Anda di halaman 1dari 2

Inseminasi Buatan pada Kambing dan Domba

Posted by carabudidaya.com in peternakan

kambing domba Inseminasi Buatan (IB) merupakan hal biasa. Biasanya dilakukan pada ternak sapi dan telah terbukti memperbaiki produksi daging maupun susu. IB merupakan generasi kedua dari teknologi reproduksi. Tetapi pemanfaatan praktis pada ternak kambing dan domba masih memerlukan perubahan perilaku. Potensi ternak kambing dan domba dalam produksi adalah menyediakan bahan pangan asal hewan berupa daging dan susu (dari kambing prahan). Umumnya petani sudah terbiasa memelihara kambing yang akhirnya menjadi biasa-biasa saja. Yang belum dilakukan adalah bagaimana memproduksi ternak kambing yang tidak seperti biasanya, hasilnya lebih tinggi dan dagingnya lebih bermutu. Teknik Inseminasi Inseminasi berasal dari kata in yang berarti masuk atau memasukkan; kata semen berarti cairan yang mengandung sel kelamin jantan, media nutritif dan non-nutritif. Akhiran asi berarti proses atau kegiatan. Inseminasi buatan telah lama dikenal dengan istilah kawin suntik. Semen untuk IB dibedakan menjadi 2 yakni semen cair dan semen beku. Teknik IB dengan Semen Beku. Ini relatif mudah dilakukan. Peralatan yang diperlukan berupa: Spekulum berbentuk paruh bebek untuk membuka vagina; Artificial Insemination (AI) Gun untuk menembakkan semen ke dalam leher rahim; plastik sit untuk menempatkan straw (kemasan semen beku); pinset untuk

mengambil straw; gunting untuk memotong ujung straw; dilengkapi dengan mangkok air untuk pencairan semen dalam straw yang disebut tawing; kertas tissue. Langkah kegiatan IB dengan menggunakan semen beku: Ambil straw dari dalam termos atau container dengan hati-hati; Pegang pada ujung kemasan, baca label yang tertera pada straw secara singkat; Lakukan tawing sekitar 5 detik; Ambil dan keringkan dengan usapan tisu; Tempatkan straw pada ujung AI gun, gunting ujung kemasan straw; Pasang plastik sit pada AI gun dan fiksasi agar posisi straw mantap; Bawa AI gun yang telah siap dan spekulum ke kandang ternak betina; Dengan pertolongan perawat ternak, angkat kedua kaki belakang kambing/domba sehingga badannya membentuk sudut 40 45 derajat terhadap lantai kandang; Buka vagina kambing dengan menggunakan spekulum yang sudah diberi pelumas, lihat posisi lubang cervics, incarlah; masukkan AI gun melalui lorong spekulum menuju ke lubang cervics, dorong hingga ke posisi empat atau batas cervics tertahan sesuatau tekanan, ujung gun masuk sekitar 1 cm; Semprotkan semen pada bagian tersebut, lalu tank AI gun perlahan-lahan; Tahan posisi kambing dengan sudut 45 derajat, selama 5 menit; Lepas kedua kaki kambing sehingga dapat berdiri kembali di kandang. Teknik IB dengan Semen Cair dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Lakukan penampungan semen dari seekor pejantan. Caranya siapkan seekor betina perangsang (teaser) untuk dinaiki oleh pejantan kemudian tampung semen yang dikeluarkan dengan menggunakan vagina buatan yang telah disiapkan; Segera bawa semen ke tempat teduh atau ruangan untuk pengenceran; Jika volume semen 2 ml maka dapat diencerkan dengan cairan fisiologis hingga menjadi 4 ml. Selanjutnya, isap dengan spuit yang ujungnya disambung dengan plastik sit sebanyak 0,2 ml setiap dosis IB; Selanjutnya bawa ke tempat betina berahi untuk di-inseminasikan dengan prosedur sama dengan teknik IB dengan menggunakan semen beku. Cara ini lebih sederhana, tidak memerlukan perlakuan dan peralatan khusus. Sangat praktis dipergunakan pada sebuah peternakan yang memiliki bibit unggul sendiri dengan jumlah populasi hingga 50 ekor betina. Setiap kali penampungan semen dapat dipergunakan untuk betina antara 12 sampai 20 ekor. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang kader inseminator IB Kambing/Domba dalam menjalankan praktek: Lakukan secara halus; Hendaknya tidak berbuat kasar terhadap ternak, penuh kasih sayang, tidak menyakiti, tidak melukai, buat ternak merasa senyaman mungkin, cara mengangkat kaki belkang harus betul-betul tidak membebani hewannya terlalu berat; Lakukan dalam waktu yang cepat; Untuk dapat melayani dengan cepat, semua peralatan telah tersedia, dibarengi dengan ketrampilan dalam melakukan setiap langkah kegiatan tersebut diatas. Hal ini bertujuan untuk tidak terlalu lama memberikan beban tekanan stress pada ternak, karena juga berpengaruh pada kondisi fisiologis, yaitu berjalannya fungsi normal organ-organ tubuh termasuk fisiologi reproduksinya; Lakukan dengan teknik yang tepat : Artinya pada saat mengerjakan langkah kegiatan, kita sudah dengan pasti mengerti tujuannya, sehingga sasaran organ yang dituju tidak salah, ragu-ragu atau masih meraba-raba, mengira-ira. Untuk itu pengetahuan anatomi perlu dimantapkan pemahamannya, jangan dilupakan begitu saja. Disampaikan oleh drh. Harjuli Hatmono, M. Si (Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani Edisi 18 24 Maret 2009 No. 3295 Tahun XXXIX)

Anda mungkin juga menyukai