Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3

 Anisa febriana
 Indri rahmawati
 Nana elysa
 Sri yani syadiah

VASEKTOMI & TUBEKTOMI


Vasektomi dan Tubektomi
Vasektomi dan tubektomi adalah dua metode
sterilisasi yang masing-masing dilakukan pada pria
dan wanita untuk mencegah kehamilan. Jika
vasektomi adalah metode sterilisasi pada pria,
tubektomi atau dikenal dengan ligasi tuba, adalah
metode sterilisasi yang dilakukan pada wanita.
Keduanya memiliki tingkat efektivitas hingga 100
persen.
Tubektomi
• Tubektomi (medik operasi wanita =MOW) adalah pengikatan dan
pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh
sperma.
Tubektomi dapat dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat
berikut:
• Usia >26 th
• Paritas >2
• Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya
• Pada kehamilan akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
• Pascapersalinan
• Pasca keguguran
• Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
• Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
• Perdarahan vagina yang belum terjelaskan(hingga harus
dievaluasi)
• Infeksi sistematik atau pelvic yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol)
• Tidak boleh menjalani proses pembedahan
• Kurang pasti keinginan untuk fertilitas dimasa depan
• Belum memberikan persetujuan tertulis
Tubektomi dilakukan pada saat:
• Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara
rasional klien tersebut tidak hamil
• Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
Pascapersalinan:
o Minilap : didalam waktu 2 hari atau setelah 6
minggu atau 12 minggu
o Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pasca
persalinan
Pasca keguguran :
• Triwulan pertama : didalam waktu 7 hari sepanjang
tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap atau
laparoskopi)
• Triwulan kedua : dalam waktu hari sepanjang tidak
ada bukti infeksi pelvic (minilap saja)
Teknik operasi Tubektomi
• Metode ini merupakan penyederhanaan
laparotomi terdahulu, hanya diperlukan sayatan
kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah perut
bawah (suprapubik) maupun subumbilikal (pada
Minilaparotomi lingkar pusat bawah)
• Pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan
kecil, setelah tiba didapat, kemudian
dikeluarkan, diikat dan dipotong sebagian.
Setelah itu, dinding perut ditutup kembali, luka
sayatan ditutup dengan kasa yang kering dan
steril
• Prosedur ini memerlukan tenaga spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan yang
Laparoskopi telah dilatih secara khusus agar pelaksanaan
nya aman dan efektif.
Cara Pomeroy
Cara ini dilakukan dengan
mengangkat bagian tengah
tuba sehingga membentuk
suatu lipatan terbuka,
kemudian dasarnya diikat
dengan benang yang dapat
diserap, tiba di atas dasar itu
dipotong. Setelah benang
pengikat diserap, maka ujung-
ujung tuba akhirnya terpisah
satu sama lain.
Cara lrving
Pada cara ini tuba dipotong
antara dua ikatan yang dapat
diserap, ujung proksimal tuba
ditanamkan ke dalam
miometrium, sedangkan ujung
distal ditanamkan kedalam
ligamentum latum.
Cara Aldridge
Peritoneum dari ligamentum
latum dibuka dan kemudian
tuba bagian distal bersama
sama dengan fimbria ditanam
ke dalam ligamentum latum.
Cara Uchida
Pada cara ini tuba di tarik keluar
abdomen melalui suatu insisi kecil
(minilaparotomi) diatas simfisis pubis.
Kemudian, dilakukan suntikan
didaerah ampulla tuba dengan larutan
adrenalin dalam air garam dibawah
serosa tuba. Akibat suntikan ini,
mesosalping didaerah tersebut
mengembung. Lalu, dibuat sayatan
kecil didaerah yang kembung tersebut.
Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang
kira-kira 4-5 cm, tuba dicari dan
setelah ditemukan djepit, diikat, lalu
digunting. Ujung tuba yang proksimal
akan tertanam dengan sendirinya
dibawah serosa, sedangkan ujung tiba
yang distal dibiarkan berada diluar
serosa.
Cara Kroener
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang
operasi. Suatu ikatan dengan benang sutera dibuat
melalui bagian dari mesosalping dibawah fimbria.
Jahitan ini diikat dua kali, satu mengelilingi tuba dan
yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari
jahitan sebelumnya. Seluruh fimbria dipotong. Setelah
pasti tidak ada pendarahan, maka tuba dikembalikan
kedalam rongga perut.
Kelebihan dan kekurangan Tubektomi
Kelebihan
• Sangat efektif
• Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
• Tidak bergantung pada faktor senggema
• Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko
kesehatan yang serius
• Pembedahan sederhana, dapa dilakukan dengan anestesi local
• Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
• Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek
pada produksi hormone ovarium)
• Berkurangnya risiko kanker ovarium
Kekurangan
• Harus dipertimbangkan sifat permanen metode
kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali
dengan operasi rekanalisasi
• Klien dapat menyesal dikemudian hari
• Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan
anestesi umum)
• Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
• Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter
spesialis ginekolongi atau dokter spesialis bedah untuk
proses laparoskopi)
• Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan
HIV/AIDS)

Anda mungkin juga menyukai