Anda di halaman 1dari 6

LANDASAN TEORI

KISI DIFRAKSI

Landasan teori:

Sejumlah besar celah paralel yang berjarak sama disebut kisi difraksi. Kisi dapat dibuat
dengan mesin presisi berupa garis-garis paralel yang sangat halus dan teliti di atas pelat kaca.
Jarak yanag tidak tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi sebagai celah.kisi difraksi
yang berisi celah-celah disebut kisi transmisi (giancoli, 2001).

Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah banyak.
Jika seberkas sinar dilewatkan kisi difraksi akan terdifraksi dan dapat menghasilkan suatu
pola difraksi di layar. Jarak antara celah yang berurutan (d) disebut tetapan kisi. Jika jumlah
celah atau goresan tiap satuan panjang (cm) dinyatakan dengan n, maka :

D = 1/n

Seberkas sinar tegak lurus kisi dan sebuah lensa konvergen digunakan untuk mengumpulkan
sinar-sinar tersebut ke titik p yang dikehendaki pada layar. Distribusi intensitas yang diamati
pada layar merupakan gabungan dari efek interferensi dan difraksi. Setiap celah
menghasilkan difraksi seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dan sinar-sinar yang
terdifraksi sebelumnya tersebut berinterferensi pada layar yang menghasilkan pola akhir
(soekarno,1996: 150-155).

Pola interferensi yang diuraikan pada suatu arah α sembarang, sebelum mencapai titik yang
diamati. Masing-masing sinar berasal dari celah yang berbeda pula. Untuk dua celah yang
berbeda, beda lintasan yang terjadi ialah d sin α. Dengan demikian persyaratan umum pola
interferensi ialah :

D sin α = nλ  (n = 1,2,3,..)

Persyaratan tersebut dapat dinyatakan untuk menentukan panjang gelombang dengan


mengukur α jika tetapan kisi d diketahui dengan bilangan bulat, n menyatakan orde difraksi.
Jiak gelombang yang datang pada kisi terdiri atas beberapa panjang gelombang masing-
masing akan menyimpang atau akan membentuk maksimum pada arah yang berbeda. Kecuali
untuk n=0 yang terjadi pada arah α = 0. Maksimum pusat (n = 0) meliputi berbagai panjang
sedangkan maksimum ke-1, ke-2 dan seterusnya memenuhi (η m +1) * λ/2 menurut panjang
gelombang masing-masing (hikam,2005).

Suatu celah yang dikenai cahaya dari arah depan akan memproyeksikan bayangan terang
yang sebentuk dengan celah tersebut di belakangnya. Tetapi di samping itu, terbentuk juga
bayangan-bayangan terang yang lain dari celah tersebut di sebelah menyebelah bayangn
aslinya, dan yang semakin ke tepi, terangnya semakin merosot. Jadi seolah-olah sinar cahaya
yang lolos lawat celah itu ada yang dilenturkan atau didifraksikan kea rah menyamping.
Gejala difraksi demikian tak lain ialah interferensi sinar-sinar gelmbang elektromagnetik
cahaya dari masing-masing bagian medan gelombang sebagai sumber gelombang cahaya
(soedojo,2004)
https://bagasputra.web.ugm.ac.id/2018/02/01/laporan-praktikum-kisi-difraksi/
#:~:text=Landasan%20teori%3A,garis%20tersebut%20berfungsi%20sebagai%20celah

Dasar Teori
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya. Alat ini terdiri
dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat dengan cara
memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat gelas dengan mesin terukur berpresisi
tinggi. celah diantara goresan-goresan adalah transparan terhadap cahaya dan arena itu
bertindak sebagai celah-celah yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per
sentimeter. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Pembelokan
gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah disebut difraksi
gelombang (Anonim, 2012).
Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah
banyak. Jika seberkas sinar dilewatkan kisi difraksi akan terdifraksi dan dapat menghasilkan
suatu pola difraksi di layar. Jarak antara celah yang berurutan (d) disebut tetapan kisi. Jika
jumlah celah atau goresan tiap satuan panjang (cm) dinyatakan dengan N
maka : d = 1/N.
Menurut Soekarno, (1996: 150-155) dalam situs Firarizqy Candradari Agfa
mengatakan seberkas sinar tegak lurus kisi dan sebuah lensa konvergen digunakan untuk
mengumpulkan sinar-sinar tersebut ke titik P yang dikehendaki pada layar. Distribusi
intensitas yang diamati pada layar merupakan gabungan dari efek interferensi dan difraksi.
Setiap celah menghasilkan difraksi seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dan sinar-sinar
yang terdifraksi sebelumnya tersebut berinterferensi pada layar yang menghasilkan pola
akhir.
Suatu celah yang dikenai cahaya dari arah depan akan memproyeksikan bayangan terang
yang sebentuk dengan celah tersebut di belakangnya. Tetapi di samping itu, terbentuk juga
bayangan-bayangan terang yang lain dari celah tersebut di sebelah menyebelah bayangn
aslinya, dan yang semakin ke tepi, terangnya semakin merosot. Jadi seolah-olah sinar cahaya
yang lolos lawat celah itu ada yang dilenturkan atau didifraksikan kearah menyamping.
Gejala difraksi demikian tak lain ialah interferensi sinar-sinar gelmbang elektromagnetik
cahaya dari masing-masing bagian medan gelombang sebagai sumber gelombang cahaya
(Soedojo,2004).
Suparmona menjelaskan peristiwa pembelokan cahaya ke belakang penghalang disebut
peristiwa difraksi. Difraksi pertama kali diungkapkan oleh Fransesco Grimaldi (1618-1663),
walaupun Newton tidak menerima kebenaran teori tentang gelombang cahaya, sedangkan
Huygens tidak mempercayai difraksi ini walaupun dia yakin akan kebenaran teori gelombang
cahaya. Huygen berpendapat bahwa gelombang sekunder hanya efektif pada titik-titik
singgung dengan selubungnya saja, sehingga tidak memungkinkan terjadinya difraksi.
Kisi dapat dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis pararel yang sangat halus dan
teliti di atas pelat kaca. Jarak yang tidak tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi
sebagai celah. Transparansi fotografis dari kisi yang asli bisa digunakan sebagai kisi yang
murah. Kisi yang berisi 10.000 garis per sentimeter adalah umum saat ini dan sangat berguna
untuk pengukuran panjang gelombang dengan tepat. Kisi difraksi yang berisi celah-celah
disebut kisi transmisi. Berkas cahaya yang melalui setiap celah tanpa pembelokkan (θ=0
derajat) berinteferensi konstruktif untuk menghasilkan garis terang di tengah layar.
Inteferensi konstruktif juga dapat terjadi pada sudut θ sedemikian rupa sehingga berkas dari
celah yang bersisian menempun jarak ekstra sejauh selisih l=perkallian orde dengan panjang
gelombangnya, di mana m marupakan bilangan bulat.
Jika d adalah jarak antara celah, maka selisih l adalah perkalian jarak lebar antara celah
dengan sin θ = mD/λ adalah kriteria untuk mendapatkan maksimum terang di mana m = 0, 1,
2, dan seterusnya. Persamaan ini sama dengan situasi persamaan ganda, dan kembali m
disebut orde dari pola tersebut (Giancoli, 2001).
Cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan: m λ= d sin
θ atau d.Y/L = m λ
Di mana:
m = orde pola difraksi (0, 1, 2, ...)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan
θ = sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n

http://ari-irawan4.blogspot.com/2014/05/kisi-difraksi.html?m=1

AYUNAN SEDERHANA

DASAR TEORI

Ayunan sederhana adalah suatu sistam yang terdiri dari sebuah massa titik yang digantung
dengan tali tanpa massa dan tidak dapat mulur.jika ayunan ini ditarik ke samping dari posisi
setimbang, dan kemudian dilepaskan,maka massa m akan berayun dalam bidang vertikal ke
bawah pengaruh gravitasi.Gerak ini adalah gerak osilasi dan periodik. Untuk menghitung
periode ayunan :

T = periode (s)

l = panjang tali (m)

g = gravitasi (m/s2)
ƒ = frekuensi ( Hz )

Periode adalah waktu yang dibentuk untuk melakukan satu kali gerak bolak balik A-B-C-B-A
pada gambar.

g = 4π2l/T2

http://moesaimoet.blogspot.com/2011/04/laporan-percobaan-ayunan-sederhana.html?m=1

DASAR TEORI
Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran
benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Kita akan mempelajarinya satu
persatu.

 Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan:


Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam di
titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan
bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara
periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

 Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu gelombang.
Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjauh dari garis kesetimbangan
dalamgelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran fisika dan matematika -
geometrika.

 Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori
Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih
sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus. Sebagai contoh,
bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar
untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang
ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti
bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit buatan manusia. Beberapa teori
yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul karena adanya
partikel gravitron dalam setiap atom.
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:

Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang
menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua
massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik
tersebut.

F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut

G adalah konstanta gravitasi


m1 adalah besar massa titik pertama

m2 adalah besar massa titik kedua

r adalah jarak antara kedua massa titik, dan

g adalah percepatan gravitasi

Dalam sistem Internasional, F diukur dalam newton (N), m1 dan m2 dalam kilograms
(kg), r dalam meter (m), dsn konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat. Berat suatu benda
adalah hasil kali massa benda tersebut denganpercepatan gravitasi bumi. Persamaan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut: W = mg. W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah
massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari satu
tempat ke tempat lain.

 Periode
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode. Periode
ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda
dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai
bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.
http://ainiika.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-fisika-ayunan.html?m=1
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, Bagas P. (2018). “Laporan Kisi Difraksi”. Diakses dari


https://bagasputra.web.ugm.ac.id/2018/02/01/laporan-praktikum-kisi-difraksi/
#:~:text=Landasan%20teori%3A,garis%20tersebut%20berfungsi%20sebagai
%20celah, diakses pada 13 Maret 2023

Irawan, A. (2014). “Kisi Difraksi”. Diakses dari


http://ari-irawan4.blogspot.com/2014/05/kisi-difraksi.html?m=1, diakses pada
13 Maret 2023

Unknown. (2011). “Laporan Percobaan Ayunan Sederhana”. Diakses dari


http://ari-irawan4.blogspot.com/2014/05/kisi-difraksi.html?m=1, diakses pada
14 Maret 2023

Ikasakti, Nur A. (2012). “Laporan Pratikum Fisika Ayunan Sederhana”. Diakses


dari http://ainiika.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-fisika-ayunan.html?
m=1, diakses pada 14 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai