Anda di halaman 1dari 4

A.

Teknik operasi Histerektomi


Pilihan teknik pembedahan tergantung pada indikasi pengangkatan uterus, ukuran
uterus, lebarnya vagina, dan juga kondisi pendukung lainnya.
1. Histerektomi
Pengangkatan kandungan dilakukan melalui irisan pada perut, baik irisan vertikal
maupun horisontal (Pfanenstiel). Keuntungan teknik ini adalah ketika melakukan
operasi dapat melihat dengan leluasa uterus dan jaringan sekitarnya dan
mempunyai cukup ruang untuk melakukan pengangkatan uterus. Cara ini biasanya
dilakukan pada mioma yang berukuran besar atau terdapat kanker pada uterus.
Kekurangannya, teknik ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang lebih berat,
menyebabkan masa pemulihan yang lebih panjang, serta menimbulkan jaringan
parut yang lebih banyak.
2. Histerektomi vaginal
Dilakukan melalui irisan kecil pada bagian atas vagina. Melalui irisan tersebut,
uterus (dan mulut rahim) dipisahkan dari jaringan dan pembuluh darah di
sekitarnya kemudian dikeluarkan melewati vagina. Prosedur ini biasanya
digunakan pada prolapsus uteri. Kelebihan tindakan ini adalah kesembuhan lebih
cepat, sedikit nyeri, dan tidak ada jaringan parut yang tampak.
3. Histerektomi laparoskopi
Teknik ini ada dua macam yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop
(laparoscopically assisted vaginal hysterectomy, LAVH) dan histerektomi
supraservikal laparoskopi (laparoscopic supracervical hysterectomy, LSH). LAVH
mirip dengan histerektomi vaginal, hanya saja dibantu oleh laparoskop yang
dimasukkan melalui irisan kecil di perut untuk melihat uterus dan jaringan
sekitarnya serta untuk membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya. LSH tidak
menggunakan irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan pada perut.
Melalui irisan tersebut laparoskop dimasukkan. Uterus kemudian dipotong-potong
menjadi bagian kecil agar dapat keluar melalui lubang laparoskop. Kedua teknik
ini hanya menimbulkan sedikit nyeri, pemulihan yang lebih cepat, serta sedikit
jaringan parut.
Tindakan pengangkatan rahim menggunakan laparoskopi dilakukan
menggunakan anestesi (pembiusan) umum atau total. Waktu yang diperlukan
bervariasi tergantung beratnya penyakit, berkisar antara 40 menit hingga tiga jam.
Pada kasus keganasan stadium awal, tindakan histerektomi radikal dapat pula
dilakukan menggunakan laparoskopi. Untuk ini diperlukan waktu operasi yang
relatif lebih lama. Apabila dilakukan histerektomi subtotal, maka jaringan rahim
dikeluarkan menggunakan alat khusus yang disebut morcellator sehingga dapat
dikeluarkan melalui lubang 10 mm. Apabila dilakukan histerektomi total, maka
jaringan rahim dikeluarkan melalui vagina, kemudian vagina dijahit kembali.
Operasi dilakukan umumnya menggunkan empat lubang kecil berukuran 5‐ 10
mm, satu di pusar dan tiga di perut bagian bawah.
B. Prosedur Histerektomi

a. Persiapan Pre Operasi 1 hari sebelum operasi


1. Persiapan urogenital
Dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateterisasi kandung kemih.
2. Obat-obat Premedikal
Yaitu penyuntikan pada penderita yang sudah ditentukan oleh ahli bius
3. Bahan yang harus dibawa bersama pasien ke kamar operasi
- Status klien
- Hasil-hasil laboratorium
4. Persiapan psikologis
- Pasien dan keluarga perlu diberi kesempatan bertanya mengenai fungsi
reproduksi dan seksnya.
- Beri penjelasan tentang operasi histerektomi yang akan dilakukannya.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Cek gelang identitas
 Lepaskan perhiasan, cincin dan jam tangan.
 Bersihkan cat kuku
 Lepaskan kontak lens
 Pasang kaos kaki anti emboli bila pasien resiko tingi terhadap syok.
 Ganti pakaian operasi
6. Transportasi ke kamar operasi
Perawat menerima status pasien, memeriksa gelang pengenal,
menandatangani inform concent, pasien dilindungi dari kedinginan dengan
memberi selimut katun.
b. Persiapan Operasi
1. Inform Concent
Surat persetujuan kepada pasien dan keluarga mengenai pemeriksaan sebelum
operasi, alasan, tujuan, jenis operasi, keuntungan dan kerugian operasi.
2. Puasa
Pada operasi kecil, tidak perlu ada perawatan khusus. Hanya perlu puasa
beberapa jam sebelum operasi dan makan makanan ringan yang mudah
dicerna malam hari sebelumnya. Pada operasi besar, pada hari akan dilakukan
operasi, pasien hanya mendapatkan terapi cairan saja. Pada persiapan
praoperatif penderita malnutrisi, juga diberikan hiperalimentasi per oral atau
intravena.
3. Persiapan usus, persiapan usus praoperatif berguna untuk hal-hal berikut:
 Pengurangan isi gastrointestinal memberi ruang tambahan pada pelvis
dan abdomen sehingga memperluas lapangan operasi.
 Pengurangan jumlah flora patgen pada usus menurunkan resiko infeksi
pascaoperasi
Cedera usus saat pembedahan tidak selalu berhasil untuk dihindari,
terutama sering terjadi pada pasien yang menjalani operasi karsinoma,
endometriosis, penyakit peradangan pelvis, pasien dengan prosedur
pembedahan berulang atau penyakit peradangan usus.
4. Persiapan kulit
Persiapan kulit disarankan untuk dilakukan pada are pembedahan,
bukan karena takut terjadi kontaminasi, akan tetapi lebih karea alasan teknis.
Membersihkan kulit dengan sabun antiseptic pada malam hari sebelum operasi
atau pagi hari dapat mengurangi frekuensi infeksi luka pascaoperasi.
5. Persiapan vagina
Apabila terdapat infeksi vagina, sebaiknya diterapi sebelum operasi.
Vaginosis bacterial dapat diterapi dengan metrodinazole atau krim klindamisin
2%. Pada wanita pasca menopause dengan atrofi mucosa vagina, krim
estrogen meningkatkan penyembuhan luka setelah operasi vagina. Segera
sebelum operasi, vagina dibersihkan dengan larutan antisepsis, seperti iodine
PVB, chlorhexidine atau octenidindil-hydricloride.
6. Persiapan kandung kemih dan ureter
kandung kemih dikosongkan dengan kateterisasi. Jika akan dilakukan
operasi dengan durasi lama, sebelumnya dipasang kateter folley.
c. Prosedur Histerektomi
Histerektomi dapat dilakukan melalui sayatan di perut bagian bawah
atau vagina, dengan atau tanpa laparoskopi. Histerektomi lewat perut dilakukan
melalui sayatan melintang seperti yang dilakukan pada operasi sesar.
Histerektomi lewat vagina dilakukan dengan sayatan pada vagina bagian atas.
Sebuah alat yang disebut laparoskop mungkin dimasukkan melalui sayatan kecil
di perut untuk membantu pengangkatan rahim lewat vagina.
Histerektomi vagina lebih baik dibandingkan histerektomi abdomen
karena lebih kecil risikonya dan lebih cepat pemulihannnya. Namun demikian,
keputusan melakukan histerektomi lewat perut atau vagina tidak didasarkan
hanya pada indikasi penyakit tetapi juga pada pengalaman dan preferensi masing-
masing ahli bedah.
Histerektomi adalah prosedur operasi yang aman, tetapi seperti halnya
bedah besar lainnya, selalu ada risiko komplikasi. Beberapa diantaranya adalah
pendarahan dan penggumpalan darah (hemorrgage/hematoma) pos operasi,
infeksi dan reaksi abnormal terhadap anestesi.

Anda mungkin juga menyukai