Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH EMRIOLOGI


DOSEN PENGAMPU:
IBU NUR DJANAH, S.SI.T,M.KES

DISUSUN OLEH:
MEUTY SHINTA SYAFIERA
P07124321138

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah embriologi.
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk dosen mata kuliah embriologi yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah
ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan antara lain untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah embriologi, selain itu juga sebagai bahan
untuk menambah wawasan penulis dan pembaca.
Kami berharap laporan ini dapat dimengerti oleh pembaca dan
dapat berguna sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan
sekaligus wawasan terkait embriologi. Kami menyadari dalam
pembuatan laporan ini masih memiliki kekurangan. Dengan demikian,
kritik dan saran kami butuhkan untuk perbaikan laporan yang hendak
kami tulis di masa yang selanjutnya.

Yogyakarta, 18 Agustus 2021

Penulis
A. KORPUS LUTEUM
Korpus luteum adalah massa jaringan kuning di dalam ovarium yang dibentuk oleh
sebuah folikel yang telah masak dan mengeluarkan ovumnya. Dalam rahim, korpus luteum
akan menghasilkan hormon progesteron yang berguna untuk mengatur siklus menstruasi,
mengembangkan jaringan payudara, menyiapkan rahim pada waktu kehamilan dan
melindungi dari kanker endometrium pada wanita pasca menopause. Korpus luteum akan
berhenti memproduksi hormon progesteron pada saat ovum tidak dibuahi dan berkembang
menjadi korpus albikan. Pada saat ini, lapisan rahim akan meluruh keluar dari rahim.
1. Peran
Korpus luteum berperan penting dalam persiapan endometrium untuk implantasi.
Fungsi utamanya adalah mensekresikan progesteron yang menginduksi transformasi
fase sekresi dari kelenjar endometrium sehingga implantasi dapat terjadi. Selain itu
korpus luteum juga menyediakan dukungan yang diperlukan pada tahap awal
kehamilan. Korpus luteum merupakan kelenjar endokrin sementara yang berkembang
dari folikel yang mengalami ovulasi, melalui sejumlah perubahan morfologis dan
biokimiawi. Setelah terjadi ovulasi, sel-sel granulosa yang tertinggal akan mengalami
luteinisasi akibat pengaruh luteinizing hormone (LH). Korpus luteum memerlukan
rangsangan dari LH untuk mempertahankan produksi progesteron yang adekuat. Baik
LH maupun HCG dapat mengaktivasi reseptor LH di korpus luteum untuk memulai
sintesis progesteron.
2. Terjadinya Korpus Luteum
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan
folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen
ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu
LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones
yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran rh dipengaruhi oleh mekanisme
umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan
LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung
estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh
LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus
luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu
hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka
korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan
pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat
pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

B. TAHAPAN FASE FERTILISASI


Fertilisasi merupakan proses bersatunya sel sprema dengan ovum yang terjadi di tuba
fallopi tepat nya di pars ampularis. Spermatozoa beregerak dengan cepat dari vagina ke
uterus dan selanjutnya masuk menuju tuba fallopi. Sbelum spermatozoa dapat membuahi
oosit,, mereka harus mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom. Kapasitasi
spermatozoa merupakan tahapan awal sebelum fertilisasi dimana suatu masa penyesuian di
dalam saluran reproduksi Wanita berlangsung kurang lebih tujuh jam. Selama waktu itu,
suatu selubung dari glikoprotein dari protein-protein plasma segmen dibunag dari selaput
plasma yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang menjalani
kapasitasi yang dapat melewati sel korona radiata dan mengalami reaksi akrosom. Berikut 3
tahapan fertilisasi:
1. Tahap penembusan korona radiata Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai
di tuba faloppi yang bisa menembuh korona radiata karena sudah mengalami
proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona
pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma Setelah menyatu maka akan
dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom dan 2
gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-
laki.
Tahapan Fertilisasi Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder
memasuki oviduk. Namun, pada fertilisasi mencakup 5 tahap:
1. Penembusan korona radiate
Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radiate. Namun spermatozoa
mempunyai enzyme hyaluronidase yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada
corona radiata tersebut hingga salah satu spermatozoon dapat menembus dinding sel
telur.
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita,
hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang
diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu
sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet
wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus selkorona.

2. Perlekatan spermatozoa dengan zona pelucida


Zona pellucida merupakan zona terluar dalam ovum. Salah satu komponen zona
pelusida berfungsi sebagai reseptor sperma. Syarat agar sperma dapat menempel pada
zona pelucida adalah jumlah kromosom harus sama, baik sperma maupun ovum, karena
hal ini menunjukkan salah satu ciri apabila keduanya adalah individu yang sejenis.
Perlekatan sperma dan ovum dipengaruhi adanya reseptor pada sperma yaitu berupa
protein. Sementara itu suatu glikoprotein pada zona pelucida berfungsi seperti reseptor
sperma yaitu menstimulasi fusi membran plasma dengan membran akrosom (kepala
anterior sperma) luar. Sehingga terjadi interaksi antara reseptor dan ligand. Hal ini
terjadi pada spesies yang spesifik. Pengikatan sperma ke reseptor ini menginduksi
terjadinya reaksi akrosom.

3. Reaksi akrosom
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh
protein- protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzimenzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa
tripsin.
Reaksi tersebut terjadi sebelum sperma masuk ke dalam ovum. Reaksi akrosom
terjadi pada pangkal akrosom, karena pada lisosom anterior kepala sperma terdapat
enzim digesti yang berfungsi penetrasi zona pelucida. Mekanismenya adalah reseptor
pada sperma akan membuat lisosom daninti keluar sehingga akan merusak zona
pelucida. Reaksi tersebut menjadikanakrosom sperma hilang sehingga fusi sperma dan
zona pelucida sukses.

4. Penembusan zona pelusida


Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom. Pelepasan enzim- enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona
pelusida, sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona
pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini
mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang
melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan
perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan
membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang
spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida tetapi
hanya satu yang menembus oosit. Penetrasi zona pelusida memungkinkan terjadinya
kontak antara spermatozoa dan membran oosit. membran sel germinal segera berfusi
dan sel sperma berhenti bergerak. inti sel sperma kemudian memasuki sitoplasma se
telur.
Tiga peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat peningkatan kadar kalsium
intraseluler yang terjadi pada oosit saat terjadi fusi antara membran sperma dan sel
telur. Membran sel telur berdepolarisasi, sehingga mencegah fungsi membran dengan
spermatozoa lainnya. Hal ini disebut sebagai blok primer terhadap polispermia. Blok ini
memastikan bahwa hanya satu pronukleus pria yang dapat berfungsi dengan pronukleus
wanita dan menjaga keadaan diploid pada zigot. Peristiwa yang kedua dikenal sebagai
reaksi kortikal. Granula-granula kortikal berada sedikit dibawah membran sel telur, dan
bersama dengan reaksi kortikal ini mereka berfungsi dengan membran dan melepaskan
isinya kedalam zona pelusida. Reaksi ini akan membuat zona menjadi keras dan
mengganggu kemampuan sperma lain untuk berikatan dengan zona - blok sekunder
terhadap polispermia. Peristiwa yang ketiga meliputi dimulainya lagi pembelahan
meiosis kedua dari sel telur. Badan polar kedua terbentuk dan dikeluarkan dari sel telur
sehingga memastikan bahwa pronukleus wanita bersifathaploid.

5. Fusi oosit dan membran sel sperma.


Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma
sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah
hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara
selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia,
baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma
tertinggal di permukaan oosit.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi
aktivitas yang saling mendukung.

C. PENYEBAB PRIMER INFERTILITAS PADA PRIA DAN WANITA


1. Penyebab Infertilitas pada Pria
Infertilitas pria bisa terjadi ketika pria tidak bisa menghasilkan sperma dalam
jumlah yang cukup, sperma berkualitas baik, atau tidak bisa menghasilkan sperma sama
sekali (azoospermia). Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti
gangguan hormonal, kelainan fisik, dan masalah psikologis.
Berikut ini adalah berbagai penyebab infertilitas pria yang penting untuk
Anda ketahui:
a. Gangguan tiroid
Hormon tiroid berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh dan kinerja
organ reproduksi pria, termasuk produksi dan kualitas sperma.Oleh karena itu,
ketika hormon tiroid bermasalah, misalnya karena kelebihan hormon tiroid
(hipertiroidisme) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme), seorang pria
bisa mengalami infertilitas.
b. Hiperprolaktinemia
Diperkirakan sekitar 10–40% kasus infertilitas pria disebabkan oleh
hiperprolaktinemia atau kondisi ketika kadar hormon prolaktin dalam darah
meningkat drastis hingga melebihi batas normalnya.Kadar prolaktin yang terlalu
tinggi dapat memengaruhi produksi sperma, hasrat untuk berhubungan seksual
atau libido, hingga impotensi.
c. Hipogonadotropik hipopituitarisme
Hipogonadotropik hipopituiratisme adalah kondisi rendahnya produksi
hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) di kelenjar
pituitari. Rendahnya produksi FSH dan LH dapat memicu terjadinya penurunan
jumlah dan kualitas sperma, sehingga menimbulkan infertilitas pria.
d. Kelainan genetik
Kelainan genetik juga turut menjadi salah satu penyebab infertilitas pria.
Kelainan ini bisa membuat organ reproduksi pria tidak bisa bekerja dengan baik
atau terdapat masalah pada hormon seks pria (testosteron), sehingga berpengaruh
pada produksi, pergerakan, dan kualitas sperma.Beberapa penyakit akibat
kelainan genetik yang dapat membuat seorang pria menjadi kurang subur atau
mandul adalah hiperplasia adrenal kongenital, sindrom Klinefelter, dan sindrom
Kallmann.
e. Panhipopituitarisme
Panhipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar hipofisis atau pituitari di
otak tidak dapat menghasilkan hormon dengan baik. Akibatnya, berbagai sistem
organ di dalam tubuh dapat terganggu, termasuk organ reproduksi.Pada pria,
kondisi ini bisa menyebabkan infertilitas dan gangguan lain, seperti ukuran testis
yang kecil, impotensi, pembesaran payudara, dan penurunan hasrat seksual.
f. Infeksi
Infeksi dan peradangan pada organ reproduksi pria bisa menyebabkan
terjadinya infertilitas pria. Beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan
kemandulan pada pria adalah radang testis, radang prostat atau prostatitis, infeksi
saluran kemih, hingga penyakit menular seksual, seperti HIV, gonore, dan sifilis.
g. Varikokel
Varikokel adalah kondisi melebarnya pembuluh darah dalam kantung zakar,
sehingga menyebabkan kualitas dan kuantitas sperma terganggu. Hal ini yang
menyebabkan sekitar 15–40 persen pria mengalami infertilitas.
h. Kelainan saluran sperma
Saluran sperma bisa mengalami kerusakan atau penyumbatan akibat cedera,
infeksi, peradangan, hingga cacat bawaan lahir.Kondisi tersebut bisa membuat
sperma sulit atau tidak bisa dikeluarkan dari penis, sehingga tidak bisa membuahi
sel telur. Akibatnya, pria yang mengalaminya akan mengalami gangguan
kesuburan atau mandul.
i. Torsio testis
Torsio testis adalah kondisi ketika testis atau buah zakar terpelintir,
sehingga aliran darah pada organ ini terganggu. Torsio testis bisa menimbulkan
nyeri hebat pada testis secara tiba-tiba dan terkadang disertai pembengkakan
skrotum atau kantung zakar.Kondisi ini merupakan keadaan gawat darurat yang
harus segera ditangani. Jika tidak, kondisi ini akan menyebabkan kerusakan pada
testis dan infertilitas pria
j. Ejakulasi retrograde
Ejakulasi retrograde adalah kondisi ketika air mani tidak keluar melalui
penis saat orgasme, tetapi justru masuk ke kandung kemih.Pemicu terjadinya
ejakulasi retrograde adalah komplikasi dari operasi prostat, kandung kemih, atau
saluran kemih. Selain itu, kondisi juga bisa terjadi karena efek samping obat-
obatan tertentu atau penyakit diabetes.
k. Masalah seksual
Infertilitas pria dapat terjadi karena masalah seksual seperti impotensi,
ejakulasi dini, dan inkompetensi ejakulasi. Pria yang mengalami impotensi atau
disfungsi ereksi akan kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Pria
yang mengalami impotensi juga bisa mengalami penurunan libido atau hasrat
seksual.Ejakulasi dini menyebabkan masalah kesuburan ketika ejakulasi terjadi
sebelum penis benar-benar berada di dalam vagina. Sementara itu, inkompetensi
ejakulasi merupakan kondisi yang membuat pria tidak mampu melakukan
ejakulasi selama berhubungan seksual, tetapi dapat melakukannya saat
masturbasi.
l. Kanker atau tumor
Berbagai penyakit kanker atau tumor, seperti tumor kelenjar pituitari di
otak, kanker testis, dan tumor kelenjar adrenal, dapat memengaruhi organ
reproduksi pria dan menimbulkan infertilitas pada pria.Selain itu, efek samping
pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, juga bisa menimbulkan
kemandulan pada pria.
m. Efek samping obat
Obat-obatan tertentu, khususnya yang digunakan dalam jangka panjang atau
dosis tinggi, bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan pada jumlah dan
kualitas sperma sehingga menyebabkan infertilitas pria.
Beberapa contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan efek samping
berupa masalah kesuburan pada pria adalah kortikosteroid, terapi pengganti
hormon, antipsikotik, dan obat-obatan terlarang, termasuk ganja dan kokain.
Selain berbagai penyebab di atas, infertilitas pria juga bisa disebabkan oleh
komplikasi dari prosedur operasi tertentu, misalnya vasektomi, operasi hernia,
operasi pada kantung zakar (skrotum) dan prostat, serta operasi testis.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Infertilitas Pria


Selain berbagai penyebab di atas, ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan
risiko terjadinya infertilitas pria, antara lain:
1) Pertambahan usia
2) Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan
3) Penggunaan obat-obatan terlarang
4) Sering memakai celana yang terlalu ketat
5) Paparan zat-zat berbahaya, seperti pestisida, merkuri, logam berat,
benzena, dan borium
6) Infertilitas pria bisa disebabkan oleh banyak kondisi atau penyakit. Oleh
karena itu, kondisi ini perlu diperiksakan ke dokter agar bisa dideteksi
penyebabnya dan diobati sedini mungkin. Untuk memastikan apakah
seorang pria mandul atau tidak, dapat dilakukan tes kesuburan.

2. Infertilitas Pada Wanita


Infertilitas wanita merupakan salah satu penyebab sulitnya pasangan untuk
memiliki keturunan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai masalah pada sistem
reproduksi wanita, misalnya gangguan hormon dan kelainan pada organ reproduksi.
Seorang wanita dapat dikatakan mengalami infertilitas apabila ia tidak kunjung hamil,
meski sudah rutin berhubungan seksual tanpa pengaman atau sudah menjalani program
hamil selama 1 tahun atau lebih. Penyebab infertilitas pada wanita bisa beragam, tetapi
umumnya terjadi karena gangguan dalam proses ovulasi atau pelepasan sel telur dari
indung telur (ovarium). Saat ovulasi terganggu, sel telur tidak dapat dilepaskan
sehingga sulit atau tidak bisa dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kehamilan pun tidak
dapat terjadi.
Seiring bertambahnya usia, kesuburan wanita juga akan menurun. Hal ini dapat
dipicu oleh menurunnya kualitas dan produksi sel telur. Sebuah riset menunjukkan
bahwa semakin tua usia seorang wanita, semakin rendah peluangnya untuk memiliki
keturunan.
Diperkirakan sekitar 95% wanita berusia 35 tahun akan hamil setelah 3 tahun
melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi. Sementara itu, wanita usia 38 tahun atau
lebih hanya memiliki peluang untuk hamil sebesar 78% pada jangka waktu yang sama.
Berbagai infertilitas pada Wanita dapat disebab kan oleh:
a. Gangguan Ovulasi
Masa subur wanita ditentukan dari periode ovulasinya. Oleh karena itu, saat
proses ovulasi terganggu, wanita akan sulit menentukan masa suburnya atau
bahkan tidak dapat melepaskan sel telur yang siap dibuahi untuk menciptakan
kehamilan. Gangguan ovulasi bisa terjadi karena beberapa penyebab, antara lain:
1) Gangguan hormon tiroid, termasuk hipertiroid dan hipotiroid
2) Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
3) Kegagalan ovarium prematur, yaitu ketika indung telur berhenti
menghasilkan dan melepaskan sel telur sebelum wanita menginjak usia
40 tahun
b. Penyumbatan tuba falopi
Tuba falopi yang tersumbat menyebabkan sperma tidak dapat bertemu
dengan sel telur di dalam rahim, sehingga proses pembuahan tidak dapat terjadi.
Hal ini juga menjadi penyebab infertilitas wanita. Kerusakan atau penyumbatan
pada tuba falopi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:
1) Penyakit radang panggul
2) Penyakit seksual menular
3) Riwayat operasi pada organ di dalam rongga perut atau panggul, seperti
tuba falopi dan Rahim
4) Kehamilan etopik
c. Jaringan parut pasca operasi
Riwayat operasi berulang pada rahim atau panggul dapat menyebabkan
terbentuknya jaringan parut, sehingga menghalangi proses ovulasi. Hal ini bisa
membuat wanita sulit hamil.Salah satu operasi yang bisa dilakukan berulang kali
dan berisiko menyebabkan infertilitas pada wanita adalah operasi kista ovarium.
d. Gangguan lendir serviks
Infertilitas wanita juga bisa disebabkan oleh gangguan lendir serviks.
Ketika sedang memasuki masa subur atau ovulasi, lendir serviks bisa
memudahkan sperma untuk mencapai sel telur di dalam rahim. Namun, jika ada
gangguan pada lendir serviks, hal tersebut dapat mempersulit sperma untuk
membuahi sel telur sehingga menghambat terjadinya kehamilan.
e. Kelainan bawaan
Penyakit bawaan pada organ reproduksi wanita disebabkan oleh kelainan
genetik. Salah satu contoh kelainan bawaan lahir yang dapat membuat wanita
menjadi tidak subur adalah septate uterus, yaitu kondisi ketika terbentuk sekat di
dalam rongga rahim.Wanita yang mengalami kondisi ini akan mengalami
keguguran berulang atau sulit untuk hamil. Namun, kondisi ini dapat ditangani
oleh dokter melalui prosedur operasi.
f. Submucosal fibroid
Submucosal fibroid merupakan tumor jinak yang tumbuh di dalam atau
sekitar dinding rahim. Ketika dinding rahim ditumbuhi benjolan tumor jinak
tersebut, sel telur yang telah dibuahi akan sulit menempel di dinding rahim. Hal
ini bisa membuat wanita sulit hamil dan rentan mengalami infertilitas.
g. Endometriosis
Endometriosis dapat menjadi penyebab terjadinya infertilitas wanita.
Penanganan endometriosis melalui operasi pengangkatan dapat menyebabkan
munculnya jaringan parut. Munculnya jaringan parut ini dapat menghalangi
tabung saluran indung dan menghambat terjadinya pembuahan sel telur oleh
sperma.
h. Efek samping obat-obatan
Infertilitas wanita bisa juga disebabkan oleh efek samping obat-obatan
tertentu, khususnya obat-obatan yang digunakan dalam jangka panjang atau dosis
tinggi. Hal ini karena obat-obatan tersebut dapat mengganggu ovulasi dan
produksi sel telur.Berikut ini adalah beberapa contoh obat-obatan yang efek
sampingnya bisa mengganggu kesuburan wanita:
1) Obat golongan OAINS, seperti aspirin dan ibuprofen
2) Obat antipsikotik
3) Obat antidiuretik spironolakton
4) Obat kemoterapi
5) Obat-obatan terlarang, misalnya ganja dan kokain

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Terjadinya Infertilitas Wanita


1) Pertambahan usia
Seiring bertambahnya usia, kesuburan wanita juga akan menurun. Hal ini
dapat dipicu oleh menurunnya kualitas dan produksi sel telur. Sebuah riset
menunjukkan bahwa semakin tua usia seorang wanita, semakin rendah
peluangnya untuk memiliki keturunan.Diperkirakan sekitar 95% wanita
berusia 35 tahun akan hamil setelah 3 tahun melakukan hubungan seks
tanpa kontrasepsi. Sementara itu, wanita usia 38 tahun atau lebih hanya
memiliki peluang untuk hamil sebesar 78% pada jangka waktu yang sama.
2) Kebiasaan merokok dan terpapar asap rokok
Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko infertilitas wanita.
Asap rokok yandihirup dapat merusak organ reproduksi wanita, seperti
serviks atau leher rahim, indung telur, tuba falopi atau saluran indung
telur.Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko wanita
mengalami keguguran dan kehamilan ektopik.Asap rokok yang dihirup juga
mampu membuat indung telur mengalami penuaan lebih cepat dan
menghabiskan jumlah sel telur sebelum waktunya, sehingga mempersulit
terjadinya kehamilan.

3) Berat badan lebih atau kurang


Wanita yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) atau justru terlalu
rendah pun berisiko mengalami infertilitas. Perhitungan berat badan ideal
bisa ditentukan dari indeks massa tubuh (IMT).Oleh karena itu, jaga selalu
berat badan agar kondisi kesuburan tetap terjaga dan peluang Anda untuk
hamil pun lebih besar.
4) Konsumsi minuman beralkohol
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan atau dalam
jangka panjang diketahui dapat merusak organ tubuh, termasuk organ
reproduksi. Wanita yang sering minum minuman beralkohol juga lebih
berisiko terkena gangguan ovulasi dan endometriosis.Oleh karena itu,
hindari atau batasi kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol untuk
menjaga kesuburan
5) Stres
Stres berlebihan dapat memengaruhi sistem hormon di dalam tubuh dan
kinerja organ reproduksi wanita. Jika tidak terkontrol, stres yang
berkepanjangan atau terlalu berat bisa turut berpengaruh terhadap
kesuburan wanita.Stres pun kerap membuat wanita kurang bergairah untuk
berhubungan seksual, sehingga mengurangi peluang untuk hamil.

D. Kasus
Seorang wanita telah mengalami beberapa kali penyakit radang panggul dan kini ingin
memiliki anak, namun, ia mengalami kesulitan untuk hamil. Apa kemungkinan besar
masalahnya? Sebagai bidan apa yang akan dianjurkan?
Jawaban:
Kemungkinan besar masalahnya :
Radang panggul adalah kondisi dimana organ reproduksi wanita mengalami
infeksi.Selain disebut sebagai radang panggul, penyakit ini memiliki nama lain, yaitu pelvic
inflammatory disease (PID). Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri dari suatu infeksi
menular seksual menyebar dari Miss V kerahim (uterus), tuba falopi atau saluran indung,
serviks atau leher rahim, dan sel telur/ovarium. Penyakit radang panggul disebabkan oleh
bakteri yang ditularkan ketika berhubungan intim dan lebih cepat menyebar ketika wanita
mengalami menstruasi. Sebagian besar radang ini menyerang perempuan dengan usia 15–24
tahun yang sudah aktif secara seksual. Jika tidak segera mendapat penanganan, risiko nyeri
panggul kronis, infertilitas, sulit hamil karena kehamilan etopik dan berkembangnya fetus di
tuba falopi bisa terjadi karena radang panggul.(Julina Br Sembiring, Dalimawaty Kadir,
2021).
Jika tidak segera ditangani, radang panggul dapat menyebabkan beberapa komplikasi
serius. Salah satu komplikasi yang bisa timbul ketika radang panggul terjadi berkepanjangan
adalah infertilitas atau kemandulan. Selain itu, risiko komplikasi lainnya yang juga bisa
terjadi adalah munculnya abses, dan kehamilan ektopik, yaitu kehamilan yang berkembang di
luar rahim,biasanya di dalam tuba falopi (Julina Br Sembiring, Dalimawaty Kadir, 2021).
Sebagai Bidan yang dianjurkan :
Menyampaikan kepada pasien bahwa radang panggul didiagnosa melalui riwayat
kesehatan dan aktivitas seksualnya. Tes yang dilakukan sebagai pendukung utama adalah
pengambilan sampel dari cairan Miss V atau leher rahim untuk mendeteksi infeksi bakteri
dan mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi. Tes penunjang yang dilakukan adalah tes
darah, tes urine, tes kehamilan, dan USG. Jika terdapat indikasi radang panggul, khususnya
setelah berhubungan intim, dokter menyarankan agar kedua pasangan diperiksa untuk
mendeteksi risiko penularan.
Setelah diagnosis ditetapkan, radang panggul diobati dengan pemberian antibiotik
untuk mengobati infeksi bakteri, setidaknya selama 14 hari. Bidan mungkin memberikan obat
pereda sakit jika pengidap merasakan nyeri di area perut atau panggul. Jika radang panggul
disebabkan oleh penggunaan alat kontrasepsi jenis  IUD, bidan akan menyarankan alat
tersebut dicabut, terlebih jika gejala tak kunjung membaik setelah beberapa hari pengobatan
dilakukan. Rujuk ke dokter spesialis jika maslah radang panggul di lihat membutuhkan
penanganan lebih lanjut. Prosedur operasi dilakukan oleh dojter jika abses telah muncul pada
organ yang terinfeksi dan terdapat jaringan parut yang menyebabkan nyeri.Oleh karena
penyebab radang panggul adalah infeksi menular seksual, upaya pencegahan yang bisa
dilakukan adalah dengan menerapkan seks aman, yaitu tidak berganti-ganti pasangan seksual
dan menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Lakukan pemeriksaan ke bidan jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah
disebutkan di atas. Pemeriksaan diperlukan agar kondisi dapat segera ditangani sehingga
mencegah terjadinya komplikasi.Segera periksakan diri ke bidan bila gejala yang Anda alami
tidak kunjung sembuh atau justru semakin parah. Menunda pemeriksaan ke bidan dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.
Lakukan pemeriksaan ke bidan secara berkala bila Anda memiliki risiko terjadinya
radang panggul, seperti pernah menderita infeksi menular seksual atau sering berganti-ganti
pasangan seksual.
Bila menderita radang panggul, dianjurkan untuk mengajak pasangan turut melakukan
pemeriksaan. Hal ini diperlukan untuk mencegah berulangnya infeksi dan radang
panggul.Sebagai bidan kita menyarankan untuk konsultasi langsung ke dokter kandungan jika
ingin program kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

dr. Ariefandy Pambudi, Sp.OG. 2019. Ini Penyebab Infertilitas pada Wanita. https://rs-
alirsyadsurabaya.co.id/ini-penyebab-infertilitas-pada-wanita/

dr. Kevin Adrian. 2021. Inilah penyebab Infertilitas Pria yang Perlu Diketahui.
https://www.alodokter.com/penyebab-infertilitas-bagi-kaum-pria

Julina Br Sembiring, Dalimawaty Kadir, K. S. (2021). Sosialisasi Penanganan Permasalahan


Sistem Reproduksi Dan Infertilitas Pada Wanita Melalui Webinar. Artikel, 02(01), 83–
92.

Muhammad Jumliadi, Dkk. 2020. Research Gap Dan Model Faktor Yang Mempengarui
Tingkat Fertilitas: Review Literature. Web:
Https://Jurnal.Poltekkespalembang.Ac.Id/Index.Php/Jpp/Article/View/467/258. Diakses
Tanggal 18 Agustus 2021. Pukul 09:24 Wib.X
Villela, lucia maria aversa. Pengantar Asuhan Kehamilan. J. Chem. Inf. Model. 53, 1689–
1699 (2013).

Anda mungkin juga menyukai