Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN SISTEM KONTROL DAN

NODEMCU ESP8266 PADA SIMPLE AND


SCALABLE CONTROL SYSTEM FRAMEWORK
Indra Swandeni Lumban Gaol Eswin Jefri Napitulu Nova Prissila Nababan Good Fried Panggabean, S.T., M.T., Ph.D.
Department of Informatics and Department of Informatics and Department of Informatics and Department of Informatics and Electrical
Electrical Engineering Electrical Engineering Electrical Engineering Engineering
Institut Teknologi Del Institut Teknologi Del Institut Teknologi Del Institut Teknologi Del
Toba Samosir, Indonesia Toba Samosir, Indonesia Toba Samosir, Indonesia Toba Samosir, Indonesia
els17001@del.ac.id els17039@del.ac.id els17050@del.ac.id goodfp25@gmail.com

Abstrak — Sebuah sistem kontrol berbasis studi kasus hidroponik. Sistem ini juga dapat
IoT (Internet of Things) yang murah dan sederhana, diimplementasikan pada berbagai studi kasus selain
serta dapat dikembangkan secara luas (scalable) hidroponik seperti kontrol rumah, kontrol ruangan
mampu mengatasi berbagai permasalahan yang hingga kontrol area pertanian.
dialami oleh manusia saat ini. Pada penelitian ini
Kata Kunci: IoT, Nodemcu ESP8266, Hidroponik, wifi
membahas mengenai rancang bangun sistem berbasis
IoT menggunakan Nodemcu ESP8266 yang mampu
I. PENDAHULUAN
mengatasi berbagai permasalahan yang ada guna
Kemajuan di bidang teknologi ikut berperan dalam
membantu dalam mempermudah pekerjaan manusia. pengembangan sistem hidroponik yang semakin serba
Salah satu studi kasus yang cocok untuk penerapan otomatis dan terkontrol terutama berkaitan dengan
pengaturan formula termasuk teknik distribusi nutrisi.
dari sistem yang berbasis IoT adalah budidaya Dengan ditemukannya sistem pertanian dengan hidroponik
hidroponik. Hidroponik adalah cara bercocok tanam maka sebagian besar masyarakat sudah mulai
menggunakannya sebagai salah satu usaha maupun sebagai
tanpa menggunakan media tanah namun budidaya konsumsi pribadi. Hidroponik tergolong sistem pertanian
tanaman ini lebih mengutamakan media air yang telah yang lebih sederhana dan risikonya kecil. Namun
hidroponik harus rutin untuk dikontrol mulai dari nutrisi,
dicampur dengan nutrisi tertentu dalam pH, kelembapan ketinggian tanaman maka pemilik
pertumbuhannya. Hidroponik dapat dibuat berjalan hidroponik harus selalu memperhatikan tanamannya. Selain
itu masalah yang perlu diperhatikan pemantauan terhadap
secara otomatis dan realtime menggunakan Nodemcu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
ESP8266 dengan memperhatikan kondisi nutrisi pada seperti hama yang datang dan merusak daun tanaman.
tanaman seperti ketersediaan air, suhu lingkungan, Hidroponik adalah suatu budidaya menanam
kelembaban, dan kekeruhan (PPM) yang kemudian dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media
hasilnya akan ditampilkan pada User Interface. Sistem tanah dan menekankan penumbuhan kebutuhan nutrisi
yang dirancang ini dapat dikembangkan sesuai untuk tanaman. Ada banyak jenis teknik hidroponik
kebutuhan pengguna dengan adanya sistem plug and seperti sistem tetesan, sistem DFT (Deep Flow
play pada paketnya sehingga dapat menambah Technique), NFT (Nutrient Film Technique), rakit apung
maupun mengurangi jumlah sensor yang digunakan. (deep water culture) dan sistem sumbu (wick system).
Secara operasional sistem ini dikatakan murah karena Menurut penelitian yang dilakukan S. Nakaoka dan A.
hanya menggunakan daya maksimal sebesar 57.03595 Yamada, aktivitas fotosintesis dipengaruhi oleh kadar pH
Watt jika hanya digunakan untuk monitoring pada pada tanaman, penurunan pH dipengaruhi oleh CO2 yang

Institut Teknologi Del


mudah larut dalam air [1]. Karena pH dalam air akan cepat memompa nutrisi AB Mix ke wadah hidroponik dengan
menurut karena dipengaruhi oleh CO2 maka air harus volume tertentu.
dikontrol untuk menghindari kerusakan pada tanaman. Pada proses pengiriman data dari setiap sensor dan
Metode hidroponik yang digunakan dalam penelitian ini aktuator yang diproses oleh mikrokontroler, protokol yang
adalah hidroponik rakit apung yang akan dirancang supaya digunakan adalah MQTT [4]. Hasil dari setiap pengukuran
dapat berfungsi secara otomatis [2]. akan ditampilkan dalam sebuah User Interface yakni
Sistem hidroponik ini diambil sebagai salah satu Nodered, User Interface ini dikontrol menggunakan
studi kasus dalam menerapkan sistem yang dapat Raspberry Pi [5].
berfungsi secara scalable (keterluasan). Sehingga Penelitian ini dibuat bertujuan untuk melanjutkan
implementasi dari alat ini adalah pengguna nantinya akan penelitian tugas akhir sebelumnya yang telah dilakukan
dapat memodifikasi sistem ini sesuai kebutuhan mereka. oleh Anju silitonga beserta rekan satu kelompoknya
Pada hidroponik ini, komponen yang akan dikontrol dengan menggunakan metode komunikasi dan sistem
adalah Sensor Ultrasonik, Sensor DHT11 (Suhu dan scalable yang berbeda, serta diharapkan mendapat hasil
Kelembaban), Sensor Kekeruhan air (TDS Sensor), kran yang lebih baik dari penelitian sebelumnya.
otomatis (solenoid valve), pompa air dan aerator (pompa
gelembung udara). II. BAHAN DAN METODE
Setiap sensor akan dikontrol dengan masing- Dalam penelitian ini, penulis membuat alat
masing mikrokontroler yakni NodeMCU ESP8266 dan pemanggang kopi untuk mengamati apakah alat dapat
memanggang kopi dan menghasilkan kopi roasting sesuai
sebagai modul komunikasi dengan menggunakan jaringan dengan karakteristik yang kita pilih. Adapun bahan yang
wifi. Setelah sensor melakukan pengukuran maka hasilnya digunakan untuk pembuatan alat pemanggan kopi dapat di
lihat pada tabel 1.
akan dikirim ke Raspberry Pi untuk diolah dan
ditampilkan dalam sebuah user interface. Selain sebagai Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan

kontrol pada NodeMCU Esp8266 adalah dengan Material Jlh


melakukan perintah yakni menjalankan aktuator [3].
Raspberry Pi 3 B+ 1
Aktuator yang dikontrol adalah kran otomatis (solenoid
Modul NodeMCU 1
valve), pompa air dan aerator (pompa udara). Kran ESP8266
otomatis akan dibungkus dalam satu paket dengan sensor Breadboard 1
ultrasonik dan sensor DHT11 yang mana ketika volume Sensor TDS 1
air pada tanaman sudah berkurang dari parameter yang
Sensor Suhu dan 1
ditentukan maka kran akan dibuka dan melakukan kelembaban
pengisian air ke wadah hidroponik. Aerator (Pompa udara) Kran otomatis (valve) 1
berjumlah dua buah akan dikontrol oleh satu
Kabel jumper 50
mikrokontroler yang fungsinya hanya akan melakukan
LED RGB Red Green 3
pemompaan pada wadah hidroponik untuk memenuhi
Sensor Jarak Ultrasonik 2
kebutuhan oksigen pada tanaman. Aerator akan menyala
dengan sistem timer sehingga tidak berjalan 24 jam. High Quality Relay 220 V 2

Sedangkan untuk Pompa air akan dibungkus dalam satu Arduino Uno 1
paket dengan sensor Kekeruhan air (TDS Sensor) yang Pompa air DC 2
mana ketika kekeruhan air pada larutan nutrisi sudah Pompa Ventura 2
melewati batas yang ditentukan maka mikrokontroler akan
Prototype Hidroponik 1
melakukan perintah dengan menjalankan pompa air untuk

Institut Teknologi Del


Webcam M-Tech 1
Styfroam 1
Triplek 1
Baut bor 100
Wadah pembibitan 1
Bibit Tanaman Bayam 2

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis


terlebih dahulu melakukan beberapa persiapan seperti,
perancangan produk, perancangan sistem, dan perancangan
arsitektur pada sistem, pengimplementasian produk,
perancangan perangkat lunak.
a. Perancangan Produk Gambar 2. Diagram dari sensor hingga ke server
Perancangan produk dilakukan agar hasil dari
rancangan dapat di implementasikan dan dibuat
berdasarkan keperluan yang di butuhkan dalam
produk, sehingga produk dapat bekerja lebih efisien.
c. Arsitektur Sistem

Gambar 1. Perancangan Produk


b. Perancangan Sistem
Pada penelitian ini penulis akan merancang
sistemnya secara keseluruhan dan akan menjelaskan
fungsi dari NodeMCU ESP8266 sebagai
mikrokontroller dan komunikasi yang
menghubungkan antara sensor dengan Raspberry
sebagai server. NodeMCU akan mengatur dan
mengontrol fungsi dari setiap sensor yang kemudian
hasil pengukuran dan monitoring dari sensor akan Gambar 3. Arsitektur Sistem
dikumpulkan dan dikirim ke Raspberry Pi melalui
jaringan wireless menggunakan protokol MQTT. Adapun arsitektur dari gambar diatas untuk bekerja
Berikut langkah-langkah yang penulis buat sebagai dalam sistem yang diterapkan pada hidroponik adalah:
gambaran bagaimana sistem ini bekerja.
1. Sensor ultrasonik diletakkan diatas permukaan air
pada box hidroponik, kemudian sensor mengukur
volume dari box hidroponik yang berisi air nutrisi
pada tanaman dengan mengukur ketinggian air dari
permukaan ke sensor. Ketika volume air berkurang
yang ditandai dengan semakin jauh jarak antara
permukaan air ke sensor maka NodeMCU akan
melakukan perintah dengan membuka kran otomatis
(solenoid valve) untuk mengisi air pada box
hidroponik sampai batas yang ditentukan oleh
penulis. Ketika air sudah mendekati batas yang

Institut Teknologi Del


ditentukan maka sensor akan memerintahkan kembali Gambar 4. Paket 1 NodeMCU dengan sensor Ultrasonik, sensor
kran otomatis untuk menutup. DHT11, relay dan solenoid valve
2. Sensor DHT11 akan berfungsi untuk mengukur suhu
dan kelembaban pada area hidroponik. hasil 2. Paket 2 Menghubungkan antara NodeMCU dengan
pengukuran sensor DHT11 akan ditampilkan di User Aerator (Pompa gelembung)
Interface sehingga pengguna dapat mengetahui
Pada Paket ini NodeMCU akan mengontrol Aerator
kondisi suhu dan kelembaban di area hidroponik.
untuk memompa tandon nutrisi sehingga kebutuhan
3. Sensor kekeruhan berfungsi untuk mengukur
oksigen pada tanaman dapat mencukupi.
kekeruhan pada larutan nutrisi hidroponik. ketika
tingkat kekeruhan oleh pada larutan tidak sesuai
dengan yang diharapkan yakni terlalu tinggi atau
terlalu rendah maka NodeMCU akan menyalakan
pompa air untuk menambah larutan nutrisi pada box
hidroponik dari tandon nutrisi hidroponik selama
waktu yang ditentukan oleh penulis.
4. Aerator yakni mesin yang memompa oksigen pada
larutan nutrisi pada hidroponik. Cara kerjanya adalah
mesin akan menyala sesuai waktu yang ditentukan
oleh penulis. Mesin dapat diatur untuk menyala pada
jam tertentu dan istirahat pada jam tertentu.
5. Kamera dalam sistem tersebut akan berfungsi untuk
mengambil gambar dari tanaman hidroponik. kamera
akan bekerja dengan cara melakukan capture gambar
ketika ada benda asing yang dideteksi oleh kamera
maka akan melakukan capture gambar kemudian akan Gambar 5. Paket 2 NodeMCU dengan Relay dan Aerator
dikirimkan ke User Interface sehingga pengguna
dapat mengetahui apa yang terjadi pada tanamannya. 3. Paket 3 Menghubungkan NodeMCU dengan Sensor
Ultrasonik, Relay, Pompa Mini dan sensor TDS
meter
Pada paket ini NodeMCU akan mengontrol dan
d. Pengimeplementasian Produk memonitor Sensor Ultrasonik, sensor TDS meter, Relay,
Pada penelitian ini penulis akan dan Pompa mini.
mengimplementasikan produk sistemnya secara
keseluruhan dan akan menjelaskan sebagai berikut.

1. Paket 1 Menghubungkan antara NodeMCU


dengan sensor Ultrasonik, sensor DHT11 dan
Solenoid Valve.
Pada paket ini NodeMCU akan mengontrol dan
memonitor Sensor Ultrasonik, sensor DHT11 dan
Solenoid Valve. Setiap sensor dan aktuator yang dikotrol
kemudian datanya akan diolah dan dikirimkan ke
Raspberry untuk menampilkan User Interface nya.

Gambar 6. Paket 3 NodeMCU dengan sensor Ultrasonik, Relay,


Pompa mini dan sensor TDS meter

Institut Teknologi Del


Gambar 7. Flowchart sistem perangkat
Gambar 9. Proses pengujian sensor TDS Meter
Ketika perangkat diaktifkan kemudian
mikrokontroler akan aktif, dan menginisialisasi sensor
yang terhubung, Sensor akan aktif dan akan melakukan Tabel 2. Pengukuran menggunakan Sensor TDS Meter dengan
pembacaan ketika sensor terhubung dengan tegangan dari Nodemcu ESP8266
mikrokontroler. Selanjutnya parameter terukur yang Jenis Larutan PPM
dihasilkan oleh sensor akan diproses dalam
mikrokontroler untuk menghasilkan data yang akan Tidak ada larutan 10
dikirim sebagai informasi kondisi lingkungan sekitar Air Putih 27
pengukuran.
Larutan Kopi (1 Gelas) 125
Larutan The Manis (1 gelas) 229
Larutan TDS (1 Botol) 1420

Tabel 3. Pengukuran menggunakan alat TDS menggunakan


arduino
Jenis Larutan PPM
Tidak ada larutan 0
Air Putih 44
Larutan Kopi (1 Gelas) 101
Larutan The Manis (1 gelas) 174
Larutan TDS (1 Botol) 1023

Gambar 8. Flowchart pembacaan sensor Pada tabel 2 dan tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan hasil pengukuran yang didapatkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan Nodemcu dengan menggunakan arduino.
3.1 Pengujian Subsistem Akuisisi Sensor Pada Adanya perbedaan hasil tersebut kemungkinan besar
Hidroponik disebabkan oleh perbedaan tegangan output antara
Pada pengujian ini setiap sensor akan dihubungkan
dengan NodeMCU untuk melakukan pengukuran dalam Nodemcu dengan Arduino uno. Tegangan output yang
mengambil data dan mengukur tingkat keakuratan dari berasal dari Arduino Uno sebesar 5V sedangkan
setiap sensor.
tegangan output yang berasal dari NodeMCU sebesar
3.3V sehingga perbedaan tegangan berpengaruh kepada
3.1.1 Pengujian Sensor TDS Meter
Pada pengujian ini sensor TDS meter dihubungkan hasil pembacaan oleh sensor analog karena supply daya
dengan NodeMCU kemudian dilakukan pengukuran yang berbeda dari kedua mikrokontroler ini. Selain itu
dengan objek pengukurannya berupa larutan kopi.
ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembacaan
sensor seperti serial komunikasi yang berbeda frekuensi,
perbedaan pembacaan program karena mikrokontroler

Institut Teknologi Del


yang berbeda dan hasil pembacaan sensor analog yang rumah (ruangan tertutup). Setiap alat pengukur suhu
tidak konsisten. (Sensor DHT11) ditempatkan didalam ruangan yang sama
dan dalam tempo waktu yang sama. Kemudian dilakukan
3.1.2 Pengujian Sensor Suhu dan Kelembaban
(DHT 11) pengambilan data dalam waktu satu jam dengan jumlah
sampel 15 kali pengambilan sampel yang dilakukan
Sensor Suhu dan Kelembaban (DHT 11) mengukur
suhu dan kelembaban udara di area sekitar sensor dengan sebanyak 1 kali per 2 menit.
laju sampling sebesar 1 Hz.

3.1.3 Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04


Sensor Ultrasonik HC-SR04 berfungsi untuk
mengukur ketinggian larutan pada studi kasus Hidroponik
dalam penelitian ini. Ketinggian larutan yang diukur oleh
sensor ultrasonik adalah Nutrisi A, Nutrisi B dan
ketinggian larutan pada tandok nutrisi. Hasil pengukuran
dari sensor ultrasonik yang akan menjadi acuan untuk
Gambar 10. Proses pengujian sensor DHT11 dan sensor suhu NodeMCU dalam melakukan kontrol ketinggian air dan
W1209 larutan nutrisi.
Tabel 4. Pengukuran menggunakan sensor DHT11 dengan
Nodemcu ESP8266
N Humidity Temperature
o. (°C)
1 51.00 29.40 °C
2 51.00 29.20 °C
3 51.00 29.20 °C
4 52.00 28.10°C
Gambar 11. Pengujian sensor Ultrasonik dengan NodeMCU
5 52.00 28.10°C ESP8266 dan menggunakan penggaris manual

6 52.00 28.10°C Tabel 5. Perbandingan pengukuran menggunakan sensor


Ultrasonik dengan penggaris manual
7 53.00 27.20°C No. Hasil Pengukuran Selisih Sensor

Sensor Penggaris dengan Manual


8 53.00 27.20°C
Ultrasonik Manual (CM)
9 53.00 27.20°C
(CM) (CM)
10 54.00 27.90°C
1 2 2.6 0.6
11 54.00 27.90°C
2 3 3.5 0.5
12 54.00 27.90°C
3 4 4.4 0.4
13 55.00 27.70°C 4 5 5.4 0.4
14 55.00 27.70°C 5 6 6.7 0.7
15 55.00 27.70°C 6 7 7.7 0.7
7 8 8.6 0.6
8 9 9.5 0.5
Tabel diatas merupakan pengukuran suhu dan kelembaban
9 10 10.6 0.6
menggunakan DHT11 menggunakan Nodemcu.
Implementasi yang dilakukan dalam menentukan suhu 10 11 11.7 0.7

sebagai dasar pengambilan data adalah dilakukan di dalam 11 12 12.6 0.6

Institut Teknologi Del


12 13 13.4 0.4
13 14 14.6 0.6
14 15 15.5 0.5
15 16 16.7 0.7
16 17 17.6 0.6
17 18 18.7 0.7
18 19 19.6 0.6
19 20 20.5 0.5
Gambar 12. Pengujian pompa menggunakan wadah 500ml
20 21 21.6 0.6

Tabel 6. Hasil pengukuran waktu yang dibutuhkan pompa


selama melakukan pompa air
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa titik No. Volume Waktu melakukan pompa air
penempatan ujung penggaris sejajar dengan permukaan (ml) (s)
kedua bulatan sensor ultrasonik namun hasil yang 1 100 30.15
didapatkan berbeda sekitar 0.5 cm. Apabila ujung 2 200 56.10
penggaris dimundurkan sekitar 0.5 cm kearah sensor 3 300 80.93
ultrasonik maka hasil yang didapat adalah hasil
4 400 106.71
pengukuran antara sensor ultrasonik dan penggaris nyaris
5 500 127.22
sama.
6 600 156.31
7 700 178.24
3.2 Pengujian Subsistem Aktuator pada Hidroponik
Pengujian subsistem Aktuator dilakukan dengan
menguji pompa dan aerator secara terpisah yang bertujuan 3.2.2 Pengujian Aerator Amara SP1200
untuk memperoleh data hasil pengukuran keduanya. Aerator berfungsi untuk membuat sirkulasi
Pengujiannya sendiri dengan menghubungkannya ke pengairan terhadap hidroponik rakit apung sehingga
relay dengan dikontrol oleh NodeMCU.
tanaman dapat memperoleh kebutuhan oksigen yang
3.2.1 Pengujian Pompa Mini Pump 6V YUNT baik untuk pertumbuhannya. Tegangan yang dibutuhkan
JQB2438155
Pompa Mini Pump 6V YUNT JQB2438155 untuk mengaktifkan aerator adalah sebesar tegangan
dilakukan dengan menghubungkan sumber tegangan pada jala-jala listrik umumnya, yaitu 220 V. Ketika ada

sebesar 5V (tegangan dari sumber adaptor handphone) tegangan masuk kedalam aerator maka aerator menyala

dan kemudian melakukan pengujian untuk memompa air dan ketika tidak diberi tegangan sama sekali atau

dan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk memompa. tegangannya mati maka aerator otomatis akan mati.

Namun karena keterbatasan peralatan yang ada sehingga Berikut pada gambar 13 dapat dilihat proses pengujian

pengujian yang dilakukan adalah menggunakan wadah aerator menggunakan relay dan mikrokontroler. Pin NO

yang memiliki berat 700 gr dan jika wadah dikonversi (Normally Open) pada relay dihubungkan dengan salah

ke bentuk volume dengan satuan mililiter, maka menjadi satu pin pada kran otomatis, pin C (Common)

: dihubungkan dengan kaki positif sumber tegangan, dan

● 100 gr air = 100 ml air kaki negatif sumber tegangan dihubungkan dengan pin

● 700gr air = 700ml air yang lain pada kran otomatis.

Dengan wadah 700ml, maka penulis melakukan


pengambilan data sebanyak 7 kali. hasil dari pengambilan
waktu pengukuran per 100ml yang menjadi acuan untuk
menghitung waktu yang dibutuhkan oleh pompa dalam
memompa air per 100 ml air.

Institut Teknologi Del


dalam mengontrol dan memonitor hidroponik. Pada
gambar 15 dapat dilihat desain dari sistem secara
keseluruhan pada studi kasus hidroponik.

Gambar 15. Desain Hidroponik Secara


Gambar 13. Pengujian pompa menggunakan wadah 500ml Keseluruhan

3.4 Pengujian Sistem Plug and Play


Pengujian system plug and play bertujuan untuk
IV. KESIMPULAN
mengetahui apakah sistem ini dapat digunakan secara
terpisah sesuai kebutuhan pengguna. Apabila pengguna Berdasarkan seluruh hasil analisa percobaan, maka
hanya ingin menggunakan sensor DHT atau sensor diambil beberapa kesimpulan yaitu:
ultrasonik dalam penelitiannya maka tetap dapat
menggunakan alat ini. Hasil pengujiannya dapat 1. Hasil rancangan sistem kontrol yang sederhana,
diimplementasikan secara nyata dengan menggunakan
murah dan scalable dapat diterapkan pada studi
LED sebagai indikatornya. Ketika sensor ditancapkan
maka hasilnya akan menunjukkan LED menyala dan kasus hidroponik.
ketika sensor tidak ditancapkan maka LED nya akan mati.
Hal ini bertujuan untuk memberitahukan kepada 2. Hasil rancangan arsitektur sistem dapat
pengguna ketika salah satu sensornya tidak berfungsi atau diimplementasikan secara nyata pada studi kasus
mengalami kerusakan maka indikator LED nya akan mati
. hidroponik menggunakan NodeMCU ESP8266.
3. Pengujian subsistem akuisisi sensor ultrasonik
memiliki hasil yang akurat jika dibandingkan
pengukuran secara manual.
4. Pengujian sensor DHT11 memiliki hasil pengukuran
suhu yang akurat jika dibandingkan dengan
pengukuran secara manual.
5. Konsep keterluasan sudah dapat diimplementasikan
sesuai dengan tujuan penelitian.
6. Daya yang digunakan oleh keseluruhan sistem jika
dalam keadaan menyalah adalah 57.03595 Watt.
Gambar 14. Pengujian Plug and Play
7. Konsep plug and play dapat membantu pengguna
untuk menggunakan sensor sesuai dengan
3.5 Pengujian Implementasi Desain Hidroponik
Pada pengujian implementasi desain hidroponik kebutuhannya
penulis bersama dengan tim sudah menuntaskan seluruh
kerangka Hidroponik sesuai dengan desain aslinya.
Dibawah ini merupakan desain hidroponik secara
lengkap mulai dari desain penyaluran air hingga
peletakan dari setiap komponen dan sensor yang bekerja

Institut Teknologi Del


REFERENSI
[1] Susanto, Teguh. 2015. Budi Daya Tanaman dengan
Metode Hidroponik. Depok: Bibit Publisher.
[2] Fds1. 2001. “Masalah Pertanian Contoh di Era
Modern Indonesia Penanganan dengan Drone”, nm,
diakses pada 07 Desember 2019 pukul 20.31.
[3] Modjo, Ardiyanto Saleh. 2012. Rancang Bangun
Alat Pengendali Hama Burung Pemakan Bulir Padi
Sawah (Oryza Sativa L.) Sistem Mekanik Elektrik.
Gorontalo: Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo.
[4] Simon, Andrea. 2018. Implementasi Metode Color
Model Filtering HSV untuk Mendeteksi Bola pada
Robot Sepak Bola Beroda. Medan: Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
[5] Singh, V. and Misra, A.K. 2017. Detection of plant
leaf diseases using image segmentation and soft
computing techniques. Information Processing in
Agriculture, 4(1), pp.41-49.
[6] Tantitharanukul, K. Osathanunkul , K. Hantrakul, P.
Pramokchon and P. Khoenkaw , "MQTT-Topic
Naming Criteria of Open Data For Smart Cities,"
IEEE, 2016.
[7] A Banks and R. Gupta, "MQTT version 3.1.1,"
OASIS Standard, 2014.
[8] P. A. A. Simao, "IoT Platforms for Building
Automation With Energy Efficiency and Comfrot
Concerns," FCT, December, 2017.
[9] A Banks and R. Gupta, "MQTT version 3.1.1,"
OASIS Standard, 2014.

Institut Teknologi Del

Anda mungkin juga menyukai