menjelaskan sifat-sifat cahaya, dan bahkan sifat-sifat partikel secara umum. Teori ini pertama kali
dijelaskan oleh Albert Einstein pada awal abad 20, berdasarkan dari karya tulisnya tentang efek
fotolistrik, dan hasil penelitian Planck. Einstein menunjukkan bahwa energi sebuah foton
sebanding dengan frekuensinya. Lebih umum lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua benda
mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai macam eksperimen dapat di lakukan untuk
membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah dilihat apabila sebuah objek mempunyai massa
yang besar.
Pada pada tahun 1924 eksperimen oleh Louis de Broglie menunjukan elektron juga mempunyai
sifat dualitas partikel- gelombang. Einstein mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1921 atas
karyanya tentang dualitas partikel-gelombang pada foton, dan de Broglie mengikuti jejaknya pada
tahun 1929 untuk partikel-partikel yang lain.
Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang
400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).
Rumus kecepatan-cahaya
v = f,
Dimana adalah panjang gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kecepatan cahaya. Kalau cahaya
bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi
c = f,
di mana c adalah laju cahaya. Kita boleh menerangkan v sebagai
di mana n adalah konstan (indeks biasan) yang mana adalah sifat material yang dilalui oleh
cahaya.
Menurut teori kuantum, cahaya menyebar dari sumbernya sebagai sederetan konsentrasi energi
yang terlokalisasi, masing-masing cukup kecil, sehingga dapat diserap oleh sebuah elektron.
Seseorang bisa melihat dengan terang disekelilingnya dengan melalui reseptor mata. Reseptor
yansebenarnya terletak pada retina. Dimana retina merupakan lapisan paling dalam pada mata
(indera penglihatan). Pada retina ditemukan sel-sel saraf penglihatan yang peka terhadap cahaya.
Di dalam retina didapati adanya basiles (rods) dan cones, yang masing-masing mempunyai fungsi
sendiri-sendiri. Basiles atau rods berfungsi untuk membedakan gelap terangnya yang dilihat,
sedangkan cones berfungsi membedakan warna yang dilihatnya. Bila seseorang melihat sesuatu
objek maka stimulus yang mengenai mata bukanlah objeknya secara langsung, tetapi sinar yang
dipantulkan oleh objek tersebut yang bekerja sebagai stimulus yang mengenai mata. Sinar yang
mengenai mata mempunyai sifat gelombang, ada yang bergelombang pendek dan ada juga yang
bergelombang panjang. Disamping itu, sinar juga mempunyai sifat kekuatan atau intensitas
gelombang yang bermacam-macam. Perbedaan dalam soal intensitas akan membawa perbedaan
dalam soal terang tidaknya sinar yang diterima. Perbedaan panjang pendeknya gelombang akan
membawa perbedaan dalam warna yang dilihat.
Bila seseorang melihat suatu benda, maka dari benda itu dapat dilihat bentuknya, jaraknya dan
warnanya. Jika kita ingin melihat detail suatu objek, kita biasanya menggerakkan mata sehingga
bayangan itu terproyeksi di tengah retina, ke daerah yang dinamakan fovea. Di fovea, reseptor
sangat banyak jumlahnya dan tersusun rapat. Dengan demikian tidak mengejutkan bahwa fovea
merupakan daerah di mata yang paling baik untuk melihat detail. Mengingat bahwa cahaya yang
dipantulkan dari suatu objek kontak dengan sel reseptor, dan bagaimana reseptor menstransduksi
cahaya menjadi impuls listrik. Sel batang dan sel kerucut mengandung zat kimia yang dinamakan
fotoreseptor, yang mengabsorpsi cahaya. Absorpsi cahaya adalah fotoreseptor memulai proses
yang menghasilkan impuls saraf. Jika langkah transduksi ini selesai, impuls listrik harus menuju ke
otak melalui neuron penghubung.
b. Lampu
Lampu adalah suatu alat yang dapat memproduksi cahaya.. Kata lampu dapat juga berarti bola
lampu. Lampu terdiri dari bermacam-macam diantaranya lampu api ; (lampu minyak, lampu
kerosene, lampu davy,limelight, lampu gas) dan lampu listrik ; (lampu pijar, lampu neon, lampu
arc) (www.wikipedia.org). Selain itu ada pula lampu bunga api raksa tekanan rendah. Lampu ini
merupakan lampu yang mengandung hanya satu isotop raksa, dapat diperoleh dari United States
Nasional Bureau of Standards. Pada lampu ini, jika arus yang melalui lampu ini diperkuat, maka
suhu akan naik sekali dan tekanan uap raksa akan bertambah sampai 50-100 atm. Lampu seperti
ini memerlukan pendinginan dengan air, dan bila dioperasikan merupakan sumber cahaya putih
yang kuat sekali. Selain itu terdapat pula lampu natrium. Lampu ini kadang-kadang dipakai untuk
penerangan jalan karena hemat dan membuat penglihatan sangat jelas berhubung tidak terjadinya
khromatik mata, seperti akan terjadi bila untuk penerangan dipakai cahaya yang hamper
monokhromatik seluruhnya. Kemudian seiring perkembangan tekhnik penerangan yang sangat
penting adalah penggunaan lampu fluoresen. Lampu ini berupa tabung gelas yang berisi argon dan
setetes kecil air raksa. Lampu ini dapat dibuat memberikan cahaya warna yang diinginkan,
bergantung pada sifat fosfornya. (Sears dan Marx W. Zemansky, 1987).
c. Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih).
Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru
memiliki panjang gelombang 460 nanometer.
Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780
nanometer.
Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna
primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya
pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna
magenta.
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen
yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan
proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.
Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya.
Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi
dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan
sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya
putih bukanlah warna).
Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna.
Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan
proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam
bentuk pigmen.
Pengelompokan warna
Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata
lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga
komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa
didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna
primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna
dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan
hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.
Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna
mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna
panas mengesankan jarak yang dekat.
Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna
mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna
sejuk mengesankan jarak yang jauh.
Warna tersebut berasosiasi dengan dimensi fisik dari panjang gelombang sedemikian rupa,
sehingga termungkinkan upaya menetapkan panjang dari gelombang yang menimbulkan
pengalaman psikologis dari warna. Gelombang-gelombang pada ujung- panjang sebuah spektrumdi
dalam daerah 700 nm, menimbulkan warna merah.Pada ujung- pendek, kurang lebih 400 nm,
warna yang muncul adalah lembayung atau violet. Biru terletak kurang lebih pada 470 nm,
sedangkan warna kuning pada 580 nm.
d. Lampu berwarna
Suatu alat yang dapat memproduksi cahaya, dengan disertai efek warna yang dimiliki.
Dalam eksperimen ini lampu yang di gunakan adalah lampu yang mempunyai warna merah, kuning,
hijau, ungu, biru, jingga, dan nila
III. HIPOTESIS
Ada perbedaan antara kelompok control yang tidak mendapatkan perlakuan dengan kelompok
eksperimen yang mendapatkan perlakuan berupa cahaya lampu berwarna terhadap kecepatan
reaksi dengan eksperimen Reaction Time pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
IV. VARIABEL PENELITIAN
A. Independen Variabel : Cahaya Lampu Berwarna
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elektro-magnetik yang bisa dilihat dengan
indera penglihatan. Berdasarkan Teori Partikel -Isaac Newton menyatakan dalam Hypothesis of
Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua
arah dari sumbernya. Sedangkan lampu berwarna adalah suatu alat yang dapat memproduksi
cahaya berwarna. Sehingga cahaya lampu berwarna merupakan sejenis energi berbentuk
elektromagnetik pada suatu alat yang dapat memproduksi cahaya berwarna yang dapat dilihat
dengan indera penglihatan.
B. Dependen Variabel : Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah jumlah stimulus yang di indera yang berlangsung per unit waktu.
kecepatan/ angka reaksi ini merupakan satu ukutan belajar yang penting artinya dalam
pengkondisian operan. Stimulus yang diindera itu oleh individu di organisasikan, kemudian
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu.
C. Definisi Oprasional :
1. Kecepatan Reaksi :
Kecepatan adalah perubahan per unit waktu dalam sebarang fungsi. Jadi kecepatan reaksi adalah
jumlah stimulus yang di indera yang berlangsung per unit waktu. kecepatan/ angka reaksi ini
merupakan satu ukutan belajar yang penting artinya dalam pengkondisian operan. Stimulus yang
diindera itu oleh individu di organisasikan, kemudian diinterpretasikan, sehingga individu
menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu.
Dalalam eksperimen ini, peneliti dapat menguji kemampuan kecepatan reaksi seseorang jika
dihadapkan pada stimulus cahaya. Dengan alat ini, kemampuan kecepatan reaksi seseorang akan
diukur dalam eksperimen Reaction Time dengan distraksi lampu berwarna merah dan hijau.
2. Cahaya Lampu berwarna :
Kadar (Intensitas) energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat dengan mata
yang dihasilkan dari suatu alat yang dapat memproduksi cahaya berwarna. Dalam eksperimen ini,
lampu yang digunakan sebagai alat distraksi adalah lampu bohlam berwarna merah, kuning, hijau,
ungu, biru, jingga, dan nila 10 watt. Lampu bohlam merupakan salah satu lampu listrik. Dimana
cahaya yang dihasilkan berupa cahaya yang berwarna merah, kuning, hijau, ungu, biru, jingga,
dan nila. Distraksi penerangan lampu (baik ada atau tidaknya cahaya lampu) dalam percobaan ini
diberikan pada saat individu memulai eksperimennya dalam penggunaan alat Reaction Time.
D. Control Variabel :
1. Testee adalah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Usia testee (OP) 17-25 tahun.
3. Jenis kelamin (OP) laki-laki dan perempuan.
4. OP dalam keadaan sehat, tidak mengalami gangguan penglihatan,
pendengaran, dan motorik
5. OP belum pernah melakukan eksperimen yang sama.
6. Treatment diberikan dalam ruangan individual (tertutup). Hal ini dimaksudkan untuk
OP
Nama Sex
Liza
P
Lukman L
Sabiq
L
Uli
P
Depi
L
Contol Group
Umur 1
2
3
4
5
19
0.46 0.25 0.24
0.26 0.30
19
0.59 0.32 1.06
0.72 0.35
22
0.31 0.39 0.22
0.22 0.22
19
0.62 0.35 0.32
0.32
0.39
22
0.43 0.50 0.59
2.42
0.56
2. Dengan Perlakuan
No
OP
Nama
Sex Umur
1 Firdauz
L
22
2 Herwanto L
23
3 Tri sulistio L
18
4 Dicky
L
20
5 Erik
L
19
1
1.97
0.43
1.50
4.58
0.28
Eksperimental Group
2
3
4
0.65 0.54
0.59
3.34 0.13
0.58
0.43 0.59
0.29
1.02 8.50 10.69
0.50 0.28
0.28
5
1.70
3.47
0.29
1.41
0.32
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bemm, D.J., (1998). Pengantar Psikologi Edisi ke
sebelas jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Chaplin, J.P., Terjemahan Kartini Kartono. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Beiser, Arthur. Alih bahasa : DR. The Houw Liang. 1992. Konsep Fisika Modern,Edisi Keempat.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: Preenhalindo
Sobur, Alex, Drs. M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Wilardjo, Like. 1997. Kamus Istilah Fisika Indonesia-Inggris. Jakarta : PT Grasindo
www. Wikipedia Indonesia. Com
Zemansky W. Mark and Sears. 1987. Fisika untuk Universitas 3, Optika dan Fisika Modern. Jakarta
& New York : Ikatan Penerbit Indonesia
Nomor Eksperimen : 4
Tanggal Eksperimen : 8 Mei 2008
Waktu Eksperimen : 09.30 11.10 WIB
Tempat Eksperimen : Laboratorium Individual
Observasi Subyek : Berkeringat, mata lurus ke depan pada alat.
Interpretasi : Serius.
10. Nama eksperimenter : Purna Listianto
Nomor Mahasiswa : 06710026
Nama Subyek : Erick
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 Tahun
Pendidikan : Mahasiswa
Nama Eksperimen : Reaction Time
Nomor Eksperimen : 4
Tanggal Eksperimen : 8 Mei 2008
Waktu Eksperimen : 09.30 11.10 WIB
Tempat Eksperimen : Laboratorium Individual
Observasi Subyek : Senyum-senyum, duduk dengan badan bersandar di kursi
Interpretasi : Santai tapi serius.
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
iklan
123
selamat datang
salam damai teman-teman semua. Selamat menikmati suguhan kami. Sedikit ilmu
yang kami persembahkan untuk anda sekalian.
2008 (2)
o Juni (2)
Journal Psikologi Eksperimen 4
Journal psikologi eksperimen
Arsip Blog
Mengenai Saya
Ferdiyansyah Taharani
Lihat profil lengkapku
http://jurnalpsiuin.blogspot.com/2008/06/journal-psikologi-eksperimen-4.html