merupakan gelombang transversal, dapat mengalami polarisasi, dapat mengalami pemantulan atau
refleksi, dapat mengalami pembiasan atau refraksi, dapat mengalami interferensi, dapat mengalami
lenturan atau difraksi dan arah rambatnya lurus. Bila cahaya dipancarkan atau diserap maka akan
terlihat juga sifat-sifat partikelnya. Cahaya dipancarkan oleh muatan listrik yang dipercepat yang telah
diberi kelebihan energy oleh kalor atau oleh pengosongan muatan listrik. Bila cahaya ditransmisikan dari
suatu material yang lain, maka frekuensi cahaya itu tidak berubah, tetapi laju dan panjang gelombang
dapat berubah. Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian
spectrum yang dapat dilihat. Energy panas diradiasikan atau dipancarkan pada suatu media oleh suatu
benda yang lebih panas dari media yang ada disekelilingnya. Suatu benda panas memancarkan energy
panas dan bersamaan dengan itu juga energy panas memancarkan energy dalam bentuk cahaya(Hari,
2019)
Difraksi cahaya merupakan peristiwa pelenturangelombang cahaya ketika melewati suatu celah
sempit (lebarcelah lebih kecil dari panjag gelombang). Sehinggagelombang cahaya tampak melebar pada
tepi celah. Peristiwadifraksi cahaya menghasilkan garis-garis terang dan garis-garis gelap seperti pada
peristiwa interferensi. Gelombangbidang dilenturkan atau didifraksikan oleh tiap-tiap celahmeliputi
bidang layar yang lebih luas daripada bayangangeometri celah. Hal ini menyebabkan cahaya dari tiap-
tiapcelah bertumpang tindih pada layar, sehingga terjadiinterferensi. Jika berkas cahaya monokromatis
dijatuhkan padasebuah kisi, maka sebagian cahaya akan diteruskan dasebagian lagi akan dibelokkan
(Sariyanto et al., 2014).
Salah satu konsep dasar dan klasik mengenai eksperimen difraksi celah tunggal adalah saat
gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu ( lamda ) bergerak melewati suatu bukaan atau
celah (d), hasil dari pelenturan atau difraksinya tergantung pada ukuran fisik dari celah tersebut dengan
memperhatikan pula panjang gelombang berkas cahaya yang dilenturkan. Umumnya, cahaya bergerak
dengan lintasan lurus ke segala arah. Difraksi atau pelenturan cahaya bisa terjadi karena cahaya
menumbuk penghalang berupa celah, benda tajam, benda tipis, dan benda-benda lainnya. Hal ini
dijelaskan pula karena sifat gelombang saat merambat, dan mengenai penghalang, maka setiap muka
gelombangnya akan menjadi sumber titik cahaya yang baru (sekunder) jika penghalangnya betul-betul
sempit. Berdasarkan prinsip Huygens ,pada proses perambatan gelombang bebas, setiap titik pada suatu
muka gelombang akan bertindak sebagai sumber cahaya titik yang baru atau sumber sekunder untuk
anak gelombang (wavelet). Oleh karena itu, cahaya dari satu bagian tertentu dapat berinterferensi
dengan cahaya dari bagian celah yang lain, dan resultan dari intensitas cahayanya dilayar bergantung
pada sudut Maka dari itu, saat mengenai celah atau penghalang, cahaya akan mengalami pelenturan
(Fauzi & Trisniarti, 2016).
Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati celah yang sempit
artinya ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebihbesar dibandingkan dengan lebar celah.
Jika suatu cahaya dengan panjang gelombang λ padamelewati suatu celah sempit d, dimana d <λ, maka
cahaya tersebut mengalami difraksi atau cahayamelentur itu dapat terdeteksi adanya penyimpangan
sinar sebesar θ dari arah semula dan pada layarakan terlihat pola interferensi
terang/maksimum.Sinardaritiap-tiapcelahtibasefasa, yang memberikansebuah maksimum yang tajam
jika selisih lintasan di antara celah-celah yang berdekatan adalahkelipatan bulat dari panjang
gelombang,
Untuk mementukan panjang gelombang suatu cahaya melalui praktikum kisi difraksi
yaitudengan persamaan difraksi kisi berikut :
Keterangan :
k = konstanta kisi =1
𝑑(goresan/m)
n = orde difraksi