SEXING SPERMATOZOA
Tujuan Instruksional Khusus
Spermatozoa hasil 38 26 5 -
sentrifugasi gradien (42,22) (28,88) (5,5)
densitas percoll (90
oosit)
Spermatozoa beku tanpa 40 30 20 15
perlakuan (98 oosit) (40,81) (30,61) (20,41) (15,31)
10 densitas/konsentrasi
Atas Y Bawah X
20% 65%
Sentrifugasi
0,5 ml
0,5 ml 2250 ,5 menit
Dibuat 10 gradien
Pencucian
Sentrifugasi 1500 rpm, 3 menit)
Hasilnya 89% Terpisah
Filtrasi Sephadex G-200
• Dasar : Berat / besar kepala berbeda
• Perbedaan muatan di permukaan
spermatozoa
• Proses pemisahannya cepat (15-20
menit)
• Yang didapat spermatozoa X saja
Masukkan
Gel
sephadex
Semen segar
Motilitas>70%
Glass wool
Atas Sperma X
Bawah Sperma Y
10 %
30 %
Sentrifugasi
Buang supernatannya
Spermatozoa Y dan motilitas spermatozoa
setelah pemisahan dengan putih telur (
Susilawati dkk 2000)
60
Spermatozoa Y setelah pemisahan menggunakan albumin
50
80
70
40
60
50
20 20
10
0
Tris+KT Tris 10
Atas Pengencer
Bawah
0
Tris+KT Tris
Atas
Pengencer
Bawah
Viabilitas dan konsentrasi spermatozoa
setelah pemisahan dengan putih telur
140
80
120
70
60 100
50 80
Persentase Viabilitas 40 Juta/ml
60
30
40
20
10 20
0 0
Tris+KT Tris+KT Tris+KT Tris
100
90
80
70
60
Jumlah dan persen 50
40
30
Total 20
bunting 10
Jantan 0
4 4+ Total
Persen
Keberhasilan kebuntingan & pedet jantan
• Deposisi semen di 4+
keberhasilannya tinggi.
• Deposisi semen di 4+ kecenderungan
anak jantan.
• Apabila waktu sudah sedikit
terlambat, maka lebih baik posisi 4+
Persiapan penampungan semen
Dimasukkan air
Pada suhu 37oC
Kemudian masukkan
Di refrigerator
Proses memasukkan dalam straw secara
manual
Proses penutupan straw manual
Proses pendingan semen tanpa sexing