Anda di halaman 1dari 7

Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No.

1, Desember 2020
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100

ANALISIS PERBANDINGAN TEMPERATUR DALAM DAN LUAR SERTA


KELEMBABAN RELATIF PADA MESIN PENETAS TELUR TENAGA LISTRIK

Zulhajji1
1
Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
ajjimuda@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar perbandingan temperatur luar dan dalam serta
kelembaban udara pada mesin penetas telur tenaga listrik. Dalam rangka mencapai tujuan dan target yang
telah ditetapkan itu penelitian ini dirancang dalam dalam tiga tahap. Tahap pertama, pembuatan mesin
penetas telur, tahap kedua uji coba dan tahap ketiga analisis. Berdasarkan data hasil pengukuran dan
dianlisis diperoleh gambaran bahwa temperatur dan kelembaban pada mesin penetas tersebut sangat
berpengaruh terhadap kualitas penetasan telur ayam kampung. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dan dilakukan dua kali percobaan memasukkan telur untuk ditetaskan.
Tahap pertama pengujian dan pengukuran diperoleh data rata-rata temperatur luar 28,5C o, didalam 38,2Co
dan kelembaban udara didalam ruang penetasan 56,0% , sedangkan tahap kedua pengujian dan
pengukuran diperoleh data rata-rata temperatur luar 28,42C o, didalam 38,0Co dan kelembaban udara
didalam ruang penetasan 56,0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika perbandingan temperatur luar
dan dalam pada mesin penetas harus seimbang sampai hari ke-21 penetasan. Dalam artian bahwa jika
temperatur luar naik, maka temperatur dalam mesin penetas harus turun, dengan besaran yang relatif
sama. Demikian juga kelembaban udara didalam harus memiliki perbandingan yang relatif sama agar
diperoleh proses penetasan yang sempurna yaitu antara 50% - 60%.

Kata Kunci: Temperatur Luar Dan Dalam, Kelembaban Udara, Mesin Penetas Telur,

1
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2020
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100

PENDAHULUAN Upaya bangsa unggas dalam


Mesin penetas telur dengan mempertahankan populasinya, yaitu dengan
menggunakan pemanas dari bola lampu telah bertelur.Telur tersebut kemudian ditetaskan, baik
banyak digunakan baik oleh industri sekala kecil secara alami maupun buatan hingga melahirkan
maupun besar, juga oleh masyarkat umumnya, individu baru [1].
keberhasilan penetasan telur ayam sangat a. Jenis Alat Penetas Buatan.
dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, Dari berbagai alat penetas dapat dibedakan
dimana temperatur yang baik untuk penetasan menjadi dua alat penetas berdasarkan dari cara
telur ayam berkisar antara 36oC sampai dengan penggunaannya,yaitu :
40oC, dengan kelembaban relatif antara 50% 1) Alat Tetas Konvensional
sampai dengan 60 %. Namun tidak semua Alat tetas konvensional merupakan alat penetas
pengguna mesin penetas telur ayam mengetahui yang menggunakan sumber panas dari matahari
betul tentang temperatur dan kelembaban udara dengan penyimpanan panas berupa sekam. Alat ini
yang sesuai dengan telur yang mau ditetaskan, sudah sejak lama dikenal ditengah masyarakat.
agar proses penetasan berjalan dengan baik dan Sejarah konon alat ini pertama kali digunakan oleh
normal. Namun untuk mendapatkan temperatur penetas telur di daerah Bali yang kemudian
yang merata dan kelembaban yang baik untuk penggunaannya mulai menyebar ke berbagai
penetasan dibutuhkan penempatan sumber kalor tempat.
yang terukur dan merata didalam ruang 2) Mesin Tetas/Alat Penetas Telur
penetasan. Temperatur dan kelembaban sangat Mesin tetas ini merupakan salah satu media
erat hubungannya dengan perubahan kalor yang yang berupa peti, lemari atau box dengan
terjadi pada mesin penetas, baik didalam konstruksi yang sedemikian rupa sehingga panas di
maupun di luar mesin penetas. Semakin tinggi dalamnya tidak terbuang. Suhu di dalam
temperatur di luar tentu sangat berpengaruh peti/lemari/box dapat diatur sesuai ukuran derajat
temperatur di dalam mesin penetas. Beberapa panas yang dibutuhkan selama periode penetasan.
studi literatur telah dilakukan terhadap beberapa Prinsip kerja penetasan telur dengan mesin tetas ini
penelitian yang berhubungan dengan penetasan sama dengan induk unggas. Keberhasilan penetasan
telur ayam terutama yang berhubungan dengan telur dengan mesin tetas akan tercapai bila
temperatur di luar dan dalam serta kelembaban memperhatikan beberapa perlakuan sebagai berikut
udara pada mesin penetas telur ayam. :
Temperatur dan kelembaban dalam mesin a) Telur ditempatkan dalam mesin tetas dengan
penetas harus stabil untuk mempertahankan posisi yang tepat.
kondisi telur agar tetap baik selama proses b) Panas (suhu) dalam ruangan mesin tetas selalu
penetasan, telur akan banyak menetas jika dipertahankan sesuai dengan kebutuhan.
berada pada temperatur antara 36-40°C, Embrio c) Telur dibolak-balik 3 kali sehari selama proses
tidak toleran terhadap perubahan temperatur pengeraman.
yang drastis. d) Ventilasi harus sesuai agar sirkulasi udara di
Kelembaban didalam mesin penetas dalam mesin tetas berjalan dengan baik.
sebaiknya diusahakan tetap pada range 50 - 60 e) Kelembapan udara di dalam mesin tetas selalu
%, Temperatur yang terlalu tinggi akan dikontrol agar sesuai untuk perkembangan
menyebabkan kematian embrio ataupun embrio di dalam telur.
abnormalitas embrio, sedangkan kelembaban Dengan memperhatikan beberapa perlakuan
mempengaruhi pertumbuhan normal dari tersebut, mesin tetas/alat penetas dapat dibedakan
embrio. Perubahan temperatur luar dan atas beberapa tipe sebagai berikut :
kelembaban relatif pada proses penetasan telur 1) Berdasarkan penyebab adanya panas dalam
ayam kampung, akan mempengaruhi proses ruangan.
penetasan telur secara signifikan, sehingga  Alat penetas/mesin penetas dengan udara
perlu penelitian untuk meneliti pengaruh panas.
temperatur luar dan dalam serta kelembaban  Alat penetas/mesin penetas dengan air panas.
relatif pada mesin penetas telur tenaga listrik 2) Berdasarkan sumber alat pemanas.
yang terbuat dari bahan tripleks dengan  Alat penetas dengan listrik (pemanas listrik).
ketebalan 9 millimeter.  Alat penetas dengan lampu minyak.
 Alat penetas kombinasi (dengan pemanas
1. Penetasan Telur listrik dan lampu minyak).
2
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2020
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100

3) Berdasarkan cara pengaturan kelembapan bok/ruangan, karena jika tidak ada oksigen yang
udara. cukup dalam bok/ruangan dikhawatirkan embrio
 Alat penetas dengan cara kering (tidak gagal berkembang [4].
dilengkapi dengan bak air).
d. Waktu Penetasan Telur.
 Alat penetas dengan cara basah
Penetasan telur biasanya diperlukan waktu
(dilengkapi dengan bak air).
sekitar 20-23 hari untuk menetas dengan sempurna
4) Berdasarkan cara penyediaan ruangan tempat
(sehat), pembagian waktu dapat dijabarkan sebagai
peletakan telur.
berikut [5]:
 Alat penetas dengan tipe ruang kotak
Dalam proses penetasan telur ayam dengan
(menggunakan satu rak telur, sehingga
inkubator bisanya memerlukan waktu antara 21-22
telur yang dapat ditetaskan juga terbatas).
hari dengan tahapan seperti berikut: Hari pertama
 Alat penetas dengan tipe ruang kabinet
: Pada pagi hari, masukkan telur yang sudah siap
(menggunakan banyak rak sehingga
pada mesin dengan sudut sekitar 40°, bagian lancip
dapat menampung telur yang cukup
dibawah dan bagian tumpul diatas dan tutup pintu
banyak).
rapat-rapat sampai dengan hari ke-2. Hari ke-3:
Syarat-syarat penetasan telur : Putar telur 3x sehari dipagi hari, siang dan sore
a. Suhu dan Perkembangan Embrio (Jangan keluarkan telur dari mesin). Hari ke-4:
Embrio dalam telur unggas akan cepat Buka ventilasi ¼ bagian selama 15 menit untuk
berkembang selama suhu telur berada pada mendinginkan telur setelah itu balik telur. Hari ke-
kondisi yang sesuai dan akan berhenti 5: Buka ventilasi ½ bagian dan mulailah membalik
berkembang jika suhunya kurang dari yang telur. Hari ke-6: Buka ventilasi ¾ bagian dan balik
dibutuhkan. telur. Hari ke-7: Balik telur dan buka ventilasi
Suhu yang dibutuhkan untuk penetasan seluruhnya dan mulailah menyortir telur yang
telur setiap unggas berbeda-beda. Suhu untuk kosong. Hari Hari ke-14: Balik telur dan sortir lagi
perkembangan embrio dalam telur ayam antara bibit yang mati (Bibit yang mati akan terlihat cairan
38,33o - 40,55o C ( 101o-105o F), itik 37,78o – atau darah sedangkan yang hidup akan terlihat titik
39,45o C (100o – 103o F), puyuh 39,5o C (102o yang bercabang). ke 8 s.d 13: Balik telur dan
F), dan wallet 32,22o – 31o C (90-96o F). Untuk dinginkan. Hari ke 15 s.d 17: Balik telur dan
itu, sebelum telur tetas dimasukan ke dalam bok dinginkan. Hari ke-18 : Balik telur dan pastikan
penetasan suhu ruang tersebut harus sesuai mesin masih dalam keadaan tertutup. Hari ke-19 :
dengan yang dibutuhkan [2]. Ketika telur mulai retak mulailah menambah
kelembaban udara pada mesin tetas dengan cara
b. Kelembaban.
menggantungkan kain basah disekitar telur (Jangan
Selama penetasan berlangsung, diperlukan
sampai menetesi pipa pengantar panas). Hari ke-
kelembaban udara yang sesuai dengan
20: Ketika telur sudah mulai menetas tutup kaca
perkembangan dan pertumbuhan embrio, seperti
pengintai dengan kertas atau kain hitam. Hari ke-
suhu dan kelembaban yang umum untuk
21 : Keluarkan bak air dan kain dari mesin karena
penetasan telur setiap jenis unggas juga
telur sudah menetas. Hari ke-22 : Mulailah
berbeda-beda. Bahkan, kelembapan pada awal
memindahkan anak ayam yang telah menetas ke
penetasan berbeda dengan hari-hari selanjutnya.
tempat induk buatan.
Kelembapan untuk telur pada saat awal
penetasan sekitar 52%-55% dan menjelang 2. Thermostat Penetas Telur
menetas sekitar 60%-70%, Itik pada minggu Ada 2 jenis thermostat yang biasa digunakan
pertama 70% dan minggu selanjutnya 60%- pada mesin penetas telur, yaitu: Thermostat Kapsul
65%, puyuh minggu pertama 55%-70% dan Thermostat Digital.
selanjutnya 65% dan walet 65%-70% pada a. Thermostat Kapsul /Wafer
setiap minggunya [3]. Mayoritas mesin penetas telur
menggunakan thermostat tipe ini karena harganya
c. Ventilasi
sangat terjangkau (murah) dan mudah
Dalam perkembangan normal, embrio
pengoperasiannya.Thermostat sederhana ini bekerja
membutuhkan oksigen (O2) dan mengeluarkan
secara elektro-mekanial yang memanfaatkan
karbondioksida (CO2) melalui pori-pori
prinsip pemuaian cairan eter di dalam sebuah
kerabang telur. Untuk itu, dalam pembuatan alat
Kapsul. Jika Anda perhatikan pada gambar 1, yang
penetas telur/mesin tetas harus diperhatikan
disebut Kapsul adalah benda berbentuk Lingkaran
cukup tidaknya oksigen yang ada dalam
3
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2020
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100

berwarna hitam. Ketika suhu mulai memanas, Gambar 2. Thermostat Digital


kapsul akan mengembang dan menekan
mikroswitch(Limitswitch) untuk mematikan 4. Lampu Lampu Pijar
lampu pemanas. Dan sebaliknya, pada saat suhu a. Karakteristik
mulai mendingin, kapsul akan mengempis dan Jenis lampu incandenscent ini biasa disebut
kemudian memicu mikroswitch untuk kembali lampu pijar, lampu pijar akan memancarkan cahaya
menyalakan lampu pemanas. ketika ada arus listrik melewati filamen kawat pijar
pada lampu dan kemudian memanasi filamen
tersebut. Pembuatan lampu pijar juga didasarkan
pada beberapa faktor, yaitu temperatur filamen,
campuran gas yang di isikan, efficacy (im/W), dan
umur lampu. Tahanan filamen tungsten akan
semakin tinggi jika temperatur naik, sehingga
kenaikan tegangan akan mengakibatkan menaiknya
tahanan yang juga akan terjadi sedikit kenaikan
arus yang mengalir. Tahanan filamen kira-kira
seperempat belas dari keadaan temperatur normal
dalam keadaan dingin. Salah satu yang perlu
Gambar 1. Thermostat Kapsul/Wafer diperhatikan dalam karakteristik lampu pijar ini
adalah pengaruh perubahan tegangan terhadap
Agar bekerja pada suhu yang diinginkan, lampu [6].
cara mensetting thermostat ini sangatlah mudah.
Putar sekrupnya secara perlahan untuk b. PrinsipKerja
mengatur jarak antara kapsul dengan Prinsip kerja dari lampu pijar tersebut adalah
mikroswitchnya. Jika kapsul bergerak dengan cara menghubung singkat listrik pada
mendekati mikroswitch maka suhunya akan filamen carbon (C) sehingga terjadi arus hubung
disetting rendah, dan sebaliknya suhu akan singkat pada yang mengakibatkan timbul panas.
disetting tinggi pada saat kapsul mulai Panas yang terjadi dibuat hingga suhu tertentu
menjauhi mikroswitch. Untuk Satu Paket sampai mengeluarkan cahaya
thermostat kapsul terdiri dari : c. Kontruksi
 Rangka /dudukan Jenis lampu ini lebih dikenal dengan sebutan
 Kapsul lampu DOP, termasuk juga lampu yang ditemukan
 Microswitch(Limitswitch pertama kali oleh Tomas Alva Edison. Lampu
 Kabel incandescent terdiri atas beberapa bagian utama
3. Thermostat Digital yaitu bulb atau bola lampu, base lamp, dan filamen
Thermostat ini berbentuk sebuah modul kawat pijar.
yang bekerja secara digital dengan bantuan
probe yang berfungsi sebagai sensor suhu. METODE PENELITIAN
Kelebihan thermostat ini telah dilengkapi Jenis penelitian ini merupakan penelitian
dengan thermometer dan bisa difungsikan eksperimen. Dengan demikian data yang akan
dalam mode pemanas atau pendingin, diteliti adalah data-data yang diperoleh dari hasil
sebagaimana gambar 2. Di bawah ini. pengukuran melalui percobaan di laboratorium.
Sedangkan Untuk mengaktifkannya, thermostat Hasil penelitian ini bertujuan agar diperoleh
penetas telur ini memerlukan tegangan DC 12 gambaran besar perbandingan temperatur luar dan
volt dari adaptor. dalam serta kelembaban relatif pada mesin penetas
telur tenaga listrik tersebut, agar diperoleh proses
penetasan telur yang maksimal (telur yang
ditetaskan menetas semua).Variabel dalam
penelitian ini terdiri atas 2 variabel, yakni
temperatur luar/dalam dan kelembaban relatif pada
mesin penetas telur tenaga listrik.Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah: Data yang akan digunakan dalam
penelitian ini merupakan data temperatur dan
4
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2020
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100

kelembaban relatif yang diperoleh secara


langsung melalui hasil pengukuran dan studi TABEL 2. DATA HASIL PENGUKURAN
HARI KE-9
literatur adalah suatu teknik yang digunakan
Temperatur
untuk memperoleh data-data atau sumber- Waktu Kelembaban
(C o)
sumber yang berhubungan dengan topik yang (Jam) (%)
diteliti. Teknik analisis data yang akan Luar Dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis 7.00 26,1 36,3 78
deskriptif digunakan untuk menganalisis data 8.00 26,9 36,5 74
dengan cara mendeskripsikan atau 9.00 27,1 37,2 70
menggambarkan data yang diperoleh dari hasil 10.00 28,8 38,1 61
pengukuran di laboratorium dengan melalui 11.00 29,0 38,4 62
percobaan. 12.00 30,0 38,7 61
13.00 30,5 39,0 58
14.00 30,7 39,1 57
HASIL DAN PEMBAHASAN 15.00 30,8 38,3 55
Penelitian yang dilaksanakan dengan 16.00 30,9 39,0 56
menggunakan mesin penetas telur ayam, 17.00 30,0 39,1 58
dimana mesin penetas tersebut terbuat dari 18.00 30,1 39,0 59
bahan tripleks 9 mm . Ukuran 30 x 40 cm 19.00 29,5 38,8 62
dengan jumlah bolah lampu pijar 3 buah, 20.00 29,5 38,8 64
masing-masing daya 5 Watt sehingga dapat 21.00 29,0 38,9 66
menetaskan 50 butir telur. Berdasarkan 22.00 28,5 38,9 67
penelitian diperoleh hasil penelitian sebagai 23.00 28,0 39,0 68
berikut : 24.00 27,3 38,5 69
TABEL 1. DATA HASIL PENGUKURAN 1.00 27,0 38,5 70
HARI KE-1 2.00 26,4 37,1 71
Temperatur 3.00 26,1 37,0 72
Waktu (C o) Kelembaban
(Jam) (%) 4.00 25,5 36,1 72
Luar Dalam 5.00 25,1 36,0 73
7.00 26,5 36,5 79 6.00 25,0 35,9 74
8.00 27,1 36,8 75 Rata- 28,24 38,00 56,50
9.00 28,1 37,8 70 rata
10.00 29,0 38,5 62
11.00 29,9 38,8 61 TABEL 3. DATA HASIL PENGUKURAN
12.00 30,4 38,8 62 HARI KE-18
13.00 30,7 39,0 58 Temperatur (C o)
14.00 30,9 39,0 60 Waktu Kelembaban
15.00 30,9 38,5 55 (Jam) (%)
Luar Dalam
16.00 31,0 39,0 56
7.00 26,0 36,6 79
17.00 30,0 39,0 58
18.00 30,1 39,0 60 8.00 27,0 36,7 75
19.00 29,9 39,0 64 9.00 28,0 37,5 70
20.00 29,5 39,0 66 10.00 29,0 38,6 62
21.00 29,1 39,0 67 11.00 29,3 38,9 61
22.00 28,8 39,0 68 12.00 30,0 38,9 62
23.00 28,0 39,0 69 13.00 30,1 39,1 58
24.00 27,8 38,5 70 14.00 30,5 39,0 60
1.00 27,0 38,5 71 15.00 30,7 38,1 55
2.00 26,8 37,5 72 16.00 30,9 38,2 56
3.00 26,0 37,0 73
17.00 31,0 38,4 58
4.00 25,8 36,0 73
18.00 30,8 38,6 60
5.00 25,7 36,0 74
6.00 25,5 36,0 74 19.00 30,4 38,8 64
Rata- 28,5 38,2 56 20.00 29,0 38,9 66
rata 21.00 29,1 39,0 67

5
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2020
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100

22.00 28,5 39,1 68 udara pada mesin penetas telur ayam. Temperatur
23.00 28,0 38,8 69 dan kelembaban dalam mesin penetas harus stabil
24.00 27,4 38,5 70 untuk mempertahankan kondisi telur agar tetap baik
1.00 27,1 38,1 71 selama proses penetasan, telur akan banyak
2.00 26,5 37,1 72 menetas jika berada pada temperatur antara 36-
3.00 26,1 37,0 73 40°C, Embrio tidak toleran terhadap perubahan
4.00 25,5 36,1 73 temperatur yang drastis. Kelembaban didalam
5.00 25,6 36,0 73 mesin penetas sebaiknya diusahakan tetap pada 56
6.00 25,6 36,0 73 %, Temperatur yang terlalu tinggi akan
Rata- 28,42 38,00 56 menyebabkan kematian embrio ataupun
rata abnormalitas embrio, sedangkan kelembaban
mempengaruhi pertumbuhan normal dari embrio.
Menurut Hartono (2010) yang menyatakan bahwa
suhu penetasan alami berkisar antara 37°C-38°C.
Kelembaban udara untuk telur ayam pada saat awal
penetasan sekitar 50%-55% dan menjelang menetas
TABEL 4. RATA-RATA HASIL PENGUKURA
sekitar 55% - 60%.
TEMPERATUR DAN KELEMBABAN
Temperatur (C o)
Kelembaban Pada penelitian ini, dilakukan pertama adalah
(%) membuat mesin penetas telur dari bahan tripleks 9
Luar Dalam
28,38 38,5 55,8 milli kemudian menguji dengan memasukkan telur
ayam kampung 10 butir, dimana waktu yang
Penelitian ini dilakukan dengan diperlukan untuk penetasan telur secara teoritis
menggunakan mesin penetas khusus telur ayam sekitar 20-23 hari untuk menetas dengan sempurna
dengan kapasistas 50 butir telur satu kali (sehat). Pembagian waktu dapat dijabarkan sebagai
menetaskan. Tentu penelitian ini dilakukan berikut:
karena kita pahami sudah banyak menggunakan Hari pertama : Pada pagi hari, memasukkan
mesin penetas, baik perorangan (masyarakat) telur yang sudah siap pada mesin dengan sudut
maupun industri sekala kecil dan besar. Namun sekitar 40°, bagian lancip dibawah dan bagian
tidak semua pengguna mesin penetas tumpul di atas dan menutup pintu rapat-rapat
mengetahui betul tentang temperatur dan sampai dengan hari ke-2. Hari ke-3: Telur diputar
kelembaban udara yang sesuai dengan telur 3 kali sehari dipagi hari, siang dan sore (Jangan
yang mau ditetaskan, agar proses penetasan keluarkan telur dari mesin). Hari ke-4: Buka
berjalan dengan baik dan normal. Keberhasilan ventilasi ¼ bagian selama 15 menit untuk
penetasan telur ayam sangat dipengaruhi oleh mendinginkan telur setelah itu balik telur. Hari ke-
temperatur di luar dan dalam serta kelembaban, 5: Buka ventilasi ½ bagian dan mulailah membalik
dimana temperatur yang baik untuk penetasan telur. Hari ke-6: Buka ventilasi ¾ bagian dan balik
telur ayam berkisar antara 36oC - 40oC, dengan telur. Hari ke-7: Balik telur dan buka ventilasi
kelembaban relatif berkisar antara 50% - 60%. seluruhnya dan mulailah menyortir telur yang
Namun untuk mendapatkan temperatur yang kosong. Hari Hari ke-14: Balik telur dan sortir lagi
merata dan kelembaban yang baik untuk bibit yang mati (Bibit yang mati akan terlihat cairan
penetasan dibutuhkan penempatan sumber kalor atau darah sedangkan yang hidup akan terlihat titik
yang terukur dan merata didalam ruang yang bercabang). ke 8 s.d 13: Balik telur dan
penetasan. Temperatur dan kelembaban sangat dinginkan. Hari ke 15 s.d 17: Balik telur dan
erat hubungannya dengan perubahan kalor yang dinginkan. Hari ke-18 : Balik telur dan pastikan
terjadi pada mesin penetas, baik didalam mesin masih dalam keadaan tertutup. Hari ke-19 :
maupun di luar mesin penetas. Semakin tinggi Telur mulai retak, dan harus menambah
temperatur di luar tentu sangat berpengaruh kelembaban udara pada mesin tetas dengan cara
temperatur di dalam mesin penetas. Beberapa memperbanyak air pada talang air pendingin yang
studi literatur telah dilakukan terhadap beberapa ada di bawah rak telur. Hari ke-20: Telur sudah
penelitian yang berhubungan dengan penetasan menetas. Hari ke-21 : Telur dikeluarkan dari mesin
telur ayam terutama yang berhubungan dengan penetas dan dipindahkan ke tempat induk buatan.
temperatur di luar dan dalam serta kelembaban
6
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2020
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100

Berdasarkan pada proses penetasan yaitu temperatur 38,5°C dan kelembaban 55,8%,
tersebut di atas pada penelitian ini, untuk dimana temperatur di luar rata-rata 28,38°C.
memperoleh proses penetasan yang sempurna 3. Jadi perbandingan (ratio) temperatur dan
(semua telur bisa menetas) dengan baik dan kelembaban yang baik sesuai hasil penelitian
sehat diperlukan suatu kondisi temperatur yang yang telah dilaksanakan yaitu 38,5 °C di dalam
stabil pula yaitu diperoleh rata-rata 38,5 °C dan sedangkan di temperatur luar 28,38°C, dan
kelembaban udara dalam mesin penetas telur kelembabannya 55,8%.
diperoleh rata-rata 55,8%. Mesin penetas telur 4. Bahwa proses penetasan memasuki hari ke-17-18,
diberikan temperatur dan kelembaban dalam dimana waktu ini diperlukan temperatur dan
mesin penetas mulai hari pertama sampai hari kelembaban yang betul-betul stabil agar embrio
ke-21(menetaskan telur) yaitu temperatur (Dot) dapat menetas dengan baik dan sehat. Jika
38,5°C dan kelembaban 55,8%, dimana tempereratur melebihi batas teoritis (36-40°C),
temperatur di luar rata-rata 28,38°C. maka embrio mudah memecahkan cangkang telur
untuk keluar tetapi bahayanya atau dampaknya
Waktu paling penting yang perlu menjadi
adalah embrio mudah mati karena kepanasan
perhatian adalah pada saat dimana proses
sehinga terjadi dehidrasi. Demikian pula jika
penetasan memasuki hari ke-17-18, dimana
kelembaban melebihi batas teoritis (55-60%),
waktu ini diperlukan temperatur dan
maka embrio bisa mati di dalam sebelum keluar
kelembaban yang betul-betul stabil agar embrio
karena cangkang telur terlalu keras untuk
(Dot) dapat menetas dengan baik dan sehat. Jika
dipecahkan oleh embrio karena terlalu lembab
tempereratur melebihi batas teoritis (36-
membuat cangkang keras (susah pecah/retak).
40°C),maka embrio mudah memecahkan
cangkang telur untuk keluar tetapi bahayanya
atau dampaknya adalah embrio mudah mati
karena kepanasan sehinga terjadi dehidrasi.
Demikian pula jika kelembaban melebihi batas
teoritis (55-60%), maka embrio bisa mati di
DAFTAR PUSTAKA
dalam sebelum keluar karena cangkang telur
terlalu keras untuk dipecahkan oleh embrio [1] F. B. Paimin, Membuat dan mengelola mesin
karena terlalu lembab membuat cangkang keras tetas. Penebar Swadaya Grup, 1992.
(susah pecah/retak). Jadi proses penetasan yang [2] F. B. Paimin, Membuat dan mengelola mesin
baik dan sempurna dipengaruhi tiga faktor tetas. Penebar Swadaya Grup, 1992.
utama yaitu : 1). Telur harus baik (bibitnya [3] T. Nuryati, M. K. Sutarto, and H. PS, “Sukses
sehat), 2). Temperaturnya harus stabil (36- menetaskan telur,” Penebar Swadaya, Jakarta,
40°C), dan 3). Kelembabannya juga harus stabil 2000.
(55-60%). Tentu untuk memperoleh telur yang [4] H. R. Wilson, “Interrelationships of egg size,
baik (sehat) harus betul-betul mensortir dengan chick size, posthatching growth and
mengetahui cirri-ciri telur yang sehat. hatchability,” World’s Poultry Science Journal,
vol. 47, no. 1, pp. 5–20, 1991.
SIMPULAN
[5] M. Rasyaf, Pengelolaan penetasan. Penerbit
Berdasarkan pada proses penelitian, dimana
Yayasan Kanisius, 1984.
penelitian ini dengan menguji (mengadakan
[6] A. Wakhid, Membuat Sendiri Mesin Tetas
percobaan 2 kali) percobaan pertama 10 butir
Praktis. AgroMedia, 2016.
telur dan kedua juga 10 butir telur, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa untuk memperoleh proses penetasan
yang sempurna (semua telur bisa menetas)
dengan baik dan sehat diperlukan suatu
kondisi temperatur yang stabil pula yaitu
diperoleh rata-rata 38,5 °C dan kelembaban
udara dalam mesin penetas telur diperoleh
rata-rata 55,8%.
2. Mesin penetas telur diberikan temperatur dan
kelembaban dalam mesin penetas mulai hari
pertama sampai hari ke-21(menetaskan telur)

Anda mungkin juga menyukai