Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Hayatun Nufus

NIM : P27902119063

Kelas :2B

Dosen : Ninik Wahyuni, MM.Kes

Mata Kuliah : Penanggulangan Bencana

Membuat Kasus dan Siklus Penanggulangan Bencana

Kasus :

Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak
tergenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya terjadi karena curah hujan turun
terus menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut, drainase karena jumlah air
yang melebihi daya tampung media penopang air dari curah hujan tadi. Seperti yang terjadi di
sekitar Jakarta pada 1 Januari 2020, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), curah hujan termasuk yang paling ekstrem dan tertinggi sejak 154 tahun lalu sehingga
mengakibatkan banjir. Banjir yang dipicu hujan besar menenggelamkan sebagian ibukota negara
dan kota-kota penyangga sekitarnya. Terdapat lebih dari 50 orang tewas dan lebih dari 170 ribu
orang menjadi pengungsi dadakan karena rumah mereka tersapu air banjir.

Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena
ulah manusia. Contoh, berkurangnya kawasan resapan air karena alih fungsi lahan,
penggundulan hutan yang meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta perilaku tidak
bertanggung jawab seperti membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di bantaran
sungai. Dengan semakin bertambah parahnya cuaca ekstrem akibat efek perubahan iklim seluruh
tingkat pemerintahan perlu mengeluarkan kebijakan radikal bekerja sama dengan masyarakat,
tenaga kesehatan, swasta, LSM dan lembaga serta masyarakat internasional.

Siklus Penanggulangan Bencana

1. Tahap Pra Bencana


Pra bencana adalah fase dimana bencana belum terjadi dan manusia berperan penting
untuk pencegahan, mitigasi dalam mewujudkan upaya kesiapsiagaan dini. Hal ini
seharusnya yang mendorong manusia untuk saling mengedukasi dan bersinergi untuk
mencapai upaya kesiapsiagaan yang maksimal.
 Pencegahan
Pencegahan adalah upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan
timbulnya suatu ancaman.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya :
- Penanaman pohon untuk menghindari banjir
- Tidak membuang sampah sembarangan dan budaya menjaga lingkungan.
- Membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana
- Pembuatan alarm bencana
- Pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
- Menyiapkan bantuan peralatan perlengkapan logistik penanganan banjir
- Memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang
berada di wilayah rawan bencana.
 Mitigasi
Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak buruk dari suatu
ancaman.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya :
- Membuat jalur evakuasi
- Mensosialisasikan peringatan dini kepada masyarakat secara terus menerus yang
berhubungan dengan bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan
langkah-langkah apa yang harus dilakukan.
- Membuat masyarakat peduli terhadap lingkungannya untuk meminimalkan
terjadinya bencana
- Menghindari benda-benda yang mengancam keselamatan saat bencana terjadi.
 Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah fase persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi (atau
kemungkinan akan terjadi) bencana. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk
dari suatu ancaman. kesiapsiagaan dilakukan menjelang sebuah bencana akan terjadi.
Pada tahap ini dalam menunjukkan tanda atau signal bahwa bencana akan segera terjadi.
Maka pada tahapan ini, seluruh elemen terutama masyarakat perlu memiliki kesiapan
dan selalu siaga untuk menghadapi bencana tersebut.
Pada tahap ini terdapat proses Renkon yang merupakan singkatan dari Rencana
Kontinjensi. Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan
segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi berarti suatu
proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi
atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah
diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya :
- Menyusun rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan
pelatihan personil.
- Menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi
untuk daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang.
- Penyiapan sarana dan prasarana kesehatan seperti alat kesehatan, obat- obatan dan
bahan habis pakai, dan lain- lain.
- Melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa
bencana terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan,
dan kerusakan saat bencana terjadi.
2. Saat Bencana
 Tanggap darurat
Tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana terjadi. Pada fase ini diisi dengan
kegiatan-kegiatan tanggap darurat yang membantu meringankan penderitaan sementara
saat setelah terjadinya bencana.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya :
- Menyelamatkan diri dan orang terdekat.
- Mengajak masyarakat untuk lari atau menjauh dari pusat bencana tidak perlu
membawa barang-barang apa pun.
- Melindungi diri dari benda-benda yang mungkin melukai diri.
- Pembuatan Posko bencana
- Membantu masyarakat untuk ke tempat pengungsian darurat.
- Menggelar puskesmas keliling
- Memberikan pengobatan pada korban banjir dan pengungsi yang sakit terutama
pada ibu hamil, balita, dan lansia.
- Melakukan tindakan pencarian dan penyelamatan korban
3. Pasca Bencana
Pasca bencana adalah fase yang membutuhkan waktu paling lama dan upaya paling besar,
karena fase ini mencakup proses pemenuhan kebutuhan pokok atau recovery, lalu dilanjut
dengan pemulihan yang bersifat sementara dan dituntaskan dengan pemulihan yang sifatnya
permanen.
 Rehabilitasi
Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi lingkungan yang
rusak atau kacau akibat bencana seperti pada mulanya. Pemulihan ini tidak hanya
dilakukan pada lingkungan fisik saja tetapi korban yang terkena bencana juga diberikan
pemulihan baik secara fisik maupun mental.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya :
- Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana
(SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain.
- Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos
koordinasi.
- Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
- Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.
- Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokan korban.
- Mencari, mengevakuasi, dan makamkan korban meninggal.
- Perbaikan sarana dan pra sarana
- Menyediakan tempat untuk kebersihan pribadi dan tempat untuk mencuci tangan di
pengungsian
 Rekonstruksi
Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang
guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat
pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya :
- Pembangunan kembali sarana dan prasarana kesehatan
- Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyiapkan kembali kemampuan sosial dan ekonomi
- Memberikan informasi kepada masyarakat agar mempersiapkan diri untuk
menghadapi bencana yang akan datang.

Referensi :

http://bpbd.babelprov.go.id/proses-penanggulangan-bencana/

https://theconversation.com/banjir-besar-di-jakarta-awal-2020-penyebab-dan-saatnya-mitigasi-
bencana-secara-radikal-129324

Anda mungkin juga menyukai