Anda di halaman 1dari 7

RANCANG BANGUN SISTEM KANDANG AYAM BERBASIS

INTERNETOF THINGS (IOT)


Zulfikri Yansa(1) , Nabila Putri Balqis(2), Elisa Fitri(3), Chairul Fazri(4) Alwin Zuhriandi Manalu(5)
Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Indonesia
zulfikri.210180189@mhs.unimal.ac.id (1), et all

Abstrak
Kandang ayam ialah bagian berarti dalam industri peternakan modern yang memerlukan pemantauan serta
pengendalian yang efektif Dalam riset ini, memakai konsep IoT buat menghubungkan kandang ayam dengan
jaringan internet, sehingga membolehkan owner kandang buat memantau serta mengatur keadaan kandang
secara real-time. Sistem yang dirancang mengaitkan pemakaian sensor-sensor yang dipasang di dalam
kandang buat menemukan serta mengukur bermacam parameter, semacam temperatur kelembaban, serta
mutu hawa Informasi yang dikumpulkan oleh sensor-sensor ini hendak dikirimkan lewat jaringan internet
ke server pusat. Owner kandang bisa mengakses informasi ini lewat aplikasi mobile ataupun platform
website buat memonitor keadaan kandang secara akurat serta melaksanakan aksi pengendalian yang
dibutuhkan Dengan terdapatnya sistem kandang ayam berbasis IoT ini, diharapkan owner kandang bisa
tingkatkan efisiensi operasional, kurangi kerugian akibat penyakit ataupun keadaan area yang tidak
sempurna dan tingkatkan produktivitas serta kesejahteraan ayam. Tidak hanya itu, riset ini pula berpotensi
membagikan donasi dalam pengembangan teknologi IoT dalam konteks industri peternakan..
Kata Kunci: Sistem Monitoring Kandang ayam, Wokwi, Blynk.

Abstract
Chicken coops are an important part of the modern livestock industry that requires effective monitoring and
control. In this study, the IoT concept was used to connect chicken coops to the internet network, thus enabling
coop owners to monitor and manage coop conditions in real-time. The designed system involves the use of
sensors installed in the cage to find and measure various parameters, such as temperature, humidity, and air
quality. The information collected by these sensors will be sent via the internet network to a central server. Coop
owners can access this information via a mobile application or website platform to accurately monitor coop
conditions and carry out the necessary control measures. With this IoT-based chicken coop system, it is hoped
that coop owners can increase operational efficiency, reduce losses due to disease or unfavorable environmental
conditions perfect and increase the productivity and welfare of chickens. Not only that, this research also has
the potential to contribute to the development of IoT technology in the context of the livestock industry.
Keywords: Monitoring System Chicken coop, Wokwi, Blynk..

I. PENDAHULUAN
Budidaya ternak ayam saat ini banyak ditekuni masyarakat sebagai mata pencaharian. Kebutuhan
pasar yang selalu tinggi terhadap ayam membuat budidaya ayam dianggap menjandi ladang usaha. Jenis
ayam yang paling populer dibudayakan saat ini salah satunya adalah jenis ayam broiler. Ayam broiler yang
berkualiatas dapat dibentuk dari induk yang berkualitas baik, benih unggul, dan juga dengan tidak
mengesampingkan faktor lingkungan dan pakan. Apabila terdapat kesibukan atau kegiatan lain secara
mendadak dengan jangka waktu yang lama, seringkali menjadi hambatan untuk pemberian pakan dan
mengendalikan keadaan suhu tersebut, untuk mempermudah pengguna dalam pembudidayaan ayam maka
perlu adanya sistem smart chicken farm. Oleh karena itu banyaknya kesibukan yang tak terduga, otomasi
sangat diperlukan pada proses monitoring suhu dan pemberian pakan ini untuk meningkatkan efisiensi
dalam produksi budidaya ayam.
Sistem pengelolaan kandang ayam merupakan sesuatu rancangan bangunan serta infrastruktur yang
dirancang buat mengoptimalkan efisiensi serta produktivitas peternakan ayam. Tujuan utama dari rancang
bangun ini merupakan menghasilkan area yang nyaman sehat, serta aman untuk ayam, dan memudahkan
peternak dalam mengelola serta memantau keadaan kandang. Salah satu aspek berarti dalam rancang
bangun sistem pengelolaan kandang ayam merupakan desain bangunan kandang itu sendiri. Kandang ayam
umumnya terbuat dengan memakai material yang tahan terhadap cuaca serta gampang dibersihkan,
semacam logam ataupun beton. Desain yang baik pula mencermati ventilasi yang lumayan buat melindungi
temperatur serta perputaran hawa yang sehat untuk ayam. Tidak hanya itu, kandang pula wajib mempunyai
sistem pencahayaan yang mencukupi baik dari cahaya matahari ataupun lampu buatan, buat membenarkan
ritme sinar yang pas untuk ayam. Tidak hanya desain bangunan, sistem pengelolaan kandang ayam juga
mencakup aspek pengaturan temperatur serta kelembaban. Ini bisa dicapai lewat pemakaian sistem
pendingin ataupun pemanas hawa pengontrol temperatur otomatis, serta pemakaian bahan isolasi yang
cocok Temperatur yang terkendali dengan baik sangat berarti buat melindungi kesehatan ayam serta
menghindari resiko penyakit. Tidak hanya itu, sistem pengelolaan kandang ayam jugs mengaitkan
pengaturan penyediaan pakan serta air yang mencukupi sistem pakan otomatis bisa digunakan buat
membagikan pakan secara terjadwal serta tidak berubah-ubah kepada ayam. Sedangkan itu, sistem

pemberian air otomatis bisa membenarkan pasokan air bersih serta fresh secara terus-menerus.
Perihal ini berarti buat melindungi kesehatan serta mutu telur ataupun daging ayam yang dihasilkan. Tidak
hanya aspek raga rancang bangun sistem pengelolaan kandang ayam pula mengaitkan pelaksanaan teknologi
serta sistem monitoring yang mutahir Misalnya, sensor temperatur kelembaban, serta mutu hawa bisa
dipasang buat memantau keadaan kandang secara real-time. Sistem otomatisasi pula bisa digunakan buat
memantau mengkonsumsi pakan serta air, dan mengatur pengaturan temperatur serta pencahayaan. Secara
totalitas rancang bangun sistem pengelolaan kandang ayam bertujuan buat menghasilkan area yang
maksimal untuk ayam, tingkatkan produktivitas, serta memudahkan peternak dalam mengelola kandang.
Lewat desain yang baik, pengaturan temperatur serta kelembaban yang maksimal penggunaan teknologi
serta sistem monitoring yang mutahir dan pelaksanaan langkah-langkah keamanan yang ketat, sistem
pengelolaan kandang ayam bisa meningkatkan efisiensi serta kesejahteraan hewan, dan tingkatkan hasil
penciptaan peternakan secara totalitas..

II. STUDI PUSTAKA


A. Sistem Kandang Ayam
Sistem Kandang Ayam Berbasis Internet of Things (IoT) merujuk pada pemakaian teknologi IoT
dalam menghubungkan serta mengendalikan kandang ayam secara otomatis lewat jaringan internet. IoT
mengacu pada konsep di mana fitur elektronik yang tersambung bisa bersama berbicara serta berbagi
informasi lewat internet.
Dalam konteks kandang ayam, sistem berbasis IoT mengintegrasikan sensor-sensor yang terpasang
di dalam kandang buat mengumpulkan informasi menimpa keadaan area semacam temperatur kelembaban,
mutu hawa serta tingkatan pakan. Informasi yang dikumpulkan oleh sensor-sensor tersebut setelah itu
dikirim ke server lewat jaringan internet. Owner kandang bisa memantau keadaan kandang secara real-time
lewat aplikasi mobile ataupun platform website yang tersambung dengan server.
Tidak hanya pemantauan, sistem kandang ayam berbasis IoT pula bisa mengendalikan sebagian
aspek dalam kandang, semacam mengendalikan temperatur serta kelembaban secara otomatis,
membagikan pakan secara terjadwal, serta membagikan peringatan ataupun notifikasi bila terjalin
pergantian signifikan dalam keadaan kandang.
Dengan memakai sistem kandang ayam berbasis IoT, owner kandang bisa memantau serta mengatur
kandang dengan lebih efektif tingkatkan produktivitas, memaksimalkan kesehatan serta kesejahteraan
ayam, dan kurangi resiko kehabisan ataupun kehancuran yang diakibatkan oleh keadaan area yang tidak
sempurna.
B. Wokwi
Wokwi adalah platform simulasi perangkat keras opensource yang memungkinkan pengguna untuk
mensimulasikan rangkaian elektronik online menggunakan sistem Internet of Things. Wokwi
memungkinkan pengembang dan pembuat untuk membuat dan menguji sirkuit sebelum membuat
perangkat keras fisik.
C. Blynk
Blynk merupakan sebuah platform IoT yang menawarkan kemudahan bagi para pengembang untuk
membuat aplikasi IoT. Platform ini menyediakan aplikasi mobile dan server cloud untuk menghubungkan
perangkat IoT dengan aplikasi yang dibuat. Blynk memiliki banyak widget, seperti tombol, slider, gauge, dan
lain-lain, yang mempermudah pengembang membuat aplikasi IoT yang interaktif.
Blynk membantu para pengembang membuat aplikasi IoT dengan mempermudah mereka dalam
mengelola perangkat IoT dan koneksi jaringan. Fitur-fitur seperti push notification, log data, dan lain-lain,
tersedia di platform ini untuk membuat aplikasi IoT yang tangguh. Blynk juga memiliki integrasi dengan 23
beberapa layanan cloud seperti Amazon Web Services, Google Cloud, Microsoft Azure, dan lain-lain. Blynk
sangat cocok bagi pengembang yang ingin membuat aplikasi IoT tanpa terpengaruh oleh masalah teknis
seperti pengaturan jaringan atau konfigurasi perangkat.
III. METODE PENELITIAN
Pada pembuatan sistem Kandang Ayam berbasis IoT ini mengunakan metode penelitian eksperimen
dengan pengumpulan informasi, merancang, melakukan realisasi dan melakukan pengujian rancangan pada
wokwi dan aplikasi blynk.
A. Studi Literatur
Pekerjaan pertama adalah mencari informasi tentang cara terbaik untuk merawat ayam dalam
kandang, jenis kandang yang baik untuk ayam, dan kondisi kandang untuk ayam. Informasi ini akan
digunakan dalam desain sistem yang akan memantau dan mengontrol kandang ayam secara konsisten.

B. Perancangan Alat
Perancangan sistem berbasis internet of things (IoT) ini menggunakan mikrokontroler ESP32 sebagai
pusat sistem untuk memantau Kandang ayam. sensor DHT22, dan sensor ultrasonik adalah dua sensor yang
digunakan untuk mengukur kelembapan, suhu, dan jarak. Berikut ini gambaran konsep diagram dari
rancangan sistem yang akan dibuat:

Gambar 1. Konsep Diagram Sistem

Dan berikut rancangan rangkaian alat sistem pemantau Kandang ayam pada wokwi:

Gambar 2. Wiring pada Wokwi


Adapun cara kerja sistem kandang ayam ini dapat dilihat dari flowchart

Gambar 3. Flowchart Sistem

Hasil pembacaan dari kedua sensor tersebut kemudian dikirim ke server aplikasi Blynk melalui
WiFi. Aplikasi Blynk dapat menampilkan sensor DHT22, dan sensor ultrasonik yang dapat diakses melalui
smartphone, sehingga memudahkan pemantauan Kandang ayam.Aplikasi Blynk juga mampu menyimpan
pembacaan dari dua sensor dalam bentuk grafik, memungkinkan perubahan suhu,kelembapan dan
gerakan dipantau oleh detik, menit, jam atau bahkan setiap hari.
Nilai dari setiap sensor suhu dan kelembapan juga ditampilkan oleh layar LCD OLED yang
terhubung dengan ESP 32. Sistem ini juga terhubung ke sensor ultra sonik dan dengan servomotor yang
mengontrol katup pengisian makanan ayam. Keran pengisi makanan dimaksudkan agar makanan tidak
habis . Aplikasi Blynk ini juga memberikan notifikasi yang dikirim ke alamat email pemilik bahwa suhu
dan temperatur dan dapat mengontrol keran untuk mengalirkan dan mengisi ulang makanan. Perubahan
nilai suhu, kelembapan, dan makanan berdampak negatif terhadap ayam bahkan dapat menyebabkan
kematiannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Simulasi dari rancangan sistem kandang ayam ini memiliki dua skenario simulasi, yaitu saat suhu
berubah naik atau turun dan mengisi makanan tersebut. Berikut ini hasil dan pembahasan simulasi dari
kedua kondisi:

Skenario Wokwi
Skenario ke-1,
pada saat sensor
DHT22 mencapai
suhu > 40°C
maka kipas akan
hidup berputar,
dan ketika suhu
mencapai < 40°C
maka yang akan
hidup adalah
lampu.

Skenario ke-2,
pada saat sensor
ultrasonik Blynk
mendeteksi
objek dibawah
jarak < 50 cm
maka servo akan
menyala dan jika
jarak > 50 cm
maka servo akan
menutup
kembali seperti
semula.
V. SIMPULAN
Melalui penerapan teknologi IoT (Internet of Things) dalam kandang ayam, peternak
dapat memantau dan mengendalikan kondisi lingkungan secara real-time. Maka diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan adanya kandang ayam berbasis IoT, peternak dapat memonitor kegiatan ayam
seperti pola makan, minum, dan aktivitas lainnya. Data ini dapat dikumpulkan dan
dianalisis untuk mengoptimalkan manajemen peternakan, meningkatkan efisiensi
produksi, dan mengurangi biaya.
2. Pemberitahuan otomatis dan peringatan, peternak dapat dengan cepat merespon
masalah yang mungkin terjadi di kandang, seperti kebocoran air atau gangguan pada
suhu. Ini membantu menjaga kesehatan dan kenyamanan ayam serta mencegah risiko
penyakit.
3. Kandang ayam berbasis IoT juga memungkinkan pemantauan jarak jauh, sehingga
peternak dapat mengakses informasi kandang dan mengendalikan parameter penting
melalui perangkat seluler atau komputer. Hal ini memberikan fleksibilitas dan
kemudahan manajemen yang lebih besar bagi peternak.

Secara keseluruhan, kandang ayam berbasis IoT memberikan solusi yang cerdas dan efektif untuk
mengoptimalkan produksi peternakan ayam. Dengan memanfaatkan teknologi ini, peternak dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, mengurangi biaya, dan memberikan lingkungan yang
lebih baik bagi ayam.

.
DAFTAR PUSTAKA

Surahman, B. Aditama, M. Bakri, and “Sistem Pakan Ayam Otomatis Berbasis Internet Of Things,” J.
Teknol. dan …, vol. 02, no. 01, pp. 13–20, 2021, [Online]. Available:
https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/jtst/artic.

Vinet and A. Zhedanov, “DESAIN DAN PROTOTIPE PENGGUNAAN ANDROID PADA PETERNAKAN
AYAM MENGGUNAKAN ARDUINO,” J. Phys. A Math. Theor., vol. 44, no. 8, pp. 1689–1699, 2011,
doi: 10.1088/1751-8113/44/8/085201.

M. W. Kasrani, Z. S. Rini, and A. Fattah, “Perancangan Alat Makan Dan Minum PadaPeternakan Ayam
Petelur Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler,” J. Tek. Elektro Uniba JTE Uniba), vol. 3, no. 2,
pp. 24–28, 2019, doi: 10.36277/jteuniba.v3i2.37.

R. Evan, A. Firdaus, A. Lugina, G. S. Permana, N. C. Basjarudin, and E. Rakhman, “Purwarupa


Pembersih Kandang Ayam Otomatis Berbasis Mikrokontroler,” pp. 26–27, 2020.

A. Surahman, B. Aditama, M. Bakri, and ..., “Sistem Pakan Ayam Otomatis Berbasis Internet Of
Things,” J. Teknol. dan …, vol. 02, no. 01 pp. 13–20, 2021, [Online]. Available:
https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/jtst/artic le/view/1025

Qamar, M. R. Arief, P. Studi, T. Komputer, F. Teknik, and U. M. Surabaya, “Rancang Bangun Pembersih
Kotoran Kandang Ayam,” vol. 1, no. 1, pp. 1–7, 2019.

Anda mungkin juga menyukai