Anda di halaman 1dari 2

PROSES FERTILISASI

Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan (fusi) gamet-gamet haploid,


yaitu sel sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat
terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct
(Fertilisasi In vitro).
Sel ovum (oosit) dikelilingi leh zona pelucida, yang ketebalannya sekitar 14-15 m.
Zona ini adalah matriks ekstrasel yang terdiri aras glikoprotein bersulfat yang dihasilkan oleh
oosit yang sedang tumbuh. Zona ini permeabel bagi sebagian virus, imunoglobulin, dan
enzim. Sebelum ovulasi, tonjolan sitoplasma dari sel korona radiata menembus zona pelusida
sehingga dapat terjadi komunikasi dan penyaluran makanan ke oosit melalui taut celah. Saat
tonjolan ini ditarik sebagai respon respon terhadap lonjakan LH, dapat terbentuk celah di
zona pelucida yang memudahkan akses bagi penetrasi sperma sehingga fertilisasi menjadi
lebih mudah . Zona pelusida berfungsi sebagai sawar yang memungkinkan sperma spesies
yang sama menembus sampai oosit.
Tahapan Fertilisasi:

1.

Sperma menembus korona radiata melalui ikatan membran

enzim pada membran plasma dari kepala sperma dan berikatan dengan reseptor ZP3
pada zona pelusida. ZP3 merupakan reseptor sperma di zona pelusida berupa
glokoprotein. Struktur reseptor ini bervariasi anntar spesies, yang mungkin membantu
mencegah pembuahan oosit oleh sperma dari spesies yang berbeda. Walaupun
terdapat pengenalan telur sperma spesifik-spesies, sperma beberapa spesies mamalia
dapat berinteraksi dengan reseptor ZP3 spesies lain walaupun tidak diikuti oleh
pembuahan.
2.

Ikatan tersebut memicu reaksi akrosom, dimana terdapat

enzim hidrolitik yang keluar ke zona pelusida namun, hal ini juga dapat dipicu oleh
cairan folikel dan progesteron
3.
Enzim dari akrosom tersebut mencerna zona pelusida, dan
membuat jalur pada membran plasma ovum. Reaksi akrosom memicu perubahan pada
membran sperma yang memungkinkan terjadinya fusi. Molekul perekat yang terdapat
di membaran sperma dan oosit penting dalam fusi sperma-ovum. Kepala sperma
tertarik ke dalam mikrovili oosit dipermukaan selubung oosit. Membran plasma
sperma kemudian menyatu ke dalam membran oosit. Ketika sperma mencapai ovum,
membran plasma kedua sel berdifusi.
4.
Fusi membran sperma dan membaran vitelina oosit
berlangsung sekitar 10-20 menit.
5.
Nukleus dari sperma memasuki sitoplasma ovum
6.
Sperma tersebut merangsang pelepasan Ca2+ yang
disimpan di granul ovum yang menyebabkan inaktifasi ZP3 reseptor sebagai
pencegahan polyspermia. Isi granula korteks (berbagai enzim, protease dan
peroksidase serta poloseakridase) disebarkan kedalam ruang periviterina dan berdifusi
menembus zona pelusida untuk mencerna reseptor sperma ZP3. Zona pelusida
kehilangan kemampuannya mengikat sperma dan memicu reaksi akrosom. Perubahan
tekstur zona pelusida disebut sebagai pengerasan zona. Reaksi ini dikenal sebagai
reaksi zona. Komposisi membaran plasma oosit juga berubah.

Anda mungkin juga menyukai