ELOK FUIKHOTUL FADILA MADE YULYANTI MONICA EIGIT CHRISTANTI Kala IV adalah masa dua jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini, ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan. Pada keadaan ini atonia uteri masih mengancam. Pada saat proses persalinan terkadang harus dilakukan episiotomi misalnya kepala bayi terlalu besar atau mencegah ruptur perineum totalis. Oleh karena itu kala IV penderita belum boleh dipindahkan kekamarnya dan tidak boleh ditinggalkan bidan. Selama masih dalam proses kala IV ibu berada dalam masa kritis maka harus selalu dilakukan pemantauan kala IV oleh bidan. PENJAHITAN LASERASI JALAN LAHIR
Robekan perineum bisa terjadi pada hampir
semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan selanjutnya. Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. MEMERIKSA LASERASI JALAN LAHIR
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan
jalan lahir, maka periksa daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet. Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa anus dengan rectal toucher LASERASI DAPAT DIKATEGORIKAN DALAM :
Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan
kulit perineum, tidak perlu dijahit. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit). Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Bila laserasi jalan lahir berada pada derajat III dan IV: Rujuk segera TUJUAN DARI PENJAHITAN PERLUKAAN PERINIUM ATAU AKIBAT EPISIOTOMI • Untuk mendekatkan jaringan-jaringan perlukaan sehingga proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan. • Untuk menghentikan perdarahan yang terjadi akibat perlukaan yang menyebabkan pembuluh darah terbuka. LANGKAH LANGKAH PENJAHITAN ROBEKAN PERINIUM • A. Persiapan Alat • Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan: Wadah berisi : Sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril, pincet, Kapas DTT, Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT, Patahkan ampul lidokain • Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur • Pasang kain bersih di bawah bokong ibu • Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva / perineum ibu • Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun pada air mengalir • Pakai satu sarung tangan DTT pada tangan kanan • Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain dan • letakkan kembali ke dalam wadah DTT • Lengkapi pemakaian sarung tangan pada tangan sebelah kiri • Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke perineum • Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua KEUNTUNGAN ANASTESI LOKAL • Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu). • Bidan lebih leluasa dalam penjahitan. • Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah). • Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi). • Cairan yang digunakan: Lidocain 1 %. Tidak Dianjurkan Penggunaan • Lidocain 2 % (konsentrasinya terlalu tinggi dan menimbulkan nekrosis jaringan). Lidocain dengan epinephrine (memperlambat penyerapan lidocain dan memperpanjang efek kerjanya). TINDAKAN ANASTESI LOKAL • Beritahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan • Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bahwa vulva. • Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap • Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum • Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka pada mukosa vagina • Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan • Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan PENJAHITAN LASERASI PADA PERINIUM • Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm. • Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen • Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik keluar pada luka perineum • Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya. • Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler • Pindahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang cincin himen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya • Masukkan jari ke dalam rektum • Periksa ulang kembali pasa luka • Cuci daerah genital dengan lembut kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang diinginkan • Beri ibu informasi kesehatan MACAM MACAM JAHITAN • JAHITAN KULIT 1.Jahitan interrupted, Jahitan simple interrupted (Jahitan satu demi satu) Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak antara tiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah penyembuhan. 2.jahitan matras, Jahitan matras vertical Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan menggunakan jahitan satu demi satu 3 .Jahitan continous, Jahitan jelujur Mudah dipelajari, tidak nyeri, sedikit jahitan, lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus / simpul terurai seluruh tepi luka akan terbuka. 4. Jahitan interlocking, feston 5. Jahitan kantung tembakau (tabl sac) • Jahitan subkutis 1.Jahitan jelujur, Mudah dipelajari, tidak nyeri, sedikit jahitan, lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus / simpul terurai seluruh tepi luka akan terbuka. 2. Jahitan interlocking, feston 3. Jahitan kantung tembakau (tabl sac) • Jahitan dalam PERAWATAN HEATING PERINIUM • Penanganan Komplikasi • Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan. • Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka- Lalu berikan terapi ampisilin 500 mg per oral 4 x sehari selama 5 hari • Dan metronidazol 400 mg per oral 3 x sehari selama 5 hari • Perawatan Pasca Tindakan • Apabila terjadi robekan tingkat IV (Robekan sampai mukosa rektum), berikan anti biotik profilaksis dosis tunggal, Ampisilin 500 mg per oral dan metronidazol 500 mg per oral • Observasi tanda-tanda infeksi • Jangan lakukan pemeriksaan rektal selama 2 minggu • Berikan pelembut feses selama seminggu per oral • Informasi kesehatan untuk ibu • Setelah dilakukan penjahitan, bidan hendaklah memberikan nasehat kepada ibu. Hal ini berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat yang diberikan diantaranya : • Menjaga daerah vulva dan perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih. • Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya. • Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin. • Menyarankan ibu mengkonsumsi nutrisi dan makanan bernilai gizi tinggi. • Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, atau sedikitnya minum 8 gelas sehari. • Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan PEMANTAUAN KALA IV Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibatperdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum. Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan. selama 1 jam pertama setelah persalinan YANG HARUS DIPANTAU PADA KALA IV • TANDA TANDA VITAL – TEKANAN DARAH – SUHU – NADI – PERNAFASAN • KONSISTENSI UTERUS Setelah kelahiran plasenta uterus biasanya akan berada pada garis tengah dari abdomen kira-kira ¾ naik ke atas antara symphysis pubis dan umbilicus Untuk membantu uterus berkontraksi dapat dilakukan dengan masase agar uterus tidak menjadi lembek dan mampu berkontraksi dengan kuat. Menyusui merupakan metode efektif untuk meningkatkan tonus uterus, selain itu dapat dilakukan dengan cara mempertahankan massase ringan yang juga dapat mengurangi perdarahan. • PERDARAHAN Perdarahan yang normal setelah kelahiran mungkin hanya akan sebanyak satu pembalut perempuan per jam, selama 6 jam pertama atau seperti darah haid yang banyak. Jika perdarahan lebih banyak dari ini, ibu hendaknya diperiksa lebih sering dan penyebab – penyebab perdarahan • LOCHEA Lochea (Darah nifas). Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas yang dikeluarkan pervaginam. Sifat lochea mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Macam macam lochea : Lochea Rubra, Lochea Sanguinolenta, Lochea Serosa, Lochea Alba, Lochea Purulenta, Locheostasis • PERINIUM Perinium dievaluasi untuk melihat adanya edema, memar dan pembentukan hematoma serta untuk memeriksa apakah ada perdarahan pada jahitan perineum • KANDUNG KEMIH Jika kandung kencing penuh dengan air seni, uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik. Jika uterus naik di dalam abdomen dan tergeser ke samping, ini biasanya merupakan pertanda bahwa kandung kencing penuh. • PERKIRAAN DARAH YANG HILANG Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena darah bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap handuk, kain atau sarung. PEMANTAUAN KEADAAN UMUM IBU • SETELAH LAHIRNYA PLASENTA – Lakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi – Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan anda secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah misalnya jika dua jari bisa diletakan di bawah pusat dan di atas fundus uteri, disebut dua jari di bawah pusat. – Perkirakanlah kehilangan darah secara keseluruhan – Periksa perinium dari perdarahan aktif, misalnya apakah dari laserasi atau episiotomy – Evaluasi kondisi ibu secara umum – Dokumentasi semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di halaman belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan. • SELAMA DUA JAM PERTAMA PASCA PERSALINAN – Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertarna dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi obsemasi dan penilaian kondisi ibu. – Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi obsemasi dan penilaian kondisi ibu. – Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pascapersalinan. Jika meningkat, pantau dan tatalaksana sesuai dengan apa yang diperlukan. – Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pada kala empat. – Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek. – Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik, bagian kepala terlutup baik, kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI. – Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir. – Jangan gunakan kain pembebat perut selama dua jam pertama pascapersalinan atau hingga kondisi ibu sudah stabil. Kain pembebat perut menyulitkan penolong untuk menilai kontraksi uterus secara memadai. Jika kandung kemih penuh, bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan untuk mengosongkannya setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa keinginan untuk berkemih mungkin berbeda setelah dia melahirkan bayinya. Jika ibu tak dapat berkemih, bantu ibu dengan cara menyiramkan air beisih dan hangat ke perineumnya. Berikan privasi atau masukkan jari-jari ibu ke dalam air hangat untuk merangsang keinginan berkemih secara spontan. – Jika setelah berbagai upaya tersebut, ibu tetap tidak dapat berkemih secara spontan, mungkin perlu dilakukan kateterisasi. Jika kandung kemih penuh atau dapat dipalpasi, gunakan teknik aseptik saat memasuki kateter Nelaton DTT atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Setelah kandung kemih dikosongkan, lakukan masase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik. Sebelum meninggalkan ibu, pastikan bahwa ia dapat berkemih sendiri dan keluarganya mengetahui bagaimana menilai kontraksi dan jumlah darah yang keluar.