Anda di halaman 1dari 8

IV

PEMBAHASAN

1. Anti koagulan untuk mencegah darah membeku

Antikoagulan adalah obat (pengencer darah) yang dapat mengobati, mencegah, dan
mengurangi risiko penggumpalan darah berpindah dan menyumbat pembuluh darah organ vital
tubuh seperti jantung, paru-paru, dan otak, yang dapat menyebabkan situasi yang mengancam
jiwa. Misalnya, DVT atau deep vein thrombosis (kondisi dimana gumpalan darah menyumbat
pembuluh darah di kaki atau ekstremitas bawah) dapat terjadi jika seseorang memiliki
kondisi medis yang membuat tidak dapat bergerak atau jika seseorang duduk untuk jangka waktu
yang lama tanpa bangkit dan meregang, seperti bepergian dengan pesawat, mobil, atau kereta api.
Jika bekuan terlepas dari pembuluh darah dari kaki, gumpalan darah tersebut dapat tersangkut di
pembuluh darah paru-paru di mana ia dapat membentuk gumpalan di paru-paru (emboli paru).

Obat antikoagulan ini juga dapat mengurangi risiko penyumbatan akibat bekuan darah ke
organ vital lainnya seperti paru-paru dan otak. Zat antikoagulan juga dapat ditemukan secara alami
pada makhluk-makhluk penghisap darah seperti lintah dan kutu.

Berdasarkan jenisnya, obat antikoagulan dibedakan menjadi obat antikoagulan oral yang
artinya obat ini digunakan dengan cara diminum dan antikoagulan parenteral yang mana
penggunaannya dengan injeksi,yaitu injeksi ke dalam pembuluh darah. Berikut adalah jenis obat
antikoagulan yang sering digunakan di Indonesia dan kegunaannya.

a. Heparin

Heparin adalah antikoagulan yang kerjanya cepat, namun mempunyai masa kerja yang singkat.
Heparin yang dimaksud di sini berbeda dengan heparin bobot molekul rendah yang mempunyai
masa kerja yang lebih panjang.

Heparin digunakan untuk pengobatan awal penyumbatan pada pembuluh darah di kaki atau
penyumbatan pembuluh darah di paru-paru, heparin diberikan sebagai dosis awal (loading dose)
dalam penanganan masalah ini. Selain itu Heparin juga digunakan pada pasien yang menjalani
bedah umum, pemberian heparin dosis rendah secara injeksi subkutan (suntikan di bawah kulit)
banyak dianjurkan untuk mencegah trombosis vena dalam (penyumbatan pada pembuluh darah
kaki) dan embolisme paru (penyumbatan pada paru-paru).

b. EDTA

EDTA merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat yang seringkali digunakan
sebagai titran dalam titrasi kompleksometri. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat
berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau
disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya
asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua
atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.

EDTA sekarang ini digunakan juga untuk terapi yang disebut Terapi Khelasi EDTA. Terapi
khelasi adalah pengobatan secara intravena dengan menggunakan cairan yang terdiri dari mineral-
mineral, vitamin-vitamin dan asam amino khusus buatan. Melalui reaksi biokimia, cairan ini dapat
pula melarutkan ion kalsium (Ca+ +) yang salah tempat dan mengeluarkan ion tersebut melalui air
seni/urine. Bahan yang sering digunakan dalam penerapan terapi kelasi ini adalah
Athylenediaminetetraacetic Acid (EDTA). Bahan ini sering digunakan, karena EDTA terbukti
berhasil mengurangi penumpukan kalsium pada penderita penyakit jantung dan aterosklerosis
(Gervasio A. Lamas et al, 2013). Selain EDTA, terapi Kelasi juga mengandung mineral-mineral
dan vitamin-vitamin yang berguna bagi tubuh karena berfungsi sebagai antioksidan dan
memperbaiki sirkulasi pembuluh darah. Namun, karena fungsinya yang dapat mengikat kation –
kation logam atau dalam tubuh ia sebagai antikoagulan maka saat ini EDTA banyak digunakan
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit khususnya jantung. Praktek terapi kelasi
dilakukan dengan memasukkan vitamin-vitamin dan disodium EDTA ke dalam saluran infus dan
dialirkan ke pembuluh darah, lalu ia akan mengikat beberapa kation seperti kalsium, magnesium,
timah, cadmium, zink, besi, alumunium, dan tembaga lalu di ekskresikan melalui urin.

Terapi ini telah diklaim terbukti mengobati penyakit aterosklerosis dan beberapa penyakit
degeneratif lainnya yang berkaitan dengan sistem sirkulasi darah.
Terapi khelasi telah teruji untuk mengobati penyempitan pembuluh darah. Terapi ini dengan
menggunakan sejumlah bahan kimia ke pembuluh darah. Kemudian tubuh bisa mengambil,
membuka penyempitan pembuluh dan membuangnya dari pembuluh darah.

2. Perbedaan serum dan plasma

Darah adalah cairan terpenting dalam tubuh. Ini bersirkulasi melalui arteri, vena dan kapiler
dan memainkan peran penting dalam pengangkutan bahan yang berbeda ke atau dari semua sel
tubuh seperti oksigen dan metabolisme limbah, dll. Darah terdiri dari 8% dari total berat badan.
Ini terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Juga terdiri dari dua bagian lain,
yaitu, plasma dan serum. Bagian cair dari darah yang memiliki faktor pembekuan seperti
fibrinogen disebut plasma sedangkan bagian yang berair dari darah tanpa faktor pembekuan
dikenal sebagai serum. Jadi, plasma diperoleh sebelum pembekuan darah sedangkan serum
diperoleh setelah pembekuan. Serum memiliki volume lebih kecil dari plasma.

Perbedaan utama antara plasma dan serum adalah bahwa plasma adalah bagian encer dari darah
antikoagulan dan terdiri dari faktor pembekuan seperti fibrinogen sedangkan serum adalah plasma
tanpa faktor pembekuan yaitu fibrinogen.
a. Pengertian Plasma

Bagian cair dari darah di mana komponen seperti sel, nutrisi dan hormon, dll yang mengapung
dikenal sebagai plasma. Plasma terdiri dari 55% dari total darah. Ini terdiri dari air, asam
amino, albumin, globulin, enzim, gas, nutrisi, limbah nitrogen, elektrolit dan fibrinogen, dll.
Fibrinogen adalah faktor pembekuan darah yang ada dalam plasma dan membantu pembekuan
darah jika terjadi cedera

b. Fungsi

Plasma melakukan berbagai fungsi penting yang diberikan di bawah ini.

 Mengandung banyak protein penting yang terlibat dalam pengangkutan bahan ke seluruh
tubuh seperti glukosa dll.
 Membantu dalam mengatur suhu tubuh.
 Mempertahankan tekanan darah.
 Dalam kasus hemofilia dan penyakit lain seperti itu, digunakan untuk transfusi kepada
pasien.

c. Ekstraksi

Untuk mengekstraksi plasma, ambil sedikit sampel darah dalam tabung reaksi dan tambahkan
beberapa faktor antikoagulan di dalamnya, seperti EDTA, dll. Centrifuge untuk beberapa
waktu. Menurut berat dan kepadatannya, komponen darah akan dipisahkan menjadi tiga
lapisan. Lapisan paling bawah adalah sel darah merah dan muncul warna merah. Lapisan kedua
berwarna putih dan mengandung sel darah putih dan trombosit. Lapisan paling atas adalah
plasma dan berwarna kuning. Ekstraksi plasma mudah dan lebih cepat daripada serum.

d. Pengertian serum

Bagian cairan dari darah yang tanpa faktor pembekuan dikenal sebagai serum. Serum ini terdiri
dari air, asam amino, albumin, globulin, enzim, gas, nutrisi dan limbah nitrogen, dll.
Fibrinogen yang merupakan faktor pembekuan tidak ada di dalamnya. Ini mengandung
antigen, antibodi (IgG, IgM, IgE, IgD, IgA), protein, elektrolit dan hormon. Itu bisa disimpan
berbulan-bulan.

e. Fungsi serum

 Di bidang medis, serum digunakan untuk mendiagnosis sejumlah penyakit seperti gula,
tekanan darah dan kolesterol, dll.
 Digunakan untuk menemukan jenis golongan darah.

f. Ekstraksi
Untuk mengekstraksi serum, ambil sejumlah kecil sampel darah dalam tabung reaksi. Tidak
perlu menambahkan antikoagulan apa pun. Centrifuge untuk beberapa waktu. Setelah 30 menit
sentrifugasi, darah akan membeku. Ini akan menampilkan dua jenis layer. Lapisan atas adalah
serum dan lapisan bawah adalah darah beku. Ekstraksi serum itu sulit dan memakan waktu.
Sehingga perbedaan Utama Plasma dan Serum yaitu ;
1) Bagian cairan dari darah yang memiliki faktor pembekuan dikenal sebagai plasma
sedangkan bagian cairan dari darah tanpa faktor pembekuan dikenal sebagai serum.
2) Plasma mengandung fibrinogen sementara fibrinogen tidak ada dalam serum.
3) Plasma membutuhkan antikoagulan seperti EDTA dan Heparin dll. Sementara serum tidak
membutuhkan antikoagulan.
4) Plasma diperoleh dengan cara sentrifugasi darah sebelum pembekuan sementara serum
didapatkan setelah pembekuan darah. Jadi, lebih sulit dan mahal untuk mengekstraksi
serum.
5) Plasma terdiri dari 55% dari total darah sementara serum mengandung lebih sedikit volume
6) Plasma memiliki kerapatan 1,025 g / ml sedangkan serum adalah 1,024 g / ml.
7) Plasma terdiri dari 92-95% air, serum terdiri dari 90% air.
8) Plasma digunakan untuk transfusi kepada pasien yang kekurangan sel darah seperti
hemofilia sementara serum digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit dan untuk
memeriksa golongan darah.

3. Ukuran multi drawing needle (Jarum Hisap)

Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan
peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang
terkandung dalam darah ternak tersebut.

Pada dasarnya teknik pengambilan sampel darah pada berbagai jenis ternak hampir sama.
Perbedaan yang mendasar hanya pada tempat pengambilan sampel darah dan ukuran jarum yang
digunakan. Namun pada prosedur dan tehniknya hampir sama.

Posisi ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan kondisi
ternak tenang. Selain akan mempermudah dalam pengambilan sampel darah, juga akan lebih
meminimalisir rasa sakit pada ternak dan hal tersebut merupakan salah satu kaidah “animal welfare
” atau yang biasa di sebut kesejahteraan hewan. Untuk sebagian ternak yang ukuran tubuhnya agak
besar sehingga susah untuk diposisikan dalam posisi yang tepat, maka bisa digunakan penjepit
atau kerangka. Namun untuk ternak yang ukuran tubuhnya kecil maka cukup dipegang oleh
praktikan pada bagian tertentu.

Pertama-tama cari titik pada tubuh ternak yang banyak mempunyai pembuluh darah sehingga akan
mempermudah dalam pengambilan darah. Bagian tersebut sebelumnya perlu dibersihkan dengan
alkohol. Pembersihan tersebut berfungsi untuk menghindarkan dari adanya bakteri (sterilisasi).
Selain untuk sterilisasi, pembersihan dengan alkohol dapat meminimalisir terjadinya infeksi pada
ternak setelah dilakukan pengambilan sampel darah.

Jarum yang merupakan alat suntik yang digunakan dalam pengambilan sampel darah ini
memepunyai bermacam-macam ukuran. Ukuran tersebut telah disesuaikan dengan tempat
pengambilan sampel darah supaya jarum tersebut tepat sasaran dan tidak melukai bagian yang lain.
Apabila jarum tersebut tidak sesuai dengan ukuran tempat pengambilan sampel darah, maka
pengambilan sampel darah akan sulit dilakukan.

Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah. Bagian jarum yang runcing
berada di bawah (posisi jarum menengadah ke atas) sehingga fungsinya berjalan dengan baik yaitu
untuk menngambil darah supaya terhisap oleh tabung hisap. Selain itu, ujung jarum usahakan
masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut. Alat suntik tersebut
di suntikkan berlawanan arah dengan pembuluh darah dan di masukkan dengan lurus tidak keluar
dari pembuluh darah.

Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, di usahakan jangan
menggerakan alat suntik karena bisa merobek pembuluh darah pada ternak dan dapat
mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut akibat pembuluh darahnya pecah. Apabila itu
terjadi, maka dapat membahayakan ternak dan kesehatan ternak akan terganggu akibat rasa sakit
yang ditimbulkan dari daerah yang membengkak tersebut.

Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan
vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan.

Jarum hisap tesedia dalam berbagai macam ukuran yang disesuaikan dengan jenis ternak yang
akan diambil sampelnya, yaitu sebagai berikut:
 No. 14, 16, 18 : untuk ternak sapi dan kerbau
 No. 23 atau 25 : untuk ternak kelinci
 No. 21 : untuk ternak ayam
 No. 14 – 16 : untuk ternak domba atau kambing
4. Perbedaan edta dan heparin, mekanisme kerja
a. Garam Kalium atau Natrium dari Ethylen Diamine Tetra Asetat (EDTA)

Garam-garam tersebut mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion sehingga
pembekuan dapat dicegah. EDTA tidak mempengaruh terhadap besar dan bentuk dari Eritrosit dan
leukosit. Selain itu EDTA juga dapat mencegah penggumpalan trombosit, sehingga sangat baik
sebagai antikoagulan untuk pemeriksaan trombosit. Antikoagulan EDTA sangat luas
pemakaiannya, dapat digunakan untuk kebanyakan pemeriksaan hematologi. Dengan antikoagulan
EDTA, sel-sel darah dapat bertahan lebih lama dibanding dengan antikoagulan lain.

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan
tripotassium EDTA (K3EDTA). Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling
baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in Hematology) dan
CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute).

Jumlah EDTA yang Digunakan

-EDTA kering: 1 mg EDTA/1 ml darah

-EDTA cair: 0.01ml EDTA/1 ml darah

EDTA cair (laruatan EDTA 10 %) lebih sering digunakan. Pada penggunaan EDTA kering, wadah
yang berisi darah dan EDTA harus digoyang (homogenkan) selama 1-2 menit karena EDTA kering
lambat larut. Penggunaan EDTA kurang atau lebih dari ketentuan seharusnya dihindari.
Penggunaan EDTA yang kurang dari ketentuan dapat menyebabkan darah membeku. Sedangkan
penggunaan yang lebih dari ketentuan dapat menyebabkan eritrosit mengkerut sehingga nilai
hematokrit rendah dari nilai yang sebenarnya.Saat ini sudah tersedia,Tabung darah/tabung hampa
udara (vacutainer tube) yang berisi EDTA. Tabung EDTA bertutup lavender (Ungu) atau pink
seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan EDTA


-Penentuan kadar Hb
-Penentuan Hematokrit
-Penentuan Laju Endap Darah (LED)
-Penentuan Resisitensi osmotik darah
-Penentuan golongan darah
-Perhitungan sel-sel darah, termasuk retikulosit
-Pembuatan apusan darah
b. Heparin
Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, namun di laboratorium heparin jarang
digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksaan di laboratorium karena mahal harganya. Heparin
berdaya seperti antitrombin. Heparin bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin
dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen.Heparin tidak
mempengaruhi bentuk eritrosit maupun trombosit.
Jenis heparin yang paling banyak digunakan adalah Lithium heparin karena antikoagulan karena
tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Banyaknya Heparin yang Digunakan:
-Heparin Kering : 0,1-0,2 mg/ml Darah
-Heparin Cair : 15 IU +/- 2.5 IU/ml darah
Saat ini telah tersedia tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi heparin.
Tabung heparin bertutup Hijau muda (Lithium heparin) dan Hijau (Lithium heparin dengan gel)
Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Heparin
-Penentuan hemoglobin
-Penentuan hematokrit
-Penentuan resistensi osmotik
-Penghitungan sel-sel darah
-Penentuan golongan darah
-Transfusi darah

http://pdhi.blogspot.com/

http://muzarok.blogspot.com/2012/02/cara-pengambilan-darah-beberapa-hewan.html

http://blogs.unpad.ac.id/riskyadipradana/2011/03/12/teknik-pengambilan-darah-pada-ternak/

http://sinaranbunda.wordpress.com/2012/06/10/tekhnik-pengambilan-darah-ternak/

https://bisakimia.com/2016/05/03/edta/

https://www.honestdocs.id/antikoagulan
https://zamlook.blogspot.com/2019/02/perbedaan-plasma-dan-serum.html

Anda mungkin juga menyukai