Dosen:
1. Ir. Moch. Bintoro, MP
Teknisi:
1. Prayitno SP
2. Alviyan Tono Arif, S.ST
Disusun Oleh:
2. Para petani Indonesia yang mengeringkan benih pangan atau benih horti di saat
musim hujan maupun musim kemarau, sehingga dapat menghasilkan benihyang
berkualitas tinggi
BAB 2. ISI
2.1 Metodologi
2.1.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 4 November 2019, pukul
13.00-15.00 WIB. Pelaksanaan praktikum di Pabrik Pengolahan Benih Politeknik Negeri
Jember.
2.1.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Alat mesin pengering benih
2. alat tulis dan kamera
2.1.1 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mendengarkan penjelasan dari teknisi mengenai mesin dryer benih pangan dan
hortikultura
3. Mencatat hasil penjelasan teknisi
4. Memotret setiap bagian mesin yang telah dijelaskan
5. Membuat laporan resmi
2.4 Pembahasan
Proses pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang
relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Tujuan dari pengeringan adalah
menurunkan kadar air bahan sehingga bahan menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan
sehingga memudahkan dan menghemat biaya pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan.
Proses pengeringan dapat bekerja dengan melalui tiga tahap yaitu konveksi, konduksi dan
radiasi, dimana pada proses konduksi dan radiasi tetap berlangsung walaupun jumlah
waktunya relative sedikit. Prinsip pengeringan pada umumnya melibatkan antara dua
kejadian yaitu panas harus diberikan pada bahan, dan air harus dikeluarkan dari bahan.
Antara kedua kejadian tersebut melibatkan 2 proses yaitu proses pindah panas dengan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan dapat
digolongkan menjadi dua yaitu : faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang
dikeringkan atau disebut faktor internal (ukuran bahan, kadar air awal dari bahan dan tekanan
parsial di dalam bahan) dan faktor yang berhubungan dengan udara pengering atau disebut
sebagai faktor eksternal (suhu, kelembaban dan kecepatan volumetrik aliran udara
pengering).
Alat dan mesin yang digunakan dalam pra penen dan pasca panen sangat membantu di
dalam proses pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai pada produksi pertanian. Dengan
bertambahnya alat dan mesin yang canggih dapat meningkatkan produksi pertanian untuk
kebutuhan konsumen yang semakin meningkat. Hal ini di pengaruhi oleh bertambahnya
jumlah penduduk di dunia, sehingga peningkatan produksi terutama tanaman pangan
mendorong para ahli untuk membuat alat yang modern,agar dapat mencukupi kebutuhan
hidup manusia (Siahan,2001).
Jika pengeringan dilakukan pada suhu yang tinggi sehingga bahan yang masih basah
langsung kontak dengan suhu yang tinggi, maka dapat terjadi case hardening.Case hardening
adalah suatu keadaan di mana bagian luar bahan (di permukaan) sudah kering sedangkan di
bagian dalamnya masih basah. Hal ini disebabkan suhu yang tinggi di awal pengeringan akan
menguapkan air yang ada di permukaan bahan secara cepat sehinggapermukaan bahan
menjadi kering dan keras dan menghambat penguapan selanjutnya dari air yang terdapat di
bagian dalam bahan tersebut. Case hardening juga dapat disebabkan oleh adanya perubahan-
perubahan kimia tertentu misalnya terjadinya penggumpalan protein pada permukaan bahan
karena adanya panas, atau terbentuknya dekstrin dari pati yang jika dikeringkan akan
terbentuk bahan yang masif dan keras pada permukaan bahan. Terjadinya Case hardening
mengakibatkan proses pengeringan selanjutnya menjadi lambat atau terhambat sama sekali,
mikroorganisme yang terdapat di bagian dalam bahan yang masih basah dapat berkembang
biak sehingga menimbulkan kebusukan. Penggunaan suhu pengeringan yang tidak terlalu
tinggi atau pelaksanaan proses pengeringan awal yang tidak terlalu cepat dapat mencegah
terjadinya Case hardening.
Pengaruh pengeringan terhadap bahan makanan yang dikeringkan mempunyai nilai
gizi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan segarnya selama pengeringan juga dapat
terjadi perubahan warna, tekstur, aroma, dan lain-lain, biasanya untuk mengurangi hal
tersebut dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang akan dikeringkan.
Bahan yang telah dikeringkan mengandung senyawa-senyawa seperti protein,
karbohidrat, lemak dan mineral dalam konsentrasi yang lebih tinggi, akan tetapi lain halnya
untuk vitamin-vitamin dan zat warna pada umumnya akan menjadi rusak atau berkurang.
Perubahan warna seperti menjadi coklat, perubahan warna tersebut terjadi karena reaksi-
reaksi browning, non enzimatik yang paling sering terjadi reaksi antara asam organic dengan
gula pereduksi, reaksi antara asam-asam amino dengan gula pereduksi, reaksi ini dapat
menurunkan nilai gizi protein yang terkandung didalamnya.
Ada satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan yaitu penggunaan panas,
jika pengeringan dilakukan dengan suhu yang terlalu tinggi maka bahan akan menyebabkan
case hardening yaitu dimana keadaan bahan dibagian luar sudah kering tapi dibagian dalam
masih basah, hal ini terjadi karena pengunaan suhu yang terlalu tinggi sehingga permukaan
bahan menjadi cepat kering dan mengeras, sehingga akan menghambat
pengeringan/penguapan dibagian tengah bahan karena terhalang oleh bagian luar bahan yang
sudah keras, case hardening juga bias terjadi karena adanya perubahan-perubahan kimia
tertentu misalnya terjadi pengumpalan protein dipermukaan bahan karena panas atau
terbentuknya dekstrin dari pati yang jika dikeringkan akan menjadi bahan yang masif (keras),
pada bahan case hardening dibagian dalam bahan mikroba masih dapat tumbuh dan
berkembang biak sehingga bahan dapat menjadi busuk, untuk mencegah case hardening
adalah dengan mengunakan suhu yang tidak terlalu panas atau mengunakan tahapan-tahapan
dalam pengunaan suhu panas, misalnya memberikan pemanasan awal dengan suhu rendah.
BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Jadi seed dryer merupakan mesin pengering benih yang berfungsi sebagai
mengeringkan benih pangan ataupun benih horti untuk mengurangi kadar air dalam benih
sesuia standart ista yang digunakan, serta mesin pengering yang dpat diatur suhu dan waktu
pengeringannya sesuai standart yang didentutkan.
3.1 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum harus memperhatikan proses penjelasan
cara menjalannkan alat yang dijalaskan oleh teknisi sehingga pada saat mau menjalankan
mesin tidak terjadi kerusakan ataupun kecelakaan dan praktikum dapat berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA