Anda di halaman 1dari 42

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kemajuan zaman dan kebutuhan hidup saat ini menuntut manusia untuk dapat
bekerja ekstra. Seringkali orang disibukkan oleh pekerjaan dan rutinitasnya, sehingga
sulit untuk memantau kondisi rumah pada saat berada di luar rumah.
Dengan teknologi pengontrolan rumah yang ada saaat ini, pemilik hanya dapat
sekedar mengontrol peralatan rumah tangga tanpa bisa memantau kondisi rumah pada
saat itu.
Berdasarkan hasil survey online tentang kebutuhan akan sistem pemantauan dan
pengontrolan peralatan rumah yang dilaksanakan dari tanggal 25 November 2010 sampai
dengan tanggal 6 Desember 2010 di http://survey.gubukilmu.com diperoleh 77 suara.
Sebanyak 46 suara mengatakan bahwa sistem pemantauan kondisi dan pengontrolan
peralatan rumah sangat diperlukan, 29 suara mengatakan cukup diperlukan, 1 (satu) suara
mengatakan kurang diperlukan, dan 1 (satu) suara mengatakan tidak diperlukan. Dari
data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut dibutuhkan oleh
masyarakat.
Dengan dukungan teknologi informasi saat ini, maka dapat dibangun sebuah
sistem pemantauan kondisi dan pengontrolan peralatan rumah berbasis internet protocol,
di mana pemilik rumah akan dipermudah dalam memantau kondisi dan mengontrol
peralatan rumah. Dengan demikian, pemilik rumah akan tenang meninggalkan rumahnya
dan tenang dalam bekerja, karena kondisi rumah dapat dimonitor kapan saja dan di mana
saja asalkan terhubung ke jaringan internet.
Pemilik rumah dapat mengetahui berbagai informasi mengenai kondisi rumah
melalui sistem ini. Seperti suhu di dalam rumah, kadar gas LPG (untuk memastikan
apakah ada kebocoran LPG), dan keadaan lampu rumah yang di hubungkan ke sistem ini.
Pemilik rumah juga bisa mengetahui apakah terjadi kebakaran atau tidak, melalui
informasi yang diberikan oleh sistem ini. Informasi tentang kebakaran yang diberikan
oleh sistem ini tentunya informasi yang telah diolah dengan mempertimbangkan
beberapa aspek atau faktor penyebab kebakaran, seperti asap dan suhu di dalam rumah.
I.2 Tujuan
Beberapa tujuan dari pembuatan Sistem Pemantauan Kondisi dan Pengontrolan
Peralatan Rumah Berbasis Internet Protocol dengan Web sebagai Antarmuka adalah
sebagai berikut :
1. Merancang dan membangun sistem komunikasi berbasis internet protocol yang
diterapkan pada microcontroller.
1

2. Membangun sebuah sistem pengontrolan dan pemantauan kondisi rumah yang


bermanfaat bagi masyarakat umum.

II.

PERUMUSAN MASALAH DAN RUANG LINGKUP


2.1 Perumusan Masalah
Dalam pembuatan sistem ini, terdapat beberapa perumusan masalah yang menjadi

perhatian khusus, diantaranya :


1. Bagaimana membuat sebuah Embedded System yang mampu berkomunikasi
melalui jaringan yang berbasis Internet Protocol.
2. Bagaimana membuat sistem pemantauan dan pengontrolan rumah yang bisa di
akses melalui web.
3. Bagaimana membuat sebuah sistem pemantauan rumah yang bisa memberikan
peringatan kebakaran berupa alarm, serta dapat mengirimkan pesan peringatan
kebakaran melalui SMS dengan menggunakan modem GSM / ponsel.
2.2

Ruang Lingkup
Proyek akhir ini diberikan batasan ruang lingkup dalam penulisannya,

dikarenakan luasnya masalah yang ada dan terbatasnya waktu dan data dalam
penyusunan. Berikut batasan ruang lingkup sistem yang akan dibuat :
1.

Sistem ini dapat memantau kadar gas LPG, suhu, dan kadar asap di dalam rumah.

2.

Sistem ini dapat mengontrol 3 buah lampu dan 1 pompa air.

3.

Sistem ini dapat memberikan peringatan kebakaran melalui SMS dan alarm kebakaran
apabila mendeteksi suhu dan kadar asap di atas kondisi normal di dalam rumah.

4.

Sistem ini dibuat menggunakan pemograman web PHP, pemrograman desktop VB .Net,
dan pemrograman microcontroller BASCOM-AVR.

5.

Menggunakan MySQL sebagai database sistem.

6.

Menggunakan gammu sebagai aplikasi SMS yang merupakan fitur dari sistem ini.

7.

Menggunakan modul TCP/IP Wiznet Wiz110sr sebagai jembatan komunikasi antara


komputer dengan microcontroller dalam jaringan berbasis Internet Protocol.
8. Sensor yang digunakan adalah sensor gas LPG TGS 6812, sensor suhu SHT11,
dan sensor gas AF-30.
III.

MANFAAT
Dengan dibuatnya sistem ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat

sebagai berikut :
2

1.

Memudahkan pemilik rumah dalam memantau keadaan rumah meskipun sedang berada
di luar rumah.

2.

Memberikan rasa tenang kepada pemilik rumah selama meninggalkan rumah karena
rumah dapat dipantau.

3.

Memberikan informasi mengenai kebakaran sehingga pemilik rumah dapat mengambil


tindakan dengan cepat.

4.

Mengurangi resiko kebakaran yang diakibatkan oleh kebocoran tabung gas LPG.

IV.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Review Penelitian Terdahulu


Sistem pemantauan dan pengontrolan ini memiliki beberapa referensi,
diantaranya yaitu referensi dari review penelitian terdahulu terhadap penelitian / tugas
akhir (TA) sebelumnya. Review tersebut berguna untuk memberikan masukkan dan ide
untuk TA yang akan dibuat. Tugas akhir yang menjadi bahan penelitian terdahulu adalah
Pemanfaatan Layanan GPRS Untuk Sistem Pengontrolan Peralatan Gedung Melalui
Aplikasi Web Mobile yang disusun oleh Andi, angkatan 2003 Teknik Telekomunkasi
Politeknik Caltex Riau. Dalam tugas akhir tersebut memiliki perbedaan dengan tugas
akhir yang akan dibuat. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1 Tabel Review Penelitian Terdahulu

Sistem Kontrol

4.2.1

Definisi Sistem Kontrol


Sistem kontrol merupakan sekumpulan komponen yang bekerja sama di bawah

pengarahan suatu kecerdasan sebuah piranti untuk melakukan suatu aksi tertentu. Pada
umumnya, rangkaian elektronika menghasilkan kecerdasan, dan komponen-komponen
elektromekanik, seperti sensor dan motor, yang bertindak sebagai interface (antarmuka)
dengan dunia fisik. Contohnya saja mobil modern. Berbagai sensor yang terdapat pada
mobil tersebut dapat memberikan informasi tentang kondisi mesin kepada komputer yang
terpasang di mobil (on-board computer). Dengan adanya sistem tersebut, komputer dapat
menghitung jumlah bahan bakar yang tepat untuk di-injeksikan ke dalam mesin dan
menyesuaikan waktu pengapian (iginition timing). Bagian-bagian mekanik dari sistem
termasuk mesin, transimisi, roda, dan berbagai komponen lainnya yang terdapat pada
mobil modern tersebut. Untuk merancang, mendiagnosis, atau memperbaiki sistem yang
canggih ini diperlukan suatu keahlian khusus di bidang pengontrollan (Sistem kontrol).
(Arif, 2003, hal. 1).

Suatu sistem kontrol pada awalnya dipahami sebagai proses yang dapat
mengontrol suatu sistem baik dengan rangkaian elektronika analog, maupun dengan
rangkaian yang memakai saklar (switch), relay, dan timer. Pengertian tersebut dipahami
pada zaman yang masih belum terdapat teknologi canggih. Di zaman serba teknologi
canggih ini, seiring dengan kemajuan mikroprosesor, pengimplementasian sistem kontrol
terhadap dunia nyata semakin meluas. Dengan adanya mikroprosesor, sistem kontrol
dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan canggih, serta terdapatnya fitur-fitur yang baru.
Sistem kontrol dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Sistem kontrol secara manual (Open Loop Controls)
2. Sistem kontrol otomatis (Closed Loop Controls)
4.2.2

Sistem Kontrol Manual (Open Loop Controls)


Sistem kontrol secara manual (Open Loop Controls), proses pengaturannya

dilakukan secara manual oleh operator dengan mengamati keluaran secara visual,
kemudian dilakukan koreksi variabel-variabel kontrolnya untuk mempertahankan hasil
keluarannya. Sistem kontrol itu sendiri bekerja secara open loop, artinya sistem kontrol
tidak dapat melakukan koreksi variabel untuk mempertahankan hasil keluarannya.
Perubahan ini dilakukan secara manual oleh operator setelah mengamati hasil
keluarannya melalui alat ukur atau indikator.

Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem Kontrol Open Loop


4.2.3

Sistem Kontrol Otomatis (Closed Loop Controls)


Sistem kontrol otomatis dapat melakukan koreksi variabel-variabel kontrolnya

secara otomatis, karena pada sistem ini terdapat untai tertutup (Closed Loop) sebagai
umpan balik (feedback) dari hasil keluaran menuju ke masukan setelah dikurangkan
dengan nilai setpoinnya. Pengaturan secara untai tertutup ini, tidak memerlukan operator
untuk melakukan koreksi variabel-variabel kontrolnya karena dilakukan secara otomatis
dalam sistem kontrol itu sendiri. Dengan demikian, keluaran akan selalu dipertahankan
berada pada kondisi stabil sesuai dengan setpoin yang ditentukan. Contoh dalam rumah
tangga adalah kulkas, seterika automatik, pompa automatik, dan sebagainya.

Gambar 4.2 Diagram Blok Sistem Kontrol Closed Loop


4.2.4

Komponen Sistem Kontrol


5

Komponen-komponen dasar sistem pengontrollan adalah sebagai berikut :


1. Proses
2. Sensor, disebut juga elemen primer (primary element).
3. Transduser
4. Transmitter
5. Kontroler (otak dari sistem kontrol)
6. Elemen kontrol akhir
7. Recorder
Komponen-komponen di atas melakukan tiga operasi dasar yang harus ada di
setiap sistem kontrol. Adapun operasi-operasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Measurement (M) atau pengukuran, yakni mengukur variabel yang dikontrol
dengan mengkombinasikan sensor dan transmitter.
2. Decision (D) atau keputusan, berdasarkan pada pengukuran, kontroler harus
memutuskan apa yang harus dilakukan untuk menjaga variabel tersebut pada
harga yang diinginkan.
3. Action (A) atau aksi, sebagai hasil dari keputusan kontroller, biasanya dilakukan
oleh elemen kontrol akhir.

PHP Hypertext Preprocessor (PHP)


4.3.1

Sejarah PHP
PHP (akronim dari PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman

yang berfungsi untuk membuat website dinamis maupun aplikasi web. PHP ditulis
(diciptakan) oleh Rasmus Lerdorf, seorang software engineer asal Greenland sekitar
tahun 1995. Pada awalnya PHP digunakan Rasmus hanya sebagai pencatat jumlah
pengunjung pada website pribadi beliau. Karena itu bahasa tersebut dinamakan Personal
Home Page (PHP) Tools. Tetapi karena perkembangannya yang cukup disukai oleh
komunitasnya, maka beliau pun merilis bahasa PHP tersebut ke publik dengan lisensi
open-source. Saat ini, PHP adalah server-side scripting yang paling banyak digunakan di
website-website di seluruh dunia, dengan versi sudah mencapai versi 5 dan statistiknya
terus bertambah. (Yuliano, 2007, hal. 1 sampai hal. 2).
4.3.2

Kelebihan PHP
6

PHP mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :


1.

PHP mudah dibuat dan kecepatan akses yang tinggi.

2.

PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang
berbeda pula. PHP dapat berjalan di sistem operasi UNIX, Windows 98 ke atas, Windows
NT dan Machintosh.

3.

PHP bersifat Open Source atau dapat dilakukan modifikasi.

4.

PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS,
Xitarni, dan sebagainya.

5.

PHP adalah termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau dilettakkan dalam tag
HTML).

6.

PHP termasuk server-side programming.

MySQL
4.4.1

Sejarah MySQL
MySQL merupakan hasil buah pikiran dari Michael Monty Widenius, David

Axmark, dan Allan Larson dimulai tahun 1995. Mereka bertiga kemudian mendirikan
perusahaan bernama MySQL AB di Swedia. Tujuan awal ditulisnya program MySQL
adalah untuk mengembangkan aplikasi web yang akan digunakan oleh salah satu klien
MySQL AB. Pada saat itu MySQL AB adalah sebuah perusahaan konsultan database dan
pengembang software .
MySQL versi 1.0 dirilis pada Mei 1996 dan penggunaanya terbatas dikalangan
intern saja. Pada bulan Oktober 1996, MySQL versi 3.11.0 dirilis kemasyarakat luas
dibawah lisensi Terbuka tapi Terbatas.
Barulah pada bulan Juni 2000, MySQL AB mengumumkan bahwa mulai MySQL
versi 3.23.19 diterapkan sebagai General Public License (GPL). Dengan lisensi in maka
siapapun boleh melihat

program aslinya dan menggunakan program excutable-nya

dengan cuma-cuma. Dan bila ada yang memodifikasi pada program aslinya, maka
program modifikasi tersebut harus dilepas dibawah lisensi GPL juga. MySQL versi ini
masih digunakan hingga sekarang dan MySQL AB masih memberikan layanan technical
support kepada pengguna MySQL. (Hidayat, 2007, hal. 1).
4.4.2

Kelebihan MySQL
MySQL mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya :

1. Portabilitas.
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows,
Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
7

2. Open Source.
MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL

sehingga

dapat digunakan secara cuma-cuma.


3. Multiuser.
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang

bersamaan

tanpa mengalami masalah atau konflik.


4. Performance tuning.
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam

menangani query

sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan
waktu.
5. Jenis Kolom.
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed / unsigned
integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain.
6. Perintah dan Fungsi.
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah
Select dan Where dalam perintah (query).
7. Keamanan. MySQL
memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin
akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
8. Skalabilitas dan Pembatasan.
MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman
(records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas
indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
9. Konektivitas.
MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP,
Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
10. Lokalisasi.
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan
lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum
termasuk di dalamnya.
11. Antar Muka.
MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming
Interface).
12. Klien dan Peralatan.
8

MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)yang dapat digunakan untuk


administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk
online.
13. Struktur tabel.
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER
TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
7

Visual Basic .Net

4.5.1

Sejarah Singkat Visual Basic


Sejarah Visual Basic dimulai dari penemuan BASIC (Beginners All Purposes

Symbolic Instruction Code) pada tahun 1964, sebuah bahasa yang mudah dipelajari dan
digunakan bagi programmer pemula. Bahasa ini digunakan selama sekitar 15 tahun, oleh
berbagai macam orang dan perusahaan untuk membuat kompiler dan interpreter untuk
BASIC.
Pada tahun 1975, ketika Microsoft merupakan perusahaan baru, versi bahasa
BASIC adalah produk mereka yang pertama, dan produk tersebut banyak digemari.
Microsoft BASIC dan produk yang sukses mereka Quick BASIC (atau biasa disebut
QBASIC) menjadi versi BASIC yang banyak digunakan dalam PC. Sampai saat ini, masih
ada yang menggunakannya. Quick BASIC bisa digunakan dalam Windows ketika
diluncurkan, tetapi masih diperlukan usaha tambahan untuk membuat kode dalam gaya
interface Windows. Jadi, tidak semudah menulis kode dalam lingkungan yang baru.
Microsoft datang dengan produk terbaru, sebuah produk yang mengkombinasikan
bahasa BASIC yang populer dan mudah dipelajari dengan lingkungan yang
memungkinkan programmer secara grafis membuat interface bagi sebuah program.
Produk tersebut adalah Visual Basic 1.0. Ini bukanlah program yang pertama kali muncul
dengan model seperti itu, tapi program ini menyediakan lingkungan yang cepat untuk
membangun interface pengguna grafis (GUI).
Visual Basic sangat cepat berkembang menjadi populer. Setiap versi Visual Basic
selalu ada fitur-fitur baru yang membuatnya menjadi fasilitas handal dalam membuat
program. Salah satu perubahan penting adalah bagaimana Visual Basic dijalankan.
Sebelum versi 5 yang diterbitkan pada tahun 1997, Visual Basic adalah bahasa
interpreter yang tampilannya tidak terlalu bagus dibandingkan Visual C++, Delphi, atau
bahasa kompile lain. Visual Basic 5.0 mempunyai kemampuan membuat semacam
interpreter atau kompile, dan performanya menjadi lebih baik.

Banyak tambahan fitur-ftur baru ke dalam Visual Basic, tapi semua dibangun
pada dasar-dasar yang sudah ada. Ini bukan hal yang tidak biasa dilakukan, sebagian
besar pengembangan dengan cara ini menimbulkan efek penumpukan sampah. Versi baru
dari sebuah tool dicoba untuk tetap kompatibel dengan versi pendahulunya. Untuk
menulis bahasa baru yang terlepas dari bahasa sebelumnya hampir tidak terpikirkan
karena pekerjaannya sangat banyak dan tidak populer. Kelebihan dari bahasa baru adalah
benar-benar terhindar dari kelemahan bahasa program yang lalu. Ini yang dilakukan oleh
Microsoft pada waktu berpindah dari Visual Basic 6.0 ke Visual Basic .NET. Bahasa ini
ditulis ulang untuk membuat versi yang benar-benar bersih atau handal. (Mackenzie dan
Ken Sharkey, 2004, hal 17 sampai hal. 20).
4.5.2

.NET Framework
Secara sekilas, tampaknya .NET hanya sebuah konsep marketing, suatu siasat

agar Visual Basic masih ada kelanjutannya. Akan tetapi sebenarnya tidak demikian. .NET
mewakili suatu area teknologi dan konsep yang membuat platform yang bisa digunakan
untuk mengembangkan suatu aplikasi.
Dalam pengembangan Visual Basic .NET, ada banyak perubahan radikal. Salah
satunya adalah pengembangan dasar bagi semua alat-alat pengembangan .NET. Dasar ini
disebut .NET Framework yang menyediakan dua hal penting, yaitu lingkungan dasar
runtime dan class dasar. Lingkungan runtime mirip dengan sistem operasi, menyediakan
lapisan antara program dengan kompleksitas dari sistem, penampilan pelayanan dari
aplikasi, dan penyederhanaan akses pada fungsi lapisan yang lebih bawah. Class dasar
menyediakan satu set besar fungsi wrapping dan abstraksi seperti teknologi internet
protocol, akses sistem file, manipulasi XML dan lain-lain. (Mackenzie dan Ken Sharkey,
2004, hal. 22).
4.3

Gammu
Gammu adalah nama dari projek yang dikenal baik dengan nama Command Line

Utility, yang bisa anda gunakan untuk mengontrol ponsel anda. Gammu ditulis dalam
bahasa C dan dibangun diatas libGammu. (http://wammu.eu/gammu/).
Di dalam penggunaanya Gammu membutuhkan database MySQL sebagai
tempat penyimpanan pesan yang akan dikirim (outbox) dan pesan yang diterima (inbox).
Kelebihan dari Gammu adalah merupakan software opensource yang tersedia
dalam bentuk source code dan binary. Jadi, tidak ada masalah dengan lisensi. Selain itu,
Gammu juga tersedia untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Linux.
10

Terkait dengan masalah kemampuan, Gammu dapat digunakan untuk


mengirim/menerima SMS dan MMS, backup/restore phonebook, serta upload/ download
berkas dari/ke ponsel. Selain itu Gammu juga mendukung lebih dari 400 jenis ponsel.

4.6.1

Konfigurasi Gammu
Untuk menggunakan Gammu, harus dilakukan beberapa konfigurasi terlebih

dahulu, untuk menyesuaikan dengan modem yang digunakan. Langkah-langkah


konfigurasi Gammu adalah sebagai berikut.
1.

Buka file GAMMURC yang terletak di dalam direktori C:\gammu dengan

2.

text editor seperti Notepad.


Isi parameter port dan connection sesuai dengan konfigurasi modem yang
digunakan. Di mana port adalah jalur serial yang digunakan dan connection
adalah standar kecepatan komunikasi serial pada modem. Contoh konfigurasi :
[gammu]
port = com5:
connection = at115200

4.6.2

Pengujian Koneksi Gammu

Untuk memastikan bahwa Gammu telah mengenali modem yang digunakan,


harus dilakukan uji koneksi terlebih dahulu. Berikut adalah langkah-langkah pengujian
koneksi.
1.
2.

Buka command prompt dan arahkan ke direktori C:\gammu


Ketikkan gammu identify untuk mengidentifikasi / menguji koneksi Gammu
dengan modem yang digunakan.

Apabila Gammu bisa mengenali modem yang digunakan dengan baik, maka akan
muncul tampilan seperti pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Identifikasi Modem dengan Gammu

4.4 BASCOM-AVR
11

BASCOM-AVR adalah sebuah kompiler yang menggunakan suatu versi BASIC


sanga tmirip dengan QBasic untuk menghasilkan program untuk AVR. (Swinscoe, 2005,
hal. 1).
BASCOM-AVR juga bisa disebut sebagai IDE (Integrated Development
Environment) yaitu lingkungan kerja yang terintegrasi, karena disamping tugas utamanya
(meng-compile kode program menjadi file HEX / bahasa mesin), BASCOM-AVR juga
memiliki kemampuan atau fitur lain yang berguna sekali. Tampilan dari BASCOM-AVR
dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tampilan Utama BASCOM-AVR


Setelah kode program ditulis, perlu dilakukan proses kompilasi (compile) agar
kode program tersebut menjadi bahasa mesin dan selanjutnya dapat dibaca oleh
mikrokontroler. Pada BASCOM-AVR, proses compile cukup mudah untuk dilakukan,
yaitu dengan menekan tombol shortcut F7 atau melalui menu yang tersedia. Proses
compile dengan menu yang tersedia dapat dilihat pada gambar 4.5.

12

Gambar 4.5 Proses Compile pada BASCOM-AVR


Salah satu fitur yang disediakan oleh BASCOM-AVR dan sangat bermanfaat
adalah AVR ISP STK Programmer. Di mana setelah program ditulis dan di-compile
menjadi file .hex, file .hex tersebut dapat di transfer (download) ke dalam IC
mikrokontroler AVR. Proses download bisa dilakukan apabila konfigurasi port untuk
AVR ISP STK Programmer telah benar. Jendela konfigurasi port tersebut dapat dilihat
pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Jendela Konfigurasi Port AVR ISP STK Programmer


Setelah konfigurasi dilakukan dengan benar, proses download bisa dilakukan
dengan menekan tombol shortcut F4 untuk menampilkan jendela AVR ISP STK
Programmer kemudian memilih menu Write buffer into chip yang tersedia pada menu
Chip. Proses download dapat dilihat pada gambar 4.7.

13

Gambar 4.7 Proses download dengan AVR ISP STK Programmer

4.5

Mikrokontroler AVR ATMega8535


Mikrokontroler ATMega8535 merupakan mikrokontroler yang termasuk dalam

keluarga AVR. AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi
dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer / counter
fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART,
programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC, dan PWM internal. AVR
juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori
program untuk diprogram ulang dalam system menggunakan hubungan Serial Peripheral
Interface (SPI). (Wardhana, 2006, hal. 1).
4.8.1

Arsitektur AVR ATMega8535


Arsitektur dari mikrokontroler ATMega8535 adalah seperti ditunjukkan pada

gambar 4.8.

14

Gambar 4.8. Blok Diagram Fungsional ATMega8535


ATMega8535 memiliki peripheral sebagai berikut:
1

Saluran I/O sebanyak 32 jalur, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D yang masingmasing terdiri 8 bit.

8 channel ADC dengan resolusi 10 bit.

Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

CPU yang terdiri atas 32 register.

Watchdog Timer beserta osilator internal.

SRAM sebesar 512 byte.

Memori flash sebesar 8 Kb dengan kemampuan Read while write.

Unit interupsi internal dan eksternal.

Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).

10

EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat beroperasi.

11

Antarmuka komparator analog.

12

Port USART untuk komunikasi serial.


Konfigurasi pin dari mikrokontroler ATMega8535 ditunjukkan pada gambar 4.9.

15

Gambar 4.9 Konfigurasi Pin ATMega8535


Penjelasan dari masing-masing pin tersebut adalah sebagai berikut:
1

VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

GND adalah pin ground.

Port A (PA0PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

Port B (PB0PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
timer/counter, comparator analog dan SPI.

Port C (PC0PC7) berfungsi sebagai pin I/O dua arah dan pin fungsi khsusus yaitu
TWI/I2C, komparator analog dan timer oscillator.

Port D (PD0PD7) berfungsi sebagai port I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu
komparator analog, interupsi eksternal dan komunikai serial.

RESET merupakan pin yang berfungsi untuk me-reset mikrokontroler.

XTAL1 dan XTAL2 adalah pin masukan clock eksternal atau untuk pemasangan crystal
oscillator.

AVCC adalah pin catu daya untuk ADC.

10

AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.


4.8.2

Peta Memori ATMega8535


AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori

program yang terpisah. Peta memori data dapat ditunjukkan pada gambar 4.10.

16

Gambar 4.10 Peta Memori Data ATMega8535


Memori program yang diletakkan dalam Flash PEROM tersusun dalam word
atau 2 byte. ATMega8535 memiliki 4K X 16 bit flash PEROM dengan alamat mulai dari
$000 sampai $FFF. Peta memori program ditunjukkan pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Peta Memori Program ATMega8535


Selain itu ATMega8535 juga memiliki memori data berupa EEPROM 8 bit
sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.
4.8.3

ADC internal ATMega8535

17

ATMega8535 telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan resolusi 10


bit. Dalam mode operasinya, ADC ATMega8535 dapat dikonfigurasi, baik sebagai single
ended input maupun differential input. (Wardhana, 2006, hal.. 97).
4.8.3.1 Inisialisasi ADC
Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi,
format output data, dan mode pembacaan. Register yang perlu diatur nilainya adalah
ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register), ADCSRA (ADC Control and Status
Register A) dan SFIOR (Special Function I/O Register). Konfigurasinya seperti
diperlihatkan pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Register ADMUX


ADLAR merupakan bit pemilih mode data keluaran ADC. Seperti ditunjukkan
pada gambar 4.13.

Gambar 4. 13 Format data ADC jika ADLAR=0


Jika ADLAR bernilai 1 maka hasilnya seperti gambar 4.14.

Gambar 4.14 Format Data ADC dengan ADLAR=1


ADCSRA merupakan register 8 bit yang berfungsi melakukan manajemen sinyal
kontrol dan status dari ADC yang memiliki susunan seperti gambar 4.15.

Gambar 4.15 Susunan Register ADCSRA


Bit-bit penyusun dari Register ADCSRA dapat dijelaskan sebagai berikut:

18

ADPS[2..0] merupakan bit pengatur clock ADC. Skema dari sistem clock ADC
diperlihatkan pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Pemilihan Kecepatan Clock ADC


SFIOR merupakan register 8 bit pengatur sumber picu konversi dari ADC.
Susunan bitnya adalah seperti pada gambar 4.17.

Gambar 4.17 Register SFIOR

4.9

Komunikasi Data Serial RS232


Komunikasi serial RS232 adalah suatu protokol komunikasi serial yang mode

pengoperasiannya single-ended artinya signal RS232 direpresentasikan dengan level


tegangan +3V sampai +12V sebagai ON atau stat 0 atau disebut sebagai kondisi SPACE,
sedangkan tegangan -3V sampai -12V direprensentasikan sebagai OFF atau stat 1 atau
disebut sebagai kondisi MARK. Komunikasi data pada RS232 dilakukan dengan satu
transmitter dan satu reciever, Jadi system komunikasinya yaitu antara 2 device saja.
RS232 dirancang untuk data rate maximum 20 kb/s dan dengan jarak maksimum sekitar
20 Ft. (Wardhana, 2006, hal. 75).
Komunikasi serial RS232 mempunyai format frame dalam pengiriman atau
penerimaan data. Format frame untuk pengiriman data serial terdapat pada gambar 4.18.

19

Gambar 4.18 Format Frame Pengiriman Data RS232


Before
Start
Data

=
=
=

Masa di mana tidak ada bit yang dikirim (logika 1)


Digunakan untuk memulai komunikasi (logika 0)
Data bits (0-8) setelah sinyal start, dikirimkan data secara bit per bit

Parity
Stop
Idle

=
=
=

mulai dari LSB (least signifikan Bit) sampai MSB (most signifikan bit).
Digunakan untuk mengetahui data yang dikirim benar atau salah.
Stop bit (berlogika 1)
Tidak ada pengiriman data (logika 1)

4.9.1

Keuntungan Menggunakan Komunikasi Serial


Antar muka komunikasi serial menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan

dengan komunikasi paralel diantaranya:


1.

Untuk komunikasi serial dengan menggunakan kabel yang panjang masalah data
loss lebih aman jika dibandingkan dengan paralel. Port serial mentransmisikan
1 pada level tegangan -3 sampai -25 volt dan 0 pada level tegangan +3 sampai
+25 volt. Sedangkan port paralel mentransmisikan 0 pada level tegangan 0 volt

2.

dan 1 pada level tegangan 5 volt.


Jumlah kabel serial lebih sedikit. Yaitu hanya tiga kabel untuk konfigurasi null
modem, yakni TxD (saluran kirim), RxD (saluran terima) dan Ground, akan
tetapi jika menggunakan komunikasi paralel akan terdapat dua puluh hingga dua

3.

puluh lima kabel.


Komunikasi serial dapat diterapkan untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler.
Kebanyakan

mikrokontroler

sudah

di

lengkapi

dengan

SCI

(serial

communication interface). Hanya dibutuhkan dua pin utama TxD dan RxD
(diluar acuan ground).
4.10

Sensor Suhu dan Kelembaban SHT 11


SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan

multi modul sensor yang output-nya telah dikalibrasi secara digital. Dibagian dalamnya
terdapat kapasitif polimer sebagai elemen untuk sensor kelembaban relative dan sebuah
pita regangan yang digunakan sebagai sensor temperatur. Output kedua sensor
digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah serial interface pada satu
chip yang sama. Konfigurasi pin SHT11 dapat dilihat pada gambar 4.19.

20

Gambar 4.19 Konfigurasi Pin SHT11


Sensor ini menghasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon yang
cepat. SHT11 dikalibrasi pada ruangan dengan kelembaban yang teliti menggunakan
hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah di programkan kedalam
OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengkalibrasi keluaran dari
sensor selama proses pengukuran. 2-wire alat penghubung serial dan regulasi tegangan
internal membuat lebih mudah dalam pengintegrasian sistem. Ukurannya yang kecil dan
konsumsi daya yang rendah membuat sensor ini adalah pilihan yang tepat, bahkan untuk
aplikasi yang paling menuntut. Didalam piranti SHT 11 terdapat suatu surface-mountable
LLC (Leadless Chip Carrier) yang berfungsi sebagai suatu pluggable 4-pin single-in-line
untuk jalur data dan clock, blok diagram chip SHT 11 dapat dilihat pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Blok Diagram Pada Chip SHT 11


SHT 11 membutuhkan suplai tegangan 2.4 dan 5.5 V. SCK (Serial Clock Input)
digunakan untuk mensinkronkan komunikasi antara mikrokontroler dengan SHT11. Data
(Serial Data) digunakan untuk transfer data dari dan ke SHT 11. (Budiharto dan Togu
Jefri, 2007, hal. 77 sampai hal. 79).

4.10.1 Antar Muka SHT11


Sensor SHT11 memiliki tegangan input antara 2.4 V dan 5.5 V, pin power suply
(VDD dan GND) dapat dihubungkan dengan kapasitor 100 nF. Setelah daya masuk alat
ini membutuhkan waktu 11ms untuk mencapai kondisi sleep. Tidak ada perintah terkirim
21

selama rentang waktu tersebut. SCK digunakan untuk proses sinkronisasi komunikasi
antara mikrokontroler dengan SHT11. Sedangkan pin data digunakan untuk transfer data
masukan dan keluaran dari sensor. Rangkaian aplikasi SHT11 dapat dilihat pada gambar
4.21.

Gambar 4.21 Rangkaian Aplikasi SHT11


4.10.2 Pengiriman Perintah SHT11
Untuk memulai pengiriman, program Transmission Start harus sudah
dihasilkan. Terdiri dari pulsa DATA rendah sementara SCK tinggi yang diikuti oleh
sebuah pulsa rendah pada SCK dan pulsa DATA naik kembali sementara pulsa SCK
sudah naik terlebih dahulu. Timing diagram untuk memulai transmisi pada SHT11 dapat
dilihat pada gambar 4.22.

Gambar 4.22 Program Transmission Start


Sub program perintah terdiri atas tiga bit alamat (hanya 000 ini yang disupport)
dan lima bit perintah. SHT 11 mengenali kumpulan perintah yang layak dengan menarik
DATA pin rendah (ACK bit) setelah SCk clock turun kedelapan kalinya. Garis DATA
naik kembali (menjadi tinggi). Setelah SCK clock turun kesembilan kalinya. (Budiharto
dan Togu Jefri, 2007, hal.77 sampai hal.79).
4.11

Sensor gas TGS6812


TGS6812 adalah jenis sensor katalis yang memiliki kepekaan sangat tinggi

terhadap gas Hidrogen, Metana, Propana, dan Butana. Sensor ini cocok digunakan untuk
mendeteksi gas LPG. Sensor ini mempunyai respon kerja yang cukup cepat ( 15 detik)
dan sangat linear.

22

Sensor ini terbagi menjadi 2 elemen, yaitu elemen D yang sensitif terhadap gas
LPG dan elemen C yang tidak sensitif terhadap gas. Kedua elemen ini dirangkai ke dalam
rangkaian Wheatstone Bridge seperti pada Gambar 4.23. Bila elemen D mendeteksi
adanya gas tersebut, maka akan ada beda tegangan pada rangkaian, sebesar vout. Nilai
R1 = 1k ohm, R2 = 1k ohm, dan VR 200 ohm. (Figaro, 2006, hal. 1 sampai hal. 2).

Gambar 4.23 Rangkaian Sensor Gas TGS6812


Vb = + 3 Volt ................................( 4.1 )
Va = 1+1+1+200 3 Volt .......................( 4.2 )
di mana:
RD
= resistansi elemen D.
RC
= resistansi elemen C.
Y
= resistansi variabel dari trimpot (maksimum 200 ohm).
Kelinearan sensor ini ditunjukkan pada Gambar 4.24. Bentuk fisik sensor dapat
dilihat pada Gambar 4.25.

23

Gambar 4.24 Hubungan vout dengan Kadar Gas (dalam ppm)

Gambar 4.25 Bentuk Fisik Sensor TGS6812


4.12

Sensor asap AF30


Sensor AF30 adalah sensor asap rokok. Pada dasarnya prinsip kerja dari sensor

AF30 adalah mendeteksi keberadaan gas-gas yang dianggap mewakili asap rokok, yaitu
gas hidrogen dan ehanol. Sensor AF30 mempunyai tingkat senstifitas yang tinggi
terhadap dua jenis gas tersebut. Gambar 4.26 menunjukkan grafik tingkat sensitifitas
sensor AF30 terhadap kedua jenis gas tersebut.

24

Gambar 4.26 Grafik Tingkat Sensitifitas Sensor AF30


Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut di udara dengan
tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat asap di udara.
Ketika sensor mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut, maka resistansi elektrik sensor
akan turun. Bentuk sensor AF30 dan alokasi pin serta rangkaian sensor AF30 dapat
dilihat pada Gambar 4.27 dan Gambar 4.28.

Gambar 4.27 Sensor AF30

Gambar 4.28 Alokasi Pin dan Rangkaian Sensor AF30

25

Berdasarkan datasheet dari sensor AF30, nilai sensitivitas sensor merupakan


perbandingan nilai resistansi sensor pada saat terpapar asap (R gas) dengan nilai resistansi
sensor pada saat udara bersih (Rair). Nilai resistansi sensor pada saat udara bersih berkisar
antara 15K - 35K.

Sensitivitas =

Rgas
Rair

(4.3)

Dari hasil pengukuran tegangan output sensor (Vout), maka dapat dihitung nilai
resistansi sensor AF30 (Rs) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Rs =

4.13

VccVout
RL (4.4)
Vout

Modul Ethernet WIZ110SR


WIZ110SR adalah

modul gateway yang mengkonversi protokol RS-232 ke

protokol TCP / IP. Hal ini memungkinkan kontrol perangkat melalui jaringan berbasis
pada Ethernet dan TCP / IP dengan menghubungkan ke peralatan yang ada dengan RS232 serial interface. (WIZNET, 2007, hal. 5).
Bentuk fisik dari modul Ethernet WIZ110SR dapat dilihat pada gambar 4.29.

Gambar 4.29 Modul Ethernet WIZ110SR


4.13.1 Fitur Utama Modul Enternet WIZ110SR
Modul Ethernet WIZ110SR ini menekankan pada beberapa fitur penting sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Koneksi langsung ke peranti serial.


Stabilitas dan reabilitas sistem dengan menggunakan Chip W5100.
Program Configuration Tool.
10/100 Ethernet Interface dan max 230 Kbps Serial Interface.
RoHS Compliant

4.13.2 Spesifikasi
Berikut adalah spesifikasi dari modul Ethernet WIZ110SR :
26

Tabel 4.2 Tabel Spesifikasi Modul Ethernet WIZ110SR

4.13.3 Konfigurasi Modul Ethernet WIZ110SR


Agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan komputer melalui modul
WIZ110SR dalam jaringan berbasis internet protocol, diperlukan beberapa pengaturan
pada modul WIZ110SR. Pengaturan tersebut dapat dilakukan melalui WIZ110SR
Configuration Tool. Tampilan jendela pengaturan modul WIZ110SR dapat dilihat pada
gambar 4.30.

Gambar 4.30. Tampilan software WIZ110SR


Langkah-langkah detil dari pengaturan modul ethernet WIZ110SR adalah
sebagai berikut :

27

1.

Modul WIZ110SR dikoneksikan dengan komputer yang akan digunakan untuk

2.

proses konfigurasi melalui network switch.


Konfigurasi modul dilakukan dengan menggunakn WIZ110SR Configuration

3.

Tool seperti pada gambar 4.29.


Untuk memulai proses konfigurasi tekan tombol Search pada tool untuk
menampilkan daftar modul yang terkoneksi ke jaringan. Daftar modul akan

4.

tampil di sebelah kiri (Board List).


Pilih salah satu board yang akan dikonfigurasi. Ketika dipilih, pada bagian kanan

5.

akan muncul konfigurasi yang telah disimpan ke dalam modul sebelumnya.


Pada tool ini terdapat 2 tab yang wajib dikonfigurasi. Masing- masing tab

a.

tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :


Network
Untuk mengkonfigurasi modul WIZ110SR terkait dengan bagaimana
modul tersebut dapat berkomunikasi melalui jaringan, seperti IP Address, Subnet
Mask, Gateway, dan Port. Pada tab ini, beberapa hal yang dapat dikonfigurasi
adalah sebagai berikut.
a.1

IP Configuration Method, digunakan untuk menentukan


pengaturan alamat IP, apakah menggunakan static IP atau
menggunakan dynamic IP yang didapat dari DHCP server.

a.2

Operation Mode, digunakan untuk menentukan mode operasi


dari modul WIZ110SR, apakah TCP (mode server, client, dan
mixed) atau UDP. Pemilihan model koneksi disesuaikan
kebutuhan.

b.

Serial
Untuk mengkonfigurasi modul terkait dengan bagaimana modul dapat
berkomunikasi dengan mikrocontroler melalui UART (Universal Asyncronus
Receiver Transmitter) seperti Baud Rate (Speed), Jumlah Bit data setiap paket
(DataBit), Parity, Stop Bit, dan Flow Control.Setelah semua konfigurasi telah
sesuaikan dengan kebutuhan (Network & Serial) tekan tombol Setting untuk
mengirimkan konfigurasi ke modul WIZ110SR.

V.

METODOLOGI
Metodologi adalah panduan yang penulis gunakan dalam menyusun proyek akhir

ini mulai dari penyusunan proposal, pembuatan sistem dan aplikasi serta penyusunan
laporan proyek akhir. Pada bagian metodologi ada beberapa sub-bagian yang akan
membahas metodologi yang digunakan dalam studi literatur, perancangan, realisasi dan
terakhir adalah prototype.
28

5.1

Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan dalam Proyek akhir ini meliputi pencarian bahan-

bahan / teori pendukung dalam bentuk buku, jurnal, sharing ilmu serta membuka situssitus (website) dan yang mendukung penyelesaian proyek akhir ini.
5.2

Perancangan
Secara umum sistem ini terdiri dari 3 blok besar yaitu blok Logger and Control,

blok Server, dan blok Client seperti pada gambar 5.1. Selanjutnya, perancangan secara
rinci akan mengikuti blok-blok yang ada.

Gambar 5.1 Diagram Arsitektur Sistem


5.2.1

Blok Logger and Control


Blok logger and control merupakan blok sistem pengakuisisian data dari sensor-

sensor dan kontrol terhadap peralatan rumah tangga. Sistem pada blok ini dibangun dari
Microcontroller AVR ATMega8535, sensor gas LPG TGS6812, sensor suhu SHT11,
sensor asap AF30, dan sistem kontrol berupa relay.
5.2.1.2 Rangkaian Single Chip Microcontroller AVR ATMega8535
Untuk dapat menggunakan IC AVR ATMega8535, perlu ditambahkan beberapa
komponen pendukung dan dirangkai sehingga tampak seperti pada gambar 5.2.

29

Gambar 5.2 Rangkaian Single Chip Microcontroller AVR ATMega8535


5.2.1.3 Rangkaian Sensor Gas LPG TGS6812 dan Instrumentation Amplifier
Output tegangan rangkaian sensor TGS6812 sangat kecil. Tegangan output
sensor pada 100% LEL gas LPG (pada 20.000 ppm) adalah 80 mV. Pada output sensor
maksimum 100 mV, sensor dapat mengukur kadar sampai 25.000 ppm (dari datasheet).
Oleh karena output maksimum dari rangkaian sensor 100 mV, dikuatkan 50 kali dengan
menggunakan Instrumentation Amplifier AD620AN sehingga tegangan akhir adalah 5
volt.

Gambar. 5.3 Rangkaian Sensor Gas TGS6812

30

Gambar. 5.4 Rangkaian Instrumentation Amplifier AD620AN


5.2.1.4 Rangkaian Sensor Suhu SHT11
Hasil pengukuran suhu dengan menggunakan sensor suhu SHT11 sudah
merupakan data digital yang dikirimkan ke mikrokontroler ATMega8535 melalui
komunikasi serial Two Wire.

Gambar 5.5 Rangkaian Sensor SHT11


5.2.1.5 Rangkaian Sensor Asap AF30

Ke PORTA.1
(PA.1)

Gambar 5.6 Rangkaian Sensor Asap AF30

31

5.2.1.6 Rangkaian Kontrol (Relay)


Agar dapat menghubungkan atau memutuskan aliran listrik 220VAC dengan
lampu dan pompa air, dibutuhkan beberapa buah relay yang dikontrol melalui
mikrokontroler. Rancangan rangkaian kontrol (relay) dapat dilihat pada gambar 5.7.

Gambar 5.7 Rangkaian Kontrol (Relay)

32

5.2.1.7 Flowchart Program pada Microcontroller AVR ATMega8535


Berikut adalah perancangan perangkat lunak yang akan ditanamkan ke dalam IC
Microcontroller AVR ATMega8535

Gambar 5.8 Flowchart Program Mikrokontroler


Variabel X akan berisi perintah kontrol yang dikirimkan oleh komputer server
yang diterima oleh mikrokontroler melalui jalur serial. Kemudian perintah yang terdapat
pada variabel X akan diproses oleh mikrokontroler.
Isi dari variabel Y merupakan hasil akuisisi data dari sensor-sensor yang
kemudian digabungkan ke dalam sebuah String. Sedangkan variabel Z berisi state
(keadaan) pin-pin mikrokontroler yang terhubung ke sistem kontrol. Variabel Y dan Z
akan dikirimkan ke komputer server untuk digunakan sebagai data pemantauan terkini.

5.2.2

Blok Client
Blok ini menjelaskan bahwa pengguna sistem (pemilik rumah) dapat mengakses

sistem kontrol rumah secara online melalui internet ataupun lokal melalui local area
33

network. Pemilik rumah dapat mengakses sistem kontrol rumah melalui komputer
ataupun melalui ponsel yang mendukung web. Pemilik rumah dapat memantau kadar gas
LPG, kadar asap, dan suhu di dalam rumah melalui grafik yang akan ditampilkan dalam
web tersebut.
Apabila terjadi kebakaran, peringatan akan dikirimkan ke ponsel pemilik rumah
yang telah didaftarkan pada server.
5.2.2.1 Use Case Diagram Web
Secara umum blok server ini dapat digambarkan dalam model Use Case
Diagram seperti pada gambar 5.10 berikut

Gambar 5.9 Use Case Diagram Blok Client


Aktor / Pengguna yang dapat berinteraksi dengan sistem ini hanya satu yaitu
pemilik rumah. Pengguna dapat melakukan beberapa aksi seperti kontrol peralatan,
pantau suhu, pantau kadar asap, dan pantau kadar gas LPG setelah melalui proses
otentikasi / login.

5.2.2.2 Rancangan Tampilan Web (prototype)


Rancangan tampilan web yang akan digunakan sebagai antarmuka dengan
pengguna sistem (pemilik rumah) dapat dilihat pada gambar 5.10.

34

Gambar 5.10 Rancangan Tampilan Web (prototype)


5.2.3

Blok Server
Blok server merupakan blok sistem yang melakukan pooling data dari blok

logger and control, dan menyediakan antarmuka antara pemilik rumah dengan sistem
kontrol rumah serta menyediakan fasilitas pemberian peringatan kebakaran melalui SMS.
Sistem pada blok ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman desktop VB .NET,
bahasa pemrograman web PHP dan database server MySQL, serta aplikasi SMS
gateway Gammu.
5.2.3.1 Rancangan Program Pooling Data (VB .NET)
Program pooling digunakan untuk menerima data dari mikrokontroler secara
terus menerus dalam interval tertentu lalu memasukkan data-data tersebut ke dalam
database, sehingga dapat diakses oleh pengguna melalui web. Selain itu, program pooling
ini juga digunakan untuk membaca daftar perintah dari database dan mengirimkannya ke
mikrokontroler. Flowchart dan prototype program pooling dapat diihat pada gambar 5.11
dan gambar 5.12.

35

Gambar 5.11 Flowchart Program Pooling


Program pooling akan mengisi variabel X dengan perintah yang telah diinputkan
oleh user ke dalam database kemudian mengirimkan perintah tersebut ke microcontroller
untuk dieksekusi. Sedangkan variabel Y akan berisi data-data hasil pemantauan seperti
data suhu, kadar gas LPG, dan kadar asap di dalam rumah yang dikirimkan oleh
microcontroller. Program akan memeriksa apakah terjadi kebakaran atau tidak (kondisi
bahaya) berdasarkan data-data yang diterima / variabel Y. Jika suhu dan kadar asap
berada di luar batasan maka dapat dinyatakan sebagai kondisi bahaya (kebakaran).
Apabila terjadi kebakaran maka program mengirimkan perintah ke mikrokontroler untuk
membunyikan alarm kebakaran dan mengirimkan peringatan kepada pemilik rumah
melalui SMS.

36

Gambar 5.12 Prototype Program Pooling


5.2.3.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Blok server ini menggunakan database MySQL untuk menyimpan data-data
hasil pemantauan dan perintah-perintah yang diinputkan oleh pengguna (pemilik rumah).

Gambar 5.13 Entity Relationship Diagram


Dalam pembuatan sistem ini akan digunakan 3 tabel utama pada database yaitu
tabel pengguna, perintah, dan data_pemantauan. Tabel pengguna akan berisi daftar
pengguna yang dapat menggunkan sistem ini. Tabel perintah akan berisi perintahperintah yang dapat diinputkan oleh pengguna beserta keterangannya. Tabel
data_pemantauan akan berisi data-data hasil akuisisi dari dan state pin mikrokontroler
yang terhubung ke sistem kontrol. Terdapat relasi antara tabel pengguna dan tabel
perintah, di mana setiap terjadi input perintah, maka sistem akan mencatat perintah apa
yang diinputkan, siapa yang menginputkan, tanggal, dan status perintah tersebut, apakah
sudah dilakukan atau belum. Karena relasi antara tabel pengguna dan tabel perintah
37

merupakan relasi many to many, maka dalam pembuatan tabel, ditambahkan satu tabel
baru hasil relasi tersebut dengan nama Log_Perintah. Berikut adalah perancangan tabel
berdasarkan ERD yang telah ditampilkan di atas.
Tabel 5.1 Tabel Pengguna
Nama Field
nama_user
sandi
nama_lengkap
no_hp

Tipe Data
Varchar
Varchar
Varchar
Varchar

Ukuran
10
10
30
20

Keterangan
Primary Key
-

Tabel 5.2 Tabel Perintah


Nama Field
id_perintah
perintah
keterangan

Tipe Data
Varchar
Varchar
Varchar

Ukuran
10
10
160

Keterangan
Primary Key
-

Tabel 5.3 Tabel Log_Perintah


Nama Field
nama_user
id_perintah
tanggal
status

Tipe Data
Varchar
Varchar
Date
Varchar

Ukuran
10
10
10

Keterangan
-

Tabel 5.4 Tabel Data_Pemantauan


Nama Field
Tanggal_waktu
lampu1
lampu2
lampu3
pompa
suhu
gas_lpg
asap
5.3

Tipe Data
Date and Time
Varchar
Varchar
Varchar
Varchar
Integer
Integer
Integer

Ukuran
3
3
3
3
-

Keterangan
-

Realisasi
Agar dapat merealisasikan proyek akhir ini sesuai dengan yang telah

direncanakan, terlebih dahulu perlu dilakukan pencarian data dan pemahaman terhadap
kasus yang dihadapi kemudian proses pengumpulan data-data yang diperlukan untuk
dalam mendukung sistem nantinya. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa
pemrograman desktop VB .NET, bahasa pemrograman web PHP dengan MySQL sebagai

38

database dan, bahasa pemrograman mikrokontroler BASCOM-AVR, serta Altium Protel


DXP sebagai alat (perangkat lunak) untuk merancang Printed Circuit Board (PCB).
5.4

Pengujian
Pada tahap pengujian ini, proyek akhir akan diperiksa sehingga dapat diketahui

jika ada hal-hal yang tidak sesuai. Adapun proses pengujian yang akan dilakukan adalah
memastikan bahwa data hasil pemantauan dapat ditampilkan pada web dengan benar
serta memastikan bahwa perintah yang dimasukkan oleh pengguna (pemilik rumah)
melalui web bisa sampai pada sistem kontrol (mikrokontroler) dengan baik. Berikut
merupakan tahapan proses pengujian yang akan dilakukan pada sistem kontrol yang akan
dibangun :
1. Pengujian rangkaian mikrokontroler.
Untuk melihat performance rangkaian mikrokontroler apabila sistem dihidupkan
terus menerus. Dalam pengujian ini akan dilakukan selama 7 hari.
2. Pengujian proses pengiriman perintah melalui web.
Untuk melihat kesuksesan pengiriman perintah dari web ke sistem pada blok
Logger and Control. Adapun perintah yang akan dikirimkan yaitu perintah
mematikan lampu1, menghidupkan lampu1, mematikan lampu2, menghidupkan
lampu2, mematikan lampu3, mematikan lampu3, mematikan pompa air, dan
menghidupkan pompa air.
3. Pengujian penerimaan data hasil pemantauan melalui web.
Untuk melihat kesuksesan penerimaan data dari sistem pada blok Logger and
Control yang kemudian ditampilkan pada antarmuka web. Adapun data-data
yang akan diterima yaitu berupa data yang telah dipaketkan dalam satu String
yang berisi data suhu ruangan, kadar gas LPG, kadar asap, serta keadaan / state
lampu1, lampu2, lampu3, dan pompa air.
4. Pengujian pengiriman pesan peringatan kebakaran.
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah sistem akan mengirimkan pesan
peringatan kebakaran apabila mendeteksi kebakaran. Dalam pengujian ini sensor
suhu akan didekatkan dengan api dan sensor asap akan diberi asap.
5. Pengujian pengaksesan melalui mobile client.
Untuk melihat apakah sistem dapat berjalan dengan baik apabila diakses melalui
piranti mobile.

5.5

Analisa dan Evaluasi

39

Adapun analisa yang akan dilakukan terhadap sistem yang akan dibangun adalah
analisa kesesuaian sistem kontrol dan logger terhadap web (interface) yang terdapat pada
komputer dan kendala-kendala yang terjadi selama proses pembuatan sistem pemantauan
kondisi dan pengontrolan peralatan rumah berbasis internet protocol dengan web sebagai
antarmuka.
5.6

Perbaikan dan Penyempurnaan


Proses perbaikan dan penyempurnaan ini dilakukan jika pada pembuatan hingga

penyelesaian proyek akhir ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Setelah proses
penyempurnaan, maka proyek akhir ini siap untuk diimplementasikan.
VI.

JADWAL PELAKSANAAN
Dalam pembuatan Proyek Akhir ini, penulis membuat jadwal pengerjaannya agar

waktu yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini dapat berjalan efektif dan
sesuai dengan metodologi yang digunakan. Adapun jadwal pengerjaannya dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 6.1 Jadwal Pelaksanaan Proyek Akhir

VII.

BIAYA
Pada perancangan proyek akhir ini, dibutuhkan beberapa piranti elektronik.

Adapun anggaran biaya yang yang dibutuhkan dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini
adalah sebagai berikut.
Tabel 7.1 Perkiraan Biaya Proyek Akhir
No

Nama barang

Harga / Unit
40

Jumlah

Jumlah total

Kebutuhan umum
1

PCB polos

Rp.

3.500,-

10

Rp.

35.000,-

Pelarut PCB

RP. 5.000,-

Rp.

10.000,-

Mata bor PCB (1 mm)

Rp.

10

Rp.

10.000,-

1.000,-

Kebutuhan rangkaian Single Chip


4

IC Mikrokontroler ATMega8535

Rp. 40.000,-

Rp. 80.000,-

Crytal 12MHz

Rp.

5.000,-

Rp. 10.000,-

Socket IC 40 pin

Rp.

2.000,-

Rp.

4.000,-

Capacitor 22 Pf

Rp.

100,-

Rp.

400,-

Capacitor 10 nf

Rp.

100,-

Rp.

200,-

Header 8 pin

Rp.

4.000,-

Rp. 32.000,-

10

Header 6 pin

Rp.

3.000,-

Rp.

6.000, -

11

Header 2 pin

Rp.

1.000,-

Rp.

2.000,-

12

Push button

Rp.

500,-

Rp.

1.000,-

13

Resistor 10 K Ohm

Rp.

100,-

Rp.

200,-

14

V regulator 7805

Rp.

1.500,-

Rp.

3.000,-

15

Sensor Gas LPG TG6812

Rp. 400.000,-

Rp. 400.000,-

16

Sensor Asap AF30

Rp. 150.000,-

Rp. 150.000,-

17

Sensor Suhu SHT11

Rp. 200.000,-

Rp. 200.000,-

18

Modul Ehternet WIZ110SR

Rp. 410.000,-

Rp. 410.000,-

Total

Rp.1. 353.800,-

41

VIII.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Agus. (2004). Teknologi Kontrol Modern. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Budiharto, Widodo dan Togu Jefri. (2007). 12 Proyek Sistem Akuisisi Data. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Firdaus. (2007). 7 Jam Belajar Interaktif PHP & MySQL dengan Dreamweaver.
Palembang: Maxikom
Hakim, Lukmanul. (2008). Membongkar Trik Rahasia Para Master php. Yogyakarta:
Lokomedia
Hidayat, Rahmat. (2007). Belajar Database MySQL. Jakarta: IlmuKomputer.Com
Mackenzie, Duncan dan Kent Sharkey. (2004). Belajar Sendiri dalam 21 Hari Visual
Basic .NET, (Diterjemahkan oleh: Bayu Probo). Yogyakarta: Andi
Wardhana, Lingga. (2006). Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535.
Yogyakarta: Andi
WIZnet Co., Ltd. (2007). WIZ110SR Users Manual. Seongnam Gyeonggi : WIZnet Co.,
Ltd.
Yuliano, Triswansyah. (2007). Pengenalan PHP. Jakarta: IlmuKomputer.Com
[GW]ammu. (t.t). Gammu. Diambil 1 Desember 2010 dari http://wammu.eu/gammu/
(terjemahan)
Figaro. (2006). TGS6812 Datasheet. Diambil 25 November 2010
http://www.figaro.co.jp/en/data/pdf/20091110165940_74.pdf (terjemahan)

dari

Swinscoe, David. (2005). Programming in BASCOM-AVR. Diambil 1 Desember 2010


dari
http://www.davidswinscoe.com/electronics/control/BASCOM-AVR.pdf
(terjemahan)

42

Anda mungkin juga menyukai