Anda di halaman 1dari 3

Proses fertilisasi fast blocking dan slow blocking

Fertilisasi yaitu proses fusi material genetik gamet jantan dan betina, berfungsi untuk
transmisi gen dari induk pada turunan dan dimulai proses perkembangan. Fertilisasi dapat
terjadi secara internal dan eksternal tubuh.

Pada hewan fertilisasi eksternal seperti:

1. invertebrata laut hewan betina meletakkan telur dalam air dan hewan jantan
membanjiri area tempat telur dengan sperma. Kesempatan sperma untuk membuahi
telur sangat ditentukan oleh arus air.

2. Vertebrata air, sperma diletakkan dalam kemasan atau kantung di dasar air, dan
hewan betina bertelur akan mengambil kantung tersebut dengan bibir cloaca.
Fertilisasi internal, bersifat lebih efisien karena sperma di taruh langsung dalam saluran
reproduksi saat coitus, namun masih banyak faktor yang mempengaruhi atau menganggu
proses ini. Proses ferlilisasi, berbeda antara satu species dengan yang lain, namun secara
prinsip terdiri dari 6 tahap yaitu :

1. Kontak dan pengenalan antara sperma dengan telur


2. Pengaturan masuknya sperma dalam telur
3. Pencegahan polispermi oleh telur
4. Aktivasi metabolisme telur
5. Penyelesaian meiosis
6. Pembentukan pro nukleus jantan dan betina, dan dimulai proses segmentasi.
Fertilisasi pada hewan invertebrata contoh nya yaitu sea urchin

Reaksi akrosomal pada spermatozoa Sea urchin. (A-C) Bagian membran akrosom memungkinkan terjadinya
fusi antara membran sperma dengan membran sel dan melepaskan isi rongga akrosom. (D) Saat molekul aktin
disusun untuk membentuk mikrofilamen, proses akrosom juga demikian.
Fast block pada sea urchin
Blok polisperma
Hambatan cepat (fast block), berlangsung dalam dua hingga tiga detikMembran resting
potential -70 mv, masuknya sperma menyebabkan depolarisasi membran telur, dan
masuknya ion Ca++, sehinngga terjadi perubahan potensial membran menjadi + 10 mv
Perubahan potensial ini menyebabkan sperma berikutnya tidak dapat menembus
membran telur.
Hambatan lambat ( Slow block) polisperma. Proses ini diwali oleh proses fast block
polisperma yaitu :
1. Mobilisasi Ca2+ pertama-tama pada tempat sperma masuk berikutnya gelombang Ca2+
terjadi pada seluruh permukaan membran sitoplasma telur. Pelepasan ion Ca”
menyebabkan dimulainya reaksi korteks
2. Granul korteks yang terdapat dibawah membran plasma, bersatu dengan membran
plasma selanjutnya akan pecah, granul akan masuk dalam perivitellin. Enzim yang ada
dalam granul korteks, memotong ikatan membran plasma dan selaput vitellin, yang
mengakibatkan terbentuknya selaput fertilisasi
3. Pada saat yang bersamaan glycosaminoglican mengikat air dan terjadi pembengkakan
diantara plasma dan selaput fertilisasi. Yang mengakibatkan terbentuknya membran
hialin.
4. Enzim peroksidase yang terdapat dalam korteks granul menyebabkan selaput fertilisasi
berubah menjadi struktur yang keras
Penyajian urutan kejadian mulai dari reaksi korteks hingga pembentukan membran fertilisasi
pada telur sea urchin. Sebagai respon terhadap ion Ca, granula korteks melepaskan isinya ke
dalam rongga antara membrane plasma dan membrane vitelin. Proses ini menyebabkan
putusnya ikatan pada membrane vitelin yang secara berurutan akan menjadi membran
fertilisasi. Mukopolisakarida dilepaskan oleh granula korteks membentuk lapisan hialin.

Perbedaan fetilisasi hewan invertebrata dan vertebrata

Rujukan :

Partodihardjo, Soebandi. 1992. Ilmu Reproduksi hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya

Kimball, I.W.1992.Biologi. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai