Anda di halaman 1dari 55

ABSTRAK

Seorang ibu yang baru melahirkan tidak hanya bertanggung jawab terhadap bayi
nya namun juga memiliki tanggung jawab lain sebagai ibu rumah tangga seperti
mencuci, memasak, dan lain sebagainya. Tentunya akan sangat sulit bagi seorang
ibu ketika harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga sambil mengawasi
aktivitas seorang bayi, oleh karena itu dirancang suatu Sistem Monitoring
Dengan IoT dan Otomatisasi Pada Keranjang Tidur Bayi Berbasis NodeMCU
ESP8266. Pada alat ini sistem monitoring dirancang agar seorang ibu dapat
melakukan tindakan cepat terhadap kondisi bayi berdasarkan hasil monitoring
pada website dan sistem otomatisasi dirancang agar dapat memberikan rasa
nyaman terhadap bayi. Alat ini dibuat dengan menggunakan mikrokontroler
NodeMCU ESP8266 sebagai pengendali utamanya dan aplikasi berbasis website
sebagai platform IoT nya. Mikrokontroler akan mengirim data yang diperoleh
dari sensor ke database untuk ditampilkan kedalam website, sistem kendali
otomatis (otomatisasi) pada kipas dan keranjang tidur bayi akan bekerja
berdasarkan value sensor yang telah ditentukan dalam program yang ada pada
NodeMCU ESP8266. Alat ini terdiri dari berbagai komponen yaitu NodeMCU
ESP8266, sensor suhu (DHT11), sensor suara (KY-
037), sensor kelembapan (rain), relay 2 channel, kipas DC 12 volt, motor servo,
dan lampu. Sistem Monitoring Dengan IoT dan Otomatisasi Pada Keranjang
Tidur Bayi Berbasis NodeMCU ESP8266 ini dirancang dalam bentuk
prototype sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
seseorang untuk menerapkan konsep prototype ini pada kehidupan nyata.

Kata kunci: Keranjang Tidur Bayi, IoT, Monitoring, Otomatisasi, Website,


NodeMCU ESP8266.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesibukan manusia setiap harinya akan semakin meningkat, terutama


saat sudah berkeluarga khususnya kepada para ibu. Seorang ibu yang baru
melahirkan tidak hanya bertanggung jawab terhadap bayi nya namun juga
memiliki tanggung jawab lain seperti memasak, mencuci, mengurus suami,
dan lain sebagainya. Akan sangat sulit bagi seorang ibu apabila harus
mengerjakan pekerjaan rumah tangga sambil mengawasi aktivitas seorang
bayi.

Oleh sebab itu muncullah ide dari penulis untuk membuat


sebuah sistem yang dapat memonitoring ataupun memantau keaadaan bayi
pada keranjang tidur bayi dengan cara memanfaatkan internet. Sistem ini
dibuat agar seorang ibu dapat melakukan tindakan cepat terhadap kondisi
bayi berdasarkan hasil monitoring serta diharapkan dapat mengurangi
kepanikan seorang ibu apabila harus meninggalkan bayi nya ketika
melakukan aktivitas lainnya baik dirumah ataupun diluar. Untuk melakukan
monitoring pada keranjang tidur bayi baik jarak dekat ataupun jauh dapat
dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah menggunakan bantuan
internet yang biasa disebut Internet of Things ( IoT ). Sistem monitoring
dengan IoT ini dapat diakses dengan menggunakan berbagai cara, pada
kasus ini penulis menggunakan aplikasi web untuk melakukan proses
monitoring.

Sistem monitoring ini dirancang dengan memiliki tiga indikator


utama sebagai bagian yang dimonitoring yakni, monitoring tangisan bayi,
monitoring bayi ngompol, serta monitoring suhu dan kelembapan pada
keranjang tidur bayi. Selain monitoring sistem ini juga memiliki sistem
control pada lampu tidur bayi serta sistem kendali otomatis (otomatisasi)
pada kipas dan keranjang tidur bayi.

Sistem monitoring dan otomatisasi pada keranjang tidur bayi ini


dibangun dengan menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 sebagai
pengendali utamanya dan website sebagai platformnya. Selain NodeMCU
ESP8266 dan website, sistem ini juga terdiri dari beberapa perangkat
dan
komponen dasar yaitu sensor suhu dan kelembapan (DHT11), sensor
suara (KY-037), sensor kelembapan (rain), relay 2 channel, kipas DC
12 volt, motor servo, dan lampu. Pada proses monitoring sensor akan
mengirim value ke dalam database melalui mikrokontroler sesuai
logika yang telah dirancang dalam program untuk ditampilkan pada
website. Sistem otomatisasi pada kipas akan bekerja apabila suhu pada
keranjang tidur bayi dalam keaadaan tinggi sehingga relay akan ON
untuk menghidupkan kipas, sebaliknya ketika suhu sudah rendah maka
relay akan OF untuk mematikan kipas. Sedangkan pada keranjang tidur
bayi, sistem otomatisasi akan bekerja apabila bayi terdeteksi sedang
menangis sehingga motor servo akan berputar 180 derajat untuk
menggerakkan keranjang tidur bayi, sebaliknya ketika suara tangisan
bayi tidak terdeteksi lagi maka motor servo akan berhenti berputar.
Sistem controller pada lampu tidur bayi bekerja melalui JSON,
ketika tombol ON pada website ditekan maka data (1) yang dikirim
oleh web akan ditangkap mikrokontroler melalui JSON sehingga relay
akan ON untuk menghidupkan lampu, sedangkan jika tombol OF pada
website ditekan maka data yang dikirim adalah 0 sehingga relay akan
OF untuk mematikan lampu, teknik ini biasa dinamakan dengan
Parsing Data.

Dengan demikian berdasarkan pembahasan diatas maka penulis


bermaksud merancang tugas akhir tentang “Rancang Bangun Sistem
Monitoring dengan IoT dan Otomatisasi Pada Keranjang Tidur
Bayi berbasis NodeMCU ESP8266”. Alat ini dirancang dalam bentuk
prototype sehingga diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan seseorang untuk menerapkan konsep prototype ini
di kehidupan nyata atau sekedar dikembangkan secara lebih luas lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam rancang bangun sistem monitoring


dengan IoT dan otomatisasi pada keranjang tidur bayi berbasis
NodeMCU ESP8266 adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat sebuah sistem monitoring dengan


IoT dan otomatisasi pada keranjang tidur bayi berbasis
NodeMCU ESP8266?
2. Bagaimana menampilkan data hasil monitoring yang didapat
melalui sensor kedalam aplikasi web?
3. Bagaimana cara parsing data JSON menggunakan NodeMCU
ESP8266 untuk mengontrol lampu tidur bayi?
4. Bagaimana melakukan sistem kendali otomatis (otomatisasi) pada
keranjang tidur bayi berdasarkan value yang didapat oleh sensor?

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam rancang bangun sistem monitoring dengan


IoT dan otomatisasi pada keranjang tidur bayi berbasis NodeMCU ESP8266
adalah sebagai berikut:
1. Platform yang digunakan pada IoT ini adalah aplikasi berbasis web.
2. Menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 sebagai
pemroses input maupun output dari rangkaian ini.
3. Alat ini hanya memiliki tiga jenis sistem monitoring yaitu
monitoring tangisan bayi, monitoring bayi ngompol, dan monitoring
suhu & kelembapan pada keranjang tidur bayi.
4. Alat ini hanya memiliki dua sistem kendali otomatis (otomatisasi)
yaitu pada kipas dan keranjang tidur bayi.
5. Sistem monitoring dan kendali otomatis (otomatisasi) ini
dirancang dalam bentuk prototype.
6. Website diakses melalui localhost dan digunakan untuk
menampilkan data hasil monitoring serta mengontrol lampu tidur.

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Adapun tujuan dalam pembuatan alat ataupun sistem ini adalah


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana cara merancang dan membuat


sistem monitoring dengan IoT dan otomatisasi pada keranjang
tidur bayi berbasis NodeMCU ESP8266.
2. Prototype dari alat ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan seseorang untuk diterapkan dalam kehidupan nyata
ataupun dikembangkan lebih luas lagi.
3. Mengimplementasikan konsep Internet of Things untuk
melakukan pengiriman data antara mikrokontroler dengan website
ataupun sebaliknya kedalam project tugas akhir.
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan Diploma III pada program studi Teknik Komputer
Politeknik Negeri Medan.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan dan


pembuatan alat ini antara lain sebagai berikut:
1. Diharapkan hasil penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat
menjadi tabahan referensi untuk penulisan dan penelitian selanjutnya.
2. Dengan memanfaatkan sistem monitoring ini, diharapkan seorang
ibu dapat melakukan tindakan cepat terhadap kondisi atau keaadan
bayi berdasarkan hasil monitoring pada website.
3. Dengan adanya sistem kendali otomatis (otomatisasi), diharapkan
dapat memberikan kenyamanan terhadap bayi.
4. Prototype dari perancangan alat ini diharapkan dapat membantu
orang lain dalam menerapkannya di dunia nyata.

1.6 Sistematika Laporan

Berikut ini adalah sistematika penulisan yang digunakan


dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan permasalahan yang akan dibahas


secara keseluruhan meliputi latar belakang pemilihan judul, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan
laporan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi kajian pustaka dan landasan teori yang menjadi
referensi utama dalam penulisan Tugas Akhir serta beberapa
penelitian
terdahulu yang relevan. Teori yang dibahas berhubungan dengan
materi dan komponen yang digunakan dalam Tugas Akhir.

3. BAB III METODE

Bab ini berisi uraian tentang alur Rancang Bangun, dilengkapi


dengan diagram alir, seperti: deskripsi alat (alat apa yang
hendak dibuat) mulai dari rancangan awal, komponen/bahan yang
digunakan, langkah pengerjaan dan rangkaian, serta metode
pengujiannya.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil yang diperoleh dari Tugas Akhir,


berisi tentang penjelasan cara kerja sistem secara keseluruhan dan
analisa hasil yang didapat dari hasil uji coba sistem yang telah
dibangun serta pembahasan mengenai hasil pengujian.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan hasil akhir dari semua penulisan yang


dikerjakan yaitu simpulan dan saran yang berisi masukan-masukan
untuk mengembangkan dan melengkapi sistem yang sudah dibangun
di masa yang mendatang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Sebagai langkah awal dalam penulisan ini, maka penelitian yang


dilakukan mengacu pada referensi yang terkait dengan penelitian- penelitian
sebelumnya yang telah ada seperti jurnal ataupun tugas akhir dimana
masing- masing penulis menggunakan metode dan simulasi yang berbeda
sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Dari perbandingan tersebut
akan terlihat perbedaan penelitian dengan yang dilakukan penulis. Berikut
merupakan uraian singkat referensi tersebut:

1. Penelitian ini berjudul “Perancangan Smart Baby Monitor


Menggunakan Aplikasi Android dan Web Melalui Internet” oleh
Farid Al Rafi dan Nur Sultan Salahuddin ; Jurusan Sistem Komputer,
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas
Gunadarma ; Depok 2018. Pada penelitian ini dirancang sebuah
aplikasi android dan web yang dapat memonitoring popok bayi,
tangisan bayi, suhu ruangan dan live streaming video secara real time
melalui internet dan Raspberry pi sebagai pengendali serta server
utamanya.
2. Penelitian ini berjudul “Rancang Bangun Sistem Kontrol Kipas
Angin dan Lampu Otomatis di Dalam Ruang Berbasis Arduino
Uno R3 Menggunakan Multisensor” oleh Joni Parhan dan Rahmat
Rasyid ; Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Andalas ; Padang 2018. Pada penelitian ini
dirancang sebuah sistem otomatisasi dengan menggunakan
mikrokontroler Arduino Uno sebagai pemroses masukan sensor,
mengatur kerja relay, dan juga terdapat LCD untuk menampilkan data
sensor. Sistem bekerja apabila ada orang di dalam ruangan, sistem ini
terdiri dari sensor PIR untuk mendeteksi manusia, sensor DHT11
yang berfungsi sebagai pendeteki suhu dan kelembapan relatif, dan
sensor LDR untuk mendeteksi intensitas cahaya di dalam ruangan.
3. Penelitian ini berjudul “Pengontrolan Ayunan Bayi Otomatis
Dengan Mendeteksi Sensor Suara Menggunakan Mikrokontroler
Arduino” oleh Sitinur Fuji Kinasih, Syarli, Muammar ; Program
Studi Teknik Informatika, Program Studi Sistem Informasi,
Universitas Al Asyariah Mandar ; Mandar 2018. Pada penelitian ini
dirancang perangkat teknologi mikrokontroler arduino untuk
menggerakkan ayunan bayi. Penelitian ini menggunakan sensor suara
untuk mengidentifikasi suara tangisan bayi, dan koparator yang
berfungsi untuk mengkonversi sinyal suara analog ke sinyal digital
sehingga dapat diproses di mikrokontroler untuk memberikan gerakan
secara otomatis. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa
mikrokontroler telah berhasil mendeteksi suara bayi dan memberikan
gerakan kepada ayunan walaupun belum sepenuhnya mampu
membedakan suara bayi dengan suara lainnya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem

Pengertian sistem menurut Anastasia Diana dan Lilis


Setiawati (2011:3), sistem merupakan “serangkaian bagian yang
saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart (2015:3),


sistem adalah “rangkaian dari dua atau lebih komponen-
komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari sub sistem
yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.

Definisi sistem menurut Mulyadi (2016:5), sistem adalah


“suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa


sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang saling
berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan dalam
melaksanakan suatu kegiatan tertentu.
2.2.2 Monitoring

Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang


mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan
atas informasi suatu proses yang sedang diimplementasikan
(Mercy,
2005). Pada umumnya, monitoring digunakan dalam checking
antara kinerja dan target yang telah ditentukan.

Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen


kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses
berjalan sesuai rencana. Monitoring dapat memberikan informasi
berupa proses untuk menetapkan langkah menuju ke arah perbaikan
yang berkesinambungan. Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan
ketika suatu proses sedang berlangsung. Level kajian sistem
monitoring mengacu pada kegiatan per kegiatan dalam suatu bagian
(Wrihatnolo,
2008).

Pada dasarnya, monitoring memiliki dua fungsi dasar yang


berhubungan, yaitu compliance monitoring dan performance
monitoring (Mercy, 2005).Compliance monitoring berfungsi untuk
memastikan proses sesuai dengan harapan atau rencana. Sedangkan,
performance monitoring berfungsi untuk mengetahui perkembangan
organisasi dalam pencapaian target yang diharapkan.

Output monitoring berupa progress report proses. Output


tersebut diukur secara deskriptif maupun non-deskriptif. Output
monitoring bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses telah
berjalan. Output monitoring berguna pada perbaikan mekanisme
proses ataupun kegiatan di mana monitoring dilakukan. Sistem
monitoringakan memberikan dampak yang baik bila dirancang
dan dilakukan secara efektif (Mercy, 2005).

2.2.3
Otomatisasi

Otomatisasi atau juga disebut sistem kendali otomatis


merupakan suatu proses kerja yang berfungsi mengendalikan
sistem
tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis). Ada dua
sistem kontrol pada sistem kendali/kontrol otomatis yaitu :

A. Open Loop (Loop Terbuka)

Suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak


berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian
pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan
ke parameter pengendalian.

Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem Pengendalian Terbuka


Sumber : (Agung Rismawan, 2015)

B. Close Loop (Loop Tertutup)

Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki


pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang
dilakukan. Sinyal error yang merupakan selisih dari sinyal
masukan dan sinyal umpan balik, lalu diumpankan pada
komponen pengendalian untuk memperkecil kesalahan
sehingga nilai keluaran sistem semakin mendekati harga yang
diinginkan.

Keuntungan sistem loop tertutup adalah adanya pemanfaatan


nilai umpan balik yang dapat membuat respon sistem kurang
peka terhadap gangguan eksternal dan perubahan internal pada
parameter sistem. Kerugiannya adalah tidak dapat mengambil
aksi perbaikan terhadap suatu gangguan sebelum gangguan
tersebut mempengaruhi nilai prosesnya.

Gambar 2.2 Diagram Blok Sistem Kontrol Tertutup


Sumber : (Agung Rismawan, 2015)
2.2.4 Internet of things

Internet of Things (IoT) menurut Rekomendasi International


Telecommunication Union ITU-T Y.2060 didefinisikan sebagai
sebuah penemuan yang mampu menyelesaikan permasalahan yang
ada melalui penggabungan teknologi dan dampak sosial, sementara
itu jika ditinjau dari standarisasi secara teknik, IoT dapat
digambarkan sebagai infrastruktur global untuk memenuhi kebutuhan
informasi masyarakat, memungkinkan layanan canggih dengan
interkoneksi baik secara fisik dan virtual berdasarkan pada yang telah
ada dan perkembangan informasi serta teknologi komunikasi (ICT).

Untuk memahami definisi dari Internet of Things dapat dilihat


dari gabungan dari 2 kata yakni "Internet" dan "Things". Dimana
"Internet" sendiri didefinisikan sebagai sebuah jaringan komputer
yang menggunakan protokol-protokol internet (TCP/IP) yang
digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dalam lingkup
tertentu. Sementara "Things" dapat diartikan sebagai objek-objek
dari dunia fisik yang diambil melalui sensor-sensor yang kemudian
dikirim melalui Internet. Namun, dari hasil objek yang telah
dikirimkan masih memerlukan penyajian ulang yang diharapkan dapat
lebih mudah dimengerti oleh stack holder. Untuk mempermudah
model penyimpanan dan pertukaran informasi diperlukan adanya
Teknologi Semantic. Oleh karena itu untuk mewujudkan Internet of
Things diperlukan 3 komponen pendukung yakni Internet, Things dan
Semantic.

Selain itu, Kevin Ashton, seorang visioner teknologi dan


pencipta istilah Internet of Things, menyampaikan definisi
berikut dalam e-book berjudul “Making Sense of IoT”: “Pengertian
‘Internet of Things’ adalah sensor-sensor yang terhubung ke internet
dan berperilaku seperti internet dengan membuat koneksi-koneksi
terbuka setiap saat, serta berbagi data secara bebas dan
memungkinkan aplikasi- aplikasi yang tidak terduga, sehingga
komputer-komputer dapat
memahami dunia di sekitar mereka dan menjadi bagian dari
kehidupan
manusia.”

2.2.5 Nodemcu esp8266 v3

NodeMCU pada dasarnya adalah pengembangan dari ESP


8266 dengan firmware berbasis e-Lua. Pada NodeMcu dilengkapi
dengan micro usb port yang berfungsi untuk pemorgaman
maupun power supply. Selain itu juga pada NodeMCU di lengkapi
dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash. NodeMCU
menggunakan bahasa pemorgamanan Lua yang merupakan package
dari esp8266. Bahasa Lua memiliki logika dan susunan pemorgaman
yang sama dengan c hanya berbeda syntax. Jika menggunakan bahasa
Lua maka dapat menggunakan tool Lua loader maupun Lua uploder.

Selain dengan bahasa Lua NodeMCU juga support dengan


sofware Arduino IDE dengan melakukan sedikit perubahan board
manager pada Arduino IDE.

Sebelum digunakan Board ini harus di Flash terlebih dahulu


agar support terhadap tool yang akan digunakan. Jika menggunakan
Arduino IDE menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware
keluaran dari AiThinker yang support AT Command. Untuk
penggunaan tool loader Firmware yang di gunakan adalah firmware
NodeMCU.

Gambar 2.3 NodeMCU ESP8266 V3


Sumber : (Amazon, 2020)
Adapun spesifikasi dari NodeMCU ESP8266 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Spesifikasi NodeMCU ESP8266 V3
SPESIFIKASI NodeMCU ESP8266 V3
Mikrokontoller ESP8266
Ukuran Board 57 mm x 30 mm
Tegangan Input 3.3 V
GPIO 13 PIN
Kanal PWM 10 Kanal
10 bit ADC Pin 1 Pin
Flash Memory 4 MB
Clock Speed 40/26/24 MHz
WiFi IEEE 802.11 b/g/n
Frekuensi 2.4 GHz – 22.5 GHz
USB Port Micro USB
Card Reader Tidak Ada
USB to Serial Converter CH340G
Sedangkan untuk skematik posisi pin NodeMCU ESP8266 V3
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Skematik Posisi Pin NodeMCU ESP8266 V3


Sumber : (Tedy Tri Saputro, 2017)
2.2.6 Sensor dht11

Sensor DHT11 merupakan serangkaian komponen senor dan IC


kontroller yang dikemas dalam satu paket. Sensor ini ada yang
memiliki
4 pin ada pula yang 3 pin. Tapi tidak menjadi masalah karena dalam
penerapannya tiak ada perbedaan. Didalam bodi sensor yang
berwarna biru atau putih terdapat sebuah resistor dengan tipe NTC
yang merupakan kepanjangan dari Negative Temperature Coefficent.

Resistor jenis ini memiliki karakteristik dimana nilai


resistansinya berbanding terbalik dengan kenaikan suhu. Artinya,
semakin tinggi suhu ruangan maka nilai resistansi NTC akan semakin
kecil. Sebaliknya nilai resistansi akan meningkat ketika suhu
disekitar sensor menurun.

Selain itu didalamnya terdapat sebuah sensor kelembapan


dengan karkteristik resistif terhadp perubahan kadar air di udara. Data
dari kedua sensor ini diolah didalam IC kontroller. IC kontroller ini
akan mengeluarkan output data dalam bentuk single wire bi-
directional.

A. Spesifikasi Sensor DHT11

Adapun spesifikasi pada sensor DHT 11 (suhu dan


klembapan) adalah sebagai berikut:

1. Tegangan input 3-5 Volt.


2. Penggunaan arus maksimal selama konversi sebesar
2.5mA.
3. Baik untuk pembacaan kelembapan antara 20-80%
dengan akurasi 5%.
4. Baik untuk pembacaan suhu antaqra 0-50˚C pembacaan
suhu dengan akurasi ±2˚C.
5. Sampling rate tidak lebih dari 1 Hz (sekali setiap detik).
6. Ukuran 15.5mm x 12mm x 5.5mm.
B. Susunan Pin
Sensor DHT11 memiliki 2 versi, yatu versi 4 pin dan
versi 3 pin. Tidak ada perbedaan karakteristik dari 2 versi ini.
Pada versi 4 pin, Pin 1 adalah tegangan sumber, berkisar
antara
3V sampai 5V. Pin 2 adalalah data keluaran (output) Pin ke 3
adalah pin NC (normall y close ) alias tidak digunakan dan pin
ke 4 adalah Ground. Sedangkan pada versi 3 kaki, pin 1 adalah
VCC antara 3V sampai 5V, pin 2 adalah data keluaran dan
pin
3 adalah Ground.

Gambar 2.5 Sensor DHT11


Sumber : (andalanelektro.id, 2019)
2.2.7 Sensor suara (ky-
037)

Sensor suara merupakan module sensor yang mensensing


besaran suara untuk diubah menjadi besaran listrik yang akan dioleh
mikrokontroler. Module ini bekerja berdasarkan prinsip kekuatan
gelombang suara yang masuk. Dimana gelombang suara tersebut
mengenai membran sensor, yang berefek pada bergetarnya membran
sensor. Dan pada membran tersebut terdapat kumparan kecil yang
dapat menghasilkan besaran listrik.

Kecepatan bergeraknya membran tersebut juga akan


menentukan besar kecilnya daya listrik yang akan dihasilkan.
Komponen utama untuk sensor ini yaitu condeser mic sebagai
penerima besar kecilnya suara yang masuk.

Adapun spesifikasi pada sensor suara KY-037 adalah sebagai


berikut:
a. Sensitivitas dapat diatur (pengaturan manual
pada potensiometer).
b. Condeser yang digunakan memiliki sensitivitas yang
tinggi. c. Tegangan kerja antara 3.3-5 Volt.
d. Terdapat 2 pin keluaran yaitu tegangan analog dan
digital output.
e. Sudah terdapat lubang baut untuk instalasi.
f. Sudah terdapat indikator led.

Gambar 2.6 Sensor Suara KY-037


Sumber : (nyebarilmu.com, 2017)

2.2.8 Sensor
rain

Sensor rain atau juga disebut dengan sensor hujan merupakan


module yang digunakan sebagai sensor tetes air yang jatuh kepapan
deteksi dapat dilihat ketika air menyentuh kedua elektroda (tembaga)
maka tegangan 5V akan terhubung dengan output dan sebagian
tegangan akan berkurang karena air berfungsi sebagai penghantar.
Tegangan keluarannya sebesar 3V sampai 4.5V dengan jarak antara
kedua elektroda + 2cm dan resistor yang digunakan sebesar 10kΩ
sampai 100kΩ. Untuk mendeteksi air hujan dengan kawasan yang
besar maka elektroda dibuat berliku – liku, Dengan metode berliku –
liku seperti itu akan mengurangi hambatan dari air hujan dan
tegangan keluar setara dengan logika 1. Untuk menghindari karat atau
tertutup kotoran yang menyebabkan sensor tidak bekerja, jalur 5
tersebut harus dilapisi timah atau apa saja yang dapat menyatu dengan
jalur tersebut dan dapat mengantarkan arus listrik.
Selain air hujan sensor ini juga dapat mendeteksi air lain
seperti air minum, air ngompol, dain lain sebagainya. Oleh sebab itu
penulis memilih menggunakan sensor rain/hujan pada prototype
Tugas Akhir ini untuk mendeteksi apakah bayi sedang mengompol
atau tidak. Adapun tampilan konfigurasi pin pada sensor rain/hujan
dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Sensor Rain


Sumber : (https://sc01.alicdn.com/)

2.2.9
Relay

Relay adalah saklar elektrik yang menggunakan


elektromagnet untuk memindahkan saklar dari posisi OFF ke posisi
ON. Daya yang dibutuhkan untuk mengaktifkan relay relatif kecil.
Namun, relay dapat mengendalikan sesuatu yang membutuhkan daya
lebih besar.

Terdapat beberapa jenis konfigurasi relay, misalnya SPST dan


SPDT yang ditunjukkan gambar 2.8. Single Pole Single Throw (SPST)
merupakan konfigurasi yang paling sederhana, dimana relay dengan
konfigurasi ini hanya memiliki 2 kontak. Single Pole Double Throw
(SPDT) memiliki 3 kontak. Kontak biasanya diberi label Common
(COM), Normally Open (NO), dan Normally Close (NC). Pada
Normally Close (NC), kontak NC akan terhubung ke kontak COM
ketika coil tidak diberi daya. Pada Normally Open (NO), kontak akan
terputus ketika tidak ada daya yang diberikan pada coil. Ketika daya
diberikan, maka Common (COM) akan terhubung dengan kontak NO
dan kontak NC dibiarkan mengambang (floating).
Gambar 2.8 Konfigurasi Relay SPST dan Relay SPDT
Sumber :
(http://www.physics.unlv.edu/~bill/PHYS483/relay.pdf)
Pada prototype Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan
IoT dan Otomatisasi Pada Keranjang Tidur Bayi Berbasis
NodeMCU ESP 8266 ini relay yang digunakan adalah Module Relay
2 Channel.

Gambar 2.9 Module Relay 2 Channel


Sumber : (Tokopedia, 2020)
2.2.10 Motor
servo

Motor servo merupakan motor yang mampu bekerja secara 2


arah, motor servo bekerja dengan sistem closed feedback dimana
posisi dari motor servo akan diinformasikan kembali ke rangkaian
kontrol yang ada didalam motor servo.

Motor servo terdiri dari sebuah motor, rangkaian gear,


potensiometer, serta rangkaina control. Potensiometer pada motor
servo berfungsi sebagai penentu batas sudut dari putaran servo. Motor
servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak
secara kontinyu. Namun untuk beberapa keperluan motor servo dapat
dimodifikasi bergerak secara kontinyu. Berikut merupakan spesifikasi
dari motor servo:

a. Memiliki 3 jalur kabel power, ground, dan control.


b. Sinyal control mengendalikan posisi.
c. Operasional dari motor servo dikendalikan oleh pulsa selebar
20 ms.

Adapun bentuk fisik dari motor servo dapat dilihat pada


gambar dibawah ini.

Gambar 2.10 Motor Servo


Sumber : (zonaelektro.net, 2014)

2.2.11 Perangkat lunak arduino ide

Arduino IDE merupakan kependekan dari Integrated


Developtment Environment, yang digunakan untuk membuat program
pada Arduino.
Program yang ditulis dengan menggunaan Software Arduino
(IDE) disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks
dan disimpan dalam file dengan ekstensi.ino.
Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message box
berwarna hitam yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan
error, compile, dan upload program. Dibagian bawah paling kanan
Sotware Arduino IDE, menunjukan board yang terkonfigurasi beserta
COM Ports yang digunakan.

Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch


yang dibuat ada kekeliruan dari segi sintaks atau tidak. Jika tidak ada
kesalahan, maka sintaks yang dibuat akan dicompile kedalam bahasa
mesin. Upload, berfungsi mengirimkan program yang sudah
dikompilasi ke NodeMCU ESP8266 V.3. Berikut merupakan gambar
dari tampilan Perangkat Lunak Arduino IDE.
Gambar 2.11 Arduino IDE
Sumber : (malavida, 2020)
2.2.12
Website

Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang


berisi informasi data digital baik berupa teks, gambar, animasi, suara
dan video atau gabungan dari semuanya yang disediakan melalui
jalur koneksi internet sehingga dapat diakses dan dilihat oleh semua
orang diseluruh dunia. Halaman website dibuat menggunakan bahasa
standar yaitu HTML. Skrip HTML ini akan diterjemahkan oleh web
browser sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk informasi yang
dapat dibaca oleh semua orang. Pada prototype Rancang Bangun
Sistem Monitoring Dengan IoT dan Otomatisasi Pada Keranjang
Tidur Bayi Berbasis NodeMCU ESP8266 website dibangun dengan
menggunakan framework dan beberapa bahasa program yaitu:

A. HTML
HTML merupakan singkatan dari Hypertext Markup
Language yaitu bahasa standar web yang dikelola
penggunanya oleh W3C (World Wide eb Consortium) berupa
tag-tag yang menyusun setiap elemen dari website. HTML
berperan sebagai penyusun struktur halaman website yang
menempatkan setiap elemen website sesuai layout yang
diinginkan.
HTML biasanya disimpan dalam sebuah file berekstansi
.html. Untuk mengetikkan skrip HTML dapat
menggunakan text editor seperti Notepad sebagai bentuk
paling sederhana atau text editor khusus yang dapat
mengenali setiap unsur skrip HTML dan menampilkannya
dengan warna yang berbeda sehingga mudah dibaca, seperti
Notepad ++, Sublime Text, dan masih banyak lagi aplikasi lain
yang sejenis.
B. PHP
PHP merupakan kependekan dari PHP Hypertext
Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web yang dapat
disisipkan dalam skrip HTML dan bekerja disisi server.
Tujuan dari bahasa ini adalah membantu para pengembangan
web untuk membuat web dinamis dengan cepat. Agar dapat
menjalankan PHP setidaknya harus menyediakan Web Server
(Apache, IIS, Personal Web Server/PWS).
C. JAVASCRIPT
JavaScript merupakan bahasa pemrograman web yang
pemrosesnya dilakukan di sisi client. Karena berjalan di sisi
client, JavaScript dapat dijalankan hanya dengan
menggunakan browser. Berbeda dengan PHP yang bekerja di
sisi server, untuk menjalankan skrip JavaScript tidak
memerlukan refresh pada browser.
JavaScript biasanya dijalankan ketika ada event
tertentu yang terjadi pada halaman web. Baik event yang
dilakukan user, maupun event yang terjadi karena adanya
perubahan pada halaman website.
D. BOOTSTRAP
Bootstrap merupakan salah satu framework CSS paling
populer dari sekian banyak framework CSS yang ada.
Bootstrap memungkinkan desain sebuah web menjadi
responsif sehingga dapat dilihat dari berbagai macam ukuran
device dengan tampilan tetap menarik. Bootstrap juga
membuat proses
pengaturan desain menjadi lebih cepat karena tidak perlu lagi
banyak menulis CSS, bahkan hampir tidak perlu kecuali jika
memerlukan pengaturan desain yang berbeda dengan style
Bootstrap. Bootstrap telah didukung oleh hampir semua
browser
baik pada desktop ataupun mobile.

2.2.13 Mysql

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen


basis data SQL (Bahasa Inggris: database management system) atau
DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di
seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai
perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License
(GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial
untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan
penggunaan GPL. (Adis Lena Kusuma Ratna, 2014)

MySQL adalah Relational Database Management System


(RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisesi GPL
(General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk
menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan
yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan
salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL
(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep
pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau sleksi dan
pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan
dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database
(DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam
melakukan proses perintah- perintah SQL, yang dibuat oleh user
maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server,
MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server
lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan
oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih
cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan
Interbase.
2.2.14 JSON

Yanuar Firdaus Arie Wibowo, dkk. (2008 : 62)


mengungkapkan:"JavaScript Object Notation (JSON) adalah
format pertukaran data yang ringan, subset dari JavaScript, text based,
format yang mudah dibaca untuk mempresentasikan struktur data dan
objek". JSON sangat mudah dimengerti dan diimplementasikan oleh
manusia dan mudah juga untuk komputer dalam parsing data. JSON
memiliki struktur data yang universal yang berarti bisa digunakan
dalam berbagai bahasa pemrograman yang dianggap sebagai format
data yang tak tergantung pada suatu bahasa.

2.2.15 Lampu LED

Lampu LED ini merupakan jenis Lampu yang paling hemat


pemakaian energinya. Lampu ini konstruksinya kecil sehingga dapat
diterapkan dalam berbagai aplikasi. Disamping itu, warna yang
dihasilkan berwarna-warni sehingga nampak indah. Lampu ini
merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika
dialiri listrik. Sifatnya berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan
(dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu
LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak
menghasilkan banyak panas. Karena itu Lampu LED terasa
dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu
pijar.

Gambar 2.12 Lampu LED


Sumber : (bhinneka.com, 2020)
2.2.16 DC Fan

Perkembangan kipas angin semakin bervariasi baik dari segi


ukuran, penempatan posisi, serta fungsinya. Fungsi yang umum
adalah untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi (exhaust
fan), pengering (umumnya memakai komponen penghasil panas).
Ukuran kipas angin mulai bervariasi ada kipas angin mini (Kipas
angin listrik yang dipegang tangan menggunakan energi baterai),
kipas angin digunakan juga di dalam unit CPU komputer seperti kipas
angin untuk mendinginkan processor, power supply dan cassing.
Kipas angin tersebut berfungsi untuk menjaga suhu udara agar tidak
melewati batas suhu yang di tetapkan. Kipas angin juga dipasang
pada alas laptop untuk menghantarkan udara dan membantu kipas
laptop dalam mendinginkan suhu laptop tersebut. Kipas angin dapat
dikontrol kecepatan hembusan dengan 3 cara yaitu menggunakan
pemutar, tali penarik serta remote control. Perputaran baling-baling
kipas angin dibagi dua yaitu centrifugal (Angin mengalir searah
dengan poros kipas) dan Axial (Angin mengalir secara pararel
dengan poros kipas). Pada perancangan Tugas Akhir ini digunakan
kipas DC dengan tegangan 12 VDC dan arus sebesar 0,2 A.

Gambar 2.13 Fan DC 12 VDC 0,2 A


Sumber : (Shopee, 2020)
2.2.17 Adaptor

Adaptor adalah sebuah perangkat berupa rangkaian elektronika


untuk mengubah tegangan listrik yang besar menjadi tegangan listrik
lebih kecil, atau rangkaian untuk mengubah arus bolak-balik (arus
AC) menjadi arus searah (arus DC). Adaptor / power supplay
merupakan komponen inti dari peralatan elektronik. Adaptor
digunakan untuk menurunkan tegangan AC 22 Volt menjadi kecil
antara 3 volt sampai
12 volt sesuai kebutuhan alat elektronika. Terdapat 2 jenis adaptor
berdasarkan sistem kerjanya, adaptor sistem trafo step down dan
adaptor sistem switching.
Dalam prinsip kerjanya kedua sistem adaptor tersebut berbeda,
adaptor stepdown menggunakan teknik induksi medan magnet,
komponen utamanya adalah kawat email yang di lilit pada teras besi,
terdapat 2 lilitan yaitu lilitan primer dan lilitan skunder, ketika listrik
masuk kelilitan primer maka akan terjadi induksi pada kawat email
sehingga akan teerjadi gaya medan magnet pada teras besi kemudian
akan menginduksi lilitan skunder.
Sedangkan sistem switching menggunakan teknik transistor
maupun IC switching, adaptor ini lebih baik dari pada adaptor teknik
induksi, tegangan yang di keluarkan lebih stabil dan komponennya
suhunya tidak terlalu panas sehingga mengurangi tingkat resiko
kerusakan karena suhu berlebih, biasanya regulator ini di gunkan
pada peralatan elektronik digital.

Adaptor dapat dibagi menjadi empat macam, diantaranya


adalah sebagai berikut :

1. Adaptor DC Converter,adalah sebuah adaptor yang dapat


mengubah tegangan DC yang besar menjadi tegangan DC
yang kecil. Misalnya : Dari tegangan 12v menjadi tegangan 6v
2. Adaptor Step Up dan Step Down. Adaptor Step Up adalah
sebuah adaptor yang dapat mengubah tegangan AC yang kecil
menjadi tegangan AC yang besar. Misalnya : Dari
Tegangan
110v menjadi tegangan 220v. Sedangkan Adaptor Step Down
adalah adaptor yang dapat mengubah tegangan AC yang besar
menjadi tegangan AC yang kecil. Misalnya : Dari
tegangan
220v menjadi tegangan 110v.
3. Adaptor Inverter, adalah adaptor yang dapat mengubah
tegangan DC yang kecil menjadi tegangan AC yang
besar. Misalnya : Dari tegangan 12v DC menjadi 220v AC.
4. Adaptor Power Supply, adalah adaptor yang dapat mengubah
tegangan listrik AC yang besar menjadi tegangan DC
yang kecil. Misalnya : Dari tegangan 220v AC menjadi
tegangan 6v,
9v, atau 12v DC.
Pada prototype Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan
IoT dan Otomatisasi Pada Keranjang Tidur Bayi Berbasis NodeMCU
ESP8266 digunakan adaptor 12 V 1 A sebagai sumber daya dari DC
Fan 12 VDC 0,2 A dan adaptor 5 V 3 A sebagai sumber daya dari
Expansion Base IO Shield for ESP8266.

Gambar 2.14 Adaptor AC to DC


Sumber : (Tokopedia, 2020)

2.2.18 Expansion Base IO Shield for


ESP8266

Expansion Base IO Shield for ESP8266 adalah papan breakout


untuk papan pengembangan WiFi ESP8266 NodeMcu V3 Lua
CH340. Semua port I/O mudah diakses melalui pin header 2.54 mm
sehingga prototyping lebih mudah. Papan breakout ini dirancang
menggunakan
regulator papan 5V / 1A dengan rangkaian konverter step-down dan
dapat menerima input daya 5 – 12 V melalui adaptor eksternal.
Pengaplikasian Expansion Base IO Shield for ESP8266 :

Gambar 2.15 Expansion Base IO Shield for ESP8266


Sumber : (Tokopedia, 2020)

Gambar 2.16 Pengaplikasian Ekspansion Base IO Shield for ESP8266


Sumber : (Cytron, 2020)

Berikut ini spesifikasi dari Expansion Base IO Shield for


ESP8266, antara lain:

a. Modul kecil dan praktis.


b. Tegangan suplai: 6 - 24 Vdc.
c. Keluaran pin dari catu daya 5V dan 3.3V.
d. Dapat dihubungkan dengan modul periferal dengan
kabel jumper dan indikator LED power-on on board.
e. Dimensi papan: 60 x 60 mm.
2.2.19 XAMPP

Sadeli (2014:4) menyatakan bahwa “XAMPP adalah program


yang berisi paket Apache, MySQL, dan phpMyAdmin.” Dari
pernyataan pengarang di atas, penulis menyimpulkan bahwa XAMPP
merupakan suatu aplikasi yang didalamnya terdapat program yang
berisi paket Apache, MySQL, dan phpMyAdmin.

Gambar 2.17 Perangkat Lunak XAMPP


Sumber : (Penulis, 2020)
BAB 3
METODE

3.1 Deskripsi Alat

Alat yang dibangun pada Tugas Akhir ini terdiri dari sistem
monitoring dan sistem kendali otomatis (otomatisasi) yang diaplikasikan
pada prototype keranjang tidur bayi. Pada sistem monitoring ada 3 jenis
monitoring yang dapat dilakukan yaitu monitoring tangisan bayi,
monitoring bayi ngompol, serta monitoring suhu dan kelembapan pada
keranjang tidur bayi. Sedangkan pada sistem kendali otomatis (otomatisasi)
ada 2 jenis otomatisasi yang dapat dilakukan oleh alat ini yaitu otomatisasi
pada kipas dan otomatisasi pada keranjang tidur bayi. Selain itu alat ini
juga dilengkapi dengan sistem contol yang dapat melakukan pengontrolan
pada lampu tidur bayi.

Alat ini dibangun dengan menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai


pengendali utamanya dan website sebagai platform IoT nya. Alat ini akan
bekerja apabila mikrokontroler NodeMCU ESP8266 terhubung dengan
internet. Sistem monitoring pada alat ini menggunakan 3 sensor yaitu sensor
suara (KY-037) untuk monitoring tangisan bayi, sensor rain untuk
monitoring bayi ngompol, serta sensor DHT11 untuk monitoring suhu dan
kelembapan pada keranjang tidur bayi. Data hasil monitoring yang didapat
dari sensor akan dikirim ke database MYSQL melalui NodeMCU ESP8266
untuk ditampilkan kedalam website. Sistem kendali otomatis pada alat ini
menggunakan relay dan motor servo, relay 1 akan ON untuk menyalakan
kipas apabila suhu terdeteksi
≥ 32˚ sebaliknya jika suhu terdeteksi < 32˚ maka relay 1 akan OF untuk
mematikan kipas. Motor servo akan berputar dari posisi 160˚ ke 60˚ untuk
mengayunkan keranjang tidur bayi apabila data pick dari sensor suara ≥ 25
sebaliknya jika data pick sensor suara < 25 maka motor servo akan tetap
diam diposisi awal yakni 160˚

Selain itu website juga dapat melakukan pengontrolan pada lampu


tidur bayi dengan cara melakukan parsing data JSON, dimana file php pada
program lampu diubah kedalam bentuk JSON dan kemudian file JSON ini
akan dibaca
NodeMCU ESP8266 berupa key (data) dan value ( 1 & 0). Jika key (data)
yang dibaca == 1 maka relay 2 akan ON untuk menyalakan lampu sebaliknya
jika key (data) yang dibaca == 0 maka relay 2 akan OFF untuk mematikan
lampu.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam perancangan sistem monitoring dan kendali otomatis


(otomatisasi) ini, dibutuhkan komponen perangkat keras, komponen
pembantu pembuatan perangkat keras, dan juga perangkat lunak yang
digunakan. Adapun komponen perangkat keras yang digunakan dapat dilihat
pada tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Komponen Perangkat Keras
NO NAMA KOMPONEN JUMLAH
1 NodeMCU ESP8266 1
2 Expansion Base IO Shield for ESP8266 1
3 Sensor Suara (KY-037) 1
4 Sensor Suhu dan Kelembapan (DHT11) 1
5 Sensor Rain 1
6 Motor Servo MG995 1
7 Module Relay 2 Channel 1
8 Lampu LED 4 Watt 1
9 Fan DC 12 V 0,2 A 1
10 Adaptor 12 V 1 A 1
11 Adaptor 5 V 2 A 1
12 Fitting Lampu 1

Untuk membantu proses pembuatan alat dibutuhkan juga komponen


pembuatan perangkat keras. Adapun komponen pembantu pembuatan
perangkat keras dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Komponen Pembantu Pembuatan Perangkat Keras
NO NAMA KOMPONEN
1 Obeng
2 Kabel Jumper
dilanjutkan
NO NAMA KOMPONEN
lanjutan
3 Kabel Listrik
4 Kabel Pelangi
5 Obeng
6 Multimeter
7 Steker 2 Kaki
8 Gergaji
9 Mur & Baut
10 Solder & Timah

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan terdiri dari perangkat


lunak yang mendukung dalam penelitian secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun perangkat lunak yang digunakan dapat dilihat pada tabel
3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3 Komponen Perangkat Lunak
NO NAMA KOMPONEN
1 Arduino Uno IDE 1.8.13
2 XAMPP Control Panel v3.2.4
3 Visual Studio Code 1.43.2
4 Microsoft Word 2013
5 Fritzing

3.3 Spesifikasi Sistem

Sebelum mendesain diagram blok dan rangkaian, penulis terlebih


dahulu membuat spesifikasi sistem dari alat ini. Adapun spesifikasi sistem
pada alat ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber Tegangan : 220 Volt AC


2. Power Supply : Adaptor 5V 2A
3. Mikrokontroler : NodeMCU ESP8266
4. Input : Sensor Suara, Sensor DHT11, Sensor
Rain
5. Output : Website, Relay 2 Channel, Motor Servo
3.4 Diagram Blok Sistem

Rencana teknis pertama untuk metode penelitian ini adalah membuat


diagram blok. Diagram blok berfungsi sebagai acuan dalam pembuatan alur
sistem kerja dari alat ini baik hardware maupun software. Penentuan
diagram blok yang tepat akan menentukan hasil ide yang diinginkan dalam
membuat
proyek Tugas Akhir. Berikut adalah diagram blok yang penulis buat.

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem


Sumber : (Penulis, 2020)
3.4.1 Blok
masukan

Pada gambar 3.1 terdapat blok masukan yaitu sensor suhu


(DHT11) yang digunakan untuk mendeteksi suhu dan juga
kelembapan pada keranjang tidur bayi, sensor suara (KY-037)
digunakan untuk mendeteksi suara tangisan bayi, dan sensor rain
untuk mendeteksi apakah bayi ngompol atau tidak.

3.4.2 Blok proses

Pada gambar 3.1 terdapat blok proses yaitu pada


mikrokontroler NodeMCU ESP8266, internet, dan database MYSQL.
Alur prosesnya dimulai pada NodeMCU ESP8266 sebagai penerima
inputan maupun output dan pengendali sistem. Data inputan yang
berhasil diproses
mikrokontroler akan dikirim ke database MYSQL
dengan menggunakan media internet.

3.4.3 Blok keluaran

Pada gambar 3.1 terdapat blok keluaran yaitu pada


website untuk menampilkan data hasil monitoring, module relay 2
channel untuk menghidupkan kipas secara otomatis berdasarkan value
sensor suhu yang sudah ditentukan dan mengontrol lampu, juga
terdapat motor servo untuk mengayunkan keranjang bayi secara
otomatis berdasarkan value sensor suara yang sudah ditentukan.

3.5 Diagram Alir (Flowchart) Sistem

Setelah membuat diagram blok penulis juga membuat diaram alir


(flowchart) pada proyek Tugas Akhir ini. Hal ini dilakukan agar dapat
memecahkan ataupun menyelesaikan permasalahan/kasus yang menjadi
persoalan pada sistem sehingga nantinya sistem yang dibuat benar-benar
sesuai dengan kondisi yang terjadi. Masalah dalam sistem harus dipecahkan
dengan langkah-langkah logis, disinilah flowchart sangat diperlukan.
Flowchart bisa dibilang adalah gambaran dari langkah-langkah tersbut.

Pengertian flowchart secara umum adalah sebuah diagram yang


terdiri atas simbol-simbol yang merepresentasikan algoritma atau langkah-
langkah logis secara runtut dan detail, hubungan antar proses, dan instruksi
lain yang ada dalam sistem. Biasanya seorang analisis akan membuat
flowchart untuk menggambarkan sistem yang akan dibuat. Apabila flowchart
dianggap sudah selesai, maka tugas seorang programmer yang
menerjemahkan dan mengimplementasikan ke dalam pembuatan sistem.

Diargam alir (flowchart) sistem pada alat ini menggambarkan secara


jelas bagaimana proses berjalannya sistem kerja dari alat ini dimulai dari
proses inisialisasi, proses membaca data sensor, proses mengirim data sensor
ke dalam database, proses otomatisasi pada keranjang tidur bayi dan kipas,
proses control lampu, hingga output data dari masing-masing sensor. Adapun
diagram alir atau flowchart sistem yang dibuat oleh penulis dalam
mengerjakan proyek Tugas Akhir ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Diagram Alir (Flowchart) Sistem
Sumber : (Penulis, 2020)

Berdasarkan flowchart diatas sistem pada alat ini dimulai dengan


menginisialisasi komponen input maupun output yang digunakan dalam
sistem. Selanjutnya sistem akan melakukan proses untuk terhubung ke
jaringan internet melaului wifi, jika internet tersedia maka sistem akan
langsung membaca nilai ataupun data yang didapat dari sensor suara, sensor
rain, dan juga sensor dht11. Namun apabila internet tidak tersedia maka
sistem akan mengecek kembali koneksi internet (looping) dengan cara
menghubungkan ulang sistem ke jaringan internet. Setelah membaca nilai
dari ketiga sensor tersebut, maka selanjutnya sistem akan mengirimkan nilai
sensor tersebut ke
dalam database (tugasakhir). Kemudian data yang ada pada database
(tugasakhir) akan ditampilkan pada website. Data ataupun nilai yang tampil
pada website merupakan data hasil monitoring yang sudah dilakukan.
Setelah berhasil menampilkan data hasil monitoring, maka sistem akan
mengulang kembali untuk membaca nilai dari ketiga sensor tersebut. Pada
saat nilai atau data dari sensor dht11 yakni suhu ≥ 32˚C maka relay 1 pada
sistem akan ON untuk menghidupkan kipas secara otomatis, kemudian
apabila nilai dari suhu sudah tidak ≥ 32˚C lagi maka relay 1 pada sistem akan
OFF untuk mematikan kipas secara otomatis. Pada saat nilai atau data dari
sensor suara ≥ batas yang sudah ditentukan pada program maka motor servo
pada sistem akan berputar dari posisi 160˚ ke posisi 60˚ untuk mengayunkan
keranjang tidur bayi secara otomatis, kemudian apabila nilai dari sensor
suara sudah tidak ≥ batas lagi maka motor servo akan tetap diam pada posisi
awal yakni pada posisi 160˚. Selain sistem monitoring dan otomatisasi, pada
sistem ini juga terdapat pengontrolan lampu tidur bayi, pengontrolan lampu
tidur bayi tersebut dilakukan melalui website. Sistem akan mengecek apakah
data pada tabel lampu yang ada di database (tugasakhir) == 1 atau == 0 jika
data (lampu) == 1 maka relay 2 pada sistem akan ON untuk menghidupkan
lampu tidur bayi, sebaliknya apabila data (lampu) == 0 maka relay 2 akan
OFF untuk mematikan lampu tidur bayi.

3.6 Perancangan Perangkat Keras

Setelah membuat diagram alir (flowchart) maka selanjutnya penulis


melakukan perancangan pada perangkat keras yang digunakan pada sistem.
Perancangan perangkat keras ini meliputi semua perangkat yang digunakan
untuk mendukung terwujudnya sistem ataupun alat ini secara keseluruhan.

3.6.1 Rangkaian sensor suara (ky-


037)

Sensor suara digunakan sebagai perangkat inputan untuk


mendeteksi suara bayi apakah bayi dalam kondisi menangis atau
tidak. Sensor suara akan membaca data analog dan kemudian data
analog tersebut dikirim ke mikrokontroler. Pin AO pada sensor suara
dihubungkan dengan pin A0 pada NodeMCU, pin + pada sensor suara
dihubungkan ke pin 5V pada NodeMCU yang sudah include dengan
ekspansi tambahan, dan pin G pada sensor suara dihubungkan dengan
pin GND pada NodeMCU yang juga sudah include dengan ekspansi
tambahan. Adapun skematik dari rangkaian sensor suara ini
dapat dilihat pada Gambar 3.3. Pin VU pada Gambar 3.3 sama saja
dengan pin VOUT pada ekspansi NodeMCU yaitu 5V.

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Suara (KY-037)


Sumber : (Penulis, 2020)

3.6.2 Rangkaian sensor dht11

Sensor dht11 digunakan sebagai perangkat inputan untuk


mendeteksi suhu dan juga kelembapan udara disekitar area keranjang
tidur bayi. Sensor dht11 akan membaca sinyal analog dan kemudian
akan dikirim ke mikrokontroler. Pin VCC pada sensor dht11
dihubungkan dengan pin 3.3V pada NodeMCU, pin data dihubungkan
dengan pin D7 pada NodeMCU, dan pin GND akan dihubungkan
dengan pin G pada NodeMCU. Adapun skematik dari rangkaian
sensor dht11 ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 dibawah ini.

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor DHT11


Sumber : (Penulis, 2020)
3.6.3 Rangkaian sensor rain

Sensor rain digunakan sebagai perangkat inputan untuk


mendeteksi apakah bayi dalam kondisi mengompol atau tidak. Sensor
rain akan membaca data digital dan kemudian data digital tersebut
dikirim ke mikrokontroler. Pin VCC pada sensor rain dihubungkan
dengan pin 5V pada NodeMCU yang sudah include dengan ekspansi
tambahan, pin DO dihubungkan dengan pin D3 pada NodeMCU, dan
pin GND dihubungkan dengan pin GND pada NodeMCU yang juga
sudah include dengan ekspansi tambahan. Adapun skematik dari
rangkaian sensor rain ini dapat dilihat pada Gambar 3.5. Pin VU pada
Gambar 3.5 sama saja dengan pin VOUT pada ekspansi NodeMCU
yaitu 5V.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Rain


Sumber : (Penulis, 2020)

3.6.4 Rangkaian motor servo mg966r

Motor servo mg966r digunakan sebagai output untuk


menggoyangkan keranjang tidur bayi secara otomatis apabila sensor
suara pada saat itu mendeteksi bahwa bayi dalam kondisi menangis.
Pin
+ pada motor servo dihubungkan dengan pin 5V pada NodeMCU
yang sudah include dengan expansi tambahan, pin pulse/data pada
motor servo dihubungkan dengan pin D8 pada NodeMCU, dan
pin –
dihubungkan dengan pin GND pada NodeMCU yang juga sudah
include dengan expansi tambahan. Adapun skematik dari rangkaian
motor servo mg966r ini dapat dilihat pada Gambar 3.6. Pin VU pada
Gambar 3.6 sama saja dengan pin VOUT pada ekspansi NodeMCU
yaitu 5V.

Gambar 3.6 Rangkaian Motor Servo MG966R


Sumber : (Penulis, 2020)

3.6.5 Rangkaian module relay 2 channel untuk lampu tidur bayi

Module relay 2 channel digunakan sebagai output, salah


satunya untuk mengontrol lampu tidur bayi melalui website. Pin VCC
pada module relay 2 channel dihubungkan dengan pin 5V pada
NodeMCU yang sudah incude dengan expansi tambahan, pin IN2
dihubungnkan dengan pin D0 pada NodeMCU, dan pin GND
dihubungkan dengan pin GND pada NodeMCU yang juga sudah
include dengan expansi tambahan.

Sedangkan pada fitting lampu, salah satu arusnya


dihubungkan dengan NO2 pada module relay 2 channel dan arus yang
satu lagi pada fitting lampu dihubungkan ke salah satu arus pada AC
power melalui AC socket, kemudian satu arus lagi pada AC
power dihubungkan dengan COM2 pada module relay 2 channel.
Adapun skematik dari rangkaian module relay 2 channel untuk lampu
tidur bayi ini dapat dilihat pada Gambar 3.7. Pin VU pada Gambar 3.7
sama saja dengan pin VOUT pada ekspansi NodeMCU yaitu 5V.
Gambar 3.7 Rangkaian Module Relay 2 Channel Untuk Lampu Tidur Bayi
Sumber : (Penulis, 2020)

3.6.6 Rangkaian module relay 2 channel untuk kipas otomatis

Module relay 2 channel digunakan sebagai output, selain


untuk pengontrolan lampu tidur bayi, module relay 2 channel
digunakan juga untuk menghidupkan kipas secara otomatis
apabila suhu yang terdeteksi pada area keranjang tidur bayi ≥ 32˚C,
sebaliknya ketika suhu yang terdeteksi bukan ≥ 32˚C maka kipas
akan mati secara otomatis. Pin VCC pada module relay 2 channel
dihubungkan dengan pin 5V pada NodeMCU yang sudah incude
dengan expansi tambahan, pin IN1 dihubungnkan dengan pin D1 pada
NodeMCU, dan pin GND dihubungkan dengan pin GND pada
NodeMCU yang juga sudah include dengan expansi tambahan.

Karena kipas yang digunakan adalah kipas DC 12 V 0,20A


sedangkan sumber daya yang ada pada NodeMCU sebesar 5V 3A
maka diperlukan adaptor tambahan sebagai sumber daya dari kipas
tersebut, dalam hal ini penulis menggunakan adaptor 12V 1A sebagai
sumber daya kipas tersebut. Kutub positif (kabel merah) pada kipas
dihubungkan dengan kutub positif (kabel merah) pada adaptor
sedangkan kutub negatif (kabel hitam) pada kipas dan adaptor
dihubungkan dengan NO1 dan juga NO2 pada module relay 2
channel. Adapun skematik dari rangkaian module relay 2 channel
untuk kipas otomatis ini dapat dilihat pada Gambar 3.8. Pin VU pada
Gambar 3.8 sama saja dengan pin VOUT pada ekspansi NodeMCU
yaitu 5V.
Gambar 3.8 Rangkaian Module Relay 2 Channel Untuk Kipas Otomatis
Sumber : (Penulis, 2020)

3.6.7 Rangkaian keseluruhan perangkat keras

Rangkaian dari keseluruhan sistem harware pada Sistem


Monitoring Dengan IoT dan Otomatisasi Pada Keranjang Tidur Bayi
ini terdiri dari rangkaian sensor suara (ky-037), rangkaian sensor
dht11, rangkaian sensor rain, rangkaian motor servo mg966r,
rangkaian module relay 2 channel untuk lampu tidur bayi, dan
rangkaian module relay 2 channel untuk kipas otomatis. Adapun
skematik dari rangkaian keseluruhan sistem hardware ini dapat dilihat
pada Gambar 3.9. Pin VU pada Gambar 3.8 sama saja dengan pin
VOUT pada ekspansi NodeMCU yaitu 5V.

Gambar 3.9 Rangkaian Keseluruhan Perangkat Keras


Sumber : (Penulis, 2020)
3.7 Perancangan Antar Muka Berbasis Web

Setelah perancangan perangkat keras selesai dilakukan, maka


selanjutnya penulis melakukan perancangan antar muka pada sistem, hal ini
dilakukan untuk memudahkan user dalam memantau ataupun melihat kondisi
bayi secara real time berdasarkan data hasil monitoring yang diperoleh
melalui perangkat inputan (sensor) serta user juga dapat melakukan
pengontrolan pada lampu tidur bayi. Perancangan antar muka yang dibuat
oleh penulis adalah perancangan aplikasi berbasis web yang terdiri dari,
menu pendaftaran, halaman login, dan halaman dashboard.

3.7.1 Rancangan antar muka menu pendaftaran

Sebelum masuk ke menu utama (dashboard) secara otomatis


user dialihkan pada halaman login. Jika user belum memiliki akun
maka user harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu agar user
dapat mengkakses menu utama (dashboard). Menu pendaftaran
terdapat pada halaman login, untuk mengaksesnya user terlebih
dahulub harus mengklik button DAFTAR. Adapun rancangan antar
muka pada menu pendaftaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.10 Rancangan Antar Muka Menu Pendaftaran


Sumber : (Penulis, 2020)
3.7.2 Rancangan antar muka halaman login

Setelah melakukan pendaftaran akun, user sudah bisa


mengakses menu utama (dashboard) dengan cara memasukkan
username dan password pada halaman login. Adapun rancangan antar
muka pada halaman login dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.11 Rancangan Antar Muka Halaman Login


Sumber : (Penulis, 2020)

3.7.3 Rancangan antar muka halaman utama (dashboard)

Setelah berhasil login, maka user sudah dapat mengakses


halaman utama (dashboard). Pada halaman utama terdapat data hasil
monitoring, yaitu monitoring tangisan bayi, monitoring bayi
ngompol, monitoring suhu dan kelembapan pada area sekitar
keranjang tidur bayi, dan juga user dapat mengontrol lampu tidur
bayi melalui halaman utama (dashboard). Adapun rancangan antar
muka pada halaman utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.12 Rancangan Antar Muka Halaman Utama
(Dashboard) Sumber : (Penulis, 2020)

3.8 Perancangan Database

Untuk mendukung fungsi dari perangkat keras dan antar muka pada
sistem, maka dirancanglah database oleh penulis. Database adalah kumpulan
data atau informasi yang disimpan secara sistematis didalam komputer dan
dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak untuk
menghasilkan informasi.

Perancangan database ini menggunakan MySQL yaitu perangkat


lunak DBSM (database management system) merupakan sistem perangkat
lunak yang memungkinkan user untuk memelihara, mengontrol, dan
mengakses data secara praktis dan efesien.

Nama database dalam sistem ini adalah tugasakhir, dan di dalam


database tugasakhir ini terdapat 3 tabel, yaitu tabel lampu , tabel
tabelmonitoring, dan tabel user. Tabel tersebut digunakan untuk menampung
data-data yang kemudian akan diproses lagi oleh PHP untuk mendukung
proses berjalannya antar muka (web).
3.8.1 Rancangan struktur database tabel user

Tabel user pada database tugasakhir digunakan untuk


menampung data user berupa username dan password. Pada tabel user
terdapat atribut id, username, dan password. Atribut id pada tabel ini
menggunakan tipe data integer dan sebagai penanda unik yang akan
ditambahkan ke tabel MySQL tersebut secara otomatis
(Auto_increment) apabila ada user baru yang berhasil ditambah,
sedangkan username dan password menggunakan tipe data varchar.
Adapun rancangan struktur database pada tabel user dapat dilihat
pada tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4 Rancangan Struktur Database Tabel User
Name Type Null Key Extra

id int(11) No Primary Auto_increment

username varchar(255) No

password varchar(255) No

3.8.2 Rancanngan struktur database tabel tabelmonitoring

Tabel tabelmonitoring pada database tugasakhir digunakan


untuk menampung data/nilai dari sensor suara (KY-037), sensor dht
11, dan juga sensor rain melalui mikrokontroler NodeMCU ESP8266.
Pada tabel tabelmonitoring terdapat atribut id, suhu, kelembapan,
frekuensisuara, ngompol, image, gambar, dan waktu. Atribut id pada
tabel ini menggunakan tipe data integer dan sebagai penanda unik
yang akan ditambahkan ke tabel MySQL tersebut secara otomatis
(Auto_increment), namun pada perancangan ini tidak dilakukan
penambahan tapi dilakukan perubahan data berdasarkan hasil
pembacaan masing-masing sensor.
Pada atribut frekuensisuara dan ngompol juga menggunakan
tipe data integer untuk menampung data/nilai dari sensor suara
(KY-
037) dan sensor rain berupa angka, sedangkan pada atribut suhu dan
kelembapan menggunakan tipe data float untuk menampung data/nilai
dari sensor dht11 berupa bilangan yang berkoma.
Pada atribut image dan gambar menggunakan tipe data varchar
untuk menampung data berupa gambar/foto sebagai keterangan
apakah bayi sedang mengompol atau tidak dan apakah bayi sedang
menagis atau tidak. Pada atribut waktu menggunakan
Timestamp untuk memberi tanggal dan waktu dengan Default
Current_Timestamp sehingga jika ada data yang masuk maka waktu
default akan langsung ditambahkan. Adapun rancangan struktur
database pada tabel tabelmonitoring dapat dilihat pada tabel 3.5
dibawah ini.
Tabel 3.5 Rancangan Struktur Database Tabel Tabelmonitoring
Name Type Null Key Default Extra

id int(11) No Primary None Auto_increment

suhu float(4,2) No None

kelem float(4,2) No None

bapan

frekue int(255) No None

nsisua
ra

ngom int(255) No None

pol

image varchar(25 No None


5)

gamb varchar(25 No None


5)
ar

waktu timestamp No Current On update


_Times current_timesta
tamp mp

3.8.3 Rancangan struktur database tabel lampu

Tabel lampu pada database tugasakhir digunakan untuk


menyimpan data berupa 1 atau 0 yang kemudian akan dibaca
mikrokontroler NodeMCU ESP8266 untuk menghidupkan ataupun
mematikan lampu melalui informasi JSON. Sebelumnya isi dari tabel
lampu ini akan diubah terlebih dahulu ke bentuk JSON melalui file
PHP. Pada tabel ini terdapat atribut id_perintah dan data.
Atribut id_perintah pada tabel ini menggunakan tipe data integer dan
sebagai penanda unik yang akan ditambahkan ke tabel MySQL
tersebut secara otomatis (Auto_increment), namun pada perancangan
ini tidak dilakukan penambahan tapi dilakukan perubahan data
melalui button yang ada di halaman utama (dashboard) pada antar
muka, dan pada atribut data juga menggunakan tipe data integer.
Adapun rancangan struktur database pada tabel lampu dapat dilihat
pada tabel 3.6 dibawah
ini.
Tabel 3.6 Rancangan Struktur Database Tabel Lampu
Name Type Null Key Extra

id_perintah int(11) No Primary Auto_increment

data int(2) No

3.9 Metode Pengujian

Setelah semua perancangan selesai dilakukan, maka perlu dilakukan


metode pengujian untuk mengetahui apakah sistem berfungsi dengan baik
atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan sehingga penulis
dapat mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi selama
perancangan sistem. Metode pengujian yang dilakukan penulis terdiri dari
pengujian perangkat keras (hardware) dan pengujian antar muka (web).

3.9.1 Pengujian perangkat keras

Tujuan dilakukannya pengujian perangkat keras (hardware)


adalah untuk mengetahui apakah komponen-komponen pada sistem
dapat digunakan dengan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan pada setiap
komponen pada sistem. Adapun komponen-komponen yang akan
diuji adalah sebagai berikut:
A. Pengukuran Mikrokontroler NodeMCU ESP8266
Pengukuran tegangan pada mikrokontroler NodeMCU
ESP8266 dilakukan untuk mengetahui apakah tegangan yang
masuk sesuai dengan sumber daya yang masuk atau tidak,
dalam hal ini sumber daya dari mikrokontroler adalah adaptor
5V 3A. Untuk melakukan pengukuran caranya dengan
menghubungkan kabel merah (+) ke pin Vin/V1 pada ekspansi
tambahan NodeMCU ESP8266 dan kabel hitam (-) ke pin
GND pada ekspansi tambahan NodeMCU ESP8266.

Gambar 3.13 Pengukuran Tegangan NodeMCU ESP8266


Sumber : (Penulis, 2020)

B. Pengukuran Sensor Suara (KY-037)


Pengukuran tegangan pada sensor suara dilakukan
untuk mengetahui apakah tegangan yang bekerja sesuai
dengan spesifikasi dari sensor tersebut atau tidak. Untuk
melakukan pengukuran caranya dengan menghubungkan kabel
merah (+) dengan pin VCC pada sensor suara dan kabel hitam
(-) ke pin GND pada sensor suara.
Gambar 3.14 Pengukuran Tegangan Sensor Suara (KY-037)
Sumber : (Penulis, 2020)

C. Pengukuran Sensor dht11


Pengukuran tegangan pada sensor dht11 dilakukan
untuk mengetahui apakah tegangan yang bekerja sesuai
dengan spesifikasi dari sensor tersebut atau tidak. . Untuk
melakukan pengukuran caranya dengan menghubungkan kabel
merah (+) dengan pin VCC pada sensor dht11 dan kabel hitam
(-) ke pin GND pada sensor dht11.

Gambar 3.15 Pengukuran Tegangan Sensor dht11


Sumber : (Penulis, 2020)
D. Pengukuran Sensor Rain
Pengukuran tegangan pada sensor rain dilakukan untuk
mengetahui apakah tegangan yang bekerja sesuai dengan
spesifikasi dari sensor tersebut atau tidak. Untuk melakukan
pengukuran caranya dengan menghubungkan kabel merah (+)
dengan pin VCC pada sensor rain dan kabel hitam (-) ke pin
GND pada sensor rain.

Gambar 3.16 Pengukuran Tegangan Pada Sensor Rain


Sumber : (Penulis, 2020)

E. Pengukuran Motor Servo Mg966r


Pengukuran pada motor servo mg966r dilakukan untuk
mengetahui apakah tegangan yang bekerja sesuai dengan
spesifikasi dari motor servo tersebut atau tidak. Untuk
melakukan pengukuran caranya dengan menghubungkan kabel
merah (+) dengan pin VCC pada motor servo mg966r dan
kabel hitam (-) ke pin GND pada motor servo mg966r.
Gambar 3.17 Pengukuran Tegangan Motor Servo Mg966r
Sumber : (Penulis, 2020)

F. Pengukuran Module Relay 2 Channel


Pengukuran pada module relay 2 channel dilakukan
untuk mengetahui apakah tegangan yang bekerja sesuai
dengan spesifikasi dari modul tersebut atau tidak. Untuk
melakukan pengukuran caranya dengan menghubungkan kabel
merah (+) dengan pin VCC pada module relay 2 channel dan
kabel hitam (-) ke pin GND pada module relay 2 channel.

Gambar 3.17 Pengukuran Tegangan Module Relay 2 Channel


Sumber : (Penulis, 2020)
3.9.2 Pengujian antar muka berbasis web

Tujuan dilakukannya pengujian antar muka (web) adalah


untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang berjalan dengan
semestinya, mulai dari proses pendaftaran akun, proses data/nilai
sensor dikirim, sampai dengan pengontrolan lampu tidur bayi.
Adapun bagian-bagian yang diuji dalam pengujian antar muka (web)
ini adalah sebagai berikut:

A. Pengujian Antar Muka Menu Pendaftaran


Untuk menguji antar muka (web) pada menu
pendaftaran dan login dilakukan dengan cara mengecek isi
dari tabel user pada database tugasakhir pada saat sebelum
pendaftaran dan sesudah pendaftaran dilakukan.

Gambar 3.18 Isi Tabel User Sebelum Pendaftaran


Sumber : (Penulis, 2020)

Pada Gambar 3.18 menunjukkan bahwa belum ada data


user yang masuk ke dalam tabel user pada database
tugasakhir. Untuk memasukkan data user ke dalam tabel user
dilakukan dengan cara mengisi data username, password, dan
konfirmasi password melalui menu pendaftaran yang ada di
halaman login.

Gambar 3.19 Menu Pendaftaran


Sumber : (Penulis, 2020)
Setelah pendaftaran selesai dilakukan maka akan
muncul alert bahwa user baru berhasil ditambahkan dan isi
dari tabel user pada database tugasakhir yang tadi kosong,
otomatis bertambah dengan user baru.

Gambar 3.20 Alert Pendaftaran User Berhasil


Sumber : (Penulis, 2020)

Gambar 3.21 Isi Tabel User Setelah Pendaftaran


Sumber : (Penulis, 2020)

Setelah pendaftaran berhasil dilakukan, selanjutnya


adalah login dengan menggunakan data user yang baru
didaftarkan tadi. Maka setelah itu user berhak mengakses
halaman utama (dashboard).

B. Pengujian Antar Muka Halaman Utama (dashboard)


Setelah melakukan pendaftaran, maka selanjutnya user
harus login dengan menggunakan username dan password
yang sudah didaftarkan tadi sehingga user dapat mengakses
halaman utama dari antar muka (web) ini.
Pada halaman utama dari antar muka (web) ini terdapat
data hasil monitoring, yaitu monitoring tangisan bayi,
monitoring bayi ngompol, monitoring suhu & kelembapan
udara pada keranjang tidur bayi, serta pengontrolan lampu
tidur
bayi.
Jika sistem tidak berfungsi maka pada antar muka (web)
akan muncul alert pemberitahuan, sebaliknya jika sistem
berfungsi maka alert pemberitahuan tidak muncul. Sistem
pada saat tidak berfungsi dapat dilihat pada Gambar 3.22
dibawah ini.

Gambar 3.22 Alert Pemberitahuan Sistem Tidak Berfungsi


Sumber : (Penulis, 2020)

Gambar 3.23 Tampilan Halaman Utama Saat Sistem Tidak Berfungsi


Sumber : (Penulis, 2020)
Pada saat sistem tidak berfungsi maka antar muka
(web) akan menampilkan data terakhir yang masuk pada tabel
tabelmonitoring database tugasakhir seperti contoh pada
Gambar 3.24 dibawah ini.

Gambar 3.24 Data Terakhir Yang Masuk Pada Tabel tabelmonitoring


Sumber : (Penulis, 2020)
Sedangkan pada saat sistem berfungsi maka isi dari
tabel tabelmonitoring pada database tugasakhir akan terupdate
secara otomatis sehingga antar muka (web) dapat
menampilkan data hasil monitoring.

Gambar 3.25 Data Update Pada Tabel tabelmonitoring


Sumber : (Penulis, 2020)

Gambar 3.26 Tampilan Halaman Utama Saat Sistem Berfungsi


Sumber : (Penulis, 2020)

C. Metode Pengujian Untuk Mengontrol Lampu

Untuk melakukan pengujian pengontrolan lampu


melalui website adalah dengan memastikan bahwa isi dari
tabel lampu pada database tugasakhir berhasil atau tidak
dirubah kedalam bentuk JSON, sehingga nantinya dapat
melakukan parsing data melalui mikrokontroler NodeMCU
ESP8266.

Untuk mematikan lampu maka field data pada


tabel lampu harus bernilai 0 sedangkan untuk menghidupkan
lampu nilai pada field data pada tabel lampu harus 1.
Gambar 3.27 Data Pada Tabel lampu Untuk Mematikan Lampu
Sumber : (Penulis, 2020)

Gambar 3.28 Data Pada Tabel lampu Untuk Menghidupkan Lampu


Sumber : (Penulis, 2020)

Gambar 3.29 Isi Tabel Lampu Dalam Bentuk JSON


Sumber : (Penulis, 2020)

Anda mungkin juga menyukai