ABSTRAK
Perkembangan teknologi pada saat ini semakin hari semakin meningkat, manusia selalu ingin
menerapkan buah alat ataupun teknologi yang dapat membantu pekerjaan manusia, sehingga
teknologi menjadi kebutuhan bagi manusia. Air dibutuhkan bagi tanaman untuk pertumbuhan, selain
digunakan pada proses fotosintesis, air juga dimanfaatkan oleh tanaman untuk melarutkan mineral
yang diserap akar dari tanah sebagai proses perkembangan tanaman tersebut. Penyiraman tanaman
secara rutin dapat menjaga serta merawat tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Penyiraman
tanaman otomatis Berbasis (IOT) menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 memungkinkan
user untuk mengontrol dan memonitor alat penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan sistem penyiraman tanaman berbasis IOT bekerja dengan baik. Sistem
yang telah dibuat mampu memantau penyiraman secara realtime dan menampilkan status pompa air
untuk 3 kondisi yang di kirimkan oleh sensor kelembapan tanah. Penelitian ini bertujuan Untuk
mempermudah proses penyiraman tanaman dan mempermudah para petani dalam mengecek tanaman
yang Di jaganya. Sehingga petani terhindar dari Kelalaian dalam menjaga tanaman dan tamanan pun
dapat tumbuh Subur dengan asupan air Penelitian ini terdiri dari Mikrokontroler NodeMCU
ESP8266, Soil Moisture Sensor, Relay, Kabel Jumper dan Pompa Air. Hasil penelitian menujukkan
sistem penyiraman tanaman Berbasis (IOT) berjalan dengan baik dan mampu melakukan monitoring
kondisi kadar air dalam tanah dan status pompa air.
Abstract
Technological developments are currently increasing day by day, humans always want to apply
tools or technology that can help human work, so that technology becomes a necessity for humans.
Water is needed for plants for growth, apart from being used in the process of photosynthesis, water is
also used by plants to dissolve minerals absorbed by the roots from the soil as a process of plant
development. Watering plants regularly can maintain and care for plants so they can grow well. Plant
Watering Based (IOT) using the NodeMCU ESP8266 microcontroller allows users to control and
monitor IoT based plant watering devices. The results of this study show that IOT-based plant
watering systems work well. The system that has been created is able to monitor watering in real time
and display the status of the water pump for 3 conditions sent by the soil moisture sensor. This
research aims to simplify the process of watering the plants and make it easier for farmers to check
the plants they are guarding. So that farmers avoid negligence in taking care of plants and gardens can
also thrive with water intake. This research consists of the NodeMCU ESP8266 Microcontroller, Soil
Moisture Sensor, Relay, Jumper Cables and Water Pumps. The results of the study showed that the
plant-based watering system (IOT) was running well and was able to monitor the condition of water
content in the soil and the status of the water pump.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi pada saat ini semakin hari semakin meningkat,manusia selalu ingin
menerapkan sebuah alat ataupun teknologi yang dapat membantu pekerjaan manusia,sehinga
teknologi menjadi kebutuhan bagi manusia. Internet of Things merupakan teknologi yang
bertujuan untuk menghubungkan dan bertukar data dengan perangkat dan sistem lain melalui
internet. Internet of Things berguna untuk menghadapi permasalahan yang masih menggunakan
sistem konvesional menjadi sistem otomatis. Dalam bidang pertanian internet of things dapat
dimanfaatkan untuk tujuan peningkatan hasil yang jauh lebih baik serta efesiensi waktu yang
lebih maksimal. Penyiraman tanaman otomatis adalah teknik penyiraman modern tanpa
menggunakan tenaga manusia sebagai peran utamanya. Penyiraman secara rutin dan kandungan
air yang cukup akan mendapatkan nutrisi yang terukur untuk meningkatkan kualitas tanaman.
Penyiraman tanaman merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan
dikarenakan memerlukan asupan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis dalam memperoleh
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Petani biasanya melakukan penyiraman secara
manual dengan memberikan air sesuai jadwal, namun cara ini tidak efektif sama sekali karena
membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Pemilik juga tidak bisa meninggalkan tanaman dalam
waktu lama karena tanaman akan kekurangan air yang menyebabkan tanaman layu dan mati.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dirancang sebuah sistem yang dapat melakukan
pengontrolan dan penyiraman tanaman secara otomatis serta dapat dimonitoring secara realtime
melalui Perangkat HP atau PC yang di mana HP menggunakan aplikasi sedangkan PC
menggunakan website, dan pengontrolan tersebut kita dapat menambah kan satu alat yang
bernama Soil moisture sensor FC-28, yang di mana sensor tersebut dapat mengukur kelembapan
tanah, di situ pula kita dapat mengetahui bahwa penyiraman tersebut berfungsi atau tidak,
dikarenakan sensor tersebut dapat membedakan mana yang lembab, mana yang kering dan kita
tahu berapa ukuran temperatur nya berapa.
2. METODE
Sistem penyiraman tanaman dengan monitoring berbasis Internet of Thing (IoT)
dikembangkan menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai system pemproses data, serta
mengunakan aplikasi Blynk atau website Blynk untuk memonitoring dan penyimpanan
data dengan mengunakan HP atau PC. Pada metode ini akan disampaikan terkait dengan
tahapan sistem perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), dan
penyiraman tenaman merupakan suatu hal yang tidak dapat dilepaskan didalam merawat
tanaman agar tanaman tetap tumbuh dengan subur. Kebutuhan air yang cukup sangat
mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman. Sistem ini dirancang untuk memberikan
alternatif solusi sistem monitoring kelembapan tanah yang menjadi salah satu faktor
penting untuk meningkatkan hasil produksi sektor pertanian tanaman, dan dapat
digunakan oleh pengguna dengan lebih mudah secara umum cara kerja sistem ini adalah
kita akan mengontrol ini lewat aplikasi atau website yang akan kita pakai. Gambaran
kinerja alat sebagai berikut;
Batre NodeMcu
Blynk
Relay
Pompa Air
Tenaman
2.1. Penelitian
Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan menguji alat monitoring, pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui akurasi sensor kelembapan tanah sebelum diterapkan
pada sistem monitoring.
Beberapa komponen elektronika dan library yang dibutuhkan yaitu:
Nodemcu ESP8266
Water Pump
Sensor Kelembapan (Soil moisture sensor FC-28)
Layar LCD
Modul relai
Modul 12C
Breadboard
kabel jumper
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 5
(5) Breardboard
Bisa kita sebut dengan papan board, yang di mana papan board ini digunakan
untuk meletakkan kabel-kabel jumper, agar mudah di atur.
Gambar 6
1. Aplikasi BLYNK
Aplikasi ini merupakan wadah kreatifitas untuk membuat antarmuka grafis
untuk proyek yang akan diimplementasikan hanya dengan metode drag and drop
widget. Penggunaannya sangat mudah untuk mengatur semuanya dan dapat
dikerjakan dalam waktu kurang dari 5 menit. Blynk tidak terikat pada papan atau
module tertentu. Dari platform aplikasi inilah dapat mengontrol apapun dari jarak
jauh, di manapun kita berada dan waktu kapanpun. Dengan catatan terhubung dengan
internet dengan koneksi yang stabil dan inilah yang dinamakan dengan sistem
Internet of Things (IOT).
Gambar 8
4. KESIMPULAN
Sistem penyiram tanaman otomatis berbasis (IOT) dirancang untuk mendeteksi taraf
kelembapan tanah yang kemudian dijadikan dasar penentuan status on/off pompa air.
Kategori media tanam dibedakan menjadi 2 interval berdasarkan persentase kadar air,
yaitu, 100% (kering), 60% (lembab), yang dijadikan dasar operasi pompa. Pompa akan
menyala jika kondisi tanah dalam keadaan kering dan berhenti jika tanah dalam kondisi
lembab atau basah. Sistem displai dikembangkan dan dimanfaatkan untuk memantau taraf
kelembapan tanah secara real time dan hasilnya ditampilkan melalui LCD pada alat. Fitur
NodeMcu memungkinkan sistem terhubung dengan HP melalui jaringan WiFi yang sudah
di programkan. Sistem monitoring dan kendali pompa air yang diimplementasikan pada
HP memanfaatkan aplikasi user interface berbasis open source, Blynk. Sistem ini dapat
menampilkan data kelembapan tanah dan kondisi tanah, nilai ADC pembacaan sensor,
grafik nilai ADC serta tombol virtual untuk menyalakan/mematikan pompa. Pengambilan
data dilakukan melalui berbagai eksperimen, meliputi verifikasi pembacaan sensor dan
implementasi sistem secara langsung pada tanaman.
REFERECES
[1] F. Hidayat, “Purwarupa Alat Penyiram Tanaman Otomatis menggunakan Sensor Kelembaban
Tanah dengan Notifikasi Whatsapp,” Pros. Semnastek, no. iv, pp. 1–2, 2019.
[2] C. Pats Yahwe, Isnawaty, and F. Aksara, “Rancang Bangun Prototype System Monitoring
Kelembaban Tanah Melalui Sms Berdasarkan Hasil Penyiraman Tanaman System Monitoring
Kelembaban Tanah Melalui Sms Berdasarkan Hasil Penyiraman Tanaman,” semanTIK, vol.
2, no. 1, pp. 97–110, 2016.
[3] M. Irsyam, “Sistem Otomasi Penyiraman Tanaman Berbasis Telegram,” Sigma Tek., vol. 2,
no. 1, p. 81, 2019, doi: 10.33373/sigma.v2i1.1834.
[4] A. D. Mulyanto, “Pemanfaatan Bot Telegram Untuk Media Informasi Penelitian,” Matics,
vol. 12, no. 1, p. 49, 2020, doi: 10.18860/mat.v12i1.8847
[5] G. sari merliana, “Rancang Bangun Alat Penyiram Tanaman Otomatis Menggunakan Sensor
Kelembaban Tanah,” J. Electr. Technol., vol. 3, no. 1, pp. 13–17, 2018.
[6] W.S. Anisa, “Kontrol Relay Melalui Wifi ESP8266 dengan Aplikasi Blynk Berbasis OS
Android,” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada 2016.
[7] M. Schwartz, “Internet of Things with ESP8266,” Birmingham: Packt Publishing. 2016.
[8] M. Sabiran, S. D. T.-C. J. K. dan, and undefined 2018, “Implementasi Wireless Sensor
Network Pada Sistem Pemantauan dan Pengontrolan Budidaya Tanaman Pada Rumah Kaca
(Green House) Berbasis Website,” jurnal.untan.ac.id.
[9] S. Nababan, “Monitoring Kelembaban Tanah pada Tanaman Cabai Menggunakan Soil
Humidity Sensor Berbasis Internet of Things,” repositori.usu.ac.id, 2020.
[10] R. Radi, B. Purwantana, M. Rivai, A. S. Pratyasta, B. Kuncoro, and M. Murtiningrum,
“Performace Analysis of Simple Capacitive Cylinder Sensor for Measuring Soil Moisture
Content,” in 2019 2nd International Conference on Applied Information Technology and
Innovation (ICAITI), 2019, pp. 231–2