PROYEK MIKROKONTROLLER 2
ALAT PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS
BERBASIS INTERNET OF THINGS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Mikrokontroller 2 Program Studi Teknik Otomasi Industri
Politeknik TEDC Bandung
Ketua Kelompok:
M Rusdi (D412011015)
Anggota Tim:
Abi Mayu (D412011001)
Aristevani Urai (D412011003)
Dimas Nugraha (D412011007)
Bagas Arya Utama (D412011036)
Hisyam Raihan Gunawan (D412011039)
Nafidz Ghifari Kurniawan (D412011043)
Dalam penyiraman tanaman kami berfokus pada tanaman cabe. Pada budidaya
tanaman cabe ini penyiraman merupakan factor yang paling penting sebagai
proses dalam pendewasaan tanaman. Ada beberapa proses penyiraman tanaman
termasuk menggunakan air bersih, pupuk campuran, maupun menggunakan pupuk
cairan organik. Penyiraman otomatis yang dibuat harus dilakukan dengan baik
atau mengikuti ketentuan yang ditetapkan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dirancang sebuah alat yang dapat
mengontrol, melakukan penyiraman, dan melakukan monitoring kinerja dari
sensor yang diterapkan pada perangkat penyiram tanaman otomatis. Sehingga
perlu dilakukan monitoring dalam proses penyiraman untuk menjaga agar
penyiraman berjalan optimal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan monitoring penyiraman tanaman, diantaranya adalah kelembaban
tanah dan suhu udara. Memanfaatkan sistem kontrol penyiram tanaman yang
sudah ada.
Seperti yang dikutip oleh Rosdiana dkk, pertumbuhan akan tumbuh dengan
baik dan berproduksi tinggi tanaman cabe memerlukan suhu berkisar 18-30
derajat. Namun demikian cabai memiliki toleransi yang tinggi terhadapat suhu
panas maupun suhu dingin.
3.3.5. SENSOR
Cara kerja sensor soil moisture adalah pada saat diberikan catu
daya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan
berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah.
Kelembaban tanah melebihi dari nilai ambang maka led akan padam
Kelembaban tanah kurang dari nilai ambang maka led akan menyala
3.3.8. ACUATOR
3.3.10. Kipas
3.3.11. Lampu
Lampu jenis ini berpijar kawat filamennya saat aliran listrik
mengalirinya. Pijaran kawat inilah yang berubah menjadi
cahaya. Jenis Lampu ini sangat mudah menyala tetapi sangat panas untuk
pemakaian yang relatif lama. Oleh karena itu. Lampu jenis ini boros
energi.Warna cahaya Lampu pijar adalah kuning derajat suhu warna 2‟500
– 2‟700 K (Kelvin) Jenis Lampu yang dikembangkan Thomas Alfa
Edison ini memakai filamen tungsten yaitu semacam kawat pijar didalam
bola kaca yang diisi gas nitrogen, argon, kripton, hidrogen dan
sebagainya. Lampu ini membutuhkan lebih banyak energi
dibandingkan Lampu TL untuk mendapatkan tingkat terang yang
sama. Lampu pijar atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1000 jam atau
untuk rata-rata pemakaian 10 jam sehari semalam, hanya bertahan kira-
kira 3 – 4 bulan, dan setelah itu kita harus membeli bohlam baru.
Cara Kerja Lampu pijar atau lampu bohlam in bekerja dengan cara
menyalurkan arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubingi filamen panas tersebut
menghalangi kontak langsung dengan udara sehingga filamen dapat
bertahan lama karena tidak terkena oksidasi.
Kekurangan :
3.3.12. IOT
Gambar 1.6 Lampu Pijar
IOT adalah kepanjangan dari internet of things yang mana memiliki
arti internet merupakan segalanya. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa
internet berperan penting dalam segala aktivitas dilakukan. Perkembangan
teknologi di Indonesia semakin hari mengalami kemajuan hingga dititik ini.
Pertumbuhan pesat ini menghadirkan terobosan baru yang kamu bahkan
sulit memikirkannya dan sangat berguna pada Indonesia. Meskipun
ketertinggalan Negara ini dibidang IPTEK sangat jauh, namun Indonesia
tetap berusaha mengejar agar pertumbuhan teknologi terus berkembang. IoT
adalah salah satu bukti yang bisa kamu liat sekarang. IoT adalah suatu
singkatan dari internet of things yang memiliki arti bahwa internet adalah
segalanya. Hal ini memberi makna bahwa suatu konsep saat suatu benda
mempunyai teknologi seperti sensor dan software memiliki tujuan dalam
berkomunikasi, menghubungkan, bertukar data menggunakan perangkat lain
saat terhubung ke internet. Hal ini membuktikan bahwa internet berperan
aktif dalam aktivitas digital sehari-hari. Dengan adanya hal tersebut maka
tentu akan mempermudah ketika ingin melakukan transfer data atau
berkomunikasi kepada seseorang selama masih memiliki koneksi dengan
internet. IoT adalah salah satu teknologi memiliki hubungan erat terhadap
istilah M2M (machine-to-machine). Alat yang digunakan pada M2M
mampu berkomunikasi sehingga disebut smart devices atau perangkat
cerdas.Tujuan diciptakannya perangkat cerdas atau smart devices semata-
mata untuk membantu dan menjadi solusi atas penyelesaian berbagai
masalah atau urusan serta tugas yang dimiliki manusia.Menanggapi hal
tersebut, IoT adalah salah satu kemudahan diciptakan agar membantu kerja
setiap orang. Untuk mengembangkan teknologi ini tentu tidak mudah ada
beberapa langkah perlu ditempuh dalam menciptakan kemudahan bagi
manusia.
Pertama, kegiatan akan lebih efisien dengan pengendalian jarak jauh yang
ditawarkan. Sehingga beberapa tugas bisa terselesaikan dalam waktu
bersamaan.
Kedua, memiliki monitor kerja praktis. Menggunakan IoT sebagai
pengendali bisa melakukan kontrol aktivitas dimana dan kapanpun. Selain itu
juga bisa mendapat rekomendasi dari aktivitas apa ingin dikerjakan sehingga
seluruh kegiatan akan lebih mudah terlaksananya.
Ketiga, koneksi tidak sulit. Konektivitas yang dibentuk akan menjadi lebih
mudah dikarenakan semakin baik suatu koneksi antara device terhubung
maka sistem perangkat akan berjalan lebih cepat dan sangat efektif.
3.3.14. RELAY
Berdasarkan informasi dari buku Mekatronika yang ditulis oleh Zufri Hasrudy
Siregar, dkk. (2021), relay bekerja secara elektromekanis dan membutuhkan
arus listrik karena sakelar dalam relay digerakkan oleh magnet yang
dihasilkan koil.
Mengutip Buku Ajar Sistem Kontrol dan Kelistrikan Mesin yang ditulis oleh
Muhammad Naim, S.T., M. T (2019), relay adalah komponen elektronika
yang berupa saklar atau switch electric yang beroperasi menggunakan listrik.
Untuk cara kerja relay, besi atau iron core dililit oleh kumparan coil. Ketika
kumparan coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik
yang bisa menarik tuas armature, sehingga posisi kontak switch berubah, dari
NC (normally closed) menjadi NO (normally open).
Terdapat beberapa jenis relay, di antaranya relay berkaki empat, berkaki lima,
dan relay 87A. Menurut Ir. Hartoto Soedarmo. SE (2008) dalam buku
Panduan Praktis Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor, relay berkaki
empat adalah relay yang tiga buah kakinya menjadi terminal positif dan satu
buah sebagai terminal negatif. Kaki positif dari aki berkode 30, sedangkan
kaki 85 sebagai massa negatif.
Kemudian, relay berkaki lima memiliki dua buah kaki berkode 87. Relay jenis
ini diperlukan untuk dua objek yang memerlukan satu relay, misalnya klakson
keong. Jadi, kutub positif dua buah klakson tidak menjadi satu pada kaki 87.
Relay jenis 87A memiliki fungsi yang berlawanan dari relay kaki tiga. Jika
relay kaki tiga aktif ketika mendapat aliran listrik dari saklar on-off, tipe 87 A
justru mati jika mendapatkan setrum dari tombol on-off.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Pada wiring diagram diatas terdapat sensor soil moisture yang mana
memiliki 3 pin , yaitu VCC terhubung ke 3,3V pada board dev kit ESP32, ada pin
GND terhubung ke pin ground pada board, terdapat pin signal yang mana
terhubung pada A0 (ADC1_0) disebabkan output yang dihasilkan dari sensor soil
moisture berupa sinyal analog. Terdapat juga sensor DHT11 yang memiliki 4 pin,
yaitu VCC terhubungg ke 5V pada board dev kit ESP32, ada pin GND 2 pin
terhubung pada pin ground pada board, terdapat pin D0 yang terhubung pada pin
GPIO 5 disebabkan output dari DHT11 mengambil datanya secara digital.
Terdapat LCD tang tehubung langsung dengan I2C, sehingga terdapat 4 pin,
yaitu pin VCC yang mana terhubung dengan 5V pada board dev kit ESP32 untuk
supply tegangan LCD I2C, kemudian terdapat pin GND yang terhubung pada pin
ground pada board, kemudian terdapat pin yang penting yaitu SDA dan SCL yang
juga terhubung pada pin SDA dan SCL pada ESP32 ini disebabkan komunikasi
serial melalui I2C sebagai penghubung data untuk LCD dibutuh jalur serial data
yaitu SDA dan jalur Clock sinkronisasi nya yaitu SCL.
Terdapat juga Relay yang mana terdiri dari 3 pin, yaitu VCC yang mana
terhubung pada tegangan 5V pada board dev kit ESP32 dan juga pin GND
terhubung pada pin ground. Pada relay ini harus di berikan input sebagai
pengontrol relay tersebut, input atau pin IN yang dipakai ada 3, yaitu pin IN1
sebagai relay pengontrol pompa terhubung pada pin GPIO25 di ESP32, kemudian
IN2 sebagai relay pengontrol Kipas terhubung pada pin GPIO33 di ESP32,
kemudian IN3 sebagai relay pengontrol lampu terhubung pada pin GPIO32 di
ESP32, pada ketiga pin input relay ini terhubung dengan pin GPIO disebabkan
karena input modul relay dikontrol secara digital.
Pada proses data analog sensor soil moisture disebutkan proses pertama
setelah sistem dimulai, berlanjut pada inisialisasi port yang dipakai sensor soil
moisture, kemudian pembacaan analog oleh sensor soil moisture yang kemudian
dikirim atau diteruskan diboard ESP32 dan berlajut ke proses mapping data
analog sensor ke nilai presentase kelembapan, Pada proses selanjutnya terjadi
proses pengontrolan pompa dengan nilai presentase kelembapan apakah
kelembapan kurang dari 60% atau lebih dari 80% atau berada pada diantara
keduanya atau 60% - 80%.
3.3.20. Flowchart Proses data DHT11
Pada proses data dht11 ini diawali juga ketika sistem sudah hidup, maka
proses selanjutnya adalah inisialisasi terlebih dahulu port port yang dipakai,
seperti pin sensor DHT11 dan juga relay, selanjutnya proses pengambilan data
oleh sensor dht11 yang mana hasil data akan dikirim ke board ESP32 dan
kemudian terjadi proses pengontrolan relay melalui nilai dari data suhu dari
sensor dht11, yang mana ketika nilai suhu kurang dari 18 derajat celcius maka
relay 2 akan on, kemudian ketika suhu antara 18-30 maka semua relay yaitu relay
2 dan 3 akan off, dan terakhir suhu diatas 30 derajat celcius maka relay akan on.
3.3.21. PROGRAM
#define BLYNK_TEMPLATE_ID "TMPLIqIqs4-m"
#define BLYNK_DEVICE_NAME "Smart Plant"
#define BLYNK_AUTH_TOKEN "2cR5t0Fy1zqyO7vvkZSdsvMW9Mf9kVpm"
#define BLYNK_PRINT Serial
#define DHTPIN 5
#define DHTTYPE DHT11
#include <WiFi.h>
#include <WiFiManager.h>
#include <BlynkSimpleEsp32.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include "DHT.h"