Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PROYEK MIKROKONTROLLER 2
ALAT PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS
BERBASIS INTERNET OF THINGS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Mikrokontroller 2 Program Studi Teknik Otomasi Industri
Politeknik TEDC Bandung

Ketua Kelompok:
M Rusdi (D412011015)

Anggota Tim:
Abi Mayu (D412011001)
Aristevani Urai (D412011003)
Dimas Nugraha (D412011007)
Bagas Arya Utama (D412011036)
Hisyam Raihan Gunawan (D412011039)
Nafidz Ghifari Kurniawan (D412011043)

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
3.3.1. Latar Belakang
Penyiraman tanaman sangat berkesinambungan dengan kebutuhan air
tanaman. Semua tanaman membutuhkan air untuk bertahan hidup, tetapi kadar
setiap tumbuhan berbeda-beda. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi frekuensi
dan kuantitas penyiramannya. Jika ditanam di dalam pot, tanaman yang sama
(jenis dan umurnya) akan membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering
dibandingkan bila tumbuh langsung di tanah. Salah satu faktor tumbuh dan
berkembangnya tanaman yaitu dengan proses penyiraman. Penyiraman dapat
menjaga serta merawat tanaman agar tumbuh dengan subur. Kebutuhan air yang
cukup sangat penting pada tanaman.

Namun, kuantitas atau banyaknya air justru lebih sedikit. Tanaman


merupakan makhluk hidup yang penting bagi kebutuhan hidup manusia. Manfaat
tanaman bagi manusia adalah sebagai pembersih udara yang memproduksi
oksigen serta menyerap gas karbondioksida dan berbagai polusi diudara, sebagai
obat-obatan, sebagai penyejuk udara dan pelindung bagi sinar matahari, sebagai
sumber bahan pangan, serta dapat digunakan sebagai penambah nilai estetika.

Dalam penyiraman tanaman kami berfokus pada tanaman cabe. Pada budidaya
tanaman cabe ini penyiraman merupakan factor yang paling penting sebagai
proses dalam pendewasaan tanaman. Ada beberapa proses penyiraman tanaman
termasuk menggunakan air bersih, pupuk campuran, maupun menggunakan pupuk
cairan organik. Penyiraman otomatis yang dibuat harus dilakukan dengan baik
atau mengikuti ketentuan yang ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dirancang sebuah alat yang dapat
mengontrol, melakukan penyiraman, dan melakukan monitoring kinerja dari
sensor yang diterapkan pada perangkat penyiram tanaman otomatis. Sehingga
perlu dilakukan monitoring dalam proses penyiraman untuk menjaga agar
penyiraman berjalan optimal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan monitoring penyiraman tanaman, diantaranya adalah kelembaban
tanah dan suhu udara. Memanfaatkan sistem kontrol penyiram tanaman yang
sudah ada.

Ketentuan dalam pembudidayaan tanaman cabe ini membutuhkan


perhatian khusus karena jika tanaman ini tidak mendapatkan kondisi yang baik
maka pertumbuhan tanaman tidak akan baik, seperti contoh kelembapan tanah
yang tidak normal atau tidak sesuai. Tingkat kelembapan tanah untuk tanaman
cabe itu yang ideal sekitar 60%-70%. (Menurut Gersang 2008).

Seperti yang dikutip oleh Rosdiana dkk, pertumbuhan akan tumbuh dengan
baik dan berproduksi tinggi tanaman cabe memerlukan suhu berkisar 18-30
derajat. Namun demikian cabai memiliki toleransi yang tinggi terhadapat suhu
panas maupun suhu dingin.

Adapun menurut Susiana (2006) yang sebagaimana dikutip oleh


kajianpustaka, bahwa untuk pertumbuhan optimum cabai memerlukan iklim tropis
yang hangat dan lembap dengan suhu berkisar antara 18 C - 32 C . Pembentukan
buah yang maksimum memerlukan suhu antara 15,5 C – 21 C. Pada suhu di
bawah 15,5o C dan di atas 32o C buah yang dihasilkan kurang baik. Suhu yang
tinggi pada siang hari menyebabkan tanaman layu dan bunga gugur. Selain itu
viabilitas serbuk sari akan berkurang pada suhu diatas 30 C. Perkecambahan biji
cabai memerlukan suhu optimum sekitar 30 C, sedangkan untuk pertumbuhan
optimum tanaman diperlukan suhu rata-rata harian 20-30 C. pada suhu kurang
dari 15 C atau lebih dari 32 C, perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman
umumnya terhambat.

Maka untuk itu kelompok kami mengambil judul penyiraman tanaman


secara otomatis ini agar memudahkan manusia,dan memproduksi tanaman cabai
yang baik dan berkualitas

3.3.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana untuk melakukan perawatan pada tanaman cabai?
2. Bagaimana cara merancang sistem penyiraman tanaman otomatis
berbasis IOT?
3. Bagaimana cara mengontrol untuk mendeteksi penyiraman tanaman
otomatis berdasarkan tingkat kelembapan?
4. Bagaimana merancang alat untuk menaikkan dan menurunkan suhu dan
kelembapan tanah?
5. Berapa lama pompa akan bekerja agar kelembapan tanah kembali
normal?
3.3.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara merawat tanaman cabai
2. Mengetahui cara merancang sistem penyiraman tanaman otomatis
berbasis IOT
3. Mengetahui cara mengontrol untuk mendeteksi penyiraman tanaman
otomatis berdasarkan tingkat kelembapan
4. Mengetahui perancangan alat untuk menaikkan dan menurunkan suhu
dan kelembapan tanah
5. Mengetahui cara kerja pompa agar kelembapan tanah kembali normal
BAB II
DASAR TEORI

3.3.4. Mikrokontroller ESP32


Menurut sejarah mikrokontroller ESP32, yang sebagaimana dikutip oleh
Raharja Mikrokontroler ESP32 dibuat oleh perusahaan bernama Espressif
Systems. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh ESP32 yaitu sudah
terdapat Wi-Fi dan Bluetooth di dalamnya, sehingga akan sangat
memudahkan ketika kita belajar membuat sistem IoT yang memerlukan
koneksi wireless.Mikrokontroler ESP32 memiliki keunggulan yaitu sistem
berbiaya rendah, dan juga berdaya rendah dengan modul WiFi yang
terintegrasi dengan chip mikrokontroler serta memiliki bluetooth dengan
mode ganda dan fitur hemat daya menjadikannya lebih fleksibel. 

ESP32 adalah salah satu keluarga mikrokontroler yang dikenalkan


dan dikembangkan oleh Espressif System. ESP32 ini merupakan penerus
dari mikrokontroller ESP8266. Mikrokontroler satu ini compatible dengan
Arduino IDE. Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul WiFi dan
ditambah dengan BLE (Bluetooth Low Energy) dalam chip sehingga sangat
mendukung dan dapat menjadi pilihan bagus untuk membuat sistem aplikasi
Internet of Things.
Spesifikasi ESP32 :
 Prosesor : Xtensa dual-core (or single-core) 32-bit
LX6 microprocessor, operating at 160 or 240 MHz.
 Memori : 520 KB SRAM.
 Wireless connectivity : Wi-Fi 802.11 b/g/n, Bluetooth v4.2
BR/EDR and BLE (shares the radio with Wi-Fi).
 Peripheral I/O : 12-bit SAR ADC (up to 18 channels), 2x 8-
bit DACs, 10x touch sensors (capacitive sensing GPIOs), 4x SPI, 2x
I2S interfaces, 2x I2C interfaces, 3x UART,
SD/SDIO/CE-ATA/MMC/eMMC host controller, SDIO/SPI slave
controller, Ethernet MAC interface, CAN bus 2.0, infrared remote
controller (TX/RX, up to 8 channels), motor PWM, LED PWM (up
to 16 channels), hall effect sensor, ultra low power analog pre-
amplifier.
 Security : IEEE 802.11 standard security, secure
boot, flash encryption, 1024-bit OTP (up to 768-bit for customers),
cryptographic hardware acceleration (AES, SHA-2, RSA, ECC),
random number generator (RNG).
Fungsi mikrokontroller ESP32 adalah mikrokontroler yang
dikenalkan oleh Espressif System merupakan penerus dari mikrokontroler
ESP8266. Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul WiFi dalam chip
sehingga sangat mendukung untuk membuat sistem aplikasi Internet of
Things.

Gambar 1.1 ESP32

3.3.5. SENSOR

3.3.6. Sensor DHT11


Sebagaimana dikutip oleh Blitarjay.blogspot sensor DHT11 adalah chip
tunggal kelembaban relatif dan multi sensor suhu yang terdiri dari modul
yang dikalibrasi keluaran digital. Pada pengukuran suhu data yang
dihasilkan 14 bit, sedangkan untuk kelembaban data yang dihasilkan 12
bit. Keluaran dari DHT-11 adalah digital sehingga untuk
mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
pengkondisi sinyal atau ADC.
Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk
mensensing objek suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan
analog yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroler.
Module sensor ini tergolong kedalam elemen resistif seperti perangkat
pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC. Kelebihan dari module
sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu dari segi kualitas
pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan
dalam hal sensing objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak
mudah terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur
kalibrasi nilai pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat.
Penyimpanan data kalibrasi tersebut terdapat pada memori program OTP
yang disebut juga dengan nama koefisien kalibrasi. Sensor ini memiliki 4
kaki pin, dan terdapat juga sensor DHT11 dengan breakout PCB yang
terdapat hanya memilik 3 kaki.

 Tegangan masukan : 5 Vdc


 Rentang temperatur :0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C
 Kelembaban :20-90% RH ± 5% RH error

Gambar 1.2 Sensor DHT11

3.3.7. Sensor Soil Moisture


Sebagaimana dikutip oleh Algorista, Soil Moisture
Sensor merupakan module untuk mendeteksi kelembaban tanah,
yang dapat diakses menggunakan microcontroller seperti
arduino.Sensor kelembaban tanah ini dapat dimanfaatkan pada
sistem pertanian, perkebunan, maupun sistem hidroponik
mnggunakan hidroton. Soil Moisture Sensor dapat digunakan
untuk sistem penyiraman otomatis atau untuk memantau
kelembaban tanah tanaman secara offline maupun online. Sensor
yang dijual pasaran mempunyai 2 module dalam paket
penjualannya, yaitu sensor untuk deteksi kelembaban, dan module
elektroniknya sebagai amplifier sinyal.

Gambar 1.3 Sensor Soil Moisture

Cara kerja sensor soil moisture adalah pada saat diberikan catu
daya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan
berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah.

Pada saat kondisi tanah:

Basah: tegangan output akan turun

Kering: tegangan output akan naik

Tegangan tersebut dapat dicek menggunakan voltmeter DC. Dengan


pembacaan pada pin ADC pada microcontroller dengan tingkat ketelitian
10 bit, maka akan terbaca nilai dari range 0 – 1023. Sedangkan
untuk Output Digital dapat diliat pada nyala led Digital output menyala
atau tidak dengan mensetting nilai ambang pada potensiometer.

Kelembaban tanah melebihi dari nilai ambang maka led akan padam
Kelembaban tanah kurang dari nilai ambang maka led akan menyala

3.3.8. ACUATOR

3.3.9. Pompa Air (Small Pump)


menurut Sularso, & Tohar (1985), sebagaimana yang dikutip dari
referensisiswa Pompa dan Kompresor: Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan adalah suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk
memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain, melalui suatu
media pipa dengan cara menambahkan energi pada fluida cair tersebut
secara terus menerus. Energi tersebut digunakan untuk mengatasi
hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat
berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan


suatu cairan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cara menaikkan
tekanan cairan tersebut, kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk
mengatasi hambatan-hambatan pengaliran, hambatan-hambatan pengaliran
itu dapat berupa perbedan tekanan perbedaan ketinggian atau hambatan
gesek. Pada prinsipnya pompa mengubah impller mekanik menjadi
impeller aliran fluida, impeller yang diterima oleh fluida akan digunakan
untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat
pada saluran yang dilalui. Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses
yang membutuhkan tekanan hidraulik yang besar, hal ini impeller
dijumpai antara lain pada peralatan-peralatan berat, dalam operasi mesin-
mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan
tekanan isap yang rendah, akibat tekanan yang rendah pada sisi isap
pompa, maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat
tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik
sampai pada ketinggian yang diinginkan.

Pompa Air DC merupakan jenis pompa yang menggunakan motor


dc dan tegangan searah sebagai sumber tenaganya.Dengan memberikan
beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada
satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah
putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan
pada dua terminal menentukan arah putaran motor, sedangkan besar dari
beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor.

Pompa Air DC memiliki 3 bagian dasar:


1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini
menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil
(elektro magnet) ataupun magnet permanen.
2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil
dimana arus listrik mengalir.
3. Gear Box yang dipasang pada pompa. Gear box ini didalamnya
terdapat gear yang dipasang pada ujung rotor untuk menghisap
air.Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang
mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan
magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis
gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke
kutub selatan.

Gambar 1.4 Small Pump

3.3.10. Kipas

Menurut sejarah, yang sebagaimana dikutip oleh wikipedia.org Kipas


angin telah ditemukan beribu tahun silam dan telah digunakan oleh
beberapa negara didunia seperti bangsa Mesir, Yunani, Roma, dan China.
Pada masa itu kipas angin memiliki berbagai macam dan fungsi. Kipas
angin pertama ditemukan sekitar 4000 tahun silam pada sebuah makam
raja di Mesir yaitu Raja Tutankhamen yang digali pada tahun 1922.
Fungsi dari kipas angin yang ditemukan di Mesir pada masa itu
sebagai alat upacara keagamaan, sehingga sebuah kipas angin merupakan
benda yang sakral. Kipas angin juga merupakan lambang kekuatan raja.
Ada dua buah kipas angin yang ditemukan di makan raja. Salah satu kipas
angin tersebut gagangnya dilapisi oleh emas dan terbuat dari bulu burung
unta, sedangkan yang satu lagi dilapisi eboni dengan emas dan batu-batu
berharga. Perkembangan kipas angin juga terdapat di Eropa. Negara
pertama di Eropa yang memproduksi kipas angin adalah Italia. Italia
memproduksi kipas angin pada tahun 1500. Pada masa itu kipas angin
merupakan sebuah komoditas perdagangan yang eksotik dan sangat
stylish. Kipas angin sendiri dipandang sebagai simbol kemakmuran dan
kelas sosial seseorang.
Perkembangan kipas angin sebagai komoditas fashion sangat populer
pada abad ke-16 sampai abad ke-18. Terjadi pergeseran fungsi kipas angin
pada awal abad ke 20. Pada masa itu kipas angin sudah tidak lagi sebagai
sebuah aksesoris fashion namun menjadi alat periklanan. Sedangkan
di Spanyol sendiri, kipas angin menjadi alat untuk mendinginkan udara
karena di Spanyol memiliki iklim yang panas.
Kipas angin listrik pertama ditemukan oleh Schuyler Skaats
Wheeler pada tahun 1882. Wheeler pertama kali memperkenalkan kipas
angin listrik dengan dua buah baling-baling, tanpa ada pelindung apapun
dan digerakkan dengan tenaga motor listrik. Perkembangan kipas angin
listrik lebih lanjut dikembangkan oleh Philip H. Diehl yang dipantenkan
pada tahun 1887. Diehl memperkenalkan kipas angin yang menempel di
langit-langit rumah. Diehl terus mengembangkan temuannya. Pada tahun
1904 Diehl menambahkan sendi split-ball pada kipas angin listriknya. Tiga
tahun kemudian, ide ini menjadi dasar pemnemuan kipas angin yang dapat
bergerak ke sana-kemari. Sedangkan pada tahun 1902 Willis Carrier
menemukan air conditioning.
Kipas angin dipergunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi yang umum
adalah untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi (exhaust fan),
pengering (umumnya memakai komponen penghasil panas). Kipas angin
juga ditemukan di mesin penyedot debu dan berbagai ornamen
untuk dekorasi ruangan.
Kipas angin secara umum dibedakan atas kipas angin tradisional antara
lain kipas angin tangan dan kipas angin listrik yang digerakkan
menggunakan tenaga listrik.

Gambar 1.5 Kipas

3.3.11. Lampu
Lampu jenis ini berpijar kawat  filamennya saat aliran listrik
mengalirinya. Pijaran kawat inilah yang berubah menjadi
cahaya. Jenis Lampu ini sangat mudah menyala tetapi sangat panas untuk
pemakaian yang relatif lama. Oleh karena itu. Lampu jenis ini boros
energi.Warna cahaya Lampu pijar adalah kuning derajat suhu warna 2‟500
– 2‟700 K (Kelvin) Jenis Lampu yang dikembangkan Thomas Alfa
Edison ini memakai filamen tungsten yaitu semacam kawat pijar didalam
bola kaca yang diisi gas nitrogen, argon, kripton, hidrogen dan
sebagainya. Lampu ini membutuhkan lebih banyak energi
dibandingkan Lampu TL untuk mendapatkan tingkat terang yang
sama. Lampu pijar atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1000 jam atau
untuk rata-rata pemakaian 10 jam sehari semalam, hanya bertahan kira-
kira 3 – 4 bulan, dan setelah itu kita harus membeli bohlam baru.

Cara Kerja Lampu pijar atau lampu bohlam in bekerja dengan cara
menyalurkan arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubingi filamen panas tersebut
menghalangi kontak langsung dengan udara sehingga filamen dapat
bertahan lama karena tidak terkena oksidasi.

Adapun kelebihan dan kekurangan lampu pijar:

Kelebihan : Lampu bohlam adalah jenis lampu yang pertama kali


ditemukan oleh Thomas Alva Edison. Oleh karena itu, jenis lampu ini
masih menjadi lampu yang paling dikenal oleh masyarakat. Harga di
pasaran juga jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan jenis lampu
lainnya.

Kekurangan :

 Tidak efisien dalam penggunaan listrik dikarenakan energi yang


digunakan cukup besar.
 Panas yang dihasilkan cukup besar. Pada beberapa kondisi, panas
yang dihasilkan oleh bohlam digunakan sebagai pemanas ruangan
untuk kandang hewan.
 Kaca yang rawan pecah dapat melukai orang yang berada
disekitarnya.

3.3.12. IOT
Gambar 1.6 Lampu Pijar
IOT adalah kepanjangan dari internet of things yang mana memiliki
arti internet merupakan segalanya. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa
internet berperan penting dalam segala aktivitas dilakukan. Perkembangan
teknologi di Indonesia semakin hari mengalami kemajuan hingga dititik ini.
Pertumbuhan pesat ini menghadirkan terobosan baru yang kamu bahkan
sulit memikirkannya dan sangat berguna pada Indonesia. Meskipun
ketertinggalan Negara ini dibidang IPTEK sangat jauh, namun Indonesia
tetap berusaha mengejar agar pertumbuhan teknologi terus berkembang. IoT
adalah salah satu bukti yang bisa kamu liat sekarang. IoT adalah suatu
singkatan dari internet of things yang memiliki arti bahwa internet adalah
segalanya. Hal ini memberi makna bahwa suatu konsep saat suatu benda
mempunyai teknologi seperti sensor dan software memiliki tujuan dalam
berkomunikasi, menghubungkan, bertukar data menggunakan perangkat lain
saat terhubung ke internet. Hal ini membuktikan bahwa internet berperan
aktif dalam aktivitas digital sehari-hari. Dengan adanya hal tersebut maka
tentu akan mempermudah ketika ingin melakukan transfer data atau
berkomunikasi kepada seseorang selama masih memiliki koneksi dengan
internet. IoT adalah salah satu teknologi memiliki hubungan erat terhadap
istilah M2M (machine-to-machine). Alat yang digunakan pada M2M
mampu berkomunikasi sehingga disebut smart devices atau perangkat
cerdas.Tujuan diciptakannya perangkat cerdas atau smart devices semata-
mata untuk membantu dan menjadi solusi atas penyelesaian berbagai
masalah atau urusan serta tugas yang dimiliki manusia.Menanggapi hal
tersebut, IoT adalah salah satu kemudahan diciptakan agar membantu kerja
setiap orang. Untuk mengembangkan teknologi ini tentu tidak mudah ada
beberapa langkah perlu ditempuh dalam menciptakan kemudahan bagi
manusia.

Ada beberapa komponen yang ada dalam teknologi tersebut namun


secara mendasar hanya ada 4 komponen saja. Berikut akan kami jelaskan
beberapa komponen terdapat dalam IoT.
a) Sensor adalah salah satu hal memiliki fungsi dalam pengambilan data dari
suatu objek. Data yang dimaksud bisa berupa informasi misalkan
temperature udara yang sesuai dengan tayangan video. IoT adalah
teknologi memiliki beberapa sensor berfungsi dalam mendapakan banyak
data untuk memberi informasi lengkap terhadap penggunanya. Maka dari
itu dalam teknologi ini memerlukan sensor didalamnya.
b) Konektivitas adalah Untuk mengirimkan data yang diambil dari sensor
tersebut maka memerlukan jaringan internet sebagai medianya. Ada
banyak sekali pilihan konektivitas seperti jaringan seluler atau Wi-Fi. Dari
kedua sumber internet ini memiliki banyak kelebihan serta kekurangannya
masing-masing. Namun IoT adalah sebuah sistem stabil untuk itu
disarankan memakai akses lebih stabil.
c) Data Olahan
Setelah melalui pengiriman yang mana memerlukan konektivitas maka
selanjutnya adalah data didapat akan melalui proses pengolahan sebelum
terjadinya dan terbentuknya suatu perintah.
d) User Interface (UI)
Kamu akan di arahkan pada penggunaan teknologi pengenalan tersebut.
Biasanya digunakan pada smart devices seperti smartphone, tablet dan
komputer. Hal ini berfungsi dalam mengendalikan device dari IoT sendiri.

Mekanisme dan Manfaat Internet Of Things (IoT), yaitu:

Cara kerja dari program ini sangat sederhana. Dengan


menggunakan instruksi program terkandung setiap perintah dapat
menghasilkan sebuah interaksi pada sesame perangkat yang terhubung
secara langsung tanpa kehadiran intervensi dari pengguna.

Bisa dikatakan bahwa teknologi ini di atur sedemikian rupa agar


memudahkan pengguna dalam melakukan control jarak jauh terhadap suatu objek
kendali. Faktor utama dari kelancarannya adalah stabilisasi jaringan konktivitas.
Dimana konektivitas menjadi kunci dari keberhasilan terhubungnya
sistem dan perangkatnya. Manusia hanya menjadi pengawas dan memonitor
setiap aktivitas dari perangkat ketika sedang menjalankan perintah. 

Ada 3 manfaat utama bisa didapatkan ketika menggunakan teknologi ini


dalam kegiatan sehari-hari.

 Pertama, kegiatan akan lebih efisien dengan pengendalian jarak jauh yang
ditawarkan. Sehingga beberapa tugas bisa terselesaikan dalam waktu
bersamaan.
 Kedua, memiliki monitor kerja praktis. Menggunakan IoT sebagai
pengendali bisa melakukan kontrol aktivitas dimana dan kapanpun. Selain itu
juga bisa mendapat rekomendasi dari aktivitas apa ingin dikerjakan sehingga
seluruh kegiatan akan lebih mudah terlaksananya.
 Ketiga, koneksi tidak sulit. Konektivitas yang dibentuk akan menjadi lebih
mudah dikarenakan semakin baik suatu koneksi antara device terhubung
maka sistem perangkat akan berjalan lebih cepat dan sangat efektif.

Manfaat kamu dapatkan dengan menggunakan teknologi modern ini sangat


mendukung aktivitas diluar rumah ketika ingin menjalankannya tentu bisa
melakukan kontrol jarak jauh. IoT adalah salah satu program serba guna dan
cocok untuk digunakan di era digital seperti saat ini.

3.3.13. POWER SUPPLAY


Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya
adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk
perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.  Pada dasarnya Power
Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh
perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu, Power Supply kadang-
kadang disebut juga dengan istilah Electric Power Converter.
Pada umumnya Power Supply dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
besar, yakni berdasarkan Fungsinya, berdasarkan Bentuk Mekanikalnya
dan juga berdasarkan Metode Konversinya. Berikut ini merupakan
penjelasan singkat mengenai ketiga kelompok tersebut :
2.5.1 Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional)

Berdasarkan fungsinya, Power supply dapat dibedakan menjadi


Regulated Power Supply, Unregulated Power Supply dan Adjustable
Power Supply.

 Regulated Power Supply adalah Power Supply yang dapat


menjaga kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun
terdapat perubahaan atau variasi pada beban atau sumber
listrik (Tegangan dan Arus Input).
 Unregulated Power Supply adalah Power Supply tegangan
ataupun arus listriknya dapat berubah ketika beban berubah
atau sumber listriknya mengalami perubahan.
 Adjustable Power Supply adalah Power Supply yang
tegangan atau Arusnya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan
menggunakan Knob Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable
Power Supply yaitu Regulated Adjustable Power Supply dan
Unregulated Adjustable Power Supply.

2.5.2 Power Supply Berdasarkan Bentuknya


Untuk peralatan Elektronika seperti Televisi, Monitor Komputer,
Komputer Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya
ditempatkan di dalam atau menyatu ke dalam perangkat-perangkat
tersebut sehingga kita sebagai konsumen tidak dapat melihatnya secara
langsung. Jadi hanya sebuah kabel listrik yang dapat kita lihat dari
luar. Power Supply ini disebut dengan Power Supply Internal (Built
in). Namun ada juga Power Supply yang berdiri sendiri (stand alone)
dan berada diluar perangkat elektronika yang kita gunakan seperti
Charger Handphone dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply
stand alone yang bentuknya besar dan dapat disetel tegangannya sesuai
dengan kebutuhan kita.
2.5.3 Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya
Berdasarkan Metode Konversinya, Power supply dapat dibedakan
menjadi Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik
secara langsung dari Inputnya dan Power Supply Switching yang harus
mengkonversi tegangan input ke pulsa AC atau DC terlebih dahulu.

3.3.14. RELAY

Relay menjadi komponen elektronika yang kerap digunakan untuk


pemrosesan sinyal pada sistem kontrol. Komponen yang berupa saklar
magnetic ini disebut juga dengan komponen electromechanical.

Berdasarkan informasi dari buku Mekatronika yang ditulis oleh Zufri Hasrudy
Siregar, dkk. (2021), relay bekerja secara elektromekanis dan membutuhkan
arus listrik karena sakelar dalam relay digerakkan oleh magnet yang
dihasilkan koil.

Mengutip Buku Ajar Sistem Kontrol dan Kelistrikan Mesin yang ditulis oleh
Muhammad Naim, S.T., M. T (2019), relay adalah komponen elektronika
yang berupa saklar atau switch electric yang beroperasi menggunakan listrik.

Relay juga dapat didefinisikan sebagai saklar pemutus dan penghubung


rangkaian yang bekerja secara elektromekanis. Lebih sederhananya, relay
merupakan pengalihan arus listrik.

Menurut Fathun, M. Pd (2020) dalam buku Pemeliharaan Kelistrikan


Kendaraan Ringan 1, relay bekerja dengan prinsip kemagnetan dan sifat arus
listrik. Relay berfungsi untuk memperkuat aliran arus listrik, sehingga
rangkaian yang membutuhkan arus besar tidak memerlukan kabel yang besar.

Biasanya, relay dipasang pada rangkaian sistem kelistrikan mobil yang


memerlukan arus besar, misalnya klakson, headlamp, AC, hingga sistem
radiator.

Pemasangan tersebut dapat mendatangkan sejumlah manfaat. Di antaranya


memperpanjang usia saklar, mengurangi hambatan arus, dan pengaman
rangkaian kelistrikan.
Mengutip Jurnal Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Menggunakan
Relay tulisan Muhammad Saleh dan Munnik Haryanti, relay terbagi menjadi
dua bagian utama, yaitu elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak saklar atau switch).

Relay tersusun dari empat komponen dasar, yaitu elektromagnet (coil),


armature, switch contact point (saklar), dan spring. Kontak poin terbagi lagi
menjadi dua jenis, antara lain adalah:

 Normally Close (NC): Kondisi awal sebelum diaktifkan, akan selalu


berada di posisi close (tertutup).
 Normally Open (NO): Kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi open (terbuka).

Untuk cara kerja relay, besi atau iron core dililit oleh kumparan coil. Ketika
kumparan coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik
yang bisa menarik tuas armature, sehingga posisi kontak switch berubah, dari
NC (normally closed) menjadi NO (normally open).

Terdapat beberapa jenis relay, di antaranya relay berkaki empat, berkaki lima,
dan relay 87A. Menurut Ir. Hartoto Soedarmo. SE (2008) dalam buku
Panduan Praktis Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor, relay berkaki
empat adalah relay yang tiga buah kakinya menjadi terminal positif dan satu
buah sebagai terminal negatif. Kaki positif dari aki berkode 30, sedangkan
kaki 85 sebagai massa negatif.

Kemudian, relay berkaki lima memiliki dua buah kaki berkode 87. Relay jenis
ini diperlukan untuk dua objek yang memerlukan satu relay, misalnya klakson
keong. Jadi, kutub positif dua buah klakson tidak menjadi satu pada kaki 87.

Relay jenis 87A memiliki fungsi yang berlawanan dari relay kaki tiga. Jika
relay kaki tiga aktif ketika mendapat aliran listrik dari saklar on-off, tipe 87 A
justru mati jika mendapatkan setrum dari tombol on-off.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM

3.3.15. WIRING DIAGRAM


Berikut ini adalah wiring diagram pada bagian ESP3

Pada wiring diagram diatas terdapat sensor soil moisture yang mana
memiliki 3 pin , yaitu VCC terhubung ke 3,3V pada board dev kit ESP32, ada pin
GND terhubung ke pin ground pada board, terdapat pin signal yang mana
terhubung pada A0 (ADC1_0) disebabkan output yang dihasilkan dari sensor soil
moisture berupa sinyal analog. Terdapat juga sensor DHT11 yang memiliki 4 pin,
yaitu VCC terhubungg ke 5V pada board dev kit ESP32, ada pin GND 2 pin
terhubung pada pin ground pada board, terdapat pin D0 yang terhubung pada pin
GPIO 5 disebabkan output dari DHT11 mengambil datanya secara digital.
Terdapat LCD tang tehubung langsung dengan I2C, sehingga terdapat 4 pin,
yaitu pin VCC yang mana terhubung dengan 5V pada board dev kit ESP32 untuk
supply tegangan LCD I2C, kemudian terdapat pin GND yang terhubung pada pin
ground pada board, kemudian terdapat pin yang penting yaitu SDA dan SCL yang
juga terhubung pada pin SDA dan SCL pada ESP32 ini disebabkan komunikasi
serial melalui I2C sebagai penghubung data untuk LCD dibutuh jalur serial data
yaitu SDA dan jalur Clock sinkronisasi nya yaitu SCL.

Terdapat juga Relay yang mana terdiri dari 3 pin, yaitu VCC yang mana
terhubung pada tegangan 5V pada board dev kit ESP32 dan juga pin GND
terhubung pada pin ground. Pada relay ini harus di berikan input sebagai
pengontrol relay tersebut, input atau pin IN yang dipakai ada 3, yaitu pin IN1
sebagai relay pengontrol pompa terhubung pada pin GPIO25 di ESP32, kemudian
IN2 sebagai relay pengontrol Kipas terhubung pada pin GPIO33 di ESP32,
kemudian IN3 sebagai relay pengontrol lampu terhubung pada pin GPIO32 di
ESP32, pada ketiga pin input relay ini terhubung dengan pin GPIO disebabkan
karena input modul relay dikontrol secara digital.

3.3.16. PERANCANGAN DESIGN KESELURUHAN


3.3.17. FLOWCHART
3.3.18. Flowchart Utama
Pada flowchart ini alur data dimulai ketika proses inisialisasi seluruh
kompone baik input maupun output yang dipakai seperti sensor soil , sensor
DHT11, LCD I2C dan juga relay-relay, Kemudian berlanjut pada pengecekan
sinyal wifi atau hotspot untuk terhubung pada jaringan internet, kemudian data
sensor soil diproses pada proses data analog sensor soil moisture, kemdian
berlanjut data sensor dht11 diproses pada proses data DHT11, kemudian berlanjut
pada proses di board ESP32 dan terakhir dikirim keseluruhan proses data ke blynk
IoT.
3.3.19. Flowchart Proses data sensor Soil Moisture

Pada proses data analog sensor soil moisture disebutkan proses pertama
setelah sistem dimulai, berlanjut pada inisialisasi port yang dipakai sensor soil
moisture, kemudian pembacaan analog oleh sensor soil moisture yang kemudian
dikirim atau diteruskan diboard ESP32 dan berlajut ke proses mapping data
analog sensor ke nilai presentase kelembapan, Pada proses selanjutnya terjadi
proses pengontrolan pompa dengan nilai presentase kelembapan apakah
kelembapan kurang dari 60% atau lebih dari 80% atau berada pada diantara
keduanya atau 60% - 80%.
3.3.20. Flowchart Proses data DHT11

Pada proses data dht11 ini diawali juga ketika sistem sudah hidup, maka
proses selanjutnya adalah inisialisasi terlebih dahulu port port yang dipakai,
seperti pin sensor DHT11 dan juga relay, selanjutnya proses pengambilan data
oleh sensor dht11 yang mana hasil data akan dikirim ke board ESP32 dan
kemudian terjadi proses pengontrolan relay melalui nilai dari data suhu dari
sensor dht11, yang mana ketika nilai suhu kurang dari 18 derajat celcius maka
relay 2 akan on, kemudian ketika suhu antara 18-30 maka semua relay yaitu relay
2 dan 3 akan off, dan terakhir suhu diatas 30 derajat celcius maka relay akan on.

3.3.21. PROGRAM
#define BLYNK_TEMPLATE_ID "TMPLIqIqs4-m"
#define BLYNK_DEVICE_NAME "Smart Plant"
#define BLYNK_AUTH_TOKEN "2cR5t0Fy1zqyO7vvkZSdsvMW9Mf9kVpm"
#define BLYNK_PRINT Serial
#define DHTPIN 5
#define DHTTYPE DHT11

#include <WiFi.h>
#include <WiFiManager.h>
#include <BlynkSimpleEsp32.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include "DHT.h"

DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);


LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

const char auth[]     = BLYNK_AUTH_TOKEN;


const int SensorSM    = A0;
const int kelembapan  = V0;
const int suhu        = V1;
const int pompa       = 25;
const int kipas       = 33;
const int lampu       = 32;
//inisialisasi analog SoilMoisture
int analogSM;
//Nilai Float persen SoilMoisture
float SoilMoisture;
float tm; //Nilai Temperature Celcius
//Inisialisasi Pada Blynk
WidgetLED pump(V2);
WidgetLED fan(V3);
WidgetLED lamp(V4);
void setup()
{
  WiFi.mode(WIFI_STA);
  Serial.begin(115200);
  WiFiManager wm;
  lcd.begin();
  lcd.backlight();
  dht.begin();
  //wm.resetSetting();
  bool res;
  res = wm.autoConnect("Smart Plant", "Penyiram");
if (!res){
  Serial.println("Not Connect!");
  lcd.print("Not Connect!");
}  else {
      Serial.println("Terhubung");
      lcd.print("Terhubung");
      Blynk.begin(auth, WiFi.SSID().c_str(), WiFi.psk().c_str());
}
  //Pinmode
  pinMode(pompa, OUTPUT);
  pinMode(kipas, OUTPUT);
  pinMode(lampu, OUTPUT);
  //Tampilan lcd
  int i;
  lcd.setCursor(0, 0);
  lcd.print("Penyiraman Tanaman Otomatis");
  for (i = 0 ; i < 16; i++)
  {
    lcd.scrollDisplayLeft();
    delay(250);
  }
  lcd.setCursor(0, 1);
  lcd.print("   Kelompok 1   ");
  delay(2000);
  lcd.clear();
}
void loop()
{
  Blynk.run();
  SOILM();
  SUHUudara();
  lcd.setCursor(0, 0);
  lcd.print("Kelembapan: ");
  lcd.print(SoilMoisture);
  lcd.print("%");
  lcd.setCursor(0, 1);
  lcd.print("Suhu Udara: ");
  lcd.print(tm);
  lcd.print(" C");
}
void SOILM()
{
  analogSM = analogRead(SensorSM);
  SoilMoisture = map(analogSM, 1146, 3808, 0, 100);
  //instruksi untuk nilai terendah dan tertinggi
  if (SoilMoisture >=100)
  {
    SoilMoisture = 100;
  }else if(SoilMoisture <= 0)
  {
    SoilMoisture = 0;
  }
  //Instruksi untuk Pompa
  if (SoilMoisture < 60 )
  {
    digitalWrite(pompa, LOW);
    delay(5000);
    pump.on();
  }else if (SoilMoisture >= 60)
  {
    digitalWrite(pompa, HIGH);
    delay(500);
    pump.off();
  }
  Blynk.virtualWrite(kelembapan, SoilMoisture);
}
void SUHUudara()
{
  tm = dht.readTemperature();
  if (tm < 18)
  {
    digitalWrite(lampu, LOW);
    delay(5000);
    lamp.on();
    fan.off();
  }else if (tm >= 18 && tm <= 30)
  {
    digitalWrite(lampu, HIGH);
    digitalWrite(kipas, HIGH);
    delay(1000);
    lamp.off();
    fan.off();
  }else if (tm > 30)
  {
    digitalWrite(kipas, LOW);
    delay(5000);
    fan.on();
    lamp.off();
  }
  Blynk.virtualWrite(suhu, tm);
}
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
3.3.22. METODE PENGUJIAN
3.3.23. HASIL PENGUJIAN
3.3.24. ANALISIS HASIL PENGUJIAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
3.3.25. KESIMPULAN
3.3.26. SARAN
Daftar Pustaka

"Sensor Suhu Dan Kelembabpan DHT 11". Blitar Jaya, 2017,


https://blitarjay.blogspot.com/2017/03/sensor-suhu-dan-kelembabpan-dht-
11.html. Accessed 18 Dec 2022.
Isi, Daftar. "Sensor Kelembaban Tanah Atau Soil Moisture". Algorista, 2022,
http://www.algorista.com/2020/01/sensor-soil-moisture.html. Accessed 18
Dec 2022.
Pengertian Pompa Meliputi Fungsi, Prinsip Kerja Dan Jenis Jenis Pompa
Secara Lengkap". Informasi Dunia Pendididkan, 2022,
https://www.referensisiswa.my.id/2020/10/pengertian-pompa-meliputi-
fungsi.html. Accessed 18 Dec 2022.
"Kipas Angin - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia
Bebas". Id.Wikipedia.Org, 2022, https://id.wikipedia.org/wiki/Kipas_angin.
Accessed 19 Dec 2022.

Kho, Dickson. "Pengertian Power Supply Dan Jenis-Jenis Power


Supply". Teknik Elektronika, 2014, https://teknikelektronika.com/pengertian-
power-supply-jenis-catu-daya/. Accessed 3 Jan 2023.
"Pengertian, Jenis-Jenis, Dan Cara Kerja Relay Sebagai Komponen
Elektronika". Kumparan, 2023,
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-jenis-jenis-dan-cara-kerja-
relay-sebagai-komponen-elektronika-1wiZc8VT1E7/full. Accessed 3 Jan
2023.

Anda mungkin juga menyukai