a. Pengguna gula
menghasilkan enzim yang dapat memfermentasi
gula(polisakarida,disakarida, monosakarida.
b. Amilolitik
Bakteri yang berperan penting dalam menceerna pati.
Contoh: Bacteriodes amylophilus dan Bacteroides
ruminicola.
c. Lipolitik
menghasilakn enzim yang mampu menghidrolisa
lemak dalam chloroplast. Contoh: Anaerovibrio
lipolytica dan Selemonas ruminantium var. Lactilytica.
a. Proteolitik
menghasilkan enzim yang dapat
mencerna protein. Contoh: Bacteroides
amylophilus,Clostridium sporogenes
b. methanogenik
Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi
didalam rumen adalah gas methan.Contoh:
Methanobacterium ruminantium dan
Methanobacterium formicium
Siklus hidup
A. Suhu
Temperatur rumen dikatakan normal
apabila berada pada kisaran antara 39 41C. Segera setelah makan, temperatur
rumen biasanya akan meningkat sampai
dengan 41C, terutama selam proses
fermentasi terjadi didalam rumen.
Sebaliknya
temperatur akan menurun sampai dibawah
suhu normal bila ternak minum air dingin.
lanjutan
B. pH
keasaman rumen
berkisar antara 5,5 - 7,0. Keasaman lambung atau rumen
dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti macam pakan serta waktu
setelah makan. Untuk menjaga agar pH rumen tidak
menurun atau meningkat secara drastis maka perlu
adanya hijauan didalam ransum dalam proporsi yang
memadai ( 40 persen dari total ransum atau dengan
kadar serat kasar sekitar 20 persen) dimana 70 persen
dari serat kasar ini harus dalam bentuk polisakarida
berstruktur untuk dapat merangsang produksi saliva
selama proses ruminasi.
lanjutan
c). Pengaruh osmotik dan ionik
PadOsmolalitas isi rumen akan cenderung menjadi
hipertonik pada saat beberapa jam setelah makan,
sebaliknya akan menjadi hipotonik setelah minum.
d). Komposisi Gas
Komposisi gas didalam rumen kurang lebih terdiri
dari 63-63,35 % CO2; 26,76-2% CH4; 7% N2 dan
sedikit H2S, H2 dan O2. Karena kondisi anaerob
didalam rumen merupakan faktor yang sangat
penting maka produksi CO2 pada proses fermentasi
sangat menentukan terciptanya kondisi anaerob.
lanjutan
e). Tekanan Permukaan
Tekanan permukaan cairan rumen biasanya diantara 45 - 59
dynes/cm. kasus terjadinya kembung (bloat) adalah erat
kaitannya dengan perubahan tekanan permukaan.
f). Variasi Harian
Konsentrasi mikroba rumen akan berfluktuasi sepanjang hari.
Beberapa faktor penyebabnya antara lain: makanan, kelaparan
(starvation) dan pengenceran (dilution rate) cairan rumen
g). Nutrisi
Enersi yang diperlukan mikroba diperoleh dari proses
fermentasi polimer tanaman terutama selulosa dan pati
dengan menghasilkan VFA, CH4 dan CO2. Sedangkan untuk
proses biosintesis diperoleh dari protein yaitu dari unsur-unsur
C, H, O, N dan S
lanjutan
c). Interaksi antara Bakteri-Jamur dan Protozoa
Jumlah bakteri dan jamur meningkat setelah
defaunasi. Sehingga daya cerna serat kasar akan
meningkat secara nyata 6 - 10 unit/24 jam.
Defaunasi memberikan pengaruh positif terhadap
efisiensi penggunaan enersi yang digunakan
untuk proses sintesis protein mikrobial.
Protozoa dengan populasi yang besar akan
mengurangi produktivitas ternak, melalui
penurunan ratio antara asam amino dengan
enersi pada hasil pencernaan yang terserap