Anda di halaman 1dari 28

TRANSPORT SPERMATOZOA,

KAPASITASI DAN FERTILISASI

Dr. Dasrul, M.Si

Lab. Reproduksi
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala

FERTILISASI
Proses penyatuan yang kompleks antara
sel gamet jantan (spermatozoa) dengan
sel Gamet betina (ovum) yang terjadi di
daerah ampulla tuba fallpopii, sehingga
menghasilkan sel baru zigot.
Merupakan suatu proses esensial yang
terdiri dari Fusi dua sel gamet (jantan dan
betina) dan Pembentukan sel tunggal
(ZYGOTE)

FERTILISASI adalah PROSES GANDA :


1. Aspek EMBRIOLOGIK
Keterlibatan
spermatozoa
dalam
mengaktifkan sel telur
Tanpa stimulus fertilisasi sel telur tidak
mungkin secara normal membelah diri
sehingga
tidak
mungkin
terjadi
perkembangan embrional.
2. Aspek GENETIK
Terjadi Introduksi material Herediter dari
Spermatozoa
terhdp
sel
telur
memungkinkan Terjadinya penurunan
sifat/karakter kepada generasi berikutnya.
Berguna untuk proses seleksi alami dan
buatan materi herediter yang esensial :

Proses Fertilisasi diawali dengan


Pematangan Sel telur (Oosit) dalam Follikel,
Ovulasi dan transpor sel telur dalam saluran
reproduksi betina
Transportasi sel spermatozoa dalam saluran
reproduksi betina, kapasitasi dan reaksi
akrosom spermatozoa
Penembusan Cumulus Ooforus, Penembusan
Corona Radiata, Penembusan zona pelusida,
Fusi oosit dan membran plasma, Senggami,
Penggabungan pronukleus jantan dengan
pronukleus betina)
Pembentukan Zigot

a. Transpor sel telur


Sel telur mamalia diovulasikan dari folikel ovarium
sebagai kompleks cumulus-oosit
Pada
kebanyakan
mamalia,
ujung
oviduct
membentuk suatu struktur seperti corong yang
disebut fimbria, yang menutupi sebagian ovarium.
Fimbria dipenuhi dengan sel-sel epitel silia yang
mengarahkannya ke arah ostium dan mendorong
kompleks cumulus-oosit ke oviduct.
Pengangkutan (pick up) sel telur ini difasilitasi oleh
sel-sel kumulus yang turut dilepaskan bersama
oosit (kompleks kumulus-oosit) pada saat ovulasi
karena memberikan permukaan yang lebih besar
sehingga silia dapat lebih mudah meraihnya.

Pada beberapa spesies seperti rodensia dan anjing,


ovarium ditutup secara komplit atau hampir komplit
oleh suatu membran tipis yang disebut bursa.
Karena ostium oviduct terletak di dalam bursa, sel
telur akan terperangkap di dalam bursa setelah
ovulasi sehingga tidak ada kemungkinan lain kecuali
masuk ke dalam oviduct.
Ketika oosit masuk ke dalam oviduct, oosit didorong
oleh gerakan silia ke arah ampulla, dimana fertilisasi
terjadi.
Oviduct memberikan lingkungan yang sesuai tidak
hanya
untuk
fertilisasi,
tetapi
juga
untuk
perkembangan embrio awal. Hal ini penting karena
embrio tetap berada di oviduct selama 3 hari.

Waktu yang diperlukan dalam perjalanan sel telur di dalam


oviduct pada beberapa spesies
Spesies
Sapi
Domba
Kuda
Babi
Kucing
Anjing
Kera
Opossum
Wanita

Waktu dalam oviduct


(jam)
90
72
98
50
148
168
96
24
48-72

Sumber: E.S.E. Hafez (2000). Reproduction in Farm Animals. 7th ed, Lea & Febiger, Philadelphia

b. Transportasi Spermatozoa
1. Dalam saluran Reproduksi Jantan
Pembentukan Spermatozoa di Tubulus seminiferus
Maturasi (pendewasaan) diawali di epididimis
Spermatozoa testikular ditranspot ke rete testis,
epididimis melalui saluran vas eferen (selapis sel
epitel kolumnar bersilia & tidak bersilia), vas
deferen, uretra, & penis
Kedua tipe sel epitel vas eferen mempunyai
kemampuan untuk endositosis
Sel bersilia: menggerakkan cairan luminal dan
spermatozoa
sel tidak bersilia: mengabsorbsi air dan ion-ion
Saluran eferent mengabsorbsi sebagian besar
cairan dari testis, sehingga di epididimis konsentrasi
spermatozoa menjadi meningkat

Skematis Transportasi Spermatozoa dalam


saluran Reproduksi Jantan
Tubulus Seminiferus

Rete testis

Spermatozoa Immotil

Duktus efferen

Epididimis

Ductus. Defferen dan


Uretra
Ejakulasi

Pedewasaan
spermatozoa

Semen (spermatozoa +
Plasma seminalis)

Skematis Pembentukan dan Maturasi


Spermatozoa

Skematis Transportasi Spermatozoa dalam


saluran Reproduksi Jantan

2 . Dalam Saluran Reproduksi Betina


Semen diejakulasikan dalam saluran kelamin betina
berbeda pada berbagai hewan diantaranya adalah;
vagina (sebagai contah manusia, sapi, kelinci, dll)
Serviks (sebagai contoh babi).
uterus (sebagai contoh kuda, dan rodensia).
Pada spesies seperti anjing, semen mungkin
didepositkan ke dalam vagina, tetapi juga dapat
masuk ke dalam uterus secara paksa
Meskipun terdapat perbedaan deposisi dan jumlah
semen yang diejakulasikan, tetapi hanya sedikit
perbedaan (atau sama)
jumlah sperma yang
mencapai tempat fertilisasi pada berbagai spesies

Transportasi Spermatozoa dalam saluran


kelamin betina ada 2 macam yaitu;
1. AKTIF Gerakan Spermatozoa
dalam serviks

terjadi

2. PASIF Kontraksi otot Uterus terjadi


sejak masuk ke uterus samapi bertemu
sel telur

Skematis Transport Spermatozoa Dalam Saluran Reproduksi Betina

Ampula oviduk
(tempat fertilisasi)
Tuba falupii
atau oviduk
Uterus

Serviks

Vagina atau
kloaka
Spermatozoa hasil
ejakulasi

Oosit hasil
ovulasi
Ovarium

Lama waktu transportasi sperma mulai saat koitus (inseminasi)


sampai mencapai oviduct pada berbagai jenis mammalia.
Hewan
Mencit

Waktu
15 menit

Bagian tuba
Ampulla

15-30 menit

Ampulla

2-60 menit

Ampulla

beberapa menit

Ampulla

Marmut

15 menit

Ampulla

Anjing

2 menit-

Oviduct

Babi

beberapa jam

Ampulla

Sapi

15 menit

Ampulla

Domba

2-13 menit

Ampulla

Wanita

6 menit-

Oviduct

Tikus
Hamster
Kelinci

beberapa jam
Sumber: E.S.E. Hafez (2000). Reproduction
in Farm
Animals. 7th ed, Lea & Febiger, Philadelphia
5-68
menit

Variasi jumlah sperma dan deposisi ejakulasi spermatozoa pada


beberapa spesies hewan
Spesies

Rata-rata
jumlah
sperma/ejak
ulasi (miliar)
50

Deposisi
sperma

Jumlah sperma
yang mencapai
ampulla oviduct

Uterus

<100

58

Uterus

500

280

Vagina

250-500

80

Vagina/ute

25-50

Sapi

3000

rus

Beberapa

Domba

1000

Vagina

600-700

Babi

8000

Vagina

1000

280

Uterus

200

Mencit
Tikus
Kelinci
Marmot

Manusia

Vagina
Sumber: E.S.E. Hafez (2000). Reproduction in Farm Animals.
7th ed, Lea & Febiger, Philadelphia

Perkiraan Masa Fertil Spermatozoa berbagai jenis hewan


Spesies

Waktu dalam oviduct

Sapi

(jam)
28 - 50

Domba

30 - 48

Mencit

Tikus

24

Kelinci

30 - 32

Manusia

28 - 48

Sumber: E.S.E. Hafez (2000). Reproduction in Farm Animals. 7th ed, Lea & Febiger, Philadelphia

C. Kapasitasi Spermatozoa
Spermatozoa hasil ejakulasi belum siap untuk
fertilisasi, sehingga tahap pertama yang dilakukan
adalah kapasitasi
Kapasitasi adalah Proses perubahan fisiologis dan
kimiawi pada permukaan membran spermatozoa
untuk mempertinggi kemampuan spermatozoa
membuahi sel telur.
Perubahan protein plasma seminal, reorganisasi lipid membran plasma dan protein
membran plasma, termasuk didalamnya
adalah
influks
kalsium
ekstraseluler,
peningkatan
siklik
AMP
(cAMP),
dan
penurunan pH intraseluler

KAPASITASI PENTING, KARENA :


MENGEMBANGKAN MOTILITAS YG
HIPERAKTIF
MENGANTARKAN PENETRASI SPERMA KE
CUMULUS OOPHORUS
MEMPERSIAPKAN SPERMA MENJALANI
REAKSI AKROSOME
REAKSI AKROSOME :
TERJADI PERUBAHAN MEMBRAN KEPALA
SPERMA STRUKTUR LIPID
ALBUMIN COATING FACTOR

ASPEK-ASPEK DALAM PROSES


KAPASITASI :
MORFOLOGIS
FISIOLOGIS
BIOKIMIA
PERUBAHAN LIPID
PERUBAHAN PROTEIN
REGULASI ION-ION
CA2+ >>

Perubahan pada Spermatozoa saat


kapasitasi
Fluiditas membran plasma
spermatozoa
Metabolisme sel Spermatozoa
Hiperaktivasi spermatozoa
Konsentrasi ion intraselluler
Aktivitas adenilsiklase
Perubahan lipid dan fosfolipid
membran plasma
Peningkatan fosforilasi protein
kinase

Perubahan pada Spermatozoa saat


kapasitasi

Model Reaksi Akrosom

Proses Fertilisasi

PROSES PENETRASI SPERMATOZOA PADA ZONA PELLUSIDA SEL TELUR

Proses penetrasi spermatozoa ke dalam sel telur

Mekanisme blocking
1. Depolarisasi membran
plasma akibat fusi dengan
sperma disebut fast primary
blocking to polyspermy
2. Cortical reaction yang
disebut secondary blocking
to polysperrmy

Cortical reaction
menyebabkan perubahan
struktur zona pellucida

Anda mungkin juga menyukai