Kontrasepsi mantap adalah suatu metode kontrasepsi yang pada pria disebut vasektomi dan pada wanita
disebut tubektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita yang disebut tubektomi ialah suatu pembedahan
dengan cara mini laparatomi (minilap) yaitu tindakan pada tuba fallopii wanita melalui irisan kecil di
dinding perut ± 2-3 cm yang dapat mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil.
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Uchida dkk (1961) di Jepang untuk akseptor kontrasepsi mantap
(kontap) atau sterilisasi pada wanita pasca persalinan. Selanjutnya Mark dan Webb (1968) melakukan
sayatan kecil yang tersembunyi di balik lipatan kulit bawah pusat pada akseptor pasca persalinan, sehingga
parutnya tidak kelihatan.
Untuk akseptor masa interval baru dikembangkan sejak tahun 1970-an, diantaranya Vitoon Osathanondh
(1972) dari Thailand mengembangkan teknik minilaparotomi yang sederhana dengan memakai alat-alat
yang sederhana pula, anestesi lokal tanpa tinggal di rumah sakit. Dan untuk menempatkan rahim
sedemikian rupa ke depan dinding perut dipergunakan elevator rahim Ramathibodi sehingga tuba Fallopii
dengan mudah ditampilkannya. Kemudian dilakukan pengikatan atau pemotongan. Ternyata teknik yang
sederhana ini mudah, aman dan murah sesuai untuk program kontap di negara-negara berkembang.
Pembedahan tubektomi minilap merupakan salah satu teknik kontap pada wanita yang resikonya sedikit
tetapi manfaatnya banyak. Teknik ini sederhana, mudah serta aman untuk dipelajari oleh dokter umum
atau calon dokter. Dan karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya praktis dapat dilakukan oleh dokter-
dokter umum di rumah sakit kabupaten atau puskesmas yang mempunyai perlengkapan dan peralatan
bedah sederhana.
Teknik pembedahan tubektomi (Minilap) dapat dibedakan anatara pasca persalinan, pasca keguguran, dan
masa interval berdasarkan atas saat melakukan pembedahan, lokasi minilaparotomi untuk mencapai tuba,
dan teknik pembedahan tubektomi.
cukup longgar sehingga memudahkan mencapai tuba dengan irisan kecil pada peri umbilikus yang
berdekatan fundus rahim. Apabila dilakukan lebih dari waktu tersebut, rahim telah mengalami involusi
sehingga sulit untuk mencapai tuba. Selain itu, keadaan tuba mengalami edema dan rapuh, mudah
berdarah, dan infeksi lebih sering terjadi pada pembedahan tubektomi minilaparotomi pasca bersalin lebih
dari 48 jam oleh karena lokia merupakan media untuk tumbuhnya infeksi sehingga lama perawatan
selesai. Pada waktu ini diyakini kehamilan belum terjadi. Dan apabila akseptor menggunakan salah satu
cara kontrasepsi dalam siklus tersebut sebaiknya dilakukan dalam dua mjinggu pertama dari siklus haid,
atau setelahnya. Namun demikian, pembedahan tubektomi minilaparotomi masa interval dapat dilakukan
setiap saat. Apabila diragukan dan dilaksanakan dalam fase luteal, kuretase rutin dapat dikerjakan
sebelumnya. Bahkan beberapa klinik menganjurkan melakukan kuretase rutin ini sesaat sebelum
pembedahan dilakukan.
melintang mengikuti garis lekukan tepat bawah pusat. Dan jika lebih tinggi darii pusat (biasanya pada pasca
persalinan ganda atau anak besar) maka irisan dilakukan setentang lipatan kulit atas pusat atau supra
umbilicus melintang mengikuti garis lekukan tepat atas pusat. Keuntungan kosmetik bekas luka/parutnya
Lokasi irisan supra pubis disesuaikan fundus rahim kira-kira 2 jari atas simfisis atau setentang batas atas
rambut mons veneris, ditengah-tengah dibuat irisan melintang. Keuntungannya bekas luka/parutnya kecil
menyerupai lipatan kulit saja atau biasanya kemudian ditutupi rambut.
Pengikatan dan/atau pemotongan sebagian tuba merupakan cara yang paling sering dilakukan. Bahan
yang dipakai untuk megikat tuba antara lain silk (benang sutera yang tidak dapat diserap, misalnya Zeide),
catgut (benang yang dapat diserap, misalnya plain maupun chromic catgut).
Pada cara ini tidak dilakukan pemotongan tuba, hanya dilakukan penjepitan untuk meremukkan tuba dan
dilakukan pengikatan.
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari luban irisan, diikat dari mesosalping dibawah fimbria dan
selajutnya fimbria dipotong.
2. Dapat dilakukan pasca persalinan, pasca keguguran, dan masa interval; indikasi kontra yang mutlak
tidak banyak; dilakukan dengan anestesi local atau kombinasi dengan analgesia neuroleptik; prosedur
dilakukan tanpa tinggal dirumah sakit.
3. Luka pembedahan hanya kecil sehingga ketakutan akan pembedahan kurang, parutnya kecil sehingga
dapat diterima dari segi kosmetik, bila diperlukan luka pembedahan dapat diperluas.
4. Waktu pembedahan singkat, kegagalan teknik rendah, masa penyembuhan pasca bedah juga singkat.
5. Angka kegagalan pembedahan tubektomi rendah, karena tuba langsung diikat atau dipotong.
VII. Komplikasi
Komplikasi pembedahan tubektomi minilap jarang terjadi, walaupun demikian tindakan ini haruslah
dilakukan dengan hati-hati karena merupakan pembedahan intraperitoneal maka haris siap sedia untuk
mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
1. Komplikasi pada waktu pembedahan: Perforasi rahim karena pemasangan atau sewaktu memutar
elevator rahim; perlukaan kandung kemih jika irisan supra pubik terlalu rendah; perlukaan usus (sangat
jarang); perdarahan biasanya akibat robeknya mesosalping; komplikasi anestesi; dan syok;
2. Komplikasi pasca pembedahan tubektomi; rasa nyeri, hematoma subkutan, infeksi pada luka irisan
atau abses, luka pembedahan terbuka, dan perdarahan intra abdominal.