada saat ovulasi, selama menyusui, ketika gairah seksual muncul,
semasa hamil, ketika menggunakan alat kontrasepsi, atau sekitar seminggu
sebelum menstruasi.
Sedangkan tanda keputihan yang berbahaya atau tidak normal, antara lain:
Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis bisa membuat keputihan berubah warna menjadi putih, abu-
abu, atau kuning yang disertai dengan bau amis, gatal atau perih, kemerahan, dan
pembengkakan pada vagina.
Infeksi jamur
Ciri-cirinya meliputi keputihan kental berwarna putih menggumpal seperti keju,
disertai gatal, bengkak, dan rasa sakit di sekitar vulva. Nyeri akan makin terasa
ketika berhubungan seksual.
Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit ini membuat
keputihan menjadi berwarna kuning atau kehijauan, berbusa, dan berbau tidak
sedap. Trikomoniasis juga membuat vagina terasa gatal dan nyeri saat buang air
kecil.
Gonore
Gonore menimbulkan keputihan berwarna kuning atau keruh yang disertai nyeri
panggul, perdarahan di luar siklus haid, dan keluarnya urine tanpa disadari.
Kanker
Kanker serviks dan kanker endometrium dapat menyebabkan keputihan berwarna
cokelat atau merah yang disertai nyeri panggul dan perdarahan pada vagina.
Bersihkan vagina secara rutin dengan menggunakan air hangat dan sabun yang
berbahan lembut. Sabun yang berbahan kimia keras dapat mengiritasi vagina.
Bersihkan vagina dari depan ke belakang (dari arah vagina menuju anus) untuk
mencegah bakteri dari anus berpindah ke daerah vagina.
Hindari penggunaan pembersih vagina dengan antiseptik, pewangi atau
produk douching. Antiseptik atau pewangi justru dapat mengganggu keseimbangan
bakteri alami pada vagina, sehingga menyebabkan keputihan yang tidak normal.
Hindari kebiasaan menggaruk vagina atau vulva, karena berisiko menyebabkan luka
dan infeksi.
Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang nyaman, dan hindari
penggunaan pantyliners serta pakaian yang terlalu ketat.
2. Krem atau putih susu Keputihan berwarna putih seperti kulit telur atau krem adalah kondisi
normal. Kondisi ini dianggap alami jika tidak disertai dengan tekstur dan aroma tertentu. Baca
juga: Keluar Lendir Seperti Putih Telur dari Vagina, Normal atau Tidak? Merangkum dari
Healthline, keputihan warna ini bisa terjadi karena pelumasan alami vagina. Meski keputihan ini
bisa merupakan hal yang wajarm tapi kadang-kadang ini merupakan gejala infeksi jamur yang
disebut Candida albicans. Menurut Mayo Clinic, kondisi yang tidak normal adalah ketika ada
gejala lain seperti berbau amis, gatal dan terbakar di sekitar vagina, sensasi terbakar ketika
berhubungan seksual, kemerahan, atau pembengkakan.
3. Kuning hingga kehijauan Jika keputihan yang Anda alami memiliki warna agak kuning,
mungkin ini masih kondisi normal. Bisa jadi, hal ini karena makanan atau suplemen yang Anda
konsumsi. Namun, jika Anda mengalami keputihan berwarna kuning gelap hingga hijau
kekuningan maka itu adalah tanda adanya infeksi bakteri atau penyakit menular seksual. Anda
perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika ada bau busuk yang tercium. Gejala lain yang
mungkin menyertai keputihan dengan warna tersebut seperti gatal dan sensasi terbakar.
4. Merah muda Keputihan berwarna merah muda tipis seringkali hanya merupakan tanda awal
periode menstruasi. Ini juga bisa menjadi ciri awal kehamilan. Baca juga: Infeksi Jamur pada
Vagina: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi Iritasi setelah berhubungan seksual juga bisa
menyebabkan keluarnya keputihan berwarna merah muda. Meski dalam beberapa kasus ini
adalah hal yang normal, tapi kondisi ini juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih
serius. 5. Bening Keputihan yang biasa dan normal adalah yang berwarna bening atau agak
putih. Kondisi yang normal adalah ketika keputihan terasa licin atau memiliki tekstur seperti putih
telur. Ini merupakan cara yang sehat bagi tubuh mengeluarkan sel mati dan menyeimbangkan
diri. Peningkatan keputihan berwarna bening bisa juga menjadi tanda adanya gairah seksual
hingga kehamilan. 6. Abu-abu Jika Anda mengalami keputihan berwarna abu-abu, sudah bisa
dipastikan ini bukan hal yang normal. Warna tersebut merupakan tanda adanya bacterial
vaginosis (BV), yang merupakan infeksi yang sangat umum pada perempuan. Anda perlu segera
memeriksakan diri ketika mendapati gejala seperti gatal, rasa sakit, sensasi terbakar ketika
buang air kecil, bau busuk yang kuat, tekstur berbusa, tekstur seperti keju cottage, kemerahan di
sekitar vagina, atau pendarahan di luar siklus menstruasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Warna Keputihan dan Artinya Bagi
Kesehatan Anda", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2020/07/09/210500968/6-
warna-keputihan-dan-artinya-bagi-kesehatan-anda?page=all.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Jenis keputihan normal akan ditandai dengan tekstur yang bening dan tidak berbau. Sedangkan
keputihan abnormal, biasanya terjadi karena adanya infeksi jamur, virus, dan parasit. Berikut jenis
keputihan yang dikategorikan berdasarkan warna dan konsistensinya.
Keputihan akibat infeksi jamur akan ditandai dengan cairan tebal berwarna putih. Keputihan
bisa disertai dengan rasa gatal atau bengkak di sekitar vulva.
Keputihan akibat bakteri vaginosis akan ditandai dengan warna putih, kuning, atau abu-abu,
serta bau amis yang menyengat. Keputihan bisa disertai dengan rasa gatal dan bengkak.
Keputihan akibat infeksi trikomoniasis akan ditandai dengan warna kuning atau hijau, dengan
tekstur kental, tebal, atau disertai bau busuk yang tidak normal. Infeksi trikomoniasis sendiri dapat
menyebar melalui hubungan intim.
Keputihan akibat kanker serviks akan ditandai dengan warna coklat dengan sedikit bercak
darah. Segera temui dokter di rumah sakit terdekat jika gejala ditambah dengan nyeri panggul atau
pendarahan abnormal pada vagina.
Keputihan akibat penyakit gonore akan ditandai dengan warna kuning, serta disertai dengan
nyeri panggul.