Anda di halaman 1dari 3

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang bersifat dapat merambat ke ruang hampa,

merupakan gelombang transversal, dapat mengalami polarisasi, dapat mengalami pemantulan atau
refleksi, dapat mengalami pembiasan atau refraksi, dapat mengalami interferensi, dapat mengalami
lenturan atau difraksi dan arah rambatnya lurus. Bila cahaya dipancarkan atau diserap maka akan
terlihat juga sifat-sifat partikelnya. Cahaya dipancarkan oleh muatan listrik yang dipercepat yang telah
diberi kelebihan energy oleh kalor atau oleh pengosongan muatan listrik. Bila cahaya ditransmisikan dari
suatu material yang lain, maka frekuensi cahaya itu tidak berubah, tetapi laju dan panjang gelombang
dapat berubah. Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian
spectrum yang dapat dilihat. Energy panas diradiasikan atau dipancarkan pada suatu media oleh suatu
benda yang lebih panas dari media yang ada disekelilingnya. Suatu benda panas memancarkan energy
panas dan bersamaan dengan itu juga energy panas memancarkan energy dalam bentuk cahaya(Hari,
2019)

Cahaya merupakan paketenergi yang mampu merambat tanpamembutuhkan media perantara.


Cahaya terdiridari sekumpulan warna yang merambat secarakontinu (setyaningrum et al., 2013).
Cahaya memiliki beberapa sifatdasarnya antara lain merambat lurus, mampumenembus benda bening,
mampu dipantulkan dandibiaskan, serta cahaya mampu dibelokan olehcelah sempit dan diuraikan
berdasarkan warna nya (Zahro, 2015) . Sifat dasar cahaya salah satunya adalah dapatdibiaskan apabila
cahaya melalui dua mediumyang berbeda. Perbedaan medium lebih mengarahkepada kerapatan dari
medium tersebut. Apabilacahaya merambat dari medium yang kurang rapatke medium yang lebih rapat,
maka pembiasancahaya akan mendekati garis normalnya (Rosmandi, 2018).

Alatuntuk mengukur cepat rambat cahaya adalahspectrometer .Spectrometer merupakan


instrument yangdigunakan untuk mengamati dan mengukur sudutdeviasi cahaya datang yang
dikarenakanpembiasan dan disperse oleh medium (Adi & Agustin, 2020).Spectrometer pada umumnya
berfungsi untukmenganalisis cahaya yang datang dari sumbercahaya dengan menggunakan kisi difraksi
dalamproses penggunaan nya. Spectrometermemiliki berbagai jenis, salah satunya adalahspectrometer
prisma. Spectrometer prismaberfungsi sebagai instrument untuk menganalisiscahaya datang dengan
menggunakan bantuanprisma. Spectrometer prisma memiliki kerja untukmengukur panjang gelombang
cahaya, sehinggadapat memisahkan panjang gelombang cahayayang berbeda-beda dari sumber cahaya
yangbersifat polikromatik (Yohan et al., 2018)

Difraksi cahaya merupakan peristiwa pelenturangelombang cahaya ketika melewati suatu celah
sempit (lebarcelah lebih kecil dari panjag gelombang). Sehinggagelombang cahaya tampak melebar pada
tepi celah. Peristiwadifraksi cahaya menghasilkan garis-garis terang dan garis-garis gelap seperti pada
peristiwa interferensi. Gelombangbidang dilenturkan atau didifraksikan oleh tiap-tiap celahmeliputi
bidang layar yang lebih luas daripada bayangangeometri celah. Hal ini menyebabkan cahaya dari tiap-
tiapcelah bertumpang tindih pada layar, sehingga terjadiinterferensi. Jika berkas cahaya monokromatis
dijatuhkan padasebuah kisi, maka sebagian cahaya akan diteruskan dasebagian lagi akan dibelokkan
(Sariyanto et al., 2014).

Salah satu konsep dasar dan klasik mengenai eksperimen difraksi celah tunggal adalah saat
gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu ( lamda ) bergerak melewati suatu bukaan atau
celah (d), hasil dari pelenturan atau difraksinya tergantung pada ukuran fisik dari celah tersebut dengan
memperhatikan pula panjang gelombang berkas cahaya yang dilenturkan. Umumnya, cahaya bergerak
dengan lintasan lurus ke segala arah. Difraksi atau pelenturan cahaya bisa terjadi karena cahaya
menumbuk penghalang berupa celah, benda tajam, benda tipis, dan benda-benda lainnya. Hal ini
dijelaskan pula karena sifat gelombang saat merambat, dan mengenai penghalang, maka setiap muka
gelombangnya akan menjadi sumber titik cahaya yang baru (sekunder) jika penghalangnya betul-betul
sempit. Berdasarkan prinsip Huygens ,pada proses perambatan gelombang bebas, setiap titik pada suatu
muka gelombang akan bertindak sebagai sumber cahaya titik yang baru atau sumber sekunder untuk
anak gelombang (wavelet). Oleh karena itu, cahaya dari satu bagian tertentu dapat berinterferensi
dengan cahaya dari bagian celah yang lain, dan resultan dari intensitas cahayanya dilayar bergantung
pada sudut Maka dari itu, saat mengenai celah atau penghalang, cahaya akan mengalami pelenturan
(Fauzi & Trisniarti, 2016).

Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati celah yang sempit
artinya ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebihbesar dibandingkan dengan lebar celah.
Jika suatu cahaya dengan panjang gelombang λ padamelewati suatu celah sempit d, dimana d <λ, maka
cahaya tersebut mengalami difraksi atau cahayamelentur itu dapat terdeteksi adanya penyimpangan
sinar sebesar θ dari arah semula dan pada layarakan terlihat pola interferensi
terang/maksimum.Sinardaritiap-tiapcelahtibasefasa, yang memberikansebuah maksimum yang tajam
jika selisih lintasan di antara celah-celah yang berdekatan adalahkelipatan bulat dari panjang
gelombang,

Pola difraksi maksimum : sefase

d sin 𝜃 = mλ; m = 0, ±1,± 2

Pola difraksi minimum : berlawanan fase

d sin 𝜃 = (n -12)λ; n = ±1, ±2, ±3

Untuk mementukan panjang gelombang suatu cahaya melalui praktikum kisi difraksi
yaitudengan persamaan difraksi kisi berikut :

𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝑛 𝜆atau𝑑 𝑝𝑙= 𝑛 𝜆

Keterangan :

k = konstanta kisi =1

𝑑(goresan/m)

p = jarak pola interfensi pada layar (m)

l = jarak layar ke kisi (m)

n = orde difraksi

λ = panjang gelombang (m) (Kholifudin, 2017)


DAFTAR PUSTAKA
Adi, N. P. & Agustin, R. (2020). Developmentof Distance Glove for Blind People asan
Alternative Tool. Gravity: JurnalIlmiah dan Pembelajaran Fisika, Vol 6No 2. 138-143
Fauzi, A., & Trisniarti, M. D. (2016). Aplikasi Konsep Difraksi dalam Bidang
Kesehatan. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 6(1).

Hari, B. S. (2019). Mengenal Cahaya sebagai Gelombang. Penerbit Duta.

Kholifudin, M. Y. (2017). Sinar Laser Mainan Sebagai Alternatif Sumbar cahaya


Monokromatik Praktikum Kisi Difraksi Cahaya. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 8(2).

Rosmadi. (2018). Penerapan ModelPembelajaran Meningkatkan Aktivitasdan Hasil Belajar IPA


Materi Sifat-SifatCahaya Siswa Kelas V SDN HabauTahun Pelajaran 2016/207. SagaciousJurnal Ilmiah
Pendidikan dan Sosial,39.
Sariyanto, E., Suciyati, S. W., Pauzi, G. A., & Junaidi, J. (2014). Pengukuran Panjang
Gelombang Sumber Lampu Monokromatis dari Pola Difraksi Cahaya Berbasis Webcam dan
Borland Delphi. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, 2(2), 199-204.

Setyaningrum, R. Sriyono & Ashari. (2013).Efektivitas Pelaksanaan PraktikumFisika SIswa SMA


Negeri KabupatenPurworejo. Jurnal Radiasi, Vol 3 No. 1,83 – 86

Yohan, Astuti, F. & Wicaksana, A. (2018).Pembuatan Spektrofotometer Edukasiuntuk Analisis


Senyawa PewarnaMakanan. Jurnal Chemica et NaturaActa, Vol 6, No 3. 111-115

Zahro, D. F. (2015). Penentuan KonstantaSellmeir dan Konstanta Cauchy MinyakKelapa Sawit


Pada BerbagaiTemperatur Menggunkan SpektrometerPrisma. Skripsi Jurusan FisikaUniversitas
jember, 9-30.

Anda mungkin juga menyukai